Hanya Kamu Hidupku - Bab 473 Bertunangan

Sehari sebelum tahun baru, Pani dan Yumari sibuk sepanjang sore untuk menyiapkan hidangan makan malam tahun baru.

Pada pertengahan kesibukan, Pani dapat merasa bahwa sepertinya Yumari ingin mengatakan sesuatu padanya.

Dalam hati Pani lebih kurang dapat menebak apa yang ingin dikatakan Yumari, namun saat ini dia tidak ingin membahas topik ini, sehingga hanya bisa berpura-pura untuk tidak menyadari tatapan kejanggalan Yumari.

Meskipun sehari sebelum tahun baru, Sandy tetap tidak duduk santai di rumah, sekitar jam lima sore dia baru pulang dari kantornya.

Pani dan Yumari sedang sibuk di dapur, kadang kalanya dapat terdengar suara mengobrol antara suami istri Sandy beserta kedua anaknya yang berasal dari ruang tamu.

Dalam adegan seperti ini, seolah-olahnya Pani hanya sekedar pembantu keluarga Wilman.

“Haih.”

Yumari diam-diam mengeluh nafas.

Pani mengerut bibir dan menatap Yumari, “Nenek, nenek istirahat saja kalau sudah lelah, aku bisa sendirian.”

Yumari menggeleng kepala, lalu menatap Pani dengan tatapan kasihan dan menyesal, “Nenek yang menyusahkanmu.”

Hati Pani tidak terlalu nyaman ketika mendengarnya, dia meletakkan sayur di tangannya, lalu mengeringkan air di tangan, akhirnya dia beranjak ke hadapan Yumari dan menarik tangannya, “Nenek, nenek tidak menyusahkanku. Dikarenakan ada nenek, hidupku menjadi tidak begitu sulit untuk dilewati. Seandainya bukan karena nenek, mungkin saja tidak ada lagi diriku di dunia ini. Nenek, ini hari menjelang tahun baru, kita jangan bahas masalah yang tidak menyenangkan lagi, kita harus senang dan bahagia, iya kan ?”

“Iya.” Yumari tersenyum terhadap Pani.

…..

Pani juga tersenyum dan memeluk Yumari, setelah itu dia melepaskan Yumari dan lanjut mencuci sayurnya.

….

Pada jam enam lewat tiga puluh, seluruh masakan tahun baru sudah tertata rapi di atas meja makan, seluruh anggota keluar Wilman mulai menduduki posisinya, termasuk Yumari.

Mungkin dikarenakan efek menjelang tahun baru, suasana hati Sandy kelihatannya sangat baik, dia menahan kedua tangannya di atas paha dan memperlihatkan gaya kepala keluarga, akhirnya tersenyum dan mengambil “kesimpulan tahun baru”.

Pani sedikit menutup kelopak matanya, tidak terlalu fokus mendengarnya.

Setelah Sandy menyebut namanya, Pani baru mengangkat matanya dan menatap Sandy dengan tatapan datar.

Wajah Sandy penuh dengan ekspresi kesenangan, “Pani, pertamanya harus berterima kasih kepadamu yang telah menyiapkan hidangan makan malam tahun baru ini, anak perempuanku begitu hebat, ayah sangat senang.”

Pani diam-diam menatap Sandy, menanti kalimat ‘keduanya’.

“Keduanya, ayah harus berterima kasih atas pengorbanan kamu untuk perusahaan Wilman, kamu pahlawan besar di perusahaan Wilman, dan juga pahlawan besar di keluarga ini, ayah sangat bangga karena kamu.” Wajah Sandy memperlihatkan ekspresi semangat yang sangat berlebihan, sekaligus memuji Pani.

Pani sedikit menggerakkan alisnya, lalu dia mengalihkan tatapannya kepada Reta yang sedang duduk di samping Sandy.

Sesuai dugaan Pani, reaksi wajah Reta perlahan-lahan menjadi seram, tatapannya terhadap Pani bagaikan pisau tajam yang ingin menusuknya.

Pani tersenyum sinis di dalam hatinya, tatapannya beralih lagi pada wajah Sandy, lalu berkata dengan reaksi datar, “Masih ada yang seterusnya lagi ?”

Sandy menjeda sejenak, lalu tertawa lagi dan berkata, “Tidak ada seterusnya lagi, tetapi ada penghargaan !”

“Penghargaan ? Penghargaan apa ? Sandy, kenapa kamu tidak membahas masalah ini denganku ?” Setelah mendengar kata-kata Sandy, Reta tidak bisa tenang lagi, dia langsung menoleh ke arah Sandy dan terus bertanya padanya.

Sandy melirik Reta dengan reaksi datar, lalu tersenyum pada Pani dan berkata, “Kamu sudah mau ujian, setelah itu akan lanjut kuliah, jadi ayah sudah membeli mobil untukmu, mempermudah kamu untuk berangkat ke kampus juga.”

“Apa ? Kamu membeli mobil untuk dia ?”

“Ayah, kamu membeli mobil untuk Pani, kalau aku ? Aku juga mau mobil !”

Reta dan Troy berkata serentak dengan nada panik.

Pani melirik sekilas ke arah Reta dan Troy, namun tetap tidak berkata apapun.

Sandy mengerut alis, lalu melotot Troy dan berkata, “Kamu baru masuk sekolah menengah pertama, mana boleh membawa mobil ? Sudah ada surat izin mengemudi ya ?”

“Aku bisa belajar !” Troy buru-buru menjawabnya.

“Kalau begitu belajar dulu baru bahas lagi !” Sandy berkata.

Troy, “……”

“Sandy, masalah membeli mobil yang begitu penting, kenapa tidak kasih tahu aku ?” Hati Reta penuh dengan amarah, lalu menatap Sandy dengan tampang tidak terima.

“Sejak kapan pula aku bahkan tidak bisa mengambil keputusan dalam membeli barang ?” Sandy melirik sekilas ke arah Reta.

“Barang ? Yang kamu beli adalah mobil ! Bukan sekedar barang sembarangan biasa. Aku istrimu, jangan-jangan tidak perlu memberitahuku juga ya ? Sandy …”

“Sudah terlanjur beli !” Sandy berkata dengan tidak sabar, “Kamu mau bagaimana lagi ? Retur ya ? Aku tidak sanggup melakukan hal yang begitu memalukan ! Lagi pula, aku membelinya karena ingin memberikan kepada anak perempuanku. Aku membelikan sesuatu untuk anak perempuan sendiri, perlu minta persetujuan kamu ya ?”

Reta terus menatap Sandy, bagian hatinya sepertinya sedikit terkoyak.

Dikarenakan Reta dapat merasakan penghinaan yang dalam dan perlakuan angkuh yang berasal dari Sandy !

Dengan sikap Sandy saat ini, sama sekali bukan sikap yang layak diperlakukan sebagai seorang suami.

Jelasnya Reta mencintai Sandy dengan dalam, sehingga dia merasa disakiti dan tidak sanggup menerimanya !

Meskipun hubungan perasaan di antara mereka telah berubah sejak dulunya !

Reta tidak dapat mengelak bahwa, dirinya bertahan hidup dengan mengandalkan Sandy !

Seandainya Sandy memutuskan Reta pada saat ini, mungkin saja Reta tidak akan sanggup bertahan hidup lagi.

Pani melirik sekilas pada wajah Reta, ekspresi wajah Reta terkesan malu dan sedih, Pani terasa sinis dan puas dengan reaksi Reta pada saat ini.

Pada saat Pani sedang memperhatikan Reta, ada sepasang mata yang juga sedang memperhatikan dirinya.

Pani tidak merasakan tatapan tersebut, namun Yumari telah menyadarinya.

Setelah menyadari tatapan kejam Troy kepada Pani, Yumari merasa cemas dan mengepalkan tangan yang terletak di atas pahanya.

Sandy tidak mempedulikan Reta lagi, malahan balik menatap Pani dengan tampang penuh kasih sayang, “Pani, nanti selesai makan, ambil kunci mobilnya di ruang baca ayah, ayah membawa kamu ke garasi untuk melihat mobilnya.”

Reta tersenyum sinis, dia duduk tegap di tempatnya, namun hanya menahan semua amarah dan tidak berkata apapun lagi.

Pani menatap Sandy dengan reaksi datar, “Sejak aku lahir hingga saat ini, aku masih belum terima hadiah yang berasal dari peran ayah. Awalnya aku mengira tidak akan ada kesempatan seperti ini dalam hidupku…”

Pani terus menatap Sandy, dan lanjut berkata, “Tetapi sekarang aku sudah mengerti, alasan dirimu yang tidak pernah memberikan hadiah kepadaku, dikarenakan kamu ingin menabung dan membeli yang terbesar, mobil…”

“Haha……” Sandy tersenyum canggung, demi menghindari kecanggungan dirinya, dia mengambil sumpit dan berkata, “Hari ini malam tahun baru, kita sekeluarga harus makan yang baik dan makan yang banyak !”

Pani mengangkat alis dan tidak melanjutkan pembicaraan lagi, dia memegang sumpit dan mengambil lauk untuk Yumari, “Nenek, makan yang banyak.”

Yumari juga mengangkat piringnya, lalu menatap Pani dan berkata, “Kamu juga harus makan yang banyak.”

Pani mengangguk dan tersenyum, lalu terus mengambil lauk untuk Yumari.

Sandy dan Reta sama-sama memperhatikan tindakannya, namun emosional di dalam hatinya berbeda masing-masing.

Reta merasakan sindiran, sementara Sandy hanya merasa tidak senang.

Intinya pada acara makan malam tahun baru ini, selain Suli Wilman yang masih kecil dan Pani yang tidak mempedulikan orang lain, tidak ada yang dapat menyantap dengan senang hati !

Akan tetapi, pada setiap acara makan malam tahu baru, sepertinya mereka tidak pernah menyantap dengan senang hati !

……

Setelah selesai makan, Sandy memanggil Pani ke dalam ruang bacanya.

Troy Wilman membawa Suli Wilman bermain mercon di depan pintu, sementara Reta sedang duduk di sofa ruang tamu dengan ekspresi dingin, Yumari bertanggung jawab untuk membereskan kekacauan di atas meja makan.

Di dalam ruang baca.

Pani menerima kunci mobil yang diberikan Sandy dengan tanpa segan, lalu berkata, “Terima kasih. Kalau tidak ada urusan lain, aku pergi dulu.”

“Pani.”

Sandy buru-buru menahannya..

Pani menghentikan langkahnya, lalu pura-pura menatap Sandy dengan tampang penasaran, “Masih ada perlu ?”

Sandy tersenyum dan menunjuk sofa di samping, lalu berkata, “Ayo, duduk sebentar bersama ayah, kita mengobrol sebentar.”

Pani tidak menolaknya, dia beranjak langsung dan duduk di atas sofa, lalu terus menatap Sandy.

Sandy berjalan menghampiri sofa sambil menggosok tangan sendiri, “Pani, kamu memang hebat sekali. Sebelumnya kamu pergi ke Provinsi Huai bersama Sumi, kamu bahkan tidak diskusi dulu dengan ayah, saat itu ayah tidak menemukan kamu di rumah ini, masih sangat mengkhawatirkan kamu lagi, terkejut sekali pada saat itu ?”

“Mana mungkin ? Jantung Anda yang begitu kuat mana mungkin bisa terkejut sembarangan.” Pani menopang pipi dan berkata dengan nada mengejek.

“Ehem.”

Sandy menarik sudut bibir sendiri, dia duduk di sofa hadapan Pani dan menarik nafas, “Umur ayah sudah besar, tidak seperti saat muda lagi.”

Pani sedikit memejamkan matanya dan terus menatap Sandy, lalu tersenyum dengan tampang tidak peduli.

Tatapan Sandy yang jatuh pada tubuh Pani mulai bergerak tidak wajar.

Meskipun Sandy tidak ingin mengakuinya, namun pada kenyataannya, dia merasa sangat terbebani apabila menghadapi anak perempuannya ini.

Sementara sejak kapannya dia merasa terbebani, dia tidak bisa mengingat dengan jelas lagi, namun Sandy sangat yakin, rasa terbebani seperti ini telah berlangsung lama.

Sandy menghela nafas dan memutuskan untuk menyelesaikan secara langsung, “Pani, bagaimana interaksi kamu dan Sumi dalam waktu dekat ini ?”

“Apanya yang bagaimana ?” Pani menunduk dan melihat kunci mobil yang berada di tangan sendiri.

“…. Itu, Sumi ada bahas mengenai masalah bertunangan ?” Sandy menatap Pani dengan berhati-hati.

Bertunangan ?

Pani sedikit mengangkat alis, lalu menatap Sandy dan tersenyum, “Bertunangan ? Kenapa dia harus tunangan denganku ? Kenapa kami harus bertunangan ?”

Sandy balik termenung karena pertanyaan Sandy, “Pani, kamu sama Sumi bukannya sudah sama-sama ke Provinsi Huai ya ? Kalian melewati waktu satu minggu di Provinsi Huai, tidak terjadi sesuatu ya ?”

Wajah Pani tetap saja memperlihatkan ekspresi tersenyum, lalu tatapan yang menatap Sandy mulai menjadi dingin, dia mengulangi semua kata-kata Sandy dengan suara kecil, “Terjadi sesuatu ? Kamu berharap kami terjadi sesuatu ya ?”

“Pani, aku ayahmu, tidak perlu segan di hadapan ayah, tahu kan ?” Sandy terus menatap Pani, tatapannya penuh dengan kesan panik dan mendesak.

Senyuman di wajah Pani kaku seketika, dia mengangkat alis dan duduk tegap, lalu berkata pada Sandy dengan tanpa ekspresi, “Sandy, kamu sedang menjual anak perempuan ya ?”

Sandy sedikit kaget.

Tatapan Pani sangat dingin dan menusuk hati, dia lanjut berkata, “Kamu tidak ada batas dan tidak ada sifat perikemanusiaan ya ? Aku anak perempuanmu, bukan alat untuk mendapatkan uang, kamu bisa mengerti tidak dalam seumur hidupmu ini ?”

Sandy sepertinya ingin tersenyum kepada Pani, namun dia tetap tidak dapat memperlihatkan senyumannya meskipun telah berusaha, dikarenakan saat ini dirinya sangat emosi !

Namun Sandy tetap saja berusaha menahan emosionalnya, lalu menekan nada suaranya dan berkata, “Pani, pada saat kamu mengatakan semua ini padaku, jangan lupa kalau aku adalah ayahmu, dan kamu anak perempuanku !”

“Kamu mau menjual aku, tetapi malah menuntut aku untuk menghormati dan menyayangi kamu ya ? Sandy, enak sekali permintaanmu.” Pani langsung menyindirnya.

Sandy mengepal kedua tangannya, lalu menatap Pani dengan nafas terengah-engah, “Jual ? Aku tidak perlu menjelaskan lagi bagaimana kedudukan keluarga Nulu kan ? Menurutmu keluarga Nulu akan menerima semua wanita yang ingin menjual kepada mereka ya ? Karena kamu adalah anak perempuanku, sedangkan aku yang berusaha memperjuangkan kedudukan keluarga Wilman di kota Tong, makanya mereka mau menghargaimu…”

“Kamu mau bilang apa ? Jadi maksudmu kalau aku bukan anak perempuanmu, Sumi juga tidak akan menerimaku meskipun aku ingin menjual diri kepadanya ya ? Bagus sekali kamu Sandy, aku memang salut sekali padamu ! Bahkan bisa menghasilkan rasa kebanggaan karena menjual anak perempuan sendiri !”

Pani sambil tertawa pada saat berbicara, namun kedua matanya telah kemerahan, dia menatap Sandy dan berkata, “Atau aku mencari seorang wartawan untuk datang mewawancarai kamu, lalu menerbitkan semua tingkah kebanggaanmu yang menjual anak perempuan sendiri pada semua media, agar semua orang dapat memuja….”

Kuang ------

Pani masih belum menyelesaikan pembicaraannya, Sandy langsung mengambil sebuah gelas dan melempar ke bawah lantai.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu