Hanya Kamu Hidupku - Bab 463 Paman Nulu, Lepaskanlah Tanganku

Pani menoleh, wajahnya yang kecil menahan emosi, tangannya yang ditahan oleh Sumi memutih karena ditahan begitu kuat.

Sumi menatapnya dengan sepasang mata yang merah,menahan amarah, alisnya mengkerut.

Pani menyuruh Sumi untuk melepaskannya karena dia tidak tahan, tetapi Sandy, Reta dan Yumari sudah melihat dia melemparkan sandwich.

Sandy menahan napas dan memandang Pani dengan cemberut.

Dari ekspresi Yumari bisa terlihat bahwa dia khawatir dan merasa iba.

Sedangkan Reta yang melihat ini, bukannya membantu, malah mencibirnya, “Akhirnya wujud aslinya terlihat bukan? Tuan Nulu, kamu sudah melihat seberapa keras dan buruk emosinya. Semua yang berada disini adalah tetua, namun dia sama sekali tidak mempedulikannya, langsung membanting barang. Jangankan kesopanan, bahkan pengetahuan paling dasar untuk menghormati orang tua saja tidak bisa dia laksanakan. Orang seperti ini, mana bisa disandingkan denganmu?”

Sandy mendengar kata-kata Reta dan menutup matanya tiba-tiba, seolah-olah dia sudah menyerah.

Yumari menatap Pani, air matanya langsung terjatuh.

Pani menggertakkan gigi, dia menatap Reta dengan tatapan yang dingin, “Apakah kamu begitu takut kalau Sandy tidak menginginkanmu? Bukankah kalian berdua benar-benar mencintai satu sama lain? Perlukah sampai kamu menganggap semua hal adalah ancaman bagimu? Atau, kamu sudah tahu, bahwa karir dan uangmu bukan apa-apanya dibandingkan dengan punya dia?”

Raut wajah Reta sedikit berubah, matanya menyipit, dan dia memandang Pani dengan getir, "Aku benar-benar tidak mengerti, bagaimana bisa kamu begitu gelap dan kejam di usia mudamu, dan mulut itu, bagaimana mungkin sangat berbisa? Pani, bahkan jika kamu tidak bisa menerima kehadiranku, tetapi Troy Wilman dan Suli Wilman adalah adik-adikmu, kamu selalu berusaha untuk menyingkirkan aku dan menginginkanku untuk bercerai agar meninggalkan keluarga Wilman, apakah supaya Troy Wilman dan Suli Wilman untuk tumbuh besar tanpa dampingan Ibu mereka? Apakah tujuanmu itu adalah untuk memecah belahkan keluarga kita,menghancurkan keluarga ini? Kamu benar-benar tidak masuk akal!”

"Kamu benar. Aku hanya tidak bisa melihat Troy Wilman dan Suli Wilman memiliki seorang ibu, jadi aku ingin melakukan segala yang mungkin untuk memisahkan kalian. Aku hanya tidak bisa tahan melihat keluargamu memamerkan dan menunjukkan keharmonisan kalian di depan mataku, jadi jika ada cara untuk memisahkan kalian, aku akan melakukannya tanpa ragu-ragu! "

Pani sangat tenang ketika dia mengatakan ini.Wajah dan hatinya seperti sudah dilapisi oleh lapisan es. "Mengapa? Saat aku baru berusia tiga tahun, aku kehilangan Ibu karena kamu dan Sandy. Sekarang Troy Wilman berusia lima belas tahun, Suli Wilman juga suda berusia lima tahun. Atas dasar apa mereka masih bisa menemui Ibu mereka setiap hari, masih bisa merasakan kasih sayang Ibu? Bukankah ini tidak adil? Aku benci, sangat sangat membenci hal ini. Maka dari itu aku mulai memikirkan hal jahat ini dibelakang, apa yang bisa kulakukan agar bisa menyingkirkanmu dari keluarga Wilman, agar Troy Wilman dan Suli Wilman bisa merasakan bagaimana rasanya tidak memiliki Ibu?”

"Pani, apa yang sedang kamu bicarakan?" Yumari menatap Pani dengan sedih, "Kamu sama sekali tidak pernah berpikir seperti itu. Mengapa kamu berkata seperti itu? Bocah bodoh, mengapa?"

Pani menghirup nafas dan mengangkat dagunya seperti seorang prajurit, mengalihkan matanya yang memerah ke Sumi, dengan sudut dingin di mulutnya, "Selama seseorang dapat membantu aku mewujudkan keinginan gelap dalam hatiku ini, tidak peduli siapa dia, bagaimanapun dia melakukannya. Aku berjanji akan mengabulkan segala permintaannya. "

Sumi menatap Pani, emosi di matanya hancur seketika dan hati kecilnya sedikit tersentak.

"Pani, kamu sudah tidak bisa tertolong! Apakah kamu memiliki masalah mental? Kamu sudah gila!" Reta berkata dengan marah dan menunjuk Pani.

Pani berkedip, dan matanya perlahan beralih dari wajah Sumi dan menatap Reta.

Saat ini, pelacur yang bahkan belum berusia tiga puluh tahun dan yang dulunya merayu ayahnya dengan segala godaan yang ada, yang mengakibatkan Ibunya sakit hati, kecewa, dan tidak bisa diobati.

Hari ini malah berdiri di hadapannya, berdiri diatas pilar kemoralan dan mengkritiknya.

Pani tiba-tiba merasa ironis dan ingin tertawa.

Dan dia tertawa, dan setelah tawa itu, Pani tampak tenang dalam sekejap.

Dia memandang Reta. "Bagus jika kamu tahu aku adalah orang gila. Kedepannya,menjauhlah dariku dan jangan main-main denganku. Lagi pula, masyarakat lebih toleran terhadap orang gila, jika orang gila membunuh orang, mereka tidak harus memikul tanggung jawab ataupun dihukum. Aku pribadi sangat menyukai poin ini.”

"Kamu……"

“Baiklah, sarapanku juga sudah tidak nikmat lagi. Kalian terserahlah.”

Pani menyela Reta dengan malas dan bangkit untuk meninggalkan restoran.

Tetapi tangannya masih saja digenggam erat oleh Sumi, Pani pun tertahan disana, dia menyunggingkan bibir, menatap Sumi dan tersenyum, “Paman Nulu, lepaskanlah tanganku.”

Mata Reta berkedip, menatap Sumi memegang tangan Pani, bibirnya mengerut.

Mata Sandy dan Yumari juga tertuju pada Sumi.

Sumi hanya menatap Pani, hanya diam dan tidak melepaskannya.

Pani menunggu beberapa detik, melihat Sumi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, mengerutkan bibir, memandangnya dan berkata, "Tidak mungkin paman Nulu. Bagaimanapun, kamu adalah bagian dari keluarga Nulu yang ternama, kedepannya kamu akan menjadi seorang bos besar. Pikiran anda tidak mungkin begitu sempit, dan malah menyimpan perasaan pada orang yang memiliki dendam dan orang gila sepertiku bukan? Atau mungkin, Paman Nulu kamu memiliki preferensi yang aneh dan menyukai orang gila?”

“Benar.” Sumi hanya menjawab sepatah kata.

Pani terdiam, ekspresi wajahnya sedikit membeku, dan matanya yang jernih terlihat kebingungan menatap Sumi.

Sumi mengedipkan mata dan segera berdiri dari posisinya. Tangan besarnya masih memegang tangan kecil Pani yang telah dipegangnya begitu lama. Dia memandang ke tiga orang yang terpana. "Aku kemari hari ini, membuat aku memiliki pemahaman yang lebih dalam terhadap Pani. Aku menyadari bahwa perasaanku terhadapnya, aku sadar bahwa aku sangat sangat menyukainya.”

Apa?

Termasuk Pani sendiri, Reta,Sandy dan Yumari menatap Sumi, mereka semua terpana dan terkejut atas pernyataan itu.

Kalau suka masih biasa saja.

Dia berkata bahwa dia sangat sangat suka?

Sumi mengangkat alisnya dan memandang Reta dengan raut yang tidak bisa ditebak di wajahnya, "Ini berkat Nyonya Wilman."

Reta mengerutkan alisnya, merasa tidak nyaman, "Aku?"

“Benar.” Sumi menyipitkan matanya dan memandang Pani di sebelahnya. “Sebenarnya, aku baru saja mulai menyimpan perasaan terhadap Pani. Dia tidak pernah mengetahui hal ini. Tetapi setelah datang ke sini hari ini, aku menyadari bahwa Pani sangat sesuai dengan tipe perempuan yang ingin aku nikahi.”

Reta mengedutkan bibirnya dan tersenyum dengan sarkastis, "Apa yang kamu maksud Tuan Nulu? Apakah tuan Nulu tertarik dengan orang yang memiliki dendam?"

"Bisa dikatakan seperti itu," kata Sumi.

Reta, "..." sangat marah sampai dia ingin tertawa!

Sandy dan Yumari juga menatap Sumi dengan heran.

Yang mereka pikirkan hanyalah, mungkin bahkan dia sendiri tidak tahu apa yang sedang dikatakanya.

Pani terlihat sangat bingung dan mengerutkan dahinya : Tipe orang ini benar-benar aneh!

“Aku memikirkan apa yang dikatakan Nyonya Wilman tentang Pani : memiliki dendam, kasar, kejam dan penuh kebencian. Kebetulan sekali, tuntutanku dalam mencari calon istri adalah memiliki kepribadian seperti itu. Menurutmu, apakah ini hanya kebetulan? Kemudian, nyonya Wilman menambahkan bahwa Pani adalah orang gila. En, sempurna! Calon istriku haruslah seorang yang gila, jika dia tidak gila, maka aku tidak akan menikahinya!” Sumi terlihat sangat serius, sangking seriusnya, bahkan Pani hampir percaya bahwa dia sebenarnya menyukai orang gila.

Setelah Sumi selesai berbicara.

Ruangan itu langsung sunyi.

Tidak ada yang tahu harus mengatakan apa.

Sumi berhenti, terlihat sedikit melankolis, mengerutkan kening pada Reta dan berkata, "Nyonya Wilman,tidak ada yang ingin kamu katakan?”

"..." Dia sekarang hanya bisa menahan emosi.

Mendengar kata-kata Sumi, Reta membuang wajah, hanya membuka matanya dan menatap Sumi tanpa mencicit.

"Apakah Nyonya Wilman tahu apa profesiku?" Sumi mengangkat alis dan tiba-tiba mengalihkan topik.

Reta tampak kaget, menatap Sumi, "... Bukankah Tuan Nulu pengacara?"

Sumi menyipitkan matanya dan tersenyum, "Jadi Nyonya Wilman tahu."

Reta memandang Sumi dengan bingung.

Tidak hanya Reta tetapi juga Pani juga memandangi Sumi dengan aneh.

“Nyonya Wilman tadi di depan seorang pengacara, memfitnah dan menjebak orang lain secara terang-terangan, secara pribadi menyerang orang lain dengan kata-kata buruk, dan mengotorkan nama baiknya!” Sumi tiba-tiba mengangkat suaranya, menatap tajam ke arah Reta.

Reta terkejut, "Tuan Nulu ..."

"Pani, aku bersedia menjadi pengacara gratismu seumur hidup."

Sumi tidak memberi Reta kesempatan untuk berbicara, dan menatap Pani yang tertegun dengan lembut, berbisik.

Pani berkedip, "Hah?"

Dia sedikit kebingungan.

Sumi menggodanya, "Kamu bisa menggunakan hakmu sekarang. Jadi, apakah kamu ingin menuntut orang yang menjebak dan memfitnahmu?"

"Tuan Nulu, apa maksudmu?"

Pani belum menjawab, Reta langsung tergesa-gesa dan menatap Sumi.

Sumi menatap Reta dengan dingin dan memandang Pani dan berkata, "Ini merusak reputasi dan harga dirimu,dan kamu berhak memintanya untuk meminta maaf dan memberikan kompensasi atas kerugianmu."

Mata Reta melebar, wajahnya langsung lemas.

Sandy sedikit mengerutkan kening.

Sampai disini, Yumari akhirnya melihat bahwa Sumi tidak mempercayai kata-kata Reta, dan selalu berdiri di sisi Pani, dia merasa tersentuh, dan prasangka baiknya terhadap Sumi juga meningkat pesat.

Pani menatap mata Sumi. Setelah beberapa detik, dia mengambil nafas ringan dan menoleh ke arah Reta. "Jika kamu bersedia meminta maaf, maka aku sebagai orang yang toleran akan melepaskanmu, dan tidak akan memintamu untuk membayar kompensasi atas tuduhan yang baru saja kamu lakukan.”

"Pani, kamu baru saja mengakuinya sendiri, bahwa begitulah dirimu! Jadi aku yang aku katakan adalah fakta, bukan fitnah sama sekali!" seru Reta.

“Apakah Pani mengaku? Mengapa aku tidak ingat? Paman, pernahkah kamu mendengar Pani berkata demikian?” sudut bibir Sumi terangkat sedikit, memandang Sandy dengan tenang.

Reta menarik napas dan memandang ke arah Sandy, "Tunggu, kamu mendengarnya kan? Pani sendiri mengakui bahwa dia menyimpan dendam dan memiliki gangguan mental!"

Sandy mengerutkan kening pada Reta dan ragu-ragu, berkata, "Aku tidak mendengar apa-apa!"

Sandy berbohong karena ada Sumi, jadi dia sadar dan berbicara omong kosong.

Sebagian alasan lain adalah karena Reta yang seringkali mengabaikan peringatannya dan berulang kali menantang kesabarannya!

“Sandy!” Reta langsung gila ketika mendengar Sandy berkata seperti itu.

Sandy menyipitkan matanya, ekspresinya keras dan dingin, "Minta maaf pada Pani!"

"..."

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu