Hanya Kamu Hidupku - Bab 551 Sumi, Kamu Gila Ya!

Mata Pani langsung membesar, Dia masih belum sadar sepenuhnya selama beberapa detik, Kemudian dia menarik napas dan meraung "Sumi, kamu gila ya!"

Bibir tipis Sumi berkedut "Kagetin kamu ya?"

"Sakit ya kamu!" Pani meraih bantal dan melemparkan ke arahnya.

Sumi menangkap bantal, malah memeluk bantal itu dan menatap Pani dengan tatapan tak bersalah.

Pani kesal sampai hampir pingsan, Dia meletakkan satu tangan di arah jantungnya yang berdetak kencang dan menatap mata Sumi, berkata "Sumi, kamu tengah malam tidak tidur, kamu mau ngapain berdiri di samping tempat tidur? Katakan yang sebenarnya, apakah kamu itu sengaja!

Kamu memaksakan diri tinggal sekamar denganku hanya untuk menakutiku sampai mati di tengah malam, benar? "

"......" Sumi menatap Pani, membungkuk untuk meletakkan bantal di ujung tempat tidur dengan rapi, duduk di tempat tidur dan menatap Pani "Aku tidak bisa tidur."

Kenapa?

Masih terasa sangat tidak nyaman!

Pani menarik napas panjang, meraih bantal dan memukul ke arah badan Sumi "Sakit jiwa, gila!"

Sumi hanya mengerutkan kening dan terpaksa menerima tanpa melawan.

Pani butuh waktu lama untuk tenang, Dia duduk di tempat tidur menatap Sumi dan berkata "Apa yang kamu inginkan sebenarnya? Bisa tidak biarkan aku tidur tanpa diganggu?"

"Aku tidak mau ngapa-ngapain kok." Sumi menatap Pani, seperti magnet, menempel padanya dengan erat dan berbisik.

"Apa yang kamu inginkan, apa yang kamu inginkan?" Pani mulai histeris!

Sumi mengerutkan bibirnya dan berkata "Kamu tidur saja, aku hanya suka melihat kamu tidur."

Masih mau lihat?

Mata Pani hampir copot keluar "Sialan, apakah kamu mau membalas dendam padaku dengan cara yang tidak normal ini?"

"Jangan mengumpat!" Sumi mengernyitkan alisnya "Seorang wanita baik-baik, kamu jangan suka mengucapkan kata-kata kotor dan tidak pantas!"

"Persetan!" Pani sengaja mengumpat lagi.

Sumi, “…………”

Pani melihat bahwa wajah Sumi sudah berubah dan suasana hatinya sudah mulai sedikit stabil.

Dia menyipit dan berkata "Ada dua pilihan untukmu, kamu keluar dari ruangan ini atau pergi ke sofa sana, Jangan berdiri di samping tempat tidur menakuti orang seperti hantu!"

Sumi menatap Pani, bibir tipis Pani meregang ringan "Pani, cepat atau lambat aku akan jahit mulut kamu!"

Pani memandangnya "Kamu selalu mengancam, apa kamu tidak capek, aku saja sudah sangat capek! Kalau kamu memang mampu, jahit saja sekarang! Aku malah tidak yakin, kamu dapat melakukan hal yang" tidak manusiawi "begitu, karena kamu adalah seorang pengacara, Ah, apa yang kamu lakukan ….... "

Sebelum Pani selesai berbicara, tiba-tiba Sumi sudah menerjang ke arah tubuhnya.

Pani berusaha menghindar, menyusutkan bahunya dan mundur menyusut ke belakang, Wajahnya langsung pucat dan tubuhnya bergetar.

Melihat ini, Sumi mencibir dingin di dalam hatinya.

Ibarat harimau kertas, dari luar terlihat kuat, tapi sesungguhnya dalamnya kosong, wanita ini benar-benar yang terbaik di antara semua harimau kertas!

"Su…..Sumi, kamu jangan macam-macam ya…..." Pani menatapnya.

"Macam-macam apa?"

Sumi mendesak Pani sampai ke ujung tempat tidur dan meletakkan kedua tangannya di tubuh Pani untuk mencegahnya jatuh. Matanya jernih dan lembab, menatap wajahnya Pani yang masih terlihat bingung "Bukankah kamu tadi marah-marah? Ada apa? Sekarang jadi nurut?”

Pani "……..."

"Apa yang kamu katakan padaku barusan? Mau aku menjahit mulutmu, kan?" Ketika Sumi berbicara, dia melihat bibir Pani yang indah itu dan berkata dengan perlahan.

"......" Pani merasa tersedak lehernya dan ingin mengatakan bahwa dia tidak ada maksud untuk mengatakan itu, tapi dia terlalu malu untuk mengatakannya.

Sumi menatap bibir Pani, tiba-tiba melepaskan tangannya untuk memegang dagu Pani, mengangkat kepalanya dan "menjahitnya".

Pani terbelalak.

"Kamu benar, daripada mengatakan begitu banyak ancaman kepadamu, lebih baik aku lakukan sesuatu yang nyata yaitu "menjahit "mulutmu.” Suara serak Sumi perlahan keluar dari bibirnya.

Segera, punggung Pani dipeluk kuat, kekuatan dan kedalaman ciumannya tiba-tiba meningkat dan semakin dalam.

Pani mengerjapkan bulu matanya dalam kebingungan, satu tangannya menempel ke bahu Sumi,

"Kamu..."

Sumi melonggarkan pegangan dagu Pani, memeluk pinggangnya, langsung mengangkat seluruh tubuhnya, dan kemudian mendudukan Pani di pangkuannya.

Pani merasa seperti dikelilingi oleh api, membakar akal sehatnya.

Padahal Pani jelas-jelas menentang, juga tidak berdaya dan merasa takut.

Namun, badannya jadi lumpuh dan merasa aneh, dan Pani tidak punya kekuatan untuk menghentikan Sumi melanjutkan.

"Pani, aku sangat….sangat merindukanmu……"

Sumi memeluk Pani dengan erat, seolah-olah menjepit lengannya ke punggungnya.

Sumi tidak merasa lelah, tidak puas, berulang-ulang kali mencicipi, seolah-olah sedang menikamti hal-hal dunia yang menurutnya paling enak, hal-hal yang paling membuatnya ketagihan.

“Pani, kita jangan berpisah lagi, oke? Kamu harus janji padaku, tidak akan meninggalkanku lagi.” Sumi bergumam di antara bibir Pani.

Mata Pani ditutupi dengan lapisan kabut air yang kabur, menatap wajah Sumi yang terlihat memeras dan memohon, tetapi pikiran masa lalu sedikit demi sedikit kembali ke dalam pikirannya.

Beberapa bulan yang lalu, di Club Bintang, Sumi juga memeluknya seperti ini, dan berkata berulang-ulang bahwa dia sangat mencintainya, merindukannya, dan tidak bisa meninggalkannya!

Sumi bilang dia merasa kesakitan, dia tidak bisa hidup tanpanya, selama Pani bisa kembali padanya, dia bisa menyerahkan semua yang dia miliki, dia sangat menginginkannya!

Tidak seperti waktu itu, Sumi dalam keadaan sangat sadar sekarang.

Dan waktu itu dia sedang mabuk berat!

Tapi bukankah banyak orang yang mengatakan bahwa "Orang yang mabuk selalu mengatakan yang sebenarnya?”

Jadi, Pani mempercayainya.

Karena Pani juga sangat merindukannya dan tidak bisa melupakannya dalam empat tahun terakhir ini, Pani masih sangat mencintainya…..

Pani sengaja membiarkan Sumi menggunakan semua kekuatannya pada dirinya, membiarkan dia kesakitan, tapi Pani tetap saja memeluknya dengan erat dan menerima semua yang Sumi lakukan padanya. Ketika saat itu tiba, Pani merasa senang dan puas!

Dan akhirnya?

Tetapi pada akhirnya?

Sumi malah membisikkan nama wanita lain di telinganya…..

Pani seperti tersambar petir, sangat ironis, dan sarkastik!

Apa itu? Pani dianggap sebagai lelucon!

Martabatnya, keberaniannya, kegigihannya selama empat tahun, semua berubah menjadi lelucon, semuanya diinjak di bawah kakinya Sumi, hancur menjadi debu.

Ada yang mengatakan bahwa cinta berarti menggambarkan sikap rendah hati seseorang, di depan orang yang dicintainya, akan tampak sangat rendah hati, merasa pasangan baik-baik saja, begitu sempurna.

Sebenarnya tidak seperti itu.

Ketika cinta bersemi, itu hanya akan menghasilkan rasa malu dan terhina saja!

Pani membenci dirinya sendiri pada saat ini, kenapa begitu lemah dan murahan, hanya Tuhan dan dia yang tahu!

Tetapi cobaan hidup tidak hanya terjadi sekali saja dalam hidup.

Ketika Pani berjalan keluar dari ruangan VIP pribadi dengan rasa sakit di hatinya, dia melihat wanita yang Sumi bisikan namanya di telinganya pada saat terakhir telah menunggu di luar!

Dia menunggu di luar!

Pani berharap dia mati saja pada saat itu!

Orang mati tidak bisa merasakan apa-apa lagi!

"Pani, aku mencintaimu..."

Sumi menciumnya dari sudut mulutnya ke telinganya, suaranya terasa serak.

Sementara itu.

Pani merasakan tangannya Sumi sudah masuk melalui kerah bajunya yang lebar.

Pani merasakan dingin di sekujur tubuhnya, matanya menjadi jernih dan dingin "Sumi, aku tidak seperti Ellen, aku tidak punya keluarga yang mendukung di belakangku, dan tidak ada bekingan yang kuat, maka dari itu kamu dapat bully aku sesuka hatimu dan mempermainkanku. Karena apa pun yang kamu lakukan padaku, tidak ada yang akan membelaku, Aku bahkan tidak bisa menemukan tempat untuk menangis. "

Sumi langsung membeku.

"Karena kamu sudah berencana untuk mengendalikanku sesuka hatimu tanpa memperdulikan perasaanku, mengapa kamu masih mau membuat perjanjian ini denganku? Lebih baik kamu menganggapku sebagai mayat hidup yang sedang berjalan tanpa jiwa dan pikiran, Bukankah itu lebih baik?"

Pani mengatakannya dengan dengan perlahan dan tenang.

Tapi kata demi kata masuk ke dalam hati Sumi, seolah-olah hatinya dibungkus lapisan puing es!

"Masih mau lanjut? Kalau tidak mau lagi, aku mau istirahat," kata Pani.

Sumi tidak mengatakan apa-apa, Dia berdiri, berbalik dan meninggalkan ruangan.

Pani mengangkat kelopak matanya dan duduk diam selama beberapa saat. Dia menopang pinggangnya untuk berbaring di tempat tidur lagi dan menutup matanya.

Hanya saja tetesan air mata yang jernih, perlahan keluar dari sudut matanya.

……

Tidak terasa, Pani sudah satu minggu pindah dari tempat Riki.

Dalam waktu seminggu ini, Riki tidak mencarinya, dan Pani juga tidak mengambil inisiatif untuk menghubungi Riki.

Pani juga tahu bahwa Sumi tidak benar-benar membutuhkan seorang penerjemah pribadi ketika dia datang kepadanya waktu itu.

Karena dalam waktu seminggu ini, Sumi tidak pernah memintanya melakukan pekerjaan penerjemahan!

Tapi Jamet terus menerus meneleponnya untuk mengetahui perkembangan pekerjaannya.

Tampaknya atasan memberi banyak tekanan pada Jamet, makanya Jamet takut kalau Pani tidak mampu menyelesaikan tugas dengan baik, jadi Jamet mengikuti perkembangan pekerjaan dengan cermat.

Ethan dan Bobo sudah kembali ke Kota Tong tiga hari yang lalu.

Samir mengatakan bahwa dia sedang cuti, jadi dia tinggal lebih lama di Kota Yu selama tiga hari lagi, dan meninggalkan Kota Yu dengan penerbangan sore.

Siang hari, mereka bertiga makan siang bersama.

Sumi dan Pani mengantar Samir ke bandara.

Sebelum boarding.

Samir meraih tangan Pani dan berkata "Pani, kapan kamu kembali ke Kota Tong dengan Sumi? Kita semua ada di Kota Tong, ngapain lama-lama di sini?"

Pani menggerakkan alisnya dan tertawa, Dia mengambil tangannya kembali dari pegangan tangan Samir, menepuk lengannya dan berkata "Tentu saja karena aku ada urusan disini, Kakak kelima, sekarang teknologi sudah sangat maju dan transportasi juga sudah sangat nyaman. Jika kamu benar-benar merindukanku, kamu bisa datang ke kota Yu kapan saja untuk melihatku. "

"Baiklah, Samir menunjuk ke dahi Pani, sambil menggelengkan kepalanya dan berkata," kamu ini ya, anakmu sudah mau lahir dalam beberapa bulan kedepan, apa kamu mau membiarkan anak itu dilahirkan di kota lain? Kembalilah segera. Kamu sudah ada anak, kamu dan Sumi harus segera meresmikan hubungan kalian, jangan biarkan anak itu menjadi anak yang lahir diluar nikah! "

Wajah Pani sempat kaku untuk sesaat, dan dia hanya tertawa dan tidak berbicara.

Sebaliknya, Sumi malah berkata "Jangan khawatir, kita akan kembali ke Kota Tong sebelum bayinya lahir."

"Baguslah kalau begitu." Samir menepuk badan Sumi. "Aku sudah mau naik pesawat, Aku pergi dulu."

"Baiklah."

"Kakak kelima, selamat jalan." Pani berkata dengan manis.

Samir menatap Pani dan tertawa, melambaikan tangan dan meninggalkan mereka.

Sumi dan Pani menyaksikan kepergian Samir, kemudian mereka saling memandang.

Sumi mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Pani, menatap wajahnya dan berkata "Merasa enggan ya?"

Pani menatapnya.

Nomal saja kalau merasa enggan!

Karena Pani takut, mungkin tidak memiliki kesempatan untuk ketemu lagi!

Tetapi dalam situasi seperti ini, bagaimana caranya Pani menjelaskan kepada Sumi.

Pani hanya menarik napas panjang dan berkata "Ayo kita pergi."

Sumi mengangguk dan menggandeng tangan Pani berjalan ke pintu keluar bandara.

Ketika mereka berjalan keluar dari bandara, sesosok orang yang berbadan ramping sambil menyeret kopernya berjalan perlahan keluar dari aula bandara.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu