Hanya Kamu Hidupku - Bab 198 Pasti Anak Ini Lagi Yang Membuat Masalah Ini Terbongkar

Dan malam ini, bagi keluarga Dilsen, ditakdirkan sebagai malam yang sulit untuk tidur.

Sekitar jam sebelas malam, rumah Dilsen masih terang.

Di ruang tamu, empat anak dari Gerald dan Louis dikarenakan sebuah telpon semua kembali ke rumah.

Saat ini, Hansen duduk di tengah, Mila merangkul Louis yang tiba-tiba terlihat tua dibanding biasanya duduk di depan Hansen, Demian dan William, Gerald dan Vania masing-masing duduk di sebelah kiri kanan Hansen.

"Louis, masalah sudah lewat sepuluh tahun lebih, sekarang anak sudah besar, ada beberapa hal, bisa direlakan ?"

Hansen buka mulut, dengan nada suara mendesah.

Louis menundukkan kepala, rautan wajah sedikit membengkak, pucat, "papa, kamu tidak usah membahas lagi, aku sudah putuskan, sampai sekarang aku baru mengerti, aku dan Gerald, bukan sejalur. Dikarenakan anak-anak sudah besar, telah memiliki pekerjaan dan pendapat sendiri, aku tidak perlu khawatir lagi, aku ingin hidup demi sendiri."

"Mama, kita beberapa belum semua berkeluarga, siapa bilang tidak perlu merepotkanmu lagi "

Mila sakit hati menggenggam lengan Louis yang kurus, tersedu berkata.

Louis tetap menundukkan kepalanya, " Masalah yang terjadi pada saat itu, selain Vania, kalian bersaudara, kakak beradik bertiga semua mengetahui, dan jelas apa yang terjadi. Aku sudah menahannya, dan juga dikarenakan pada saat itu Vania masih kecil, aku tidak tega membuatnya memiliki papa tidak mempunyai mama, dan sebaliknya. Vania sekarang sudah berumur hampir 21 tahun, aku bisa tenang.

"Mama, aku tidak mengerti, tiba-tiba kamu mengapa harus nekad bercerai dengan papa ? Tengah malam begini membuat sekeluarga menemanimu bermain, sekarang sudah mau subuh, kamu boleh tidak,,,, "

" Vania! "

Demian mengerutkan kening,marah dan melihat wajah Vania yang tidak sabar, " Perhatikan sopan santunmu ! "

"Kakak pertama, bukan aku tidak mau menghormati Mama, tapi kamu dengar, kita sekeluarga dari selesai makan sampai sekarang sudah hampir empat jam, Mama bersikeras mau bercerai dengan Papa, tanpa ada alasan, dan masih juga mengatakan hal-hal yang kurang aku mengerti. Apakah kalian tidak merasa Mama sangat aneh, tidak jelas ? " Vania menjawabnya dengan cemberut.

"Jika kamu tidak bisa menahan, sendiri naik ke lantai atas, tidak ada yang melarang." Mila tidak melihatnya, menjawab dengan dingin.

Vania, "Kakak kedua, kamu harus memusuhiku sampai kapan ? jangan-jangan hanya karena kemarin tidak sengaja mengungkit... "

" Vania, kamu kalau masih melanjutkan, kamu percaya tidak aku sekarang langsung merobek mulutmu ?! " Mila memandang Vania, pandangan tajam.

".... " Vania menggerakkan wajahnya, tidak mau kalah memandang Mila, tetapi akhirnya tidak berkata apapun.

Bagaimanapun sifat Mila yang "galak" sangat terkenal.

Kalau dia sungguh mengungkit, malam ini mereka berdua pasti akan berkelahi.

Mendengar ancaman dari Mila, Gerald mengerutkan kening melihat Mila.

Sudut mulut Mila bersenyum dingin, memalingkan pandangan.

"Ini adalah keputusan yang sudah aku pikir, tidak peduli kalian mengerti atau tidak, aku juga nekat. "

Pandangan Louis terlihat sedih, melihat arah Gerald, "Gerald, masalah cerai, aku pikir kamu tidak akan ada pendapat ya ? "

Bagaimanapun, dari 20 tahun yang lalu, Gerald sudah berulang kali membahas kata "bercerai".

Ketika, Dia sedang mengandung Vania, dia juga tanpa perasaan mengungkit beberapa kali,

Saat itu belum cerai, dikarenakan pertama adanya ayah mertua tidak menyetujui ; kedua adalah dia tidak setuju.

Dan alasan utama adalah, tidak tega meninggalkan beberapa anak.

Jadi dia menahan sampai sekarang.

"Sekarang kita sudah hampir tujuh puluh, mengapa harus bercerai ? tersebar keluar tidak takut menjadi bahan tawaan ? apakah kamu berpikir bercerai adalah permainan ? "

Gerald memandang Louis, dengan nada datar, tetapi terasa menahan sesuatu.

"Belum sampai tujuh puluh, kamu Gerald Dilsen apakah sudah pelupa ? Saat itu kamu demi perempuan itu menyuruhku untuk bercerai mengapa tidak takut ditertawai, mengapa tidak mengatakan hubungan nikah bukan permainan ? " suara Louis sangat tenang, tetapi mata yang memandang Gerald penuh dengan emosi dan sedih.

Perempuan ?

Vania terdiam sejenak, memandang ke arah Gerald.

Jangan-jangan.....

Merasakan pandangan aneh dari Vania, wajah Gerald mulai emosi, dengan tajam melihat Louis, "Masalah ini sudah lewat berapa lama, kamu sekarang mengungkitnya apakah ada arti ? kita sekarang dan saat itu bisa disamakan ? saat itu kita masih muda, cerai tidak berarti apapun, sekarang kita sudah hampir 70, kalau di keluarga biasa, orang luar palingan menjadikan bahan tawaan sementara, tetapi kita sebagai keluarga Dilsen, jika berita kita cerai tersebar keluar, kamu tahu akan mengangkat badai yang seberapa besar, terhadap perusahaan Dilsen, terhadap William dan juga nama baik Mila akan membawa pengaruh yang seberapa besar apakah kamu pernah berpikir ? Setiap ucapan selalu mengatakan demi anak, kamu menahan, tetapi sekarang mengapa, mengapa tidak menahan lagi ? ngomongan cantik semua orang juga bisa bilang. "

"Gerald, kamu mengucapkan kata-kata ini tidak merasa malu ? Kamu pertama kali mengungkit cerai, ketika William belum berumur 11 tahun, Mila dan Demian juga masih kecil, ketika saat itu kenapa kamu tidak memikirkan perasaan beberapa anak apakah karena kita bercerai akan merasakan sakit, masih nekad untuk bercerai denganku ? aku Louis tidak berperilakuan buruk dan tegak, tidak takut menjadi bahan tawaan orang, kamu sendiri Gerald, sendiri melakukan perbuatan yang buruk, hal yang kotor dan menjijikan, kamu tidak merasa malu ?"

Louis tidak pernah bertemu orang yang berkepribadian yang lebih buruk dibanding Gerald dan perempuan itu.

Setiap kali percakapan, kepribadiannya seperti harus diperbaharui.

Louis merasa sesak karena omongan Gerald.

Mila bergegas membelai punggungnya, mengerutkan kening dan melihat Gerald, "papa, apakah kamu tidak boleh bersikap lembut dengan mama ? masalah tahun kemarin, memang salahmu. Meskipun masalah sudah berlalu, akan tetapi kamu tidak boleh semuanya menekankan kepada mama, kamu begitu, apa bedanya dengan menganiayi Mamaku."

"Sekarang masih belum giliranmu untuk mengajariku ! aku tahu, kalian mama anak berempat itu sekelompok, satu -satu tidak puas denganku, berpendapat terhadapku. yasudah. aku Gerald Disen tidak pernah melahirkan kalian ! "Gerald berkata dengan geram.

"papa, kamu....."

"iya, tidak ada kamu maka tidak akan ada Demian, William dan Mila. tapi Gerald, kamu bertanya kepada diri sendiri, semenjak ketiga anak ini besar, apakah kamu pernah sekali pun peduli mereka ? kalaupun William erea bertiga tidak mengenalimu, aku juga merasa tidak keterlaluan! "Louis berkata dengan nada suara menggeramkan yang tidak dapat ditahan.

Masih belum bercerai kamu sudah mulai membujuk anak - anak untuk tidak mengenali papanya sendiri. Louis, kamu betul-betul hebat. Gerald mengejek.

Louis bernafas dengan sesak, dada dengan cepat naik turun, seluruh badan sedang gemetar.

"Mama, kamu tenangkan diri. "

Mila langsung mengelus dada Louis, dengan suara serak dan buru-buru.

"papa, sebagai pria, kurangi bicara."

Demian mengerutkan kening, dingin menatap Gerald, dan berkata.

Gerald menyipitkan mata.

Vania memandang ke arah Louis yang sedang tersesak, hanya mengerutkan keningna, tanpa menuju kesitu untuk menenangkannya.

Nafas Louis sudah kembali normal, William daritadi tidak membuka mulut, saat ini perlahan-lahan berkata, "Mama, masalah yang kamu ungkit sudah terlewat 20 tahun, malam ini kamu tiba-tiba meminta untuk bercerai, tidak mungkin tidak ada alasan utama. "

"Alasan utama ? alasan utama...."

Louis sedang duduk berbaring, berbisik, air mata mengalir dari matanya.

"Mama. "

Mila sakit hati memanggilnya.

Louis mengangkat kepalanya, air mata mengaburkan pandangannya terhadap Gerald, Gerald, aku bertanya, kecelakaan yang terjadi 13 tahun yang lalu, apa yang sedang kamu lakukan bersama wanita itu didalam mobil ? apakah kamu berani berkata ? apakah kamu berani berkata didepan anak-anak? !"

Kecelakaan.....

Semua orang mendengar, secara bersamaan melihat ke arah Gerald.

Vania hanya mengetahui kecelakaan yang dialami orang tua Ellen Nie, tidak tahu, Gerald pada saat itu juga mengalami kecelakaan, Dan wanita itu... sebenarnya siapa ?

Vania menyipitkan mata menatap ke arah Gerald.

Hansen menarik nafas, setelah menatap Gerald beberapa detik, lalu berpaling, melihat ke arah William.

Dari semua orang, hanya William yang menutupi mata, tidak melihat Gerald, seperti bukan urusan dia dan keadaan normal.

Melihat seperti itu,

Hansen emosi hingga menggeramkan,

Pasti anak ini lagi yang membuat masalah ini terbongkar !

Anak ini pasti tidak ingin satu keluarga mempunyai hidup yang tenang ?! Bangsat !

Gerald mendengar kata kecelakaan, ekspresi wajah langsung mendingin, sepasang mata seperti mata sapi, dengan emosi yang kuat melihat Louis, " aku sudah pernah berkata denganmu, jangan mengungkit masalah ini lagi ! "

"Kenapa kalau aku bahas ? Gerald, kamu di jalan tol melakukan hal tersebut, mengakibatkan keluarga Ellen hancur, beberapa tahun ini kamu bisa tertidur nyenyak ? Lucunya aku masih mengira kamu dan dia Dora Linston saling mencintai sehingga ingin mati bersama. Tidak sangka kalian di jalan tol melakukan hal yang menjijikkan ! Gerald, kamu kotor dan menjijikkan membuatku merasa kamu betul-betul berbeda !"

Louis tidak bisa menahan, bagaimanapun masalah dia Gerald dan Dora Linston di rumah ini sudah bukan rahasia.

Dia, Gerald begitu memaksa, mengapa dia tidak membongkarkan saja, di depan semua keluarga !

Mengakibatkan keluarga Ellen, hancur....

Dan selain Hansen dan William, semua orang termasuk Gerald sendiri berempat, semuanya terkaget.

Mila dan Demian saling memandang.

Tidak menyangka kecelakaan keluarga Ellen, gara-gara....

Vania terlihat lebih kaget, tidak pernah menyangka, tersangka yang mengakibatkan Ellen Nie menjadi anak yatim, adalah papanya.

".... kamu, kamu sembarang ngomong apa? " Gerald menarik nafas, dengan muka pucat melihat Louis berkata.

"Sembarang ngomong ? mau aku perlihatkan video saat itu di jalan tol, perlihatkan ke keluarga ? melihatmu Gerald dan Dora Linston sedang melakukan hal yang luarbiasa ? emangnya kalian seberapa lapar, sampai tidak sabar, di jalan tol langsung.... "

"Menantu."

Hansen perlahan membuka mulut, dengan sedih melihat Louis Birming.

Suara Louis terdiam, menggumpal genggaman tangan lalu menatap Hansen.

Ketika melihat pandangan Hansen yang sedih dan raut wajahnya, tenggorokan Louis mengeluarkan suara tangisan, berpaling ke sebelah, tidak lagi melanjutkan percakapannya.

Dia tahu didepan anak-anak, tidak seharusnya berkata begitu.

Tetapi, dia benar tidak bisa menahan lagi.

Dia benci.

Selama ini, sakit yang dia rasakan, siapa yang mengetahui ?

Gerald terdiam duduk di sofa.

Semenjak Dora Linston meninggal dari kecelakaan tersebut, dia selalu merasa sakit hati, sama sekali tidak ingin mengingat kejadian tersebut.

Dan di hari itu, dia dan Dora Linston telah meminum alkohol yang tidak sedikit, sebenarnya juga memiliki pikiran untuk mati bersama di jalan tol.

Tetapi sampai terakhir, dia masih hidup,akan tetapi perempuan yang dia cintai, pergi untuk selamanya...

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu