Hanya Kamu Hidupku - Bab 436 Ellen, Kamu Mantap Sekali!

Ellen tidak menyadari bahwa setelah dia melontarkan kata-kata itu, tatapan William padanya bertambah sedikit kelembutan, suaranya bergelombang manja, “Coba katakan!”

Ellen ragu-ragu, “Sayang, bisakah kamu berjanji satu hal padaku sebelum aku mengatakannya?”

"Apakah kamu pikir kamu memiliki kualifikasi untuk bernegosiasi syarat denganku?" Kata William.

“Jika kamu tidak berjanji padaku, aku tidak berani mengatakannya.” Ucap Ellen dengan volume kecil.

Bulu mata William agak bergetar, “Apa syaratnya?”

Ellen menatapnya, “Tidak peduli apa yang kukatakan nanti, kamu tidak boleh marah padaku.”

William mengernyit, “Baiklah.”

Ellen menarik napas dalam-dalam, dengan naif, ia mempercayainya, berkata, "Dulu kamu selalu mengambil keputusan sendiri dalam hal apa pun, tidak pernah meminta pendapatku sebelum bertindak. Selain itu, kamu juga tidak merasa bahwa sikapmu itu agak bermasalah, kamu sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaanku. Aku tidak puas. Kamu bahkan selalu berpikir aku tidak suka menuruti perkataanmu dan selalu membuat onar. Jadi, aku mau kamu merasakan seperti apa suasana hatiku. "

Apa maksudnya?

Mengapa Ellen mengeluarkan kata-kata yang berbeda dengan apa yang dikatakannya kepada Ghost melalui telepon pada beberapa hari yang lalu?

William mengerutkan kening, kedua mata yang menilik Ellen dipenuhi hawa dingin.

Bagus sekali!

Alasan mengapa Ellen tidak memberitahu dirinya terlebih dulu adalah karena dia ingin membalas dendam padanya, agar dirinya tahu apa rasanya ditindaklanjuti orang lain tanpa diminta pendapat!

“Ellen, aku benar-benar meremehkanmu!” William mengesampingkan tangan Ellen, berkata dengan dingin.

Melihat raut mukanya yang sehitam wajan, Ellen menelan ludah, “Sayang, kamu telah berjanji tidak akan marah padaku.”

“Aku tidak berjanji!” William menyangkal dengan langsung.

Ellen, “….” Apa?

Apakah orang yang barusan berjanji dengan dirinya adalah hantu?

“Ellen, mantap sekali kamu, sangat mantap!” Kefrustrasian William dilampiaskan dengan tawa, mengangguk-angguk.

Ellen, “…”

“Akhirnya aku merasakan perasaanmu yang dulu, bagaimana? Apakah kamu senang?” William menggertakkan gigi.

“... Aku tidak senang.” Ellen mengeroncongkan mulut, melihat William dengan ekspresi cemberut. Dia merasa menyesal sekarang karena telah percaya padanya.

“Bukankah tadi kamu masih merasa bangga?”

“... Aku tidak merasa bangga tadi.” Katanya!

“Kamu merasa bangga!”

“…. Aku tidak ada.”

William memelototinya.

Ellen memasang ekspresi malang, berkata dengan cemberut, “Aku benar-benar tidak merasa bangga.”

Memandang wajah lugu Ellen, dada William bergerak naik turun dengan cepat.

Dia merasa bahwa setiap kali kemarahannya disebabkan oleh wanita kecil yang ada di depannya ini.

Dia mengira Ellen akan mengatakan sesuatu yang membuat dia terharu. Tapi bukannya terharu, dia malah menjadi marah pada Ellen.

Benar tak dapat diharapkan!

……

Ellen melewati beberapa hari ke depan dengan “murung”.

Padahal pria itu berjanji padanya untuk tidak marah. Tapi dia bukan hanya marah, tapi juga memecah rekor panjang waktu marahnya.

Dalam beberapa hari ini, tidak peduli bagaiamana cara Ellen membujuknya, bagaimana Ellen bermuka tebal untuk berinisiatif mencarinya, dia tetap mengabaikan Ellen.

Ellen tahu bahwa masalah kali ini cukup “serius”.

Oleh karena itu.

Ellen membatalkan rencana bujukan sebelumnya dan berencana untuk merancang ide baru untuk membujuk William.

Rencana Ellen adalah -- "Musuh" tidak beraksi, aku juga tidak bergerak! (Tampaknya kemarahan William padanya akan berlangsung seumur hidup!)

…..

Kriminal Venus tak terhitung, bukti terkumpul lengkap, dalam waktu seminggu, putusan pengadilan telah dijatuhkan: hukuman mati!

Bukan hukuman mati yang ditangguhkan, tapi hukuman mati yang akan dieksekusi langsung dalam satu minggu hari kerja.

Sampai hari sebelum eksekusi Venus dilakukan, tidak ada seorang pun, termasuk Pluto dan Vima, yang mengunjunginya dan “mengucapkan salam tinggal” dengannya.

Venus ditahan di sel terpisah yang gelap, dia mengalami apa artinya “kesepian dalam hidup”.

Venus yang sekarang tidak takut akan kematian, dia hanya tersesat, bahkan tidak dapat membedakan antara kenyataan dan khayalan.

Dapat juga dikatakan bahwa dia agak linglung dengan kenyataan tentang dirinya yang akan segera menemui ajal.

Bagaimana cara menjelaskannya? Dia merasa kosong dan tidak realita akan kenyataan tentang dirinya yang akan mati. Dia jelas hidup dengan baik sekarang, kenapa bisa mati? Dia masih hidup!

KRUANGKRUANG--

Jeruji besi penjara dibuka dari luar.

Pandangan kosong Venus tertuju pada jeruji besi.

Seorang sipir berdiri gagah di luar jeruji besi dengan sebuah pentungan polisi di tangan, sipir yang satu lagi membuka pintu.

Pintu terbuka, salah seorang sipir berkata, “3258, keluar, seseorang mengunjungimu.”

Setelah seseorang memasuki penjara, dia tidak punya nama, yang ada hanyalah serangkaian kode yang terdengar dingin.

Venus terbengong, seolah sama sekali tidak mengerti kata-kata yang dilontarkan sipir.

Sipir tidak sabar, “3258!”

Venus langsung bergerak lincah, berdiri dengan tangan meremas baju, lalu berjalan menuju pintu.

Sipir memandang Venus dan mendengus, “Masih ada orang yang mau mengunjungi orang seperti kamu!”

Menghadapi kata-kata sipir, Venus tidak memiliki perasaan apa pun.

…..

Saat Venus tiba di ruangan pengunjungan dan melihat pria yang duduk di bangku seberang kaca, kaki Venus yang sedang melangkah sontak terhuyung, sipir yang berdiri di belakang tidak tahan untuk mengerutkan kening.

Venus kembali berdiri stabil, air matanya bercucuran. Tangan yang di borgol meremas pakaian lebih erat, mata menatap pria itu tanpa mengalihkan pandangan sekali pun.

Bintang memandang Venus dengan tenang.

Dia adalah Venus, tetapi terlihat bukan Venus.

Venus yang dulu sangat anggun, setiap gerak-geriknya mencerminkan dirinya yang terdidik dan berlaku baik.

Venus yang sekarang bermuka lemas dan pucat dengan seragam penjara, rambut kucir tampak kering dan berantakan, kelihatan menua sepuluh tahun.

Venus berjalan selangkah demi selangkah ke hadapan Bintang dan duduk, menatapnya dengan air mata yang tak terkira, gemetaran, “Kamu akhirnya datang, Bintang.”

“Iya, aku datang untuk melihatmu yang terakhir kalinya.” Kata Bintang.

Terakhir kali?

Jantung Venus berdebar cepat, air mata terhenti.

Kata-kata Bintang yang dikeluarkan dengan spontan membuat Venus akhirnya menyadari apa itu “kematian”.

Kematian adalah, tidak akan ada lagi dia di dunia ini, jejak hidupnya juga akan ikut terhapus, dia bagai tidak pernah eksis.

Wajah Venus pucat, seluruh badan bergetar tak terkendali.

Bintang menatap bibir pucat Venus yang bergetar, “Apakah kamu memiliki harapan yang belum terpenuhi?”

Mata Venus membelalak, menatap Bintang.

Ada, dia tentu memiliki harapan yang belum terpenuhi!

Harapan terbesarnya adalah bisa hidup bersama pria yang dicintainya sepanjang hidup!

"Bintang, aku tidak ingin mati, aku benar-benar tidak ingin mati."

Venus tiba-tiba mengepalkan kedua tangan, menggelengkan kepala dengan panik.

“Kamu tidak ingin mati, apakah Rosa ingin mati? Apakah Yuhan ingin mati? Apakah Vima ingin mati?” Suara Bintang sangat tenang, ketenangan ini menggambarkan kedinginannya.

Venus menunduk dan menangis gelisah, “Bintang, aku sangat takut. Aku tidak ingin mati ...”

“Tidak ada orang yang ingin mati.” Ujar Bintang.

“Bintang, tolong aku. Walaupun harus tinggal di penjara seumur hidup..." Mata Venus bertebaran sejuta harapan untuk hidup, ia memohon dengan suara serak.

Orang mungkin baru akan menyadari betapa kuatnya keinginan dan harapan mereka akan hidup pada saat mereka benar-benar berada di ujung kehidupan.

Ekspresi Bintang sama sekali tidak berubah, "Aku tidak bisa menolongmu, aku juga tidak ingin menolongmu. Inilah yang pantas kamu dapatkan."

“Aku melakukan semua ini demi kamu. Bintang, aku benar-benar sangat mencintaimu. Aku mencintaimu lebih dari siapa pun di dunia ini. Tidak ada yang cocok untuk berada di sisimu selain aku. Tidak ada wanita yang layak mendapatkan cintamu, kecuali aku. Tidak ada juga yang berhak menikah denganmu, kecuali aku!” Tangis Ellen.

“Kamu mengatakan bahwa semua kriminal yang kamu lakukan adalah demi aku, apakah agar seumur hidupku terus merasa bersalah pada orang-orang yang kamu bunuh? Venus, kamu sungguh menjijikanku!”

Tatapan Bintang pada Venys sedingin mata pisau yang tajam.

Venus memeluk tubuhnya yang gemetaran parah, mata merah, situasinya ini amat terpuruk, memandang wajah Bintang yang tak menampakkan sedikit pun perasaan, “Bintang, aku melakukan semua ini karena aku terlalu mencintaimu dan aku terlalu takut akan kehilanganmu. Siapa pun boleh membenciku, menjijikkankuku, tapi kamu tidak boleh. Kamu sama sekali tidak boleh!”

“Kenapa aku tidak boleh? Faktanya, dibanding orang-orang yang kamu lukai, aku lebih membencimu dan merasa jijik padamu!" Ucap Bintnag sekata demi sekata.

“Kenapa? Kenapa? Tidak ada seorang pun yang mencintaimu lebih dari aku, tidak ada! Kenapa kamu membenciku, Kenapa kamu merasa jijik padaku?" Venus menggelengkan kepala dengan sekuat tenaga, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Bintang membencinya dan merasa jijik padanya.

Bintang tetap tak tergerak, “Kamu hampir membunuh wanita kesayanganku atas nama cinta, kemudian membiarkan ayahmu memperkosa tunanganku. Lalu, semua hal yang kamu lakukan itu dilabelkan sebagai hal-hal yang dilakukan demi aku. Kalau begitu, apakah semua itu dilakukan kamu atau aku? Venus, Apa alasan aku untuk tidak membenci kamu?”

Sebenarnya.

Kebencian Bintang terhadap Venus jauh lebih kurang daripada kebenciannya terhadap dirinya sendiri.

Dia tidak pernah menyangka dirinya adalah penyebab yang menjerumuskan kekasihnya jatuh ke dalam kebahayaan berkali-kali.

Penculikan, kemudian kecelakaan mobil, lalu skandal ….

Apa yang dialami Ellen juga dikarenakan dia!

Bintang sangat menderita karena dia mungkin tidak akan memiliki keberanian lagi untuk muncul di depan Ellen!

Dia tidak lagi memiliki keberanian untuk mengatakan bahwa dirinya menyukai Ellen, tidak lagi memiliki kualifikasi untuk mengusulkan agar mereka berdua bisa menjadi teman.

Venus yang menyebabkan semua ini!

Wania yang selalu dipercayainya, wanita yang tumbuh besar dengannya, wanita yang selalu dianggapnya sebagai sepupu!

Karena Venus, luka dan pukulan yang ditanggung Bintang jauh lebih besar daripada yang dibayangkan Venus.

Mungkin akan ada orang yang bisa memahami rasa sakit dan kepasrahannyaa, tetapi tidak akan ada orang yang tahu seberapa berat beban sakit dan kepasrahan ini!

“Mereka semua tidak pantas! Ellen tidak layak mendapatkan cintamu, Vania lebih tidak layak untuk dinikahimu! Hanya aku, hanya aku yang mencintaimu dengan tulus! Bintang, kamu lihat dengan jelas, di dunia ini, hanya aku yang ...”

“Cukup!”

Bintang menyela kata-kata Venus dengan suara dingin, “Apakah kamu tahu bahwa cinta yang disebutkanmu setiap kali semakin memperdalam rasa benciku padamu?! Venus, kamu terima saja keputusan pengadilan untukmu. Setelah kamu pergi, aku akan menikah dan punya anak, kami sekeluarga akan bahagia dan bersama seumur hidup.”

“Ah…..”

Venus menutup telinga dan menjerit pasrah, "Aku tidak mendengar apa pun, aku tidak mendengar apa pun ..."

Bintang menyipit, dia tiba-tiba menumpukan badannya pada meja, mendekati Venus yang berada di sisi lain kaca, berkata, "Aku akan menghapus ingatanku tentangmu segera mungkin, menghapusnya tanpa meninggalkan setitik sisa."

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu