Hanya Kamu Hidupku - Bab 399 Menghilang!

Mata Vania dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian, ketika mendengar perkataan Eldora, ia menjadi bingung, ia mencoba menekan emosinya, lalu menatap Eldora.

Eldora menatap lurus padanya, “Sebelum aku datang ke Kota Tong, aku sudah tahu bahwa kamu dan adikku tidak akur, dan selalu menargetkannya. Ada dua alasan yang terpikirkan olehku mengapa kamu menargetkan adikku, yang pertama karena suami adikku; Yang kedua karena Bintang Hamid, yang akan segera menjadi suamimu.”

Vania mengerutkan kening, ia tidak menyangkal hal ini.

Eldora menyipitkan matanya, “Vania, sebenarnya aku mengagumi karaktermu yang berani mencintai dan membenci. Tidak peduli kamu mencintai seseorang atau membenci seseorang, pasti akan ditunjukkan dengan sangat jelas, tidak seperti beberapa orang yang berbahaya, mereka hanya bisa bersembunyi di belakang orang dan memperhitungkan sesuatu. Akupun juga tidak akan melakukan hal yang sama dengan bersembunyi di belakang orang. Jika ingin menghadapinya, maka hadapi dengan adil dan jujur.”

Kata-kata Eldora sekarang ini benar atau salah, itu tergantung pada individu masing-masing.

Vania merentangkan wajahnya, wajahnya terlihat tidak nyaman, “Kakak Eldora, aku tidak pernah sekalipun menyangkal bahwa aku membenci Ellen, aku melakukan apa terhadapnya, sampai sekarang aku tidak menyangkalnya. Tapi tentang apa yang tidak kuperbuat, tentu saja aku tidak akan mengakuinya!”

“Bagus!”

Eldora mengangkat bibirnya dan memandang Vania, “Kalau begitu Vania, berita terakhir kali mengenai fitnahan terhadap adikku di internet, apakah kamu yang menyebarkan hal itu?”

Vania terkejut, ia tiba-tiba menjadi cemas, “Bukan aku! Terakhir kali kakak ketiga sudah pernah bertanya padaku, jawabanku pun sama. Hal itu bukan aku yang melakukannya! Apalagi kakak ketiga sudah percaya bahwa bukan aku yang melakukannya. Jika kamu tidak percaya, kamu boleh bertanya pada kakak ketiga.”

Eldora menurunkan matanya, setengah tersentak, ia mengangkat bulu matanya dan memandang Vania, lalu tersenyum tipis, “Baguslah jika bukan kamu. Seperti apa yang kukatakan di awal, aku pasti akan menarik keluar orang yang dengan sengaja menyakiti adikku, gigi dibalas dengan gigi!”

Setelah perkataan itu tercuap, Eldora berbalik dengan tajam dan berkata kepada Vania, “Tapi, jika bukan kamu lalu siapa? Rosa Manda sudah mati, jadi tidak mungkin dia yang menyakiti adikku. Selain dia, hanya kamulah yang bisa mempunyai motif seperti ini. Apalagi….”

Vania agak gugup, “Apalagi apa?”

“Apalagi waktu itu kamu ada di luar negeri, dan orang yang menyampaikan berita itu juga ada di luar negeri, bukankah menurutmu itu terlalu kebetulan?” Eldora menatap Vania, nada bicaranya sedikit menjadi lambat.

Vania membeku, matanya perlahan-lahan terlihat panik.

“Aku mengerti!”

Eldora tiba-tiba menepuk tangannya, seperti sudah menyadari apa yang terjadi.

Alis Vania menegang, ia menelan ludahnya dan berkata, “Mengerti apa?”

Eldora menatap lurus ke arah Vania, “Ada orang yang ingin memfitnah.”

“….” Detak jantung Vania tidak beraturan.

“Mendengar perkataan kakak Eldora, jika dipikirkan secara seksama memang ada kemungkinan begitu. Rosa Manda sudah mati, satu-satunya orang yang bisa berurusan dengan Ellen hanyalah Nona Dilsen keempat. Apalagi Nona Dilsen keempat juga kebetulan ada di luar negeri….”

“Gila, benar-benar mengerikan. Sebenarnya siapa yang begitu kejam dan menggunakan trik jahat itu untuk berurusan denganmu?”

“Nona Dilsen Keempat, coba pikirkan baik-baik, apakah kamu pernah menyinggung seseorang? Orang itu pasti sangat membencimu, makanya menyakitimu!”

“Ellen adalah milik CEO Dilsen. Jika CEO percaya dengan pemfitnah itu, bahwa Nona Dilsen Keempat yang melakukannya…Ya ampun, aku tidak berani membayangkannya!”

“….”

Wanita yang lain berkata di waktu yang tepat, membuat suasana menjadi makin memanas.

Wajah Vania menjadi pucat, sepasang bola mata berayun dari sisi ke sisi, ia tampak sangat ketakutan.

Eldora melirik para wanita itu.

Para wanita itu segera berhenti berbicara.

Saat ini Eldora berkata, “Vania, jangan punya hati untuk mencelakai orang, harus punya hati untuk menjaga diri dari orang yang ingin mencelakai. Coba pikirkan baik-baik, kamu pernah menyinggung siapa, atau apa ada orang yang bertentangan denganmu. Lagipula, tidak mungkin tidak menyadari diri sendiri dijadikan kambing hitam bukan? Sebelumnya beruntung, jika lain kali dijadikan kambing hitam oleh orang lain lagi, mungkin saja tidak akan akan seberuntung dulu.”

Vania bergidik, ia membelalakkan matanya menatap Eldora.

Eldora menyipitkan matanya dan matanya tertuju pada Vania.

Hati hingga tubuh Vania membeku sepenuhnya!

….

Tidak sampai tiga hari sejak Eldora dan Vania bertemu di kedai teh, tiba-tiba terjadi masalah.

Tapi yang mengalami masalah bukan Venus, melainkan Vania.

Vania menghilang.

Bukan diculik ataupun hal lainnya, tetapi menghilang secara tak terduga.

Hansen lah yang menemukan bahwa Vania menghilang.

Karena hari pengambilan akte nikah Vania dan Bintang Hamid semakin dekat, setelah pengambilan akte nikah, Vania dan Bintang Hamid akan tinggal bersama.

Sekarang hanya Hansen lah yang bertanggung jawab mengurus Vania.

Hansen hanya menggantikan tanggung jawab seorang ayah, ia ingin memberitahu Vania beberapa hal yang harus ia perhatikan setelah menikah dan masuk ke Keluarga Hamid.

Ia pergi ke vila Vania dan tidak menemukannya di sana, ditelepeon juga tidak tersambung.

Hansen tidak banyak berpikir pada saat ini, ia langsung kembali ke rumah lama karena tidak menemukan Vania.

Keesokan harinya ia pergi lagi ke vila untuk mencari Vania, tapi hasilnya tetap sama seperti kemarin.

Hansen memiliki firasat buruk dalam hatinya, lalu ia melapor ke polisi.

Dengan kata lain, bukan tiga hari kemudian Vania baru mengalami masalah, mungkin saja saat berpisah dengan Eldora, di hari itulah ia mengalami masalah.

Bagaimanapun juga Vania adalah nona keempat dalam Keluarga Dilsen, jika Nona Dilsen Keempat terjadi masalah, dan lagi Hansen yang melaporkannya sendiri ke polisi, pihak kantor polisi harus menaruh perhatian yang lebih.

Pihak kantor polisi menyelidiki berbagai informasi orang yang keluar dan masuk, dan memastikan Vania tidak meninggalkan Kota Tong.

Kemudian ia menyelidiki lokasi di mana Vania terakhir muncul.

Dari sudut pandang CCTV, Vania terakhir kali muncul di kedai teh.

Dan orang yang terakhir ditemui Vania adalah Eldora beserta denga beberapa wanita lainnya itu.

Identitas Eldora juga istimewa, pihak polisi juga tidak berani sembarangan ‘meminta’ Eldora datang ke kantor polisi untuk penyelidikan, hanya bisa mempersulit Hansen.

Untuk urusan Ellen dan seluruh Keluarga Nie, Hansen juga hanya bisa menyuruh polisi untuk mengikuti prosedur.

Setelah meninggalkan kantor polisi, Hansen segera pergi ke Coral Pavilion.

Hansen pergi di saat yang kurang beruntung, Louis kebetulan juga ada di sana.

Ellen juga sudah beberapa hari tidak bertemu dengan Hansel Dilsen, ketika bertemu dengannya, hatinya sangat senang, ia mengabaikan raut wajahnya yang serius dan kemudian menariknya duduk di atas sofa untuk mengobrol.

William tidak pergi ke kantor, ia juga sedang duduk di sofa.

Ellen tidak memperhatikan suasana hati Hansel Dilsen, tapi dia menyadarinya, hanya saja tidak mengatakan apa-apa.

Ellen berbicara sejenak, Hansen merespons dengan linglung.

Untuk waktu yang lama, Ellen melihat responsnya yang lambat, ia juga menyadari ada yang tidak beres dengan Hansen.

Ellen menjadi terdiam, ia menatap Willian Dilsen dalam kebingungan, juga menatap Hansen, matanya bingung.

Louis memandang Hansen dengan khawatir, “Ayah, ada masalah apa?”

Hansen dalam suasana hati yang berat, ekspresi wajahnya tak bisa disembunyikan, ia mengerutkan keningnya, dan menatap Ellen dan yang lainya, lalu berkata dengan nada rendah, “Vania menghilang.”

Hansen tidak ingin menyebutkan Vania di depan Louis.

Karena ia tahu jika menyebut Vania, Louis langsung teringat akan ‘Bayi yang mati di dalam perut’ nya.

Tetapi karena sekarang situasinya mendesak, ia benar-benar tidak bisa menunda untuk mengatakannya.

Benar saja.

Ketika Louis mendengar tentang Vania, raut wajahnya langsung berubah menjadi gelap dan menyeramkan.

Ketika William dan Ellen mendengar perkataannya, mata mereka sedikit berkedip, dan kemudian saling memandang.

Hansen berpikir dalam-dalam, dan menatap raut wajah Louis yang buruk, ia menghela nafas dalam-dalam dan berkata kepada Ellen dan William, “Vania sudah menghilang selama tiga hari.”

Ellen mengerutkan keningnya dan menatap Hansen.

Raut mata William menjadi serius, “Apa sudah lapor polisi?”

Hansen menganggukkan kepalanya.

William menyipitkan matanya, “Apa kata polisi?”

Hansen tanpa sadar menatap Ellen.

Ellen tergetar.

Hansen meletakkan tangannya di punggung tangan Ellen, ia setengah ragu-ragu, tetapi akhirnya berkata, “Polisi sudah memeriksa lokasi dan orang yang terakhir kali ia temui. Hasilnya adalah Vania terakhir kali muncul di kedai teh, dan orang yang terakhir ia temui adalah…kakak sepupumu.”

“Kakakku?” Ellen membeku.

Mata gelap William menyala dengan cepat, lalu ia menatap Hansen.

Wajah Hansen tampak gelisah, “Ellen, kakek bukannya meragukan kakak sepupumu. Tapi orang yang terakhir kali ditemui Vania adalah kakak sepupumu, jadi aku ingin meminta kakak sepupumu untuk datang sebentar untuk memahami situasi hari itu….”

Sampai sini, Hansen berhenti selama beberapa detik, lalu berkata lagi, “Tentu saja jika kamu tidak setuju, anggap saja kakek tidak pernah menyebutkannya, oke?”

Hilangnya Vania melibatkan Eldora.

Ada sedikit keraguan di hati Ellen.

Jika dia cukup mengenal Eldora, Ellen pasti akan menghubungi Eldora tanpa ragu.

Tapi masalahnya adalah.

Dia tidak begitu mengetahui karakter Eldora….

Jika….

Ellen menggigit bibirnya dengan ringan, sejenak ia tidak bisa membuat keputusan, ia melihat William.

Mata William sedikit menyipit, ketika ia melihat keraguan dalam mata Ellen, ia langsung berkata, “Hanya untuk memahami situasinya saja. Lebih baik minta dia untuk datang. Sekarang akan kusuruh Paman Suno untuk pergi menjemputnya.”

Ellen membeku, ia menatap William.

Raut wajah William datar, ia bangkit berdiri dan berjalan keluar dari vila, lalu menginstruksikan Suno untuk pergi menjemput Eldora.

Ellen mengepalkan tangannya tanpa sadar, ia menundukkan matanya diam-diam.

….

Satu jam kemudian, Suno yang menjemput Eldora datang.

Setelah Eldora tiba, Hansen menceritakan masalah itu dengan nada lembut.

Setelah Eldora mendengarnya, ia terkejut, “Aku, aku tidak salah dengar kan? Vania menghilang?”

Sebenarnya, sebelum Eldora tiba, William sudah menginstruksikan Suno untuk menceritakan masalah hilangnya Vania kepada Eldora.

Jadi, ketika melihat ekspresi berlebihan di wajah Eldora saat ini, William hanya bisa mengerutkan kening.

Ellen memandang Eldora, keraguan dalam hatinya semakin bertambah.

Mau tak mau ia berpikir.

Mungkinkah hilangnya Vania benar-benar berhubungan dengan Eldora?

Hansen melihat kekhawatiran di wajah Eldora, ia membuka mulutnya, sejenak ia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.

Eldora menghela nafas cemas ketika dia melihat tidak ada yang menjawabnya, “Bagaimana mungkin Vania bisa menghilang? Dia, mungkinkah dia tidak menghilang, hanya pergi ke suatu tempat untuk bermain, hanya saja tidak memberitahumu?”

“Beberapa hari lagi adalah hari pengambilan akte nikahnya dengan Bintang, aku pikir Vania juga tidak mungkin keluar main pada saat seperti ini.” Kata Hansen.

Setelah mendengarkannya, wajah Eldora yang khawatir tiba-tiba langsung berubah, ia berkata dengan histeris, “Apa mungkin Vania diculik?”

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu