Hanya Kamu Hidupku - Bab 398 Hatinya Ingin Marah!

Vania mengerutkan kening, ia menatap cangkir yang ada di lantai, lalu memandang Venus yang terlihat panik, ada keraguan di matanya.

Suara cangkir pecah menyadarkan Venus.

Venus menatap kosong ke arah cangkir teh yang berada di atas lantai, setelah beberapa saat, ia tiba-tiba bangkit berdiri dan memanggil pelayan untuk membersihkannya.

Pelayan membersihkannya dengan teliti, lalu membawakan cangkir baru.

Venus kembali duduk, ia menuang teh ke cangkirnya sendiri, lalu kembali ke topik barusan, ia menatap Vania dan berkata, “Setelah kamu menikah dengan Bintang, apakah kamu berencana untuk tinggal bersama bibi dan pamanmu, atau kamu akan pindah ke apartemen tempat Bintang tinggal?”

“Tidak semuanya.” Vania menyipitkan matanya dan memandang kedua mata Venus, “Aku dan Bintang membeli sebuah vila di kota Bei sebagai rumah baru kami, sepertinya sudah hampir selesai direnovasi. Tapi karena baru saja direnovasi, jadi kurang cocok untuk langsung ditinggali, oleh karena itulah setelah menikah, Bintang pindah ke tempatku untuk tinggal sementara, baru kemudian kami akan pindah ke rumah baru.”

“Rumah baru?” Venus gemetar.

“Benar, rumah baru.” Vania mengangkat cangkirnya dan memandang Venus sambil minum, “Hubungan kakak sepupu dengan Bintang begitu bagus, mengapa Bintang tidak pernah menyebutkan masalah kami membeli rumah baru kepada kakak sepupu?”

Venus mengepalkan tangannya, “Ini adalah…masalah hubungan suami istri kalian, bagaimana mungkin Bintang akan menceritakan semuanya padaku.”

“Oh.” Vania tersenyum palsu.

Venus memandang Vania, ia diam-diam menarik nafas dalam-dalam, lalu berkata: “Aku ada janji bertemu dengan seorang teman di Club Bintang jam tiga.”

Vania mengangkat tangannya dan melihat ke arah arloji, lalu tersenyum, “Sekarang jam dua lebih empat puluh menit, jika kakak sepupu tidak segera pergi, mungkin akan terlambat.”

“Ya.” Venus menundukkan kepala untuk beberes, “Kamu sendirian tidak apa-apa kan?”

“Tidak apa-apa.” Vania tampak ragu, lalu berkata kepada Venus, “Nanti aku juga akan pergi melihat ke rumah baru.”

Venus membeku sejenak, ia menarik tasnya dan berdiri dari posisinya, “Kalau begitu aku pergi dulu.”

Vania mengangkat dagunya untuk merespons.

Lalu Venus pun meninggalkan tempat tersebut.

Vania menyipitkan matanya dan berjalan keluar dari kedai teh, senyum palsu pada wajahnya langsung menghilang dalam sekejap.

Sedangkan pada saat ini, sesosok merah tiba-tiba muncul di hadapannya.

Vania mengerutkan keningnya, dan menatap wanita yang tiba-tiba muncul di hadapannya, “Nona Besar Nie.”

Eldora tersenyum menawan pada Vania, ia membungkukkan tubuhnya untuk duduk, dan mengambil cangkir yang sebelumnya diminum Venus, lalu Vania menyipitkan matanya dan menatap Eldora dengan waspada, “Aku dan temanku datang untuk minum teh sore hari.”

Vania menurunkan matanya dan menyembunyikan semua keraguan di wajahnya, lalu memandang wajah Eldora dan berkata, “Nona Besar Nie adalah kakak sepupu Ellen, Ellen dan kakak ketigaku adalah suami istri, kalau dihitung begini, aku seharusnya memanggil Nona Besar Nie dengan sebutan kakak.”

“Itu hanya sebuah panggilan saja.” Eldora menopang dagunya dengan tangannya,

Ia menatap Vania dengan genit, “Jika kamu senang, silahkan panggil dengan sebutan apapun.”

Vania merasa sedikit cemas.

Sejujurnya, di hadapan pria, Eldora tampak seperti memancing lelaki, membuat orang tidak tahan melihatnya.

Tapi di hadapan wanita, seperti menantang kesabaran seseorang.

Sudut bibir Vania sedikit terangkat, “Teman kakak Eldora ada dimana?”

“Tuh.”

Eldora melihat ke satu tempat.

Vania mengikuti arah tatapannya dan melihat beberapa wanita cantik yang duduk di sana sedang menatap kemari sambil tertawa.

Harus kuakui bahwa teman Eldora semuanya adalah ‘Wanita Ganjen’.

Vania sendiri adalah seorang yang anti-mainstream.

Tapi melihat teman-teman Eldora, dilihat bagaimanapun, tetap saja tidak enak dipandang.

Mata Eldora sangat tajam, sekali lihat juga mengetahui gelagat Vania yang tidak pantas, diam-diam ia menyeringai, lalu meluruskan pinggangnya dan melambai ke para wanita itu.

Vania: Apa-apaan ini?!

Melihat panggilan Eldora, para wanita itu segera menghampiri kemari.

Vania memperhatikan mereka yang berjalan lenggak-lenggok satu persatu, raut wajahya menjadi kusam.

Kemudian.

Segala jenis wangi parfum terhirup masuk ke dalam hidung.

Vania dikelilingi oleh para ‘Wanita Ganjen’, hatinya ingin marah!

Tetapi untuk menjaga wajah Eldora, Vania pun menahan diri.

“Kakak Eldora, ini siapa?” Salah seorang wanita mendengus.

Bulu kuduk Vania merinding.

Eldora tersenyum, “Aku ingin memperkenalkan kepada kalian, dia adalah Nona Dilsen Keempat yang legendaris, dicintai oleh ribuan orang, dan juga menantu dari walikota di masa depan, serta tunangan dari CEO Grup Perusahaan Hamid, Bintang Hamid.”

Setelah perkenalan dari Eldora.

Vania sudah mempersiapkan hati dan menunggu ‘banyak orang menyembahnya’.

Setelah kata-kata Eldora terlontar, seketika suasana menjadi sunyi.

Vania mengerutkan alisnya dan memandang beberapa orang dari mereka dengan bibir tertutup rapat, hatinya bergejolak.

Apa-apaan ekspresi mereka?

Apakah mengasihaninya?

Kasihan? Bukankah ini lelucon?!

Salah satu dari identitas ini pun, jika dipilih salah satu, tidak mungkin bisa didapatkan oleh beberapa keturunan mereka.

Atas dasar apa mereka menunjukkan ekspresi iba di hadapannya?

Sakit kali ya!

Vania tidak bisa menahan raut mukanya yang agak sedikit buruk.

Eldora mengangkat alisnya, ia berkata dengan pelan, “Apa yang sedang kalian lakukan? Biasanya selalu mengatakan aku tidak memperkenalkan seorang dengan identitas seperti Nona Dilsen Keempat. Sekarang sudah kuperkenalkan ke kalian, kenapa kalian malah seperti ini?”

“Kakak Eldora, jangan marah dulu. Kami tidak ada maksud apa-apa. Tentu saja kami sangat senang dapat mengenal Nona Dilsen Keempat, hanya saja….”

“Hanya saja apa?”

Pertanyaan ini tidak ditanyakan oleh Eldora, melainkan Vania yang tidak sabar untuk bertanya.

Eldora menyipitkan matanya pada Vania, ia memandang wanita itu dengan senyumnya, “Iya, hanya saja apa, coba katakan.”

Wanita itu dan beberapa wanita lainnya saling melirik, tapi tidak berbicara apapun.

“Kalau disuruh katakan, katakanlah, untuk apa bertele-tele? Membuang waktu semua orang saja.” Eldora berkata dengan tidak puas.

Vania menatap Eldora, ia juga mengerutkan kening dan cemberut memandang wanita itu.

Wajah wanita itu tampak kesulitan, tapi masih menatap Vania dan berkata perlahan, “Nona Dilsen keempat luar biasa, aku tidak berani membiarkan Nona Dilsen keempat mendengarnya, Nona Dilsen keempat tidak tahu gosip baru-baru ini ya, wajar saja.”

“Apa yang ingin kau katakan?” Vania tertegun dan juga cemas.

Wanita itu akhirnya memutuskan, ia mengambil nafas dalam-dalam, lalu berkata: “Karena hari ini nona datang kemari, jadi aku berani mengatakannya…akhir-akhir ini ada desas desus mengenai Nona Dilsen Keempat, dikatakan bahwa kamu beserta Nona Rinoa dan Tuan Hamid kalian bertiga terjerat cinta segitiga. Nona Dilsen dan Nona Rinoa sama-sama menyukai Tuan Hamid, dan sedang bertarung secara terbuka. Dan lagi ada yang mengatakan bahwa sebenarnya hati Tuan Hamid lebih ke arah Nona Rinoa, tapi karena hubungan kakak dan adik sepupu di antara mereka, jadi Tuan Hamid juga tidak berdaya, akhirnya menyerah terhadap Nona Rinoa, dan memilih kamu, Nona Dilsen.”

“Sebenarnya siapa berani bicara sembarangan begini?”

Vania menggebrak meja, wajahnya pucat karena amarah.

Wanita yang berbicara itu terkejut, bibirnya gemetar dan tidak berani berbicara lagi.

Eldora memandang mereka dengan tenang, ia mengulurkan tangannya dan menggenggam lembut tangan Vania yang mengepal, lalu berkata dengan lembut, “Vania, ini di depan umum, tolong perhatikan.”

“Nona Dilsen Keempat, sebenarnya kamu tidak perlu peduli dengan gosip-gosip ini, bagaimanapun juga, Nona Rinoa dan Tuan Hamid adalah kakak dan adik sepupu kandung. Meskipun aku tidak tahu bagaimana gosip itu datang, tapi harusnya tidak benar kan?” Wanita lain berbicara di waktu yang tepat.

Hubungan sepupu kandung?

Vania tersenyum dingin, ia memandangi para wanita di samping meja, lalu berkata, “Apa ada rumor lain selain ini?”

Eldora dengan cepat menatap salah satu wanita.

Wanita itu menangkap isyaratnya, lalu ia menatap Vania dan berkata, “Nona Dilsen, baru mendengar ini saja kamu sudah tidak tahan, sebaiknya kamu tidak perlu mengetahui yang lainnya agar kamu tidak terpukul.”

Jantung Vania berdebar, ia menatap wanita itu dengan marah, suaranya sedikit gagap, “Sudah sampai di sini, jika ingin mengatakan, katakan saja, untuk apa bertele-tele?”

Alis Eldora bergerak, ia memicingkan mata pada wanita itu.

Wanita itu menyipitkan matanya dan mencocokkan suasana, ia merendahkan suaranya, “Mereka berkata bahwa Nona Rinoa dan Tuan Hamid sudah dari awal memiliki hubungan. Apartemen yang ditinggali Tuan Hamid, selama Nona Rinoa berada di Kota Tong, hampir setiap hari ia akan pergi ke apartemen itu, setiap harinya ia akan keluar sangat larut malam, bahkan terkadang tidak keluar sepanjang malam.”

Vania mengepalkan jari-jarinya, seluruh orang menjadi gemetar, “Mereka mengatakan? Bagaimana mereka tahu Venus keluar masuk apartemen? Apakah mungkin mereka memasang alat pelacak pada Venus?”

“Nona Dilsen, Nona Rinoa dan Tuan Hamid semuanya adalah orang terkenal di Kota Tong, setiap pergerakan mereka tentu saja bisa terlihat oleh orang lain.”

“Aku pikir karena identitas mereka sepupu kandung, jadi berita itu tidak dilaporkan.”

“Benar, benar, jadi hanya menjadi rumor yang beredar saja.”

“….”

Wanita-wanita itu terus menambahkan kata-kata, semakin lama semakin luar biasa, semakin terdengar meyakinkan!

Jika Vania tidak tahu bahwa Venus kemungkinan bukan darah daging Pluto Rinoa, mungkin saja tidak akan ragu akan perkataan mereka.

Tetapi sekarang.

Semakin ia dipikirkan, ia semakin merasa bahwa hubungan antara Venus dan Bintang Hamid tidak sesederhana itu!

“…Tidak tahu malu!” Vania menggertakkan giginya dan meraung dengan marah.

Beberapa wanita yang awalnya masih berdiskusi, langsung menjadi hening dalam sekejap, mereka menatap Vania dengan cemas.

Eldora menundukkan kepalanya, jarinya mengutak-atik cangkir teh di sampingnya, mendengar suara terengah-engah Vania, sudut bibirnya perlahan-lahan terangkat, “Anggap saja pembicaraan ini sebagai angin lalu. Bagaimanapun juga, Nona Rinoa dan Tuan Hamid adalah sepupu kandung, mana mungkin Nona Rinoa benar-benar menyukai Tuan Hamid? Kecuali kalau mereka berdua bukan sepupu kandung, mungkin saja aku bisa percaya.”

“Hehe.”

Ketika perkataan Eldora terlontar, Vania mencibir.

Sudut bibir Eldora sedikit terangkat, ia mengangkat kerah bajunya dengan lembut dan malas, lalu menatap Vania, “Apa kamu tahu berita yang akhir-akhir ini terdengar di dekat adikku?“

Mata Vania dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian, ketika mendengar perkataan Eldora, ia menjadi bingung, ia mencoba menekan emosinya, lalu menatap Eldora.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu