Hanya Kamu Hidupku - Bab 132 Pria Yang Menyukai Ellen

William menjilat bibirnya, tatapan dinginnya menjadi semakin mendalam.

Vima dan Venus melihat Ellen dan William masuk ke dalam elevator turun ke lantai bawah, kemudian melihat mereka berdua berjalaan keluar dari aula rumah sakit.

Setelah Ellen dan William jalan keluar dari aula, Venus menoleh ke Vima dan menyadari dia masih menatap ke arah Ellen dan William berjalan keluar tadi, tetapi alisnya yang cantik malah menjadi mengerut, "mama, kamu kenapa hari ini?"

Mendengar kata-kata Venus, mata Vima yang sedang menatap ke luar aula rumah sakit menunduk ke bawah, kemudian dia menjawab dengan nada suara lembut, "Kamu merasa Ellen bagaimana?"

"?" Venus menatap ke Vima dengan tatapan tidak mengerti.

Vima menatap ke mata Venus, "Bintang menyukai Ellen, kalau Ellen berpacaran dengan Bintang.........."

"Aku tidak setuju!" Venus tiba-tiba meninggikan suaranya.

Melihat reaksi Venus, ekspresi Vima tidak mengalami perubahan yang besar, "Mengapa? Apakah Ellen tidak baik? Dia sangat cantik, aktif, pengertian, selain itu juga sangat sopan"

Venus langsung melepaskan pegangannya di lengan Vima dan menatapnya dengan wajah tidak percaya.

Bagaimana dia bisa mengucapkan begitu banyak kelebihan Ellen dalam satu kalimat?!

Mereka baru pernah bertemu 2x, mengapa Vima bisa tahu Ellen itu pengertian?

"mama, kamu benar-benar sangat aneh hari ini" Nada suara Venus membawa sedikit kemarahan.

Sementara Vima hanya tersenyum, dia memegang lengan Venus dan berkata, "Sudah, mama sangat senang kamu bisa menemani mama datang melakukan pemeriksaan hari ini. Bukannya kamu berkata ada janjian makan siang dengan teman tadi? Waktu sudah telat, cepat pergi"

Venus menatap ke Vima dan melamun sejenak sebelum berkata dengan nada suara tidak ikhlas, "kamu bagaimana?"

"Aku?" Vima tertawa dengan lembut dan berjalan ke arah elevator sambil menarik lengan Venus, "Aku mau pulang rumah, ayahmu sudah terbiasa makan masakan aku, aku harus pulang memasak untuknya"

Mendengar kata-kata Vima Wen, ekspresi Venus baru menjadi agak lega, dia memegang Vima kembali, "mama, kamu terus memanjakan ayahku, kesehatan kamu tidak baik, aku tidak melihat ayahku menjaga kamu"

"Itu karena kamu tidak melihat" Tatapan Vima terlihat agak dalam, "Ayahmu sangat baik kepadaku. Tanpa ayahmu, mungkin aku sudah tidak berada di dunia ini lagi"

Venus tertawa, "kamu ingin berkata tentang masalah ayahku menyelamati kamu lagi?"

Vima hanya menepuk lengan Venus tanpa berkata apa pun.

Masalah itu sudah merupakan masalah yang sering di bahas, melihat Vima diam saja, Venus juga tidak berkata apa lagi.

Mereka berdua sama-sama keluar dari rumah sakit, Venus Roni pergi menjumpai temannya dengan taksi, sementara Vima masuk ke dalam mobil yang mereka naiki waktu datang ke rumah sakit, setelah masuk ke bagian belakang, Vima berkata kepada supir, "Pergi ke Jalan Yuhua"

Jalan Yuhua adalah tempat praktek ahli herbal yang dikatakan Vima tadi.

..........

Paviliun Mingyue

Setelah tiba di Paviliun Mingyue, Venus mengeluarkan ponselnya dan menelpon ke seseorang sebelum masuk ke dalam.

"Venus, apakah kamu sudah tiba?"

Dalam waktu cepat, telpon pun terhubung dan sebuah suara gadis yang lembut berdering.

"Kak Rosa, aku sudah sampai. Apakah kamu sudah sampai?" Venus bertanya.

"Kira-kira 5 menit lagi" Rosa menjawab melalui telpon.

"Baik, kalau begitu aku tunggu kamu di depan gerbang pintu saja, kita masuk ke dalam sama-sama" Venus berkata.

"Baik"

Venus mematikan telpon, sebuah Maserati berwarna merah pun berhenti di hadapannya.

Venus Roni menyipitkan matanya dan melihat seorang gadis muda yang memakai jaket kulit berwarna hitam dengan dalaman berwarna hitam turun ke dari mobil.

Gadis itu memberikan kunci mobilnya kepada petugas yang bertanggung jawab mencari parkiran untuk pelanggan Paviliun Mingyue .

Gadis itu memiliki panjang rambut sebahu, tetapi jelas rambutnya adalah rambut palsu.

Wajah gadis itu memiliki make up yang tebal, eyeliner dia ditarik dari sudut mata ke atas, kelopak matanya diwarnai dengan bayangan berwarna neon terang yang sangat menarik perhatian, warna bibirnya adalah ungu merah yang kuno....

Yang penting, make up nya terlihat sangat terang dan menarik perhatian.

Venus merasa membantah secara refleks dengan wanita yang memiliki riasan tebal seperti ini, akhirnya dia pun mengerutkan alisnya secara refleks setelah melihat gadis itu.

Tidak tahu karena tidak menyukai dengan dandanan Venus yang terlihat seperti gadis manja, atau karena gadis itu melihat ketidaksukaan Venus kepadanya, gadis itu melirik ke Venus dan memasang ekspresi jijik, posisi mereka berdua sekarang masing-masing berdiri di pinggir pintu masuk Paviliun Mingyue, mereka terlihat seperti nona yang menyambut tamu.

Gadis itu mengeluarkan ponselnya dari saku jaket dan menelpon ke seseorang.

Setelah beberapa detik, Venus mendengar suara gadis itu yang terang dan jernih.

"Kak Rosa, apakah kamu sudah sampai?"

Kak Rosa?

Wajah Venus bergemetaran, dia menatap ke gadis itu dengan tatapan aneh.

"Sudah mau sampai ya, baik, kalau begitu aku tunggu kamu di gerbang pintu"

Gadis itu mematikan telpon dan menyimpan ponselnya ke dalam saku, tatapannya melihat ke Venus yang sedang menatapnya dari waktu ke waktu.

Menjilat bibirnya, gadis itu menoleh ke Venus dengan tatapan tidak mengerti dan sedikit perasaan sombong.

Merasa tidak enak, Venus mengerutkan alisnya dan menarik kembali tatapannya.

Apakah Kak Rosa juga mengajak orang lain?

Sebenarnya mengajak orang lain juga bukan masalah luar biasa, hanya saja Venus tidak begitu menyukai gadis seperti ini, makan bersama orang yang dia tidak suka terlalu merusak suasana!

Dalam waktu sejenak, Rosa pun telah tiba.

Rosa turun dari mobil dan memberikan kuncinya kjepada petugas, kemudian dia menatap ke Venus dan gadis yang berdiri di pinggir pintu masuk dengan senyuman, "Tadi agak macet, jadi telat beberapa menit. Vania, Venus, kita masuk saja"

Meskipun telah mengetahui Vania juga diajak oleh Rosa untuk makan bersama, Venus tetap tidak bisa menerima setelah mendengar konfirmasi dari mulut Rosa.

Venus menjilat bibirnya dan berkata, "Kak Rosa, apakah dia juga merupakan temanmu?"

Vania, "..............." Mengapa maksud Venus itu terdengar seperti Vania tidak berhak menjadi teman Rosa?

Vania tertawa dan memasukkan kedau tangannya ke dalam saku jaket sebelum menghampiri mereka dan melirik ke Rosa dengan tatapan sudut mata, "Kak Rosa, nona kaya ini siapa? Mengapa aku tidak pernah menjumpainya?"

Meskipun Venus itu memang nona kaya.

Tetapi mengapa maksud Vania itu seperti sedang mengejek Venus?

Venus mengigit bibir bagian bawahanya dan melirik ke Vania.

Vania menggembangkan mulutnya dengan wajah tidak peduli.

Rosa tidak mengerti dengan kondisi ini.

Setahu dia, seharusnya kali ini adalah pertemuan pertama mereka berdua, mengapa...... suasana bermusuahan begitu tebal?

Rosa melihat ke Venus dan Vania dengan tatapan aneh dan berkata, "Kalian sudah mengenal sebelumnya?"

"Tidak pernah!"

"Tidak!"

Venus dan Vania menjawab pada waktu bersamaan dengan nada suara jijik.

Rosa, ".............." Kalau begitu benar-benar aneh, dua orang yang tidak pernah bertemu sebelumnya, mengapa bisa bermusuhan pada pertemuan pertama kali?

Setelah berpikir, Rosa melihat ke Vania, "Vania, aku perkenalkan kepada kamu, dia adalh Venus "

Venus ?

Venus ..........

Mata Vania langsung membesar, dia melihat ke Rosa dan berkata dengan suara kecil, "Dia, dia itu Venus ?"

Rosa mengangguk kepadanya sambil menggerakkan alisnya.

Uhm.........

Vania memejamkan matanya dan menoleh ke samping dengan hidung mengerut, ekspresi frustrasi memenuhi seluruh wajahnya,

Wanita yang Vania tidak menyukai tanpa alasan pada saat bertemu dengannya untuk pertama kali adalah Venus yang Rosa pernah membahas dengannya, kakak saudara yang sangat akrab dengan Bintang Hamid!

Tuhan, apakah kamu sedang berckamu denganku?

Rosa melihat semua ekspresi Vania, tatapannya menggelap, setelah itu dia menoleh ke Venus, "Venus, ini adalah Vania Dilsen, Nona keempat keluarga Dilsen"

Nona keempat keluarga Dilsen?

Venus memasang ekspresi kaget, dia menoleh ke Vania, "Keluarga Dilsen yang merupakan salah satu keluarga tekuat dalam 4 keluarga itu?"

"Iya" Rosa mengangguk.

".........." Standar kecantikan putri orang kaya hanya begitu? Ekspresi Venus menjadi........... sangat dalam.

..........

Di dalam ruangan Paviliun Mingyue, mereka telah selesai memesan makanan dan minuman.

Dalam waktu beberapa saat pelayan pun mengantar minuman ke dalam ruangan.

Vania duduk di bagian luar, setelah pelayan masuk ke dalam ruangan, Vania langsung berdiri dan meletakkan minuman yang Venus pesan di depannya, "Kakak saudara, minuman kamu"

Apa?

Kakak saudara?

Apaan?

Venus menatap ke Vania dengan wajah gemetaran yang tidak bingung dan terkejut.

Wajah Vania terlihat merah, Venus tidak tahu apakah itu karena dia memakai bedak merah atau apa.

Melihat adegan ini, Rosa hanya senyum dan tidak berkata.

Pelayan meletakkan minuman Rosa dan Vania di atas meja sebelum meninggalkan ruangan.

"Kakak saudara, tadi di pintu masuk aku tidak mengenal kamu, kalau ada kesalahan, aku minta maaf ya" Vania tiba-tiba merendahkan sikapnya dan jelas terlihat mencoba untuk bersikap ramah kepada Venus.

Venus memiliki perasaan dirinya tidak berselera makan siang lagi.

Otak Nona Dilsen keempat ini tidak berpenyakit kan?

Jangan-jangan dia memiliki penyakit sembarang memanggil orang kakak saudara!

Melihat ekspresi Venus yang terkejut, Rosa akhirnya bersuara, "Venus, aku memberi tahu kamu sesuatu"

Venus melihat ke Rosa, "Apa?"

Rosa menjilat bibirnya dan melihat ke Vania.

Ujung alis Venus bergerak, dia melihat ke Vania dengan tatapan penuh ragu, Vania memegang kedua pipinya dan menatap ke Venus dengan wajah malu.

Pada detik itu Venus merasa bulu di seluruh tubuhnya langsung berdiri.

"Venus, sebenarnya Vania mengenal adik saudara kamu, Bintang Hamid" Rosa mulai berkata.

Mengenal Bintang?

Venus menatap ke Vania dengan perasaan terkejut secara diam-diam.

Vania langsung mengangguk kepadanya.

Venus, "..............."

Dia merasakan ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

Venus menatap ke bawah, cahaya di dalam matanya berputar dengan cepat.

"Vania sangat menyukai adik saudaramu" Rosa mulai berkata ke bagian inti.

Bulut mata Venus bergetar dengan kaut untuk beberapa kali, dia langsung menangkat kepalanya dan melihat ke Vania.

Telinga Vania langsung memerah, tetapi dia tetap bersikap sangat berani dan terus terang, "Kakak saudara, aku benar-benar sangat menyukai Bintang Hamid, aku berharap kamu bisa membantu aku"

Wajah Venus yang elegan mulai memucat tanpa alasan, dia hanya terus menatap ke Vania tanpa bersuara.

Vania menjilat bibirnya dengan malu dan melihat salah satu tangan Venus yang berada di atas meja, tatapanya bersinar dan dia langsung memegang tangan Venus.

Mata Venus membesar, tangannya yang dipegang oleh Vania pun bergetar beberapa saat.

Vania yang merasakan getaran tangan Venus mengira gerakannya membuat Venus terkejut, dia sibuk meminta maaf, "Kakak saudara, maaf ya, membuat kamu terkejut"

Menatap ke wajah Vania, di dalam hati Venus memiliki gelombang yang sedang bergerak naik turun.

Satu tangannya lagi memegang pahanya, kemudian dia berkata dengan nada suara tenang, "Setahu aku, Bintang telah memiliki orang yang dia suka"

Mendengar kata-kata Venus, Vania mengerutkan alisnya dan tatapannya diisi oleh frustrasi, "Aku tahu, dia menyukai Ellen!"

Venus menatap ke Vania, "Kamu termasuk tante nona Nie.... apakah tidak apa-apa?"

"Aku bisa buat apa? Aku sudah jatuh cinta kepada Bintang Hamid. Aku juga tidak menyukai pria yang menyukai Ellen, tetapi aku sudah jatuh cinta kepadanya. Aku harus mendapatkan orang yang aku suka!" Vania mengangkat kepalanya dengan tinggi hati dan berkata.

Melihat ekspresi Vania yang pantang menyerah, hati Venus tiba-tiba merasa panik.

Venus menelan air liurnya dan tidak lanjut membahas topik yang membuat pernapasannya sesak, dia menoleh ke Rosa dan memasang senyuman pucat yang agak pucat dengan terpaksa, "Berkata tentang nona Nie, aku bahkan bertemu dengannya di rumah sakit tadi, dia bersama........dengan Tuan Dilsen"

".........."

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu