Hanya Kamu Hidupku - Bab 546 Apa Kamu Suka Anak-Anak

"Kalian semua tampan, lebih tampan dari ayah kalian!"

Samir dari belakang mengambil Bobo, mengendongnya kedalam pelukan dan mencium dahinya, baru diletakkannya lagi.

Dengan pikiran yang kuat memaksa diri sendiri untuk mengabaikan perut Pani, dia mengangkat alis lalu berkata sambil tersenyum, "Pani, sudah lama tidak bertemu."

Pani menarik pandangannya dari Bobo dan menatap Samir, "Kakak kelima."

Pani mengucapkan "Kakak kelima", membuat Samir dan Sumi yang mendengarnya menjadi gemetar.

Samir melihat Sumi, melangkah maju dan membawa Pani ke kamar. “Kamu masih memanggilku kakak kelima?"

Samir mengedipkan matanya kepada Pani, berkata sambil tertawa.

Pani juga tertawa, "Aku dan Ellen adalah teman baik, Ellen memanggil kalian kakak, aku juga mengikuti Ellen memanggil kalian begitu, jika kalian tidak suka baiklah."

Pani baru saja mau mulai mengubah panggilannya menjadi Samir, tapi bukan itu masalahnya.

Samir dan Ethan adalah orang-orang yang bijaksana. Setelah mendengar perkataan Pani, hatinya sedkit paham tentang hubungan Pani dan Sumi sekarang.

Samir dan Ethan dengan cepat bertukar pandangan, tetapi tidak mengatakan apa-apa.

"Apakah kakak ketiga dan kakak kelima mau pergi?" Pani menatap Ethan dan bertanya.

Ethan dengan lembut menarik bibirnya, suaranya kembali normal, "Sumi semalaman tidak pulang, aku dan kakak kelima tidak dapat tenang. Khawatir terjadi sesuatu dengan Sumi, jadi berencana keluar untuk mencarinya. Tidak dapat menemukannya, aku dan kakak kelima mungkin akan melapor ke polisi. "

Kakak Kelima melihat Ethan.

Melihat wajah Ethan yang baik, hatinya setidaknya mengerti alasan mengapa dia berkata seperti itu, tapi rasanya masih ingin memarahinya karena sok tahunya!

Jelas-jelas mereka sedang bosan menganggur dan sedang bersiap-siap untuk membawa Bobo ke kebun binatang!

Selain itu.

Sumi sendiri sudah menelepon tadi malam, sudah berkata dia tidak akan kembali!

Tut tut!

Melihat keahlian orang-orang ini berbohong denga mata terbuka, dia menyatakan salut!

Sumi patuh, juga bulu matanya tidak berkedip. Dia menatap Pani dengan penuh kasih sayang.

Pani tertegun selama beberapa detik.

Perlahan, kemudian Sumi menatap.

Kontak mata kedua orang itu, kehangatan dan kelembutan mata Sumi lebih tebal.

Pani mengigit giginya dan memalingkan muka.

Ethan diam-diam melihat reaksi Pani. Akhirnya, dia baru berkata, "Sekarang karena Sumi sudah kembali, aku dan kakak kelima tidak perlu khawatir untuk mencarinya. Awalnya sudah berjanji dengan Bobo akan membawanya ke kebun binatang. Bagaimanapun, semuanya sudah beres, jadi harus membawanya pergi ke kebun binatang.

Samir, "..." Baik, saudara!

Bobo menatap Ethan, mata kecilnya sepertinya berkata: Ayah, kamu beruntung bisa kembali. Jika kamu tidak kembali, tidak membawaku pergi ke kebun binatang, aku takut aku tidak tahan bisa menghancurkan platformmu!

Ethan mengabaikan tatapan mata "kekaguman" yang dilontarkan oleh Samir dan Bobo, mengangkat alisnya dan berkata, "Bagaimana, mau pergi bersama kami?”

Ini…

Pani menatap Sumi.

Sumi melangkah maju, meraih tangan Pani, berjalan menuju ruang tamu dan berkata, "Tidak nyaman untuk pergi bersama."

"Wajahmu sungguh tidak nyaman untuk pergi bersama kami, agar tidak menurunkan penampilan kami secara keseluruhan!" Samir menatap punggung Sumi dan bergumam dengan suara rendah.

Ethan melihat Samir, "Kamu mengatakan kalimat ini membuatku terkejut."

"Apa?" Samir tidak mengerti.

Ethan menatap Bobo.

Bobo menggelengkan kepalanya dan berjalan sampai kesampingnya, meletakkan tangannya yang kecil di tangan Samir yang besar, memandang Samir dengan malas mengangkat matanya dan berkata, "Maksud ayah adalah, aku belum bebicara apa-apa kepada ayah. Kamu adalah orang dengan penampilan terendah di antara kami walaupun sudah dikatakan, sangat membuat orang terkejut! Nah, paman Samir, kadang-kadang kamu begitu percaya diri sehingga membuat Bobo tidak tahu harus melakukan apa.”

Ethan mengangguk, menunjukkan ini maksud yang ingin dia katakan.

Kemudian, Ethan menggandeng Bobo, disaat Samir menatap dengan wajah yang berdarah, berjalan keluar, punggungnya membawa kebanggaan manis!

"Kalian berdua berhenti? Aku memiliki penampilan terendah? aku? Apakah kalian tahu apa itu ketampanan? Itu adalah wajahku ini! Wajahku ini merupakan ketampanan! "

Samir dengan ujung lidahnya yang berdarah, jatuh ke pintu dan mengejar keluar.

……

Di dalam kamar hanya tinggal Sumi dan Pani berdua.

Kepala Sumi sedikit memutar, melihat Pani masih tidak sempat untuk melepaskan sudut mulutnya, hatinya juga akan mengikuti insting, menariknya duduk ke sofa, menatap Pani dan berkata dengan suara yang hangat, "Ellen juga sudah memberitahumu tentang Bobo?"

Membicarakan tentang Ellen dan Bobo.

Pani mengangkat matanya menatap Sumi, matanya yang kurang defensif dan bermusuhan. Mengambil tangannya dari telapak tangan Sumi, berkata, "Ya. Ellen sudah mengatakan kepada ku berkali-kali. Berkata bahwa Bobo sangat lucu, mulut kecilnya sangat manis, membuat orang menyukainya.”

Sumi menatap mata Pani menarik tangannya yang diletakkan di atas lutut Sumi, menyipitkan matanya, kemudian mengulurkan tangan untuk menangkapnya. "Anak William dan anak Ethan secara alami menarik bagi orang-orang. Semua dari mereka telah mewarisi gen yang baik dan dari kecil sudah tumbuh dengan tampan dan imut.”

Pani menarik tangannya. Jika tidak ditarik, tangannya akan kaku.

Dia mengerutkan bibirnya dan menatap Sumi dengan kedua pupil matanya cerah. "Apa kamu suka anak - anak? "

"......" Sumi tertegun, menatap mata Pani lebih dalam "ya."

Pani menatap Sumi untuk waktu yang lama. Dengan tenang menggeser matanya dan dengan tenang tatapannya jatuh di perutnya.

Sumi menatap wajah Pani, tapi dia tidak bisa menahan untuk melihat kearah perut Pani lagi dan lagi.

Ada suara cemburu yang sangat jelas di dalam hati: jika Pani mengandung anak ini, adalah miliknya itu akan sangat baik!

……

Dalam perjalanan ke kebun binatang.

Samir meletakkan satu tangannya di dada, dan menyentuh dagunya dengan tangan lain, "Itu benar-benar milik Sumi, sangat sulit untuk menyembunyikannya! Apakah kamu melihat perut Pani? Setidaknya sudah lima bulan, kan? Sudah mengandung lima bulan, Sumi tertegun harus menahan untuk tidak mengatakan dengan kita! Jika kali ini kita tidak khawatir dia akan datang ke Kota Yu dan bertemu Pani, Sumi tidak perlu menunggu sampai bayi itu lahir untuk memberi tahu kita bahwa Pani sedang mengandung anaknya. "

Ya.

Keluarlah dari hotel.

Samir dan Ethan terus mendiskusikan perut besar Pani!

Dan kesimpulannya adalah: anak yang dikandung oleh Pani adalah anak Sumi, tidak ada kemungkinan lain!

Mengapa begitu?

Karena Sumi pandai dalam segala hal.

Tapi ada sedikit yang buruk, dia punya keperawanan kompleks!

Tentu saja, ini bukan Sumi yang mengatakannya kepada mereka, tetapi sudah menjadi saudara selama bertahun-tahun, mereka sudah menelitinya.

Dia bahkan tidak keberatan jika pasangannya bukan perawan.

Belum lagi, pasanganya sedang mengandung anak laki-laki lain!

Jadi yang dikandungan Pani adalah anak dari pria lain ini mungkin, sama sekali tidak ada!

Karena itu, mereka percaya bahwa anak yang dikandung oleh Pani adalah anak Sumi!

"Wajah Sumi juga tidak terlihat. Dia dan Pani mungkin belum benar-benar belum sepenuhnya menyelesaikan urusan hati merek. Karena itu, ketika Pani telah mengandung anaknya, dia tidak ingin kita tahu untuk saat ini.” Ethan melihat dengan jelas.

Samir menyentuh hatinya. "Ethan aku sedikit tidak nyaman."

"Kapan kamu mulai mabuk mobil?" kata Ethan.

"......" Samir terdiam melihat Ethan dengan mata putih.” Kapan pekerja pernah berkata kalau pekerja mabuk mobil!”

Bobo, duduk di kursi belakangan dengan kursi anak, memegang ponsel kecil. Dia tidak tahu harus berbuat apa, mendengar raungan Samir dan terkejut. Dia mengangkat mata besarnya yang polos dan menatap Samir. Wajahnya seperti bayi kecil yang ketakutan.

Ethan terus memperhatikan Bobo dan melihat sekilas reaksi Bobo.

Mata Ethan sedikit menyipit, perlahan menatap kearah Samir, "Beberapa orang sudah mati, dia masih hidup. Tetapi ada beberapa orang masih hidup, tetapi akan segera mati. Kamu tahu siapa itu?"

"Yah ..." Samir menekan hatinya dengan kuat, "Aku sangat kasihan! Di usia tua, mata melihat saudara-saudara yang ada sampingku, teman-teman, dan orang asing di sekitarku, satu per satu, yang punya pacar dan anak. Tapi aku, tidak punya pacar, dan melihat sendiri saudara yang mengancam akan membunuhku! Hidupku begitu pahit! Tuhan, kamu tidak adil ... "

"Ini juga pahit. Bagaimana jika aku seumur hidup tidak bisa menemukan pasangan?"

Samir melolong. Ethan tiba-tiba menuangkan baskom yang berisi air dingin kepadanya.

Samir tertegun selama tiga detik. Lalu dia tiba-tiba berbalik dan menatap Ethan, "Kalau begitu kamu bisa membunuhku sekarang."

Ethan berpikir sejenak dan berkata, "Tidak bisa."

Samir merasa rugi dan sedih, "Terhitung kamu..." Memiliki hati nurani.

"Kamu harus hidup untuk memicu kami!" Ethan menambahkan.

Samir, "..." Jelas merasa diri sendiri seperti sedang sekarat!

Tidak bisakah dia menyelesaikan perkataannya dalam satu nafas? Dia tahu atau tidak tahu hatinya sekarang bagaimana, bahwa hatinya telah dipecah menjadi isian pangsit, isian….

……

Samir diam-diam menyembuhkan lukanya dikursi, baru mengambil napas panjang dan mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.

Ethan melihatnya dan berkata, "Menelpon siapa?"

"Apa pedulimu?" Samir berguma.

Ekspresi Ethan sangat datar.

"Kakak kelima ..."

Sangat cepat.

Pada akhirnya terdengar suara lembut perempuan.

"Ellen, kakak kelima punya pertanyaan untuk diajukan padamu." Samir berkata dengan santai.

"Kamu bertanya ya." Ellen bertanya dengan cepat.

Samir melihat Ethan. “….. kamu bilang, akankah kakak kelima seumur hidup tidak akan bisa menikahi seorang istri? "

“…… Hahahahaha.” Ellen berhenti sejenak, kemudian tawa meledak ke telinga Samir.

Samir mendesis, takut gendang telinganya akan pecah, jadi dia dengan cepat menjauhkan ponselnya, kemudian menatap ponsel sambil meringis.

Apa yang lucu? Lucu kah?! Sedikitpun juga tidak bagus kah!?

Ethan, yang sedang mengemudi, tidak bisa menahan tawa dari tenggorokannya.

Samir benar-benar ingin menangis!

"Uhuk, uhuk, kakak kelima, kakak kelima apakah kamu masih di sana?”

Samir menurunkan matanya, meletakkan ponsel kembali ke telinganya. Berkata dengan nada bahwa kamu telah kehilangan saudara lelaki yang baik, "Tertawanya sudah cukup?"

“…… Kakak kelima, aku tidak tertawa. Tawa yang tadi itu berasal dari TV, bukan aku.” Ellen menjelaskan dengan sungguh-sungguh, mendengar Samir mendengus lagi, "Terus berbohong, bohong!"

"Yah… kakak kelima, bagaimana kamu tidak bisa menemukan pasangan? Kamu adalah sutradara yang besar, tinggi kaya tampan! Para perempuan berlomba-lomba mau menjadi pacar kamu," kata Ellen.

Hati Samir sedikit seimbang, "Kamu berkata jujur?"

"Kakak kelima, apakah kamu memiliki kepercayaan diri pada diri sendiri? Lihatlah ke cermin dan lihat betapa tampannya kamu! Oh, Tuhan, kamu seperti ini tidak dapat menemukan pasangan. Mustahil, Surga tidak bisa mentorelir ini!” kata Ellen.

Mata Samir jatuh kebawah lagi, “….Ellen, kamu terlalu berusaha untuk melebih-lebihkan? "

"Jelas tidak!" Ellen berkata dengan nyaring.

Samir memutar matanya. "Sudah tidak peduli. Aku meneleponmu, sebenarnya yang ingin aku tanyakan bukan tentang bisa atau tidak bisa menemukan pasangan. Akan tetepi, apaka kamu tahu tentang kehamilan Pani?”

Begitu Samir berbicara.

Suara Ellen segera menghilang.

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu