Hanya Kamu Hidupku - Bab 389 Apakah Kamu Berani Memberi Tahu Aku Namamu?

Setelah mematikan telpon, Ellen menyadari Louis dan Nurima masih sedang menatapnya, ekspresi Ellen berubah menjadi bingung, pada saat dia mau berbicara, telpon di atas meja pun mulai berdering lagi.

Louis dan Nurima pun menjadi gugup lagi.

Melihat adegan ini, ekspresi Ellen pun menjadi semakin bingung, dia melirik ke telpon dan langsung mengangkatnya.

"Apakah kamu baik-baik saja?"

Suara orang tua berdering melewati telpon.

Yang menelpon adalah Hansen.

Melihat Louis dan Nurima, alis Elle pun mulai mengerut, "Kakek"

".... Ellen ya"

Ellen bahkan bisa mendengar suara Hansen tiba-tiba menarik nafas dalam.

Ellen berkata, "Kakek, maksud pertanyaan anda tadi adalah...."

"Tidak, tidak ada apa" Hansen berkata.

Bulu mata Ellen bergetar beberapa kali, "Anda menelpon karena apa?"

"Tidak ada hal yang darurat juga sih" Hansen berkata sambil menghela nafas panjang.

Ellen menatap ke Louis dan Nurima lagi sambil menjawab, "Iyakah?"

........

Setelah telpon bersama Hansen berakhir, Ellen pun tidak jadi memeriksa jaringan internet lagi, dia duduk di atas sofa yang diduduki Louis dan Nurima, kemudian menatap ke mereka berdua dengan tatapan yang jernih.

Louis dan Nurima tidak berani menatap mata Ellen.

Ellen menyadari keanehan Louis dan Nurima, sehingga dia pun berkata dengan suara lembut, "Nenek, ibu, apakah kalian sedang menyembunyikan sesuatu dari aku?"

"Mana ada, kami bisa menyembunyikan apa dari kamu?" Nurima langsung berkata.

Ellen menjilat bibirnya sambil mengangguk dan tertawa, "Kalau tidak apa-apa, mengapa kamu begitu gugup?"

Nurima merasa agak kaget.

Bulu mata Ellen bergerak dengan cepat, dia melihat reaksi Nurima dan Louis yang tidak natural, "Aku tahu pasti ada terjadi sesuatu dan kalian tidak mau memberi tahu aku. Kalau begitu aku hanya bisa mencari cara lain untuk mengetahuinya"

"Agnes...." Nurima merasa sangat tidak berdaya, dia memang bukan orang yang pintar berbohong, kemudian Nurima pun berkata lagi dengan ekspresi kesusahan, "Agnes, tidak memberi tahu kamu itu demi kebaikan kamu, kamu jangan bersikap keras kepala, oke?"

"Masalah yang kalian sembunyikan dari aku itu berhubungan dengan aku kan?" Ellen berkata dengan perlahan.

Louis dan Nurima tidak berbicara.

Setelah menarik nafas, Ellen berkata, "Pantasan Pani buru-buru sampai menelpon ke telpon pavilion untuk mencari aku, pantasan kata pertama yang dikatakan kakek setelah menelpon ke sini adalah bertanya apakah aku baik-baik saja"

Masalah berita Ellen yang sembarang dikarang tersebar ke mana-mana juga membuat Louis dan Nurima merasa sangat marah.

Menurut mereka, orang yang mengarang rumor seperti ini bahkan tidak pantas disebut sebagai manusia!

Melihat kemarahan di wajah Louis dan Nurima, Ellen pun menjilat bibirnya dan berkata, "Nenek, bu, kalian langsung beri tahu aku saja, apa yang terjadi? Tenang saja, aku bisa menerima asal bukan paman ketiga tidak mau aku lagi atau ada apa yang terjadi kepada Tino, Nino dan Keyhan"

"Ellen......"

"Bu, sekarang aku sudah tahu ada sesuatu yang terjadi, kalian terus menyembunyikannya dari aku malah membuat aku sembarang berpikir dan merasa ketakutan. Daripada begitu mendingan kalian langsung memberi tahu aku, paling tidak aku tahu apa yang sebenarnya terjadi" Ellen berkata kepada Louis.

Louis dan Nurima mengerutkan alisnya, melihat sikap Ellen yang keras kepala ini, mereka sudah tahu masalah ini tidak bisa disembunyikan lagi.

Louis menghela nafas panjang sebelum memberi tahu Ellen semua masalah.

Setelah mendengar kata-kata Louis, wajah Ellen pun tenggelam, matanya memancarkan cahaya yang dingin.

Melihat tangan Ellen yang membentuk sebuah tinju yang erat, Nurima pun menghibur Ellen dengan ekspresi yang sakit hati, "Agnes, kamu jangan risau, William sudah sedang menangani masalah ini. Aku juga sudah memberi tahu abang kamu, abangmu akan membantu menyelesaikan masalah ini. Ada mereka, nenek percaya masalah ini akan segera ditekan"

"Iya. Ellen, semua hal yang diberitakan itu rumor yang tidak benar, mau bagaimana pun, rumor yang tidak berdasarkan fakta itu tidak akan bertahan lama" Louis juga menghibur Ellen dengan nada suara lembut.

Ellen melihat ke wajah Nurima dan Louis.

Ellen tahu mereka merasa khawatir dengannya, jadi Ellen pun berusaha untuk senyum dan berkata, "Nenek, bu, kalian tenang saja. Aku sudah pernah mengalami begitu banyak masalah sebelumnya, sekarang aku tidak takut dengan berita-berita palsu seperti itu"

Mendengar kata-kata Ellen, Louis dan Nurima malahan melamun sejenak.

Melirik ke televisi, Ellen mengambil remote dan menyalakannya.

Louis dan Nurima menarik nafas dingin.

Ellen pun menatap ke layar televisi tanpa melihat ekspresi Nurima dan Louis.

Tetapi Ellen terlalu beruntung, berita mengenai dia dan William langsung muncul di tv tanpa membutuh Ellen mengganti chanel TV.

Nurima dan Louis menatap Ellen dengan khawatir, mereka takut Ellen akan dipengarhuhi oleh berita seperti ini.

Tetapi Ellen hanya menatap ke layar TV dengan wajah tidak berekspresi, bahkan setelah beberapa saat pun ekspresi di wajahnya tetap tidak berubah.

Louis dan Nurima saling menatap dengan tatapan yang gelisah.

"Diketahui bahwa Presiden Dilsen mengumumkan bahwa dia dan Nona Ellen Nie sudah menikah dan memiliki tiga anak. Berdasarkan pengungkapan dari orang dalam, anak pertama Presiden Dilsen dan Nona Ellen Nie sudah berusia hampir 9 tahun, sementara usia Nona Ellen Nie hanya 22 tahun, berhitung berdasarkan waktu, berarti Nona Ellen Nie hanya berusia kurang dari 14 tahun pada saat dia melahirkan anak pertamanya, usia kurang dari 14 tahun... Berkata sampai sini, pembicara sendiri pun merasa agak malu. Mari kita melihat bagaimana komentar dari netizen"

Tampilan layar pun berubah dari pembicara wanita menjadi gambar tangkapan layar komentar di sosial media.

"Usia 14 tahun, dia sudah mulai menggoda paman yang mengasuhnya pada saat tubuhnya bahkan belum pubertas dengan sempurna, Ellen Nie benar-benar adalah seorang pelakor alami!"

"Dia tidak pantas bernama Ellen Nie! Seharusnya dia mengganti nama menjadi wanita jahat!"

"Sepertinya nona Nie ini kekurangan cinta kasih dari ayah sejak kecil, kalau tidak berarti dia benar-benar sangat jahat atau bahkan memiliki gangguan mental, aku merekomendasi dia pergi melihat dokter psikolog"

"Sebagai seorang wanita, aku benar-benar tidak ingin berkata seperti ini, tetapi nona Nie ini benar-benar tidak pantas menjadi wanita! Keberadaan dia sangat memalukan para wanita!"

"Apakah dia sudah dirasuki oleh setan sejak usia 14 tahun?"

"..........."

Setelah itu, layar televisi berubah menjadi tampilan pembicara tadi lagi, sementara foto-foto tadi berubah menjadi gamar latar belakang pembicara.

Pembicara wanita itu berkata sambil tersenyum, "Sepertinya Nona Nie ini benar-benar telah mengundang kemarahan publik, semua netizen bersikap sangat emosional. Tentu saja komentar-komentar ini tidak bisa berbanding dengan komentar lain di internet yang bahkan lebih kejam. Sudah, program eposide akan berakhir sampai sini. Tetapi saya mau mengingatkan para penonton, program selanjutnya adalah siaran langsung tentang masalah ini yang lebih menarik, silahkan terus menonton"

Siaran langsung?

Jantung Ellen berdetak dengan kencang.

"Orang-orang ini benar-benar terlalu kelewatan, mereka sama sekali tidak mengerti apa itu yang terjadi sebenarnya, dari mana mereka memiliki hak untuk berkomentar?!"

Ellen tidak memiliki reaksi apa pun, malahan Nurima dan Louis yang marah sampai menggigil.

"Yang harus pergi melihat dokter psikolog itu mereka!" Louis berkata dengan wajah yang memerah.

"Benar-benar terlalu kelewatan!" Nurima bahkan marah sampai memukul sofa!

Melihat situasi ini, Ellen menjadi khawatir dengan kesehatan Nurima dan Louis, sehingga dia sibuk berdiri sofa unutk menghampiri mereka.

Pada saat Ellen berdiri, tatapan dia tertarik ke layar TV.

Wajah Ellen langsung mengerat dan matanya langsung mmebesar, suara dia terdengar sangat serak, "Keyhan...."

Melihat reaksi Ellen, Nurima dan Louis pun langsung menoleh ke layar TV.

"Keyhan...."

"Keyhan!"

Nurima dan Louis merasa lemas, air mata mereka pun langsung mengalir.

Di layar TV.

Bisa ditampak Keyhan sedang dikelilingi oleh sekelompok wartawan di luar gerbang sekolah, bahkan ada beberapa mic sudah mau menyentuh wajahnya.

Keyhan berdiri di tengha keramaian dengan tubuhnya yang tegak, tangannya memegang sebuah botol air kecil yang berwarna hijau tentara.

Ellen bisa mengenal botol air itu, botol air itu adalah botol milik Nino!

Keyhan keluar dari sekolah karena ingin mengantar botol air untuk Nino....

"Keyhan, Keyhan....."

Tatapan Ellen menjadi kabur, dia berputar balik badannya dan lansung berlari ke arah luar pintu.

Ellen tidak bisa membiarkan Keyhan disakiti lagi, tidak bisa....

Sudah cukup!

"Agnes!"

"Ellen!"

Melihat Ellen berlari keluar, jantung Nurima dan Louis pun langsung mengerat.

Sementara Louis langsung berdiri dari sofa, bermaksud mau mengejar Ellen.

Melihat Nurima tidak bisa berdiri karena terlalu lemas, Louis pun mengigit giginya dan langsung memanggil Darmi untuk pergi mengejar Ellen, sementara dia sendiri menjaga Nurima di rumah.

..........

Di luar gerbang sekolah Keyhan.

Keyhan memegang botol air di tangannya dengan erat, wajahnya yang cantik dan bibirnya yang tipis bahkan sudah menghijau. Dia menatap ke para wartawan yang mengelilinginya dengan tatapan penuh ketekunan yang bahkan tidak dapat ditandingi oleh banyak orang dewasa.

Para wartawan ini merasa sangat kaget dengan sikap dewasa dan tenang Keyhan, tetapi setelah teringat dengan dia mimiliki 'ibu' seperti ini, mereka pun tidak merasa kaget lagi.

Sebuah mic bergeser ke sudut bibir Keyhan, "Mengapa kamu tidak mau berbicara? Apakah Ellen Nie bukan ibumu? Apakah kamu tahu ibumu melahirkan kamu pada usia 14 tahun?"

Tinju kecil Keyhan mengerat, dia menatap ke wartawan itu dengan mata besar yang dingin.

Reaksi Keyhan membuat wartawan itu langsung menjauhi mic nya dari sudut bibir Keyhan secara refleks.

"Apakah kamu tahu ibumu Ellen Nie adalah keponakan yang diasuh oleh ayahmu? Dulu ibumu itu memanggil ayahmu sebagai paman"

Sekarang di rumah ibumu memanggil ayahmu sebagai suami atau paman? Kamu memanggil ayahmu sebagai ayah atau kakek......"

"Hahaha"

Bertanya sampai sini, para wartawan pun mulai tertawa.

Nafas Keyhan menjadi berat, dada kecilnya bergerak naik turun, dia menatap ke setiap wajah wartawan itu dengan tatapan yang dingin.

Setelah itu, senyuman di wajah para wartawan pun menghilang secara perlahan.

Setelah beberapa saat, suara tertawa pun berhenti.

"Aku dengar namamu adalah Keyhan Ersen, mengapa namamu bukan Keyhan Dilsen? Apakah ayah kandung kamu bukan Presiden Dilsen?"

Pertanyaan ini sangat kejam dan ganas.

Keyhan mengembangkan mulut kecilnya dan mengangkat kepalanya dengan percaya diri, dari awal sampai sekarang, Keyhan tidak bersuara satu kata pun, tetapi pada saat ini dia berkata, "Apakah kamu berani memberi tahu aku namamu?"

Nada suara Keyhan terdengar agak kekanak-kanankan, tetapi tatapan dia terhadap wartawan itu sangat terang, terang sampai orang tidak berani melihatnya, bahkan terang sampai membuat orang merasa gugup!

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu