Hanya Kamu Hidupku - Bab 99 Penampilan Pria Terhormat

Dan juga pada saat bersamaan, William juga menutup kedua matanya, memeluk erat Ellen, dengan ganas memperdalam ciuman ini.

Darmi membawakan pembalut yang Ellen minta, saat kembali melihat Ellen dan William duduk di sofa ruang tamu.

Satu menyilangkan kaki melihat majalah bisnis dengan serius, satu lagi menatap handphone dan browsing, juga sangat serius.

Darmi menatap Ellen dan William dengan heran, merasa ada yang aneh.

“Nona, barang yang kamu mau sudah aku belikan, aku taruh di atas?” Darmi berkata dan melihat Ellen.

Mata Ellen masih berada di handphonenya, “Terima kasih Bibi Darmi.”

Darmi, “......” ujung bibirnya tertarik, kedua matanya melihat ke arah layar handphone Ellen, penasaran dia sedang melihat apa, begitu serius.

Lebih baik tidak melihat, setelah melihat ujung mata Darmi juga ikut berkedut.

Layar handphone nya hitam tidak menunjukkan apa-apa.

Darmi bingung, tidak lagi berpikir, membawa pembalut naik ke atas.

Ellen dengan cepat melirik Darmi, melihat dia sudah naik ke atas, pinggang tegaknya merosot.

Tubuh kecil dalam selimut gemetar.

Bukan karena apa-apa, tapi karena sekarang bagian atas tubuhnya tidak memakai pakaian.

Kalau bukan karena mendengar suara mobil dari luar, kedua orang ini mungkin masih lengket.

Dan juga, dadanya terasa sakit.

Wajah Ellen memerah, mengerucutkan mulut melirik pria yang duduk di sampingnya.

Di bandingkan dengan rasa malunya, seseorang bersikap sangat biasa, seperti seorang pria terhormat.

Yang paling penting, bajunya di buka oleh dia, dan baju dia masih terlihat bagus, baju di tubuhnya tidak kelihatan kusut sedikitpun.

Benar-benar aneh!

Jelas-jelas dia tadi juga ada... melepas baju dia.. hehe!

William meletakkkan majalah di tangannya, matanya memandang Ellen, kedua bibir tipisnya agak basah, sedikit bengkak.

Seperti baru saja dipukuli.

Telinga Ellen terasa panas, hatinya juga bergetar.

William menarik dagunya, mencium Ellen sebentar, saat mata Ellen menampakkan rasa malu, tiba-tiba berkata, “Tadi saat menggigitku kenapa tidak merasa malu?”

Kepala Ellen langsung muncul huruf besar “Malu”.

“Aku mana ada menggigit.” Ellem menurunkan matanya, tertawa rendah.

“Em, mencium.” William menunjuk bibirnya sendiri.

Ellen sekilas melihat bibirnya, wajahnya terlihat sebal, lebih baik mengakui kalau digigit oleh dia.

Membuat bibir orang menjadi seperti itu, jika yang tidak tahu pasti akan cemas dengan kekuatannya.

Mulut Ellen bergerak, terhadap topik yang tidak bisa di jawab ini langsung mengalihkan pembicaraan, berkata dengan manja,”Paman ketiga, kamu gendong aku ke atas, aku takut mengotori selimut.

William mencium pipinya, lalu membawa dia dan selimut, dengan langkah besar naik ke atas.

Darmi meletakkan pembalut di lemari kamar mandi, keluar dari kamar Ellen, melihat William menggendong Ellen dari bawah.

Darmi berdiri di sisi kamar, matanya memperlihatkan senyum, tersentuh melihat mereka berdua.

Dulu tidak berpikir ke arah sana, sekarang, semakin dilihat dia merasa mereka cocok.

Jika bisa seperti ini seumur hidup, maka bagus.

Karena tadi di sofa melakukan hal yang tidak pantas, jadi Ellen sedikit tidak enak menghadapi Darmi, saat digendong oleh seseorang melewati Darmi, Ellen juga merasa segan melihat Darmi.

Darmi juga tidak berpikir banyak, melihat dua orang masuk kamar, lalu dia turun ke bawah.

Setelah turun, Darmi melewati ruang tamu, ekor matanya dengan tidak sengaja melihat ke sofa ruang tamu.

Darmi tertegun, menoleh sekali lagi.

Satu potong atasan baju berwarna putih terletak di sofa.

“..... ini bukankah baju yang di pakai nona tadi pagi?

Darmi bingung sambil berbicara sendiri.

Melihat baju ini selama sepuluh detik, mata Darmi membesar, sudah mengerti semuanya.

Pantas saja tadi dia dari luar masuk ke dalam, kelakuan Ellen sangat aneh dan kaku, rupanya....

“Hahh.”Darmi tertawa, menggelengkan kepala, berpura-pura tidak melihat, meninggalkan ruang tamu.

Dan saat Darmi pergi, William turun dari atas, mengambil baju Ellen di atas sofa, lalu naik lagi.

……

Karena sedang dalam masa haid, Ellen tinggal di rumah lagi selama dua hari.

Periode haid Ellen walaupun bisa menimbulkan gejala sakit, tapi waktunya lebih pendek, setiap kali hanya 3 atau 4 hari sudah selesai.

Kepala bisa sakit selama dua hari, dan dua hari terakhir hanya pinggangnya yang terasa sakit, dengan hari biasa tidak ada perbedaan.

Dulu melewati tahun baru dilakukan di rumah lama, jadi di sini tidak perlu menyiapkan kebutuhan apa pun.

Dan Darmi, beberapa hari lagi akan pulang kampung merayakan tahun baru, dan setiap dia ada waktu senggang dia akan membawa Suno pergi membeli kebutuhan tahun baru, supaya pada saat libur, bisa membawa pulang ke kampung halaman.

Beberapa hari ini, Frans yang sudah lama tidak nampak muncul.

Ellen melihat dia, terkejut, “ Paman Domingo, bukankah kamu di Amerika? Kapan kamu kembali?”

“Baru saja sampai.” kedua mata Frans indah, wajahnya lebih enak di pandang dibandingkan dengan wanita atau siluman, kulitnya sangat putih, badannya tinggi dan kekar, tapi nada bicaranya selalu terdengar seperti bandit.

Frans berkata, sambil melirik orang yang duduk tidak bergerak di sofa, berjalan ke depan, mengulurkan tangan menepuk kepala Ellen, “Beberapa bulan tidak bertemu, sudah tumbuh tinggi.

“Paman Domingo, kamu jangan menghiburku, hanya beberapa bulan bisa tumbuh berapa tinggi?”Ellen memutar matanya.

Frans tertawa, menyerahkan kepada Ellen sebuah tas berisi kotak hadiah, “ Hadiah yang Paman Domingo berikan untukmu.

“Hah, masih ada hadiah?”Ellen dengan aneh melihat Frans, “Paman Domingo, boleh iya, baru pergi ke Amerika beberapa bulan, sudah berubah menjadi sedikit romantis.”

“Anak ini, mau atau tidak?”Frans tertawa.

“Jika tidak mau maka rugi.”Ellen tertawa gembira, langsung membuka tanpa banyak bicara.

Melihat kotak hadiah perak yang di bungkus,Ellen menaikkan alis, melihat Fransyang duduk di sampingnya, “Paman Domingo, apakah kamu memberiku perhiasan?”

“Iya.”

“...”Benar!

Ellen membuka, dan melihat sebuah kalung mutiara di dalam kotak.

Mutiaranya tidak besar atau pun kecil, setiap bijinya sangat jernih, seperti baru saja di ambil dari kerang di laut.

Kalung mutiara ini di letakkan dalam kotak, sangat bercahaya.

Ellen tidak menyangkal kalung ini sangat cantik.

Tapi pada saat bersamaan, dia mengerti, harganya pasti tidak murah.

Dan lagi, orang dengan status seperti mereka, tidak bisa mengeluarkan barang yang biasa.

Ellen mendorong kotak hadiah, tertawa melihat Frans,”Paman Domingo, kamu tidak hadir pada saat ulang tahunku, hari ini pulang dengan khusus membelikanku hadiah, aku merasa tidak normal, bagaimana denganmu?”

Frans melirik Ellen yang pintar, menarik ujung bibir, “Paman Domingo mu ada begitu tidak baik terhadapmu? Saat kamu ulang tahun Paman Domingo sudah memesan tiket pulang......”

“Tapi pesawat terlambat, saat itu ada masalah, jadi tidak bisa pulang, benarkah?” Ellen membantu dia melanjutkan kata-katanya.

Ujung mulut Frans tertarik, menunjuk Ellen, “Paman Domingo suka dengan kepintaranmu.”

Ellen mengerucutkan mulut.

“Ellen, ingat kata-kata paman ketiga.”William berbicara.

“..... Apa?”Ellen bingung, berkata.

“Orang yang tidak bertanggung jawab.”William melihat Frans, “menyembunyikan niat jahat!”

Hah......

Mata Ellen penuh dengan kelucuan, juga memiringkan kepala melihat Frans yang tidak mengubah ekspresi, “Emm, aku pasti akan mengingat kata-kata paman ketiga sebagai moto saat menjadi orang dewasa.”

Frans masih dengan tampang tertawa, mendengar “Paman dan keponakan” berbicara saling menyahut, menaikkan alis berkata, “Jadi, sekarang kepercayaan antar orang sudah tidak ada lagi benar kan.”

Ellen tertawa gembira.

William mendengar, tidak berbicara.

Tujuan Frans hari ini datang kemari dia tidak jelas.

“Aku nanti berencana pergi ke rumah sakit.” Frans tiba-tiba berbicara seperti itu tanpa alasan.

Ellen melihat dia, “Ke rumah sakit? Kamu tidak enak badan?”

Frans melihat Ellen, lalu menatap William berkata, “Adikku, Karlos.”

“?”Ellen mengedipkan mata.

Karena hubungan Frans dan William, jadi Ellen dan Frans sangat dekat, tapi terhadap adiknya Karlos, selain pernah bertemu di luar, tidak ada hubungan lagi.

William menurunkan bulu matanya, tidak bersuara.

Frans menyipitkan mata, lanjut berkata, “Beberapa waktu yang lalu Karlos melakukan perbuatan yang sangat bejat.”

Jadi?

Ellen melihat Frans.

“Aku hari ini pulang langsung mengajar dia, dan kekuatanku sedikit terlalu besar.”Frans berkata dengan datar.

Ellen,“……”

Maksud dia adalah, adiknya Karlos dipukul oleh dia sampai masuk rumah sakit?

“Dua tulangnya patah.” Suara Frans terdengar ringan.

“……”

Wajah kecil Ellen, ekspresi wajahnya terkejut!

Memukul orang sampai dua tulangnya patah, itu terhadap dia,hanya kekuatan sedikit terlalu besar?!

Ellen tidak bisa mengerti arah pikiran otak mereka!

Dan yang dipukuli bukan orang lain, tapi adik kandung sendiri?

“Dokter bilang, hanya berbaring di rumah sakit selama sebulan saja sudah bisa keluar, tidak apa-apa.”Frans berkata.

“Khekhe.” Ellen batuk, merasa matanya hampir meloncat.

William mendengar, baru mengangkat mata hitamnya dengan datar melihat ke Frans, “Semoga adikmu cepat sembuh.”

“Semoga saja.”Frans berkata.

William menyipitkan mata, “Karena kamu sudah pulang, nanti malam suruh Sumi berkumpul.”

“Boleh.”

William mengangguk.

Ellen, “.......” Bukankan tadi mengatakan masalah adiknya dipukul hingga masuk rumah sakit? Kenapa topik ini dengan cepat sudah berubah?

Dan juga, dia merasa cara bicara mereka berdua sangat aneh!

Masih ada lagi.

Adiknya sudah masuk rumah sakit, mereka masih mau berkumpul.

Ellen dengan heran melirik mereka berdua, tapi merasa terpukul oleh ekspresi tenang dari mereka berdua.

Menarik napas dalam, tidak tahan menggeleng kepala.

Frans melirik Ellen, matanya sedikit melamun, melihat William yang di seberang.

Dia begitu buru-buru pulang dari Amerika, karena sebelum William melakukan tindakan kepada Karlos, duluan bertindak.

Setidaknya bertindak sendiri, masih lebih ringan, bisa menyelamatkan nyawa Karlos.

Dan Karlos sekarang hanya dibuat patah dua tulang saja olehnya.

Tapi kalau William yang turun tangan sendiri, jangankan dua tulang, dua lengannya bisa dibuat putus oleh seseorang!

Tentu saja.

Saat dia turun tangan bisa memikirkannya, jadi hanya mematahkan lengan, tidak mengambil nyawanya!

Tapi masalah ini salah Karlos, walaupun berbaring di rumah sakit selama dua bulan, dia tidak merasakan apa-apa.

Walau bagaimanapun, kalau Ellen terluka gara-gara dia, bukan hanya diri Karlos yang sulit di jaga, hubungan persahabatan dia dengannya juga tidak bisa di jaga.

Dan lagi, dia melihat Ellen tumbuh besar, dia tidak ingin dia terluka di depan publik dan pribadi.

Frans tidak lama di pavilun lalu pergi.

Ellen melihat dia keluar, kedua mata besarnya langsung melihat William, berkata dengan terkejut, “Paman ketiga, kamu tidak merasa Paman Domingo terlalu kejam?”

William melirik dia sekilas, dengan tenang berkata, “Tidak menurutku.”

Ellen,“……”

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu