Hanya Kamu Hidupku - Bab 377 Dia Sudah Datang Mencariku

Mata Samsu menegang, alisnya turun,dia menatap Ellen dengan penuh arti dan berjalan keluar dengan cepat.

Ketika Ellen melihat Samsu keluar, dia menghela nafas lega, tetapi juga timbul keraguan pada dirinya.

...

Halaman rumah.

Samsu berbalik membelakangi pintu kamar Ellen, dan pemilik laki-laki itu berdiri di depan Samsu.Karena perbedaan dalam ukuran tinggi, Samsu hampir menyembunyikan pemilik laki-laki yang berada di depannya.

Ellen dengan sengaja berdiri lebih dekat ke pintu, matanya yang besar dan bersinar menatap ke arah Samsu.

Namun disayangkan, walaupun dia berusaha untuk mendengarkan, hingga percakapan antara Samsu dan pemilik laki-laki telah berakhir, dia hanya secara samar-samar mendengar kata "gua ".

Ellen cemberut,Samsu melihat ke atas dan dia tidak mengelak,

Namun Samsu tidak segera kembali kepada Ellen tetapi menatapnya dengan keras untuk sementara waktu dan akhirnya melangkah ke arahnya.

Alis Ellen tampa sadar menegang, memandang dengan tatapan rumit ke arah Samsu.

Samsu berjalan ke depan pintu dengan dipisahkan oleh pintu, Tubuhnya yang tinggi dengan menakutkan dan menatap Ellen.

Jantung Ellen berdetak sedikit lebih cepat sambil mengepalkan tinjunya dia berkata, "Dia datang mencariku, ya kan?"

Samsu mengerutkan kening, tetapi masih berkata, "Ya."

Mata Ellen dengan cepat terpancar sedikit garis merah, bibirnya menegang, dan dengan jujur matanya menatap Samsu, "Samsu, sampai disini saja ya ?"

Begitu perkataan Ellen selesai, Samsu mengangkat kakinya melewati pintu kamar, Tubuhnya yang besar dalam seketika semakin mendekati Ellen.

Ellen mundur dengan kaget menatap Samsu dengan mata lebar, "Samsu..."

“Ellen, kondisi sudah sampai tahap ini, apakah menurutmu William yang memiliki gaya tindakan yang kejam, akan melepaskanku dengan mudah jika aku berhenti sekarang ?” Samsu melihatnya sambil mengatakan perkataan ini, raut wajahnya berubah menjadi serius, suara nya yang dalam membuat orang merasakan bahaya.

"Sejauh ini, kamu belum melakukan hal apa pun yang benar-benar menyakitiku, dia tidak akan terlalu memperhitungkannya," Ellen berkata sambil tersentak.

Samsu menatap Ellen dengan tajam, "Ellen, ketika kamu berbicara ini, bisakah kamu meyakinkan dirimu sendiri ?"

"Samsu, hal ini masih memiliki kesempatan untuk berbalik menjadi baik. Pikirkan masa depanmu, Pikirkan apa yang akan terjadi padamu ketika kakakmu menjadi pemimpin Grup Ming, pikirkanlah semua penghinaan yang kamu pendam dan semua kerja keras mu, dan tolong pikirkan juga tentang masa depan Keluarga Ming, "kata Ellen.

"Sebelum Aku memutuskan untuk melakukan ini, Aku telah memikirkan semua tindakan keji yang telah dilakukan terhadapku ataupun kepada Keluarga Ming. Jadi Ellen, Anda tidak perlu mengingatkan aku berulang kali dampak yang akan dibawa terhadap keluarga Ming. "

Samsu melangkah ke arah Ellen, pandangan matanya berat, "Aku pikir semua orang dalam hidupnya pasti memiliki satu kali, tidak memikirkan konsekuensi dan berani mengorbankan diri untuk suatu hal atau seseorang ! Walaupun karena hasrat keinginan kali ini, Aku harus membayarnya dengan kesulitan dan masalah selama dua puluh tahun ke depan ! "

"..."

Mata Ellen beralih, menatap Samsu dengan tak percaya.

Samsu yang dia kenal atau Samsu yang dia pikir dia kenal adalah orang yang mengutamakan keuntungan dirinya.

Siapa yang bisa menyangka selain realistis dia adalah orang yang romantis!

Pada saat itu, Samsu tiba-tiba melangkah maju dan sebelum Ellen sadar dan ingin melangkah mundur, dia mengulurkan tangan dan menggendongnya, berputar dengan ringan dan cepat, dan berkata kepada pemilik laki-laki yang menatap mereka di halaman, "Tolong pimpin jalan!"

"Sebelah sini!"

Tuan rumah memandang Ellen, membungkuk dengan cepat dan dengan cepat memimpin jalan.

"Samsu, apa yang kamu lakukan? Kamu mau membawaku kemana?" Ellen yang panik, berjuang mati-matian di lengan Samsu.

Samsu melihat ke bawah padanya, pandangan matanya saat itu sangat dingin. "Kamu bisa meronta sesukamu. Bagaimanapun kamu meronta, tidak akan bisa lepas. Hanya saja dengan tubuhmu yang sedang mengandung janin empat bulan apakah bisa bertahan dengan perlakuan mu yang sangat bersemangat ini! "

Mata Ellen melebar, namun rontaan nya pun berhenti tiba-tiba hanya menatap Samsu dengan wajah marah.

Samsu menatap Ellen sejenak, tidak mengatakan apa-apa, dan memerintahkan tuan rumah untuk mempercepat langkahnya.

Ellen yang mendengar perkataan itu, tidak bisa menghentikan hawa dingin di ulu hatinya. Dia melihat ke belakang dari pundak Samsu, matanya dipenuhi dengan antisipasi yang membara.

...

Tak lama setelah Samsu membawa Ellen pergi, William dan Samir dengan dibimbing oleh Kepala Desa sampai ke rumah petani di puncak gunung itu.

William dan Samir berdiri di halaman, dan Kepala Desa pergi mencari pemilik rumah terlebih dahulu.

Kepala Desa menggeledah seluruh rumah dan halaman tetapi tidak menemukan pemilik rumah tersebut.

Kepala Desa keluar dari rumah itu dengan curiga, dan berjalan dengan tangan di kantong baju dan kepala yang direndahkan ke arah William dan Samir.

Wajah William dingin dan tidak normal, dan sepasang alis hitam belum meregang sejak semalam, menatap Kepala Desa, "Bagaimana?"

"... tidak ada orang," Kepala Desa terhenti, baru kemudian dengan hati-hati menatap William.

Bibir tipis William menjadi lurus, matanya menatap Kepala Desa dalam diam.

Kepala Desa teringat tujuh atau delapan lelaki berseragam dan bersenjata yang duduk di rumah, setiap orang bukanlah orang yang bisa diajak bercanda dan kemudian memandang dua lelaki yang tidak tersenyum ini, dia menyadari bahwa dia tidak bisa menangani mereka dan bersikap arogan. dia pun menarik nafas dan berkata dengan suara kecil "Aku baru saja mengadakan pertemuan desa dengan warga di desa, Lelaki pemilik rumah ini sudah jelas berada disana, dan mengetahui tujuan kedatangan anda adalah untuk mencari seseorang. Anda bisa melihat warga yang lain, semua orang sangat bekerja sama. Hanya saja pemilik rumah ini tidak ada di tempat. "

William memicingkan mata dan memandang ke arah bangunan yang dibangun dari batako yang sudah tua itu. Dengan suara dingin berkata. "Apakah keluarga ini mempunyai tempat tinggal lain selain di sini?"

"Anda bisa lihat, Desa kami adalah desa yang miskin, uang dari mana untuk membangun bangunan baru, sudah memiliki satu bangunanan untuk tidur sudahlah cukup buat kami," kata Kepala Desa menambahkan.

William menatapnya, tidak mengatakan apa-apa, dan berjalan menuju rumah itu.

Kepala Desa dengan cepat berbalik, mengikuti William, dan berkata dengan cepat, "Ketika Aku masuk untuk mencari orang tadi aku menemukan di dalam kamar terdapat banyak barang yang sepertinya dibeli dari kota."

“Yang mana?” William mempercepat langkah kakinya ke depan.

Kepala Desa tidak berani berbuat salah. segera mengikutinya dan menunjuk ke arah kamar tempat tinggal Ellen dan Samsu. "Di sana."

Pandangan mata hitam William terlihat dingin, dengan langkah kaki yang besar pergi kesana, ketika melewati pintu dia melihat barang yang ditumpuk di dinding.

Samir berjalan masuk setelah William, keduanya menghentikan langkah mereka ketika melihat barang-barang di depannya.

"Tampaknya bajinagn Samsu itu dengan berani membawa Ellen ke sini!" Wajah Samir dipenuhi kebencian sambil berkata dengan murka.

Kepala Desa awalnya ingin masuk mengikuti mereka, namun ketika di depan pintu mendengar makian dari Samir yang samar-samar. dengan segera menarik kakinya yang sudah terulur.dan berjaga-jaga di depan pintu, sambil menatap William dengan cemas dan suara kecil. "Keluarga ini memiliki seorang putra, yang berumur hampir tiga puluh tahun, tetapi karena tidak memiliki uang, dia pun tidak bisa mendapat wanita yang bisa dinikahi..."

Samir meliriknya mengabaikan imajinasinya yang terbuka lebar.

Kepala Desa yang melihat tatapan matanya segera menutup mulutnya dengan patuh dan tidak berani bernafas dengan kencang.

“Di mana tempat lain yang bisa digunakan untuk menyembunyikan orang dan tidak mudah ditemukan di desamu?” William berkata dengan dingin setelah menatap tumpukan benda itu dalam diam untuk waktu yang lama.

"Ada... tidak ada."

William mengerutkan kening.

“Jadi ada atau tidak?” Samir memandangnya.

"... Tidak ada." Kepala Desa menundukkan kepalanya, matanya berkedip dengan suara yang sedikit bersalah.

“Bicara jujur !” Samir menggeram karena kehilangan kesabaran!

“Tidak ada!” Kepala Desa memandang dengan ngeri, menatap Samir dengan mata lebar,sambil berulang kali melambaikan tangannya.

Samir yang melihat dia tidak mengatakan hal yang sejujurnya pun segera murka "Kamu..."

"Kamu hanya perlu memberitahuku apakah ada tempat seperti ini, di mana lokasi spesifik tempat ini dan aku akan memberimu 2 miliar. 2 miliar sudah cukup bagi kalian untuk pindah meninggalkan tempat ini." William perlahan-lahan mengalihkan pandangan matanya dan menatap Kepala Desa.

"2 miliar?"

Kepala Desa terkejut.

Dia yang biasanya merasa bahwa seribu sudah merupakan jumlah uang yang besar !

Dia mengatakan akan memberinya 2 miliar...

2 miliar... itu berapa?

Begitu banyak, bagaimana dia menggunakannya?

Kepala Desa menelan ludah dan menatap William dengan takut, "... Tuan Wiliam, desa kami benar benar tidak memilikinya... di Belakang gunung ini."

Ketika tiba waktunya, Kepala Desa pun merubah jawabannya, dan perubahannya pun berlaku dengan cukup tegas.

Samir, "..."

Dulu dia tidak berpikir uang adalah hal yang baik, tetapi sekarang menyadari uang... ternyata merupakan hal yang sangat bagus!

...

Keluarga ini sudah tinggal di puncak gunung, tetapi satu gunung lebih tinggi dari yang lain.Setelah berjalan melalui jalan gunung dan mendaki lereng yang terjal,baru bisa mencapai puncak gunung yang lainnya.

Sepanjang jalan.

Kepala Desa memimpin jalan, tetapi tidak berbicara sama sekali.

Tidak tahu apakah William dan Samir tidak terbiasa dengan jalan setapak seperti ini, atau dengan umur yang sudah setua ini sudah sulit bergerak, sehingga dia berjalan dengan sangat lambat.

Samir sudah beberapa kali ingin menendangnya namun dihentikan oleh William.

Bagaimanapun juga, saat ini mereka masih harus bergantung padanya untuk memimpin jalan.

Setelah berjalan sejenak.

Kepala Desa tiba-tiba berhenti.

William dan Samir yang melihat kondisi ini juga menghentikan langkah mereka, dan menyipitkan mata ke arah Kepala Desa.

Kepala Desa perlahan berbalik badan dengan ekspresi ketakutan dan gelisah, seluruh tubuhnya mulai bergetar.

William dan Samir saling melirik, dan kemudian keduanya menatap Kepala Desa.

Kepala Desa terlihat ragu-ragu sambil beberapa kali memandang William dan Samir. dengan gelisah berkata, "Aku bisa membawamu..."

"Bicarakan apa yang kamu mau," William mengernyit ringan sebelum dia selesai berbicara.

Dia sudah ingin menemukan gadis yang tidak pernah membiarkannya bisa merasa tenang ini !

Kepala Desa yang melihat William menjawab dengan cepat, sedikit terkejut. Dia menggerakkan bibirnya dua kali dengan kesulitan memulai percakapan. "Itu adalah gua bawah tanah..."

Kepala Desa memandang William dan Samir lagi dan melanjutkan, "Pada awalnya dibangun sebagai tempat menyimpan ubi, kentang, dll. Tetapi kemudian berubah. Gua itu tidak lagi digunakan untuk menyimpan ubi dan kentang, tetapi untuk..."

Ketika Kepala Desa berkata hingga di sini, wajahnya memerah, tetapi semakin tidak berani menatap William dan Samir, dia menggertakkan gigi dan berkata dengan cepat, "Mengunci wanita-wanita yang dijual ke desa kami dan mencoba melarikan diri atau berulang kali melarikan diri!"

Ekspresi wajah William dan Samir tampak agak tegang, tetapi masih memandang Kepala Desa dalam ekspresi diam.

Sebenarnya.

Sebelum mereka mendatangi tempat ini,Dia sudah menyuruh orang untuk menyelidiki desa ini.

Oleh karena itu, beberapa "rahasia" desa ini yang tidak sepantasnya diungkapkan sudah diketahui !

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu