Hanya Kamu Hidupku - Bab 158 Aku Tidak Akan Membiarkanmu Menunggu Terlalu Lama

Ketika Rosa mendengar ini, menundukkan wajahnya, namun pupil matanya malah mengecil. “Kak Rosa…….” “Vania, apakah kamu pernah memikirkan, pria yang dicintai Ellen berusia 12 tahun lebih tua darinya.” Rosa mengangkat wajahnya, menatap Vania, “Dan kakak ketigamu tepat berusia 12 tahun lebih tua darinya.”

Vania terpaku, menatap wajah Rosa yang penuh dengan air mata dengan pandangan yang menakutkan, bibirnya sedikit terbuka, “Kak Rosa, kamu, apa yang ingin kamu katakan?” Air mata Rosa yang hangat jatuh, suaranya terdengar sesenggukan, “Apakah kamu tidak merasa hal ini terlalu aneh, atau hanya kebetulan saja?”

Mata Vania mulai sedikit membesar, tubuhnya yang miring ke arah Rosa seketika terdiam di sana. Dia menatap Rosa dengan wajah yang perlahan menjadi pucat. “Vania, aku hanya bisa bicara sampai di sini.” Rosa menggigit bibir bawahnya, air matanya yang besar jatuh dari matanya satu per satu, menatap Vania dengan tatapan yang mendalam, terlihat begitu pedih dan menyakitkan.

Vania menggelengkan kepalanya, “Aku, aku tidak begitu paham tentang apa yang kamu katakan.” Rosa menatap Vania, dia tahu Vania bukan tidak paham apa yang dia katakan, hanya terlalu terkejut sehingga belum bisa mempercayainya.

“Vania, sebenarnya kalau kamu tidak mengerti itu juga bagus, setidaknya kamu tidak perlu merasakan penderitaan yang kualami saat ini. Anggap saja aku tidak mengatakan apapun hari ini.”

Setelah Rosa mengatakannya, mengangkat tangannya dan menggenggam erat tangan Vania yang dia letakkan diatas kakinya, “Aku tahu, kamu biasanya bertengkar dengan Ellen, dari kecil sampai dewasa, kalian bertengkar juga tidak satu atau dua kali saja, tapi karena kamu melukai wajahnya, membuat kakak ketigamu begitu marah, sehingga ikut campur dalam masalah kalian.” Namun aku tahu, dalam lubuk hatimu yang terdalam, sebenarnya kamu sangat memperhatikannya, sangat perduli padanya, tulus menganggapnya sebagai anggota keluargamu. Sekarang…… aku tahu hatimu menolak untuk mempercayai perasaan Ellen terhadap kakak ketigamu… aku mengerti ini.”

Jika apa yang dikatakan rosa sebelumnya masih samar-samar.

Tapi apa yang dikatakan Rosa saat ini sudah sangat jelas.

Seseorang yang Ellen cintai, pria berusia 12 tahun lebih tua darinya, tidak lain tidak bukan adalah William!

Tiba-tiba Vania menarik nafas dalam, kepalaya seolah dihantam petir, membuat pikirannya hancur berantakan.

Lampu dalam mobil menyala, menerangi bagian dalam mobil dengan lampu kuning yang terang, namun wajah Vania di bawah cahaya lampu justru terlihat begitu pucat.

Bahkan Rosa bisa merasakan tangan Vania yang ia genggam sedikit gemetar.

Rosa menyipitkan matanya, menutupi pandanganya yang begitu tajam dan beracun, ada senyum picik yang mengangkat di sudut bibirnya, lalu berkata, “Vania, hari ini aku terlalu aneh, tidak seharusnya bersikap demikian, aku juga tidak tahu apa yang sedang terjadi pada diriku?”

Vania hanya duduk membisu di dalam mobil, bahkan bergerak pun tidak.

Rosa melirik dadanya yang naik turun, bibir keringnya mengetat, mengangkat tangan dan menutupi wajahnya, berkata dengan sedih, “Bagamana bisa aku mengatakan hal yang tidak-tidak padamu, aku sungguh, aku sungguh sudah gila, huhu…….”

“….. Kak, Kak Rosa, apakah semua yang kamu katakan benar adanya?” karena terlalu terkejut mata Vania sampai memerah, perlahan ia melihat ke arah Rosa, berkata dengan suara bergetar.

Rosa menatapnya dengan mata berkaca-kaca, “Vania, anggap saja malam ini aku tidak mengatakan apapun padamu, bisa kan? Lihat aku, Aku benar-benar menderita, seorang diri saja sudah cukup, untuk apa membawamu dalam suasana seperti ini bersamaku. Aku, aku……….”

“Kalau begitu, jika apa yang kamu katakan adalah kebenaran.” Vania mengetatkan rahangnya, matanya yang merah membelalak besar, wajahnya yang pucat seketika menjadi merah padam, “Ellen, Ellen, dia sungguh tidak tahu malu! Keluarga Dilsen kami telah merawatnya dan membesarkan seekor srigala buta, menggoda paman sendiri, apakah dia tidak merasa jijik pada dirinya sendiri?!”

Karena merasa sebagai tuan rumah, Vania sudah sejak lama tidak menyukai Ellen.

Ditambah Rosa yang sengaja mengadu domba, membuat Vania semakin yakin kalau Ellen lah yang tidak tahu malu menggoda William terlebih dahulu, Sebaliknya William lah yang terlebih dahulu memaksa Ellen dan menjerumuskannya kedalam masalah ini sedikit demi sedikit, dan sekarang meskipun dia ingin keluar pun sudah tidak bisa lagi.

“Vania, kamu jangan berbicara seperti itu, mencintai seseorang itu tidaklah salah……”

“Kak Rosa, apa yang Ellen lakukan sekarang masih dikatakan tidak salah, kalau begitu bagaimana yang salah? Kakak ketigaku baik hati mengadopsinya, merawatnya disisinya, baik padanya melebihi putri kandungnya. Dia bukan hanya tidak tahu terima kasih, justru dengan sengaja menggoda orang tuanya sendiri, ini sudah tidak bermoral, harus dimusnahkan!”

Vania terlalu bersemangat, semakin dia berbicara semakin dia ingin memusnahkan Ellen

Begitu Rosa mendengar ucapan ini, dia tidak langsung merespon, melainkan menutupi mulutnya dan menunduk sambil menangis yang sudah tidak dapat ditahan lagi.

Sekarang Vania merasa sangat kesal, begitu melihatnya menangis, amarah dalam hatinya semakin membara, dia memandang Rosa dengan nafas yang cepat, “Kak Rosa, jangan menangis, sekarang kamu menangis apakah ada gunanya? Dulu aku merasa kamu cukup hebat dalam segala hal, kenapa sekarang hanya bisa menangis? Ellen menggoda calon suamimu, begitu kamu mengetahui hal ini seharusnya kamu langsung memberitahuku, sebenarya apa yang ada dalam pikiranmu?

Hari ini kalau bukan aku yang bertanya padamu secara paksa, apakah kamu berencana untuk tidak mengatakannya seumur hidupmu? Lalu mundur diam-diam dan memberikan posisimu begitu saja kepada jalang itu? Kamu begitu lemah, apakah dimatamu kakak ketigaku tidak penting?”

“Huhu……..” Rosa menangis lebih keras lagi, wajahnya terlihat sangat menderita, “Vania, kamu bukan aku, kamu tidak mengerti posisi dan perasaanku untuk saat ini. Aku juga yang melihat Ellen tumbuh dewasa, aku, aku bisa apa?”

“Kamu memikirkan perasaannya, tapi apakah dia memikirkan perasaanmu? Bukankah dia tetap menggoda calon suamimu? Kak Rosa, kamu terlalu lemah! Kamu seperti ini, kelak bagaimana bisa kamu bersanding dengan kakakku, menghadapi semua rintangan bersamanya?” ketika Vania bicara pada Rosa, nada bicaranya begitu hebat.

Rosa menyipitkan matanya, dalam hati ingin tertawa dingin penuh kemenangan. “Kak Rosa, katakan padaku dengan jujur, kapan kamu menyadari bahwa Ellen memiliki perasaan yang tidak seharusnya pada kakak ketigaku?” tangan Vania menggenggam erat, sama sekali tidak bisa mengendalikan amarah dalam hatinya!

Kakak ketiganya merupakan lelaki terhebat dan terbaik di dunia, dalam hati Vania, selama 20 tahun ini, dia baru menemukan satu orang pria yang sebanding dengan William, dan orang itu adalah Bintang Hamid.

Sehingga dia tidak akan membiarkan Ellen menodai kakak ketiganya dan merusak nama baiknya.

Karena Ellen tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih, berniat untuk merampas lelaki hebat dalam keluarga mereka, kalau begitu jangan salahkan jika dia murka!

Kalau ingin menyalahkan, salahkanlah dirinya yang tidak tahu diri dan tidak tahu malu!

“Ketika aku menyadarinya, Ellen belum berusia 18 tahun,” Rosa berkata dengan sesenggukan, “Malam itu, aku sangat merindukan kakak ketigamu, ingin bertemu dengannya, sehingga pergi ke villanya, sebelum datang aku tidak memberitahunya, berniat memberikan kejutan padanya. Hanya saja, aku baru sampai di depan gerbang villa, aku sudah mendengar suara teriakan kakak ketigamu yang penuh amarah.” Kelopak mata Vania berkedut, menatap Rosa dengan wajah terkejut, “Kakak ketigaku membentak siapa? Ellen?”

“Sepertinya iya.” Rosa mengangkat tangan mengusap air mata di sudut matanya, mengangguk dengan lemah.

“Kenapa?” Vania bertanya.

“……” Rosa menatap Vania, air mata kembali mengalir, “aku mendengar kakak ketigamu berkata, kalau Ellen sepertinya memberinya obat.”

“Obat?” Mata Vania membelalak, terkejut,

“Obat apa?”

Rosa menggigit bibirnya, terlihat begitu berat.

“…..” Vania melihat ini, hatinya terasa begitu terbebani, “Jangan-jangan, obat seperti itu?”

“…. Hm.” Rosa mengangguk sambil sesenggukan.

Vania menarik nafas, sekali lagi terkejut.

Dia sama sekali tidak menyangka, demi mendapatkan kakak ketiganya, Ellen bahkan bisa memikirkan cara memberikan kakaknya obat seperti ini!

“Ellen jalang!”

Vania berkata dengan penuh amarah sambil menggertakkan giginya.

Baru 17 tahun, dia sudah begitu tidak sabar untuk ditiduri oleh lelaki kah?

Apakah dia tidak merasa memaksa seorang lelaki menidurinya seperti itu sangat mirip dengan pelacur!

“Ha, hahahaha.”

Vania kesal sampai tertawa keras, “Elleeeen, Ellen, sepertinya selama ini aku salah memandangmu terlalu polos ya!”

melihat semua sudah cukup.

Rosa melihat situasinya sudah memadai, langsung bersiap mengakhiri, dia mengeluarkan tissue basah dari dalam tasnya untuk mengusap air matanya, memaksakan untuk tersenyum dan berkata, “Vania, setelah mengatakan ini aku sudah merasa jauh lebih baik. Aku tahu kakak ketigamu tidak menyukaiku, kelak aku juga tidak akan berharap pada kakak ketigamu lagi, mulai sekarang, aku akan mundur dan memilih menjadi adiknya, menjadi teman kakak ketigamu. Vania, meskipun aku tidak bisa menjadi kakak iparmu, namun kita tetap bisa menjadi kakak adik, benar kan?”

Alis Vania terangkat dan melihat ke arah Rosa, “Kak Rosa, kamu, kamu ingin menyerah untuk mendapatkan kakak ketigaku?”

Rosa tersenyum pahit, “Kalau tidak menyerah aku masih bisa berbuat apa? Kamu tahu bagaimana sikap kakakmu pada Ellen, meskipun Ellen memiliki perasaan seperti itu terhadapnya, kakak ketigamu tetap tidak tega melakukan apapun padanya, intinya, dalam hati kakak ketigamu, Ellen merupakan yang terpenting.

Aku yakin, sekarang kakakmu pasti merasa penuh perjuangan. Ellen yang dia rawat sendiri, dalam hatinya, dia sudah menyayanginya bagaikan putrinya sendiri.

Berdasarkan perasaan Ellen terhadap kakakmu sekarang, kalau tahu kakak ketigamu ingin menikahi wanita lain, entah hal apa yang akan dia lakukan nantinya. Dan Kakak ketigamu tidak mungkin tidak mempedulikan perasaan Ellen, sehingga kakak ketigamu demi Ellen, pasti akan meminta ijin menikah di tangan Ellen. Kenapa aku harus membebani kakak ketigamu. Lebih baik aku mundur saja.”

“Kak Rosa, kamu jangan mengambil keputusan yang seperti ini bisa tidak?” Vania mengulurkan tangan menggenggam tangan Rosa, “Ellen memaksa kakak ketigaku seperti ini, kalau papa mama juga kakek mengetahuinya, tidak akan membiarkannya tetap tinggal dirumah. Kak Rosa, kamu tunggulah kakak ketigaku, percaya padaku, aku tidak akan membiarkanmu menunggu terlalu lama.” “Lupakan. Vania. Aku sudah lelah. Aku tidak ingin menunggu kakak ketigamu lagi. Aku mencintai kakak ketigamu sudah hampir 27 tahun.” Rosa berkata dengan penuh kekecewaan. “Kak Rosa……….”

“Vania, bagaimanapun juga, kita sudah mengenal Ellen selama 18 tahun, kamu jangan mendesaknya lagi.” Rosa menghela nafas.

“Kak Rosa, sudah seperti ini kamu masih membelanya?!”

Vania berbicara sambil menahan amarah.

Rosa bukan tidak tahu, semakin dia membela Ellen sekarang, akan membuat Vania semakin membenci dan jijik pada Ellen.

Rosa menundukkan wajahnya, mengangkat bibirnya menertawakan dirinya sendiri, berkata sambil menatap Vania, “Sudah malam, aku masuk dulu. Terima kasih karena sudah mengantarku pulang malam ini, hati-hati di jalan, kalau sudah sampai jangan lupa untuk meneleponku, kalau tidak aku akan khawatir, mengerti?” “Kak….”

Tanpa menunggu Vania bicara, Rosa langsung mendorong pintu mobil, menutup pintu mobil, berdiri di luar mobil dan melambaikan tangan sambil tersenyum, apa yang dia lakukan seperti sedang mengucapkan salam perpisahan padanya.

Ketika Vania melihat Rosa berjala ke dalam rumahnya, hatinya sangat panik.

Jangan-jangan dia benar-benar akan menyerah untuk mendapatkan kakak ketiganya?

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu