Hanya Kamu Hidupku - Bab 50 Perasaan Presdir William Pada Ellen Bukan Perasaan Biasa

Rosa menjalan mendekat, ketika melihat mata Vania yang memerah, ia terkejut : “Ada apa?”

“Kak Rosa, kakak ketigaku terlalu mengesalkan! Siapa itu Ellen, ia hanya seorang anak yatim piatu yang diadopsi saja, namun sikapnya jauh lebih baik daripada adik kandungnya sendiri!”

Vania memelototi Ellen yang digandeng William naik keatas panggung, lalu berkata dengan begitu penuh amarah.

Alis Rosa yang begitu rapi dan indah langsung bergerak, matanya melihat kearah Ellen yang terlihat begitu memukau bak putri dalam dunia dongeng.

Kalung mutiara yang dikenakan di lehernya, merupakan karya seorang ahli yang terkenal di dunia internasional, hanya ada satu di seluruh dunia ini, harganya bisa sampai mencapai miliaran rupiah.

Gaun yang ia kenakan, merupakan gaun buatan tangan designer ternama di Prancis, konon gaun ini membutuhkan waktu berbulan-bulan baru bisa selesai, dan harganya tidak perlu disebutkan pun sudah bisa terbayangkan.

Uga sepatu kaca pink yang ia pakai, merupakan buatan seorang designer khusus yang ternama hanya untuknya.

Jangankan kalung, gaun atau pun sepatu kaca, hanya jepit rambut yang menempel dirambutnya saja sudah berharga ratusan juta!

mengenakan barang bernilai miliaran di sekujur tubuhnya, semua buatan designer terkenal.

Diluar masalah harga, hanya antrian PO saja, ada berapa banyak wanita yang mengantri bahkan menghabiskan banyak uang tapi tidak berhasil mendapatkannya.

Namun Ellen, tanpa perlu bersusah payah ia bisa mendapatkannya dengan mudah!

Berkat kedua orang tuanya yang meninggal, ia berhasil bersandar pada William yang begitu kaya raya, bahkan begitu menyayanginya!

Rosa menyipitkan matanya, rasa murung yang hanya muncul sekelebat dia tutupi dengan sempurna.

Ia mengalihkan pandangannya dari Ellen seperti biasanya, lalu menatap Vania yang matanya sudah memerah bahkan siap menangis kapan saja dengan lembut, ia berkata dengan begitu ramah, “Hari ini adalah ulang tahun Ellen yang ke-18, diacara pesta seperti ini tentu saja akan dibuat sedikit lebih mewah dan besar. Apalagi status social kakakmu dipertaruhkan disini, tidak mungkin ia melakukan pesta yang tidak sesuai dengan status kakakmu, iya kan?”

“Benar Vania, Keluarga Dilsen kita merupakan anggota dari 4 keluarga terpandang, kalau sudah memutuskan untuk mengadakan peseta, tentu saja tidak boleh diadakan secara asal-asalan. Kalau tidak, mungkin tidak aka nada orang yang membicarakannya langsung, namun martabat kita akan langsung habis terinjak-injak.”

Louis segera menambahkan.

Begitu Rosa mendengar ini, sekilas ada aura dingin yang terpancar dari kedua matanya.

“Memang begitu, namun kakak tidak perlu menghamburkan uang sampai segitunya hanya untuk membuat orang memperhatikannya bukan? Ketika aku merayakan ulang tahunku yang ke-18 aku tidak mendapatkan itu semua! Kamu lihat yang ia kenakan, yang menggantung di lehernya, juga sepatu dikakinya. Yang mana bukan buatan designer ternama yang harus menghabiskan banyak uang? Sedangkan aku? Ketika ulang tahunku yang ke-18 kakak sama sekali tidak perduli. Hanya membelikanku sebuah villa sebagai hadiah ulang tahun. Persiapan pesta ulang tahunku juga tidak ada campur tangan apapun darinya. Bahkan ketika acara pesta berlangsung dia pergi lebih awal karena Ellen tidak enak badan!”

Semakin Vania bicara semakin merasa sedih, semakin bicara semakin merasa William pilih kasih, semakin bicara semakin sakit hati, ia mengangkat tangan dan menghapus airmatanya sambil berkata, “Kalian tidak perlu menjelaskan padaku, aku tidak bodoh, kakakku baik pada siapa aku bisa melihatnya! Mami, aku tidak ingin berada disini, aku tidak ingin melihat Ellen, apalagi melihat kakak ketiga!”

Setelah mengatakannya, Vania langsung memegang gaunnya dan berlari keluar.

“Vania……..”

Louis merasa khawatir, sehingga langsung menyusul keluar.

“Tante.” Rosa manariknya, menenangkannya dengan lembut, “Acara baru dimulai, anda belum bisa pergi sekarang, kalau sampai dilihat oleh media, mungkin akan membuat gossip. Jadi anda tetap disini saja, aku yang akan mengejar Vania. Tenang saja tante, aku akan menenangkan Vania dan mmebujuknya.”

“Rosa, kamu memang berpikir panjang. Sekarang tante tidak bisa pergi, jadi mohon bantuanmu. Vania paling mendengarkan ucapanmu, apapun yang kamu katakana, dia lebih mudah menerimanya. Sana cepat, tante sungguh mengkhawatirkan anak itu.” Louis menggenggam tangan Rosa dan berkata dengan terburu-buru.

“Em, aku akan pergi sekarang.”

Rosa menarik tangannya, lalu berbalik mengejar Vania.

Louis melihat Rosa berlari keluar aula baru menghela nafas, lalu melihat kearah Ellen dan William yang berada diatas panggung.

Meskipun tadi masih berusaha menenangkan Vania, mencari berbagai alasan untuk membujuk Vania, namun kebaikan William pada Ellen, Kalau hanya memandang status tidak ada yang khusus memang.

Namun dalam lubuk hatinya yang terdalam, dia seperti merasa kebaikan William pada Ellen terasa terlalu berlebihan, bahkan terlalu over!

jauh melebihi kebaikannya pada adik kandungnya sendiri, bahkan jauh melebihi setiap orang dalam Keluarga Dilsen.

“Sudahlah, Ellen datang ke Keluarga Dilsen sejak dia usia 5 tahun, dan dia selalu hidup bersama William, keduanya tinggal dibawah atap yang sama, dalam hati William, mungkin posisi Ellen dihatinya sudah lebih penting daripada putri kandungnya sendiri. Sama seperti kita terhadap Vania, bukankah kita juga sepenuh hati terhadapnya sampai ingin rasanya memberikan semua yang ia inginkan kehadapannya?”

Gerald maju dan merangkul bahu Louis sambil berkata.

Louis melirik Gerald, namun tidak mengatakan apapun.

……

Begitu turun dari atas panggung, Ellen segera mencari Pani.

Namun dia sudah mengelilingi seluruh ruangan untuk mencarinya, tapi ia tidak menemukannya, apakah dia belum tiba? Atau sedang ke toilet?

Seharusnya tidak mungkin belum sampai, karena satu jam sebelum acara dimulai dia sudah menelfon dan memastikan, ketika itu dia mengatakan kalau dia sudah di jalan.

Kalau begitu berarti ke toilet, atau mencari tempat yang tenang untuk bersantai.

Sambil berpikir demikian, Ellen mengangkat ujung gaunnya dan berjalan kearah toilet.

Di koridor toilet, Ellen melihat Pani yang mengenakan gaun merah yang indah bagaikan tokoh dalam cerita dari kejauhan, senyum mengembang diwajahnya karena senang, Ellen mempercepat langkahnya berjalan menuju kearahnya.

“Ellen ini sungguh beruntung ya, pesta ulang tahun yang ke-18 saja bisa dirayakan sampai lebih mewah dan megah daripada tuan putri. Apakah tadi kamu lihat? Vania Dilsen saja sampai dibuat kesal dan pergi dari acara. Ckckck.”

“Apa boleh buat, siapa suruh Presdir William lebih menyukai Ellen daripada adiknya sendiri.”

“Suka, aku rasa tidak semudah itu ferguso!”

“……. Apa maksudmu? Apakah kita sudah melewatkan sesuatu? Cepat katakana.”

“Masalah ini juga aku dengar dari salah satu temanku yang sedang mabuk ketika itu. Katanya………”

Tiba-tiba suaranya menjadi rendah, “Katanya perasaan Presdir William pada Ellen bukan perasaan biasa….”

“……..”

Begitu wanita mengatakannya, wanita yang berada didalam seolah terkejut, cukup lama tidak bersuara.

“Oh my! Urusan begini tidak bisa sembarangan dikatakan!” salah seorang wanita berkata dengan terkejut.

“Iya benar, bagaimana pun Presdir William bukan orang yang bisa sembarangan kita gosipin.”

“Temanku itu sembarangan bicara atau tidak aku tidak tahu. Namun hari itu ketika teman aku mengatakannya, dia masih berpesan padaku dalam kondisi mabuk parah untuk jangan mengatakannya keluar.”

“……… Aku tidak percaya! Mungkinkah Presdir William bisa menyukai gadis kecil seperti Ellen itu? Berdasarkan status social dan juga kekuasaan yang ia miliki, wanita seperti apapun yang ia mau tidak mungkin tidak bisa ia dapatkan! Kalau kamu mengatakan Ellen memiliki maksud yang tidak-tidak pada Presdir William, mungkin aku masih bisa percaya.”

“Iya juga. Kamu lihat penampilan Ellen, ckck, begitu lihat saja sudah tahu kalau dia bukan wanita yang baik-baik….. kalau begitu aku sungguh merasa ini mungkin sekali, mungkin sekali Ellen punya maksud lain pada Presdir William. Dan juga, jangan lihat usia Ellen yang masih kecil, ia sangat lihai loh. Dia adalah seorang anak yatim piatu yang diadopsi, namun jauh lebih disayang daripada putri kandung keluarga Dilsen, bukankah ini tidak begitu masuk akal? Aku rasa 80 persen kemungkinan Ellen menggunakan trik yang hebat!”

“Ellen ini sungguh sangat menakutkan. Kalau dia benar-benar memiliki niatan lain terhadap Presdir William, itu pasti sudah direncanakan sejak lama. Dengar-dengar ketika dia masuk Keluarga Dilsen baru berusia 5tahun. Anak umur 5 tahun saja sudah punya pikiran yang picik seperti iu, ckckck, begitu dibayangkan langsung membuat merinding!”

“Kenapa kalau picik? Meskipun dia menghalalkan segala cara untuk membuat Presdir William suka padanya, menurutmu mungkinkah ia bisa menduduki posisi Nyonya Dilsen? Ngarep! Jangan lihat Rosa yang begitu hebat, bahkan orang di keluarga Dilsen pun tidak akan menyetujuinya masuk ke dalam keluarga mereka…….”

“Sudah cukup belum!”

Beberapa wanita yang berkumpul dan bergosip, dibuat terkejut oleh suara bentakan seorang wanita yang begitu tajam dan tingin, satu per satu melihat kearah depan pintu dengan wajah tegang.

Ketika melihat Pani, beberapa orang yang wajahnya menegang langsung menjadi sedikit lebih santai.

Baru saja mereka masih panik, kali ini giliran mereka yang melihat kearah Pani dengan tidak senang, “Siapa kamu?”

Salah satu diantara wanita itu bertanya dengan galak.

Pani tersenyum dingin, tangannya menyilang didepan dada sambil bersandar didepan gawang pintu toilet, lalu berkata, “Orang yang hanya bisa membicarakan orang dibelakang, tidak pantas untuk tahu siapa namaku.”

“Sialan, siapa ini, sombong sekali!” wanita lainnya dibuat kesal oleh sikap Pani yang begitu angkuh sampai menggertakkan rahangnya!

“Tidak kenal!” wanita yang menjawab juga menyilangkan tangannya, menatap Pani dengan tatapan penuh kebencian.

“Tahu tidak? Katanya orang yang suka menyebar hoax tentang orang lain, bahkan ucapannya kotor, setelah mati akan masuk neraka dan lidahnya akan dipotong, dan tidak akan terlahir sebagai manusia, hanya akan terlahir menjadi lalat yang begitu menjijikkan!”

Pani hanya tersenyum sambil berkata dengan santai dan tenang.

“Kamu sedang mengatai siapa sebagai lalat?”

“Siapa yang merasa yah itu orangnya!” Pani menyipitkan mata sambil menjawabnya.

Jantung wanita itu seperti tersentak ketika ditatap oleh Pani, bahkan sampai tidak bisa mengatakan apapun.

“Aku rasa kamu ini sedang mencari gara-gara ya! Kami sedang asik mengobrol, apa urusannya denganmu?”

“Tidak suka aja, kenapa?” Pani mengangkat dagunya sambil melihat kearah orang itu.

“Gila ya!”

“Hm, benar sekali, aku memang gila! Jadi malam ini, kalian harus menyiapkan mental untuk ditahan olehku didalam toilet ini sampai acara selesai1” Pani menyipitkan mata.

“Kamu?”

“Kebetulan aku belajar sedikit taekwondo, kebetulan berhasil memenangkan kejuaraan nasional. Untuk menghadapi kalian, itu mah receh!”

Taekwondo, bahkan memenangkan juara……….

Beberapa wanita ini tercengang, seolah tidak menyangka Pani yang kecil kurus ini ternyata memiliki kehebatan yang tersembunyi!

Pani hanya menatap mereka dengan tenang.

Belajar taekwondo? Menang kejuaraan nasional?

Jangan bercanda kakak!

Dia bisa bertahan hidup sampai hari ini saja sudah membutuhkan tenaga yang super duper keras, mana mungkin masih punya uang lebih untuk belajar taekwondo lagi!

Namun tenaganya memang jauh lebih kuat dari wanita biasanya.

Suasana seketika menjadi begitu tegang.

Pani hanya menghadang didepan kamar mandi, melihat gayanya sudah terlihat jelas kalau dia tidak ingin membiarkan mereka keluar!

kalau tidak memberikan mereka sedikit pelajaran, membuat mereka mengingatnya, apa yang mereka katakana hari ini, mungkin di hari berikutnya mereka bisa mengatakan hal yang lebih keterlaluan lagi!

“Apa yang sebenarnya kamu inginkan?” salah satu wanita di antara mereka bertanya dengan nada bicara hampir menangis.

Pani mengangkat bahu, “Bukankah aku sudah mengatakannya dengan jelas, sebelum acara selesai, siapapun jangan harap………..”

“Pani.”

Pani terkejut, lalu menoleh kebelakang.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu