Hanya Kamu Hidupku - Bab 351 Ternyata Kembar

Rosa mengepal kedua tangannya dengan erat, kedua bola matanya tanpa sadar berkedut.

“Tidak hanya itu.”

Frans menatap Rosa dengan tatapan gelap, nada suaranya kecil, “bibi Birming, Nona Manda begitu unggul, seharusnya tidak susah untuk menebak bahwa Nona Manda mempunyai banyak pengagum?”

Louis melihat Rosa, nada suaranya membawa sedikit cahaya, “Aku tentu saja tahu Rosa mempunyai banyak pengagum, tapi aku tidak menyangka Karlos Domingo juga...”

“bibi Birming, kamu tidak tahu. Adikku itu, demi mendapatkan hati Nona Manda yang dingin, sebelumnya kita membawanya pergi belajar keuangan, dia malah bagus, diam-diam belajar desain, mengatakan seperti ini bisa lebih dekat dengan Nona Manda, memiliki topik pembicaraan yang sama dengannya.”

“Ada masalah seperti ini.” Louis terkejut.

Frans mengangkat alis.

Kedua mata Rosa terus berputar, jantungnya terus berdetak di dada kirinya, dia segera melihat Frans, lalu berkata pada Louis, “Karlos sangat baik, tapi aku, hanya menganggapnya sebagai te...”

“Nona Manda tidak boleh mengatakan seperti itu.”

Tidak menunggu Rosa selesai berkata, dengan malas Frans bersandar di kursi, seperti senyum namun bukan senyum menatap wajah Rosa yang kaku, nada suaranya polos, “Teman sebaik apapun juga tidak boleh tidur di satu tempat tidur.”

Tangan Rosa yang mengetat tiba-tiba sedikit melonggar, dengan bingung melihat Frans.

Senyuman di wajah Frans seperti sebuah topeng yang sempurna, menyembunyikan semua ekspresi Frans yang sebenarnya di bawah topeng dengan sempurna.

Frans melihat mata Rosa yang gelap dengan tatapan biasa, tapi seperti dua belati yang sangat tajam menusuk rasa takut dan rasa ngeri Rosa.

Rosa hanya merasa seluruh darahnya menjadi dingin.

Setelah mendengar perkataan Rosa, Louis dan Ellen juga terbengong, dengan bingung menatap Rosa.

Rosa menggerakkan bibirnya dan membantah, tapi wajah yang pucat malah menunjukkan rasa takutnya, “Aku dan Karlos selalu teman yang baik, tidak pernah melewati batas. Tidak tahu darimana kamu mendengar rumor yang tidak masuk akal ini.”

“Ingatan Nona Manda tidak terlalu bagus. Masalah sekitar setengah bulan yang lalu, Nona Manda sudah lupa.” Tatapan Frans tiba-tiba menjadi dingin, nada suaranya terdengar sedikit tajam.

Jantung Louis tiba-tiba berdebar dengan kuat, melihat Rosa dengan tatapan asing.

Sebelumnya, Rosa masih mengatakan, dua bulan ini, dia sangat sibuk menangani masalah perusahaan cabang... sibuk hingga tidur bersama Karlos Domingo?

Dan, Rosa tidak hanya mengatakannya sekali di depannya, di dalam hatinya hanya ada anak laki-lakinya...

Punggung Rosa menjadi kaku, menundukkan kepala, tidak berani melihat wajah Louis, namun, bahkan dia sengaja menurunkan nada suaranya, juga tidak bisa menutupi nada suaranya yang gemetar, “Tampaknya kamu benar-benar percaya dengan perkataan yang tanpa bukti ini. Aku dan Karlos merupakan teman yang sangat baik, hanya itu saja. Jika kamu tidak percaya, kamu bisa menyuruh Karlos datang ke sini, kita akan mengklarifikasi secara langsung.”

“Lebih baik Nona Manda mengakui, juga tidak menyia-nyikan kegilaan adikku terhadapmu dan terus menyukaimu selama bertahun-tahun ini.” Wajah Frans tiba-tiba menjadi diam, menatap Rosa sambil berkata dengan nada dingin.

“Tidak ada masalah seperti ini, bagaimana aku mengakuinya?” Ekspresi Rosa pucat, tapi mulutnya tetap keras.

Frans tiba-tiba tersenyum, dia tidak berbicara lagi.

Tapi tatapan kedua matanya terlihat sangat dingin!

Louis mengerutkan alis, melihat Rosa dengan tatapan ragu-ragu.

Untuk pertama kalinya dalam hidup ini, dia merasa dirinya tidak pernah mengerti Rosa.

……

Setelah selesai makan siang dengan Samir, Frans dan Rosa, Louis sudah tidak pernah membicarakan masalah tentang dirinya ingin menyatukan Rosa dengan siapa-siapa lagi.

Setelah itu, Rosa seperti biasanya pergi ke Mansion Sihe melihat Louis, Louis juga memperlakukannya seperti biasanya.

Tapi keadaannya tidak seperti sebelumnya lagi.

Dan setiap kali setelah Rosa pergi dari Mansion Sihe, jika tidak pergi mencari Venus, dia akan menyuruh Eric datang ke rumahnya yang bergaya barat.

Pada hari ini, setelah Rosa pergi ke Mansion Sihe melihat Louis, dia langsung mengajak Venus untuk minum teh.

Kedai Teh Leci.

Venus memesan satu cerek jasmine tea, menuang teh ke dalam gelas, dan perlahan-lahan minum.

Dalam waktu ini, Rosa sering mengajaknya.

Setelah keduanya bertemu, Rosa lebih banyak diam, kadang-kadang berbicara dengan Venus sengaja atau tidak sengajanya menanyakan hubungan sepupu antara dia dengan Bintang Hamid.

Venus tidak mungkin tidak bisa melihat emosi Rosa dekat-dekat ini, bagaimanapun juga mereka bertemu setiap hari, alisnya yang mengatat sama sekali tidak pernah longgar.

Dalam hati Venus tahu, tapi tidak membicarakannya, berpura-pura dirinya tidak tahu apa-apa.

Setelah selesai minum secangkir teh, Venus menggerakkan alis, meletakkan gelas di atas meja, “Kakak Rosa, aku ingin memberitahukanmu sesuatu.”

Tatapan Rosa yang sedikit kabur menjadi fokus, melihat Venus, “Apa?”

Pipi Venus menjadi merah, mengambil ponsel yang ada di sebelah dan membukanya, mencari sebuah foto, menekan salah satu foto, kemudian menyerahkannya ke depan mata Rosa, berkata dengan nada malu, “Aku sudah punya pacar.”

Pandangan Rosa menyebar ke sekeliling, melihat wajah Venus yang malu, menarik napas, lalu menetapkan pandangannya dan melihat ke foto yang ada di layar ponsel.

Di dalam foto, Venus mengenakan gaun suspender, warna gaunnya adalah warna-warni, terlihat cerah dan cantik, senyumannya seperti bunga peony, berada di dalam pelukan pria yang berotot.

Bibir pria itu tertempel di pelipis Venus, alisnya sangat tebal, tipe pria yang berotot.

Dilihat dari foto ini, mereka berdua sangat senang.

Tatapan Rosan Manda melihat wajah pria selama beberapa menit, kemudian perlahan-lahan melihat Venus, “Ini, pacarmu?”

“Uhm.” Venus mengangguk dengan malu.

“...” tatapan Rosa segera muncul rasa penasaran, melihat Venus, “Kamu, sejak kapan mulainya?”

Venus mengangkat bibir, nada suaranya terdengar senang, “Sebenarnya dia sudah mengejarku selama dua tahun, tapi dekat-dekat ini aku baru setuju untuk berpacaran dengannya. Saat ini, Kakak Rosa adalah orang pertama yang tahu.”

Rosa melihat wajah Venus yang merah, menarik napas, tatapannya menjadi kacau.

“Kakak Rosa, apakah kamu melihatnya? Dia adalah campuran Korea dan Jepang. Ibunya adalah orang Jepang, dan ayahnya adalah orang Korea! Ibunya, kamu pasti pernah mendengar, artis wanita yang terkenal di Korea, memenangkan banyak penghargaan, drama yang dimainkan olehnya masih dianggap sebagai drama klasik. Pekerjaan Ayahnya adalah membuat makanan dan minuman, memiliki toko rantai di seluruh dunia. Keluarga yang kaya.”

Saat Venus berbicara, tatapannya terus melihat layar ponsel, sudut bibirnya yang diangkat sama sekali tidak pernah dilepaskan, “Kamu tahu bahwa ini adalah pertama kalinya aku pacaran. Meski kita baru saja bersama, tapi kita sudah kenal selama dua sampai tiga tahun. Kita sudah saling kenal dengan satu sama lain. Jadi, aku berdiskusi dengannya, setelah aku pulang dari pertunjukkan, aku akan pergi ke Korea bersamanya untuk bertemu dengan Ayah dan Ibunya, menetapkan masalahku dengannya.”

Rosa terkejut lagu, “Sudah langsung menetapkannya?”

Venus mengambil ponsel, dengan lembut jari-jarinya mengusap wajah pria yang ada di dalam layar ponsel, “Aku rasa, dia merupakan orang yang ingin kucari dalam hidup ini.”

Rosa mengerutkan alis dengan erat, melihat wajah Venus yang puas, entah kenapa hatinya tiba-tiba menjadi kosong dan panik.

Venus menatap ponselnya sejenak, lalu dengan tidak tega meletakkan ponselnya di atas meja, melihat Rosa dan berkata dengan nada kecil, “Sekarang sudah bagus, Ibuku akhirnya tidak perlu melihatku langsung menyuruhku untuk mencari pacar.”

Rosa mengambil gelas teh yang ada di depannya, mencicipi setekuk, kemudian bekata dengan mengerutkan alis, “Ibumu terus menyuruhmu untuk mencari pacar?”

“Iya, sebelumnya masih baik-baik saja, tapi sekarang, jika melihatu, dia selalu menyuruhku untuk memcari.”

Venus mengangkat bahu dan tersenyum, “Ibuku mungkin merasa adiku lebih kecil dariku tiga tahun, tidak hanya sudah menikah, bahkan anak pun sudah dilahirkan, jadi Ibuku mengkhawatirkanku.”

Rosa terkejut, “Adikmu?”

“Ada apa denganmu Kakak Rosa? Adikku adalah Ellen.” Venus mengulurkan tangan dan memegang tangan Rosa sambil berkata.

“Apa yang kamu katakan? Kamu bilang Ellen bahkan sudah melahirkan anak?”

Respon Rosa sangat kuat hingga menyingkirkan tangan Venus, wajahnya terlihat marah, tidak bisa menerima hingga memelototi Venus sambil berkata.

Venus terbengong, melihat Rosa, “… empat tahun yang lalu, adikku sudah hamil, Rosa, kamu tahu kok.”

Kedua mata Rosa melebar, napasnya tidak teratur, “Iya, iya, saat kecelakaan empat tahun yang lalu, dia sudah hamil… aku, kenapa aku bisa lupa.”

Venus segera menyipitkan mata, nada suaranya terdengar sedikit malu, “Jangankan Kakak Rosa, aku juga lupa dengan masalah ini… itu juga Bintang pernah mabuk, aku tidak sengaja mendengarnya.”

Venus mengatakan sampai sini, nada suaranya tiba-tiba menjadi jelas, melihat Rosa dan berkata, “Kakak Rosa tidak tahu kan, Ellen melahirkan sepasang anak laki-laki kembar.”

“… kembar, anak laki-laki lagi?!”

Setiap nada Rosa terus gemetar, matanya merah, menatap Venus.

“Uhm.” Venus menganguk dengan senang, “Aku berencana beberapa hari ini pergi melihat cucu kembarku, hadiah pun sudah kusiapkan.”

“Anak laki-laki, kembar…” Ekspresi wajah Rosa kacau… seperti senyum tapi bukan senyum, seperti menangis tapi bukan menangis.

Venus tersenyum sendiri, seolah-olah tidak melihat keanehan Rosa.

“Ha… ternyata kembar… anak-laki-laki lagi…HAHA…”

Rosa tersenyum hingga menangis keluar.

“Tidak heran, tidak heran…”

Tidak heran sikap Louis terhadap Ellen akan berubah begitu cepat!

Tidak heran Louis begitu terburu-buru ingin mencari pasangan untuknya!

Tidak heran, tidak heran…

“Kenapa aku tidak kepikiran? Kenapa aku tidak kepikiran empat tahun yang lalu, Ellen sedang hamil…”

Rosa mengepal tangannya dengan erat dan menahan di atas meja, air matanya pun mengalir keluar.

“Aku sudah tiga puluh tahun… aku sudah tiga puluh tahun. Aku masih belum mempunyai anak, masih belum punya…”

“Haha… Ellen, Ellen…”

Suara Rosa membawa suara tangisan dan serak, juga rasa sakit dan rasa benci.

Sudut bibir Venus terangkat sangat lebar, senyuman di wajahnya sangat cerah, tapi pupilnya malah kosong dan dingin!

……

Villa Carol Pavillion.

Di dalam kamar, Ellen membuka laptop dan meletakkannya di atas meja, dirinya duduk bersilang di atas sofa, mengambil sebuah buku tentang keuangan dan melihatnya dengan serius.

DENG, DENG…

Mendengar suara yang keluar dari laptop, pandangan Ellen sedikit beralih dari buku, melihat ke arah laptop.

Hanya melihat panggilan video dari Pani Wilman, Ellen merapatkan sudut bibir, meletakkan buku, menurunkan kedua kaki dari sofa, sedikit membungkukkan badan, dan menerima panggilan video.

Beberapa saat kemudian, di layar laptop muncul wajah Pani Wilman yang bersih tanpa ada bubuk.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu