Hanya Kamu Hidupku - Bab 484 Ciuman Pertama

Pani Wilman berjalan masuk ke vila, dia tidak langsung kembali ke kamarnya, tetapi pergi ke dapur terlebih dahulu untuk minum segelas air dan berdiri sejenak, baru kembali ke kamar.

Pintu kamar terbuka, Pani baru saja melangkah satu kaki, dia merasakan suasana dalam kamar berbeda.

Pani sedikit mengerutkan kening, mengulurkan tangan dan membuka saklar lampu di dinding di sebelah pintu.

Pada saat lampu kamar menyala, sebuah benda yang tidak jelas muncul dari atas tempat tidurnya.

Pani terkejut, memelototi benda yang ada di atas tempat tidurnya.

Sebuah kepala muncul dari dalam selimut, wajahnya perlahan-lahan berbalik ke arahnya.

Pani, "..."

"Adik sepupu, kamu sudah pulang."

Wajah itu berbalik dan melihat Pani, segera berkata.

Pani melihat dengan jelas orang yang duduk di atas tempat tidurnya, bibirnya terbuka secara tidak disadari, tertegun dan terdiam menatap Pataya, situasi apa ini?

Melihat kekagetan Pani, Pataya mengangkat selimut dan turun dari tempat tidur, berjalan kemari, berdiri di depan Pani dengan sangat berhati-hati, menatapnya dan berkata dengan suara yang rendah, "Adik sepupu, aku hari ini belajar di sini, tanpa disadari, belajar hingga hampir jam sepuluh. Ibuku mengatakan bahwa paman supir telah pulang kerja, dia dan ayahku masih sibuk, dan tidak ada waktu untuk datang menjemputku, jadi mereka membiarkanku menginap satu malam di rumahmu. Adik sepupu, kamu tidak keberatan, bukan?

Pani menarik napas, sedikit menyatukan alis, membawa tas melewati Pataya, "Aku tidak keberatan, kamu lanjut tidur aja."

Pataya menyampingkan badan dan melihat Pani, "Adik sepupu, apakah kamu terus bekerja paruh waktu sampai sekarang?"

"M-hm." Pani meletakkan tas sekolah, berbalik melihat Pataya, "Kamu tidurlah."

Pataya cemberut, berjalan beberapa langkah menuju samping tempat tidur lalu berhenti, melihat ke arah Pani lagi, "Adik sepupu, apakah aku boleh bertanya sebuah pertanyaan?"

"Pertanyaan apa?" Pani menjawab dengan begitu saja.

"... Mengapa kamu harus bekerja paruh waktu?"

"Karena aku memerlukan uang!" Pani melihatnya dan berkata.

Pataya menatap Pani dengan kebingungan, "Apakah paman tidak memberimu uang?

Pani menatapnya, tatapannya dingin untuk waktu yang cukup lama, dan berkata, "Ini sudah malam, tidurlah!"

Setelah selesai berbicara, Pani berjalan ke arah pintu dan keluar.

Pataya mencurigai, "Adik sepupu, kamu kemana?"

"Aku akan tidur di kamar nenekku." Pani berkata.

"..." Pataya tertegun.

Seiring dengan Pani keluar kamar, pintu kamar juga tertutup dengan keras, wajah Pataya juga tiba-tiba memucat.

......

Belakangan ini, Pani menyadari bahwa Ellen tiba-tiba menjadi aneh.

Yang mengesankan adalah seorang murid top benar-benar tertidur dalam kelas, tidak hanya itu, setiap waktu istirahat, dia hampir selalu tidur!

Selain tidur.

Dia menjadi sangat pemilih terhadap makanan, semua makanan yang bergizi, dia tidak makan.

Pani mulai mengira karena tekanan belajar yang terlalu besar, jadi dia sementara waktu tidak ada nafsu makan.

Selalu tidur, seharusnya karena begadang di malam hari untuk belajar.

Tetapi pada akhirnya Pani menyadari, Ellen setiap malam sebelum jam sebelas sudah tidur, dan berdasarkan yang didegarnya, dia makan sangat banyak di rumah.

Hanya saja melihat makanan yang berminyak, dia baru tidak ada nafsu makan, ingin muntah!

Pani khawatir, jadi dia bertanya kepada Baidu.

Tidak terduga, setiap jawaban yang diberikan, hampir ada kata "hamil".

Pani agak ketakutan!

Menyimpan "rahasia" ini, Pani tidak tidur nyenyak selama berhari-hari.

Hari ini, Ellen tiba-tiba memberi tahunya, akan pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, alasannya adalah, bibi terlambat.

Pani mendengarnya, jantungnya seperti akan melompat keluar.

Mengetahui bahwa saat ini sudah tidak dapat ditahan, Pani memberitahukan tebakannya kepada Ellen.

Ellen pada awalnya sama sekali tidak menganggap serius, tetapi semakin dibicarakan semakin nyata... Kedua kakak beradik itu ketakutan!

Lalu.

Pada sore hari itu, kedua orang itu membuat janji untuk pergi ke Street Shop dan membeli berbagai merk alat tes kehamilan.

Malam itu.

Pani insomnia lagi seperti biasanya.

Keesokan harinya dalam perjalanan menuju sekolah, Pani sedang menghibur dirinya sendiri, mungkin gejala Ellen hanya kebetulan sedikit mirip dengan kondisi hamil saja, bukan benar-benar hamil.

Tetapi.

Sesampai di sekolah, Ellen menariknya ke kamar mandi, menyusun alat tes kehamilan di depan matanya.

Di alat tes kehamilan itu, tanpa terkecuali, semuanya ada dua garis merah tebal!

Pani langsung menghadap Ellen, meskipun dia tidak bersikap terlalu panik, tetapi dalam hatinya sebenarnya sudah takut setengah mati.

Kekagetan ini menakutinya hingga dia membantu Ellen membuang alat tes kehamilan itu, tetapi saat tertangkap basah oleh seorang pria tua dengan menyedihkan, dia telah mencapai puncak!

Sehingga kelak seluruh proses dia makan bersamanya, dia sangat gelisah, sering kali tidak masuk akal.

Dan, setelah makan, saat dia mengantarnya pulang, pertahanannya tidak cukup karena hati nuraninya yang terlalu bersalah, ternyata beginilah ciuman pertamanya direbut oleh bajingan tua ini!

Pani emosi hingga ingin menangis! (Pernah disebutkan di dalam bacaan, untuk mempermudah kenyambungan dan pengembangan teks berikutnya, sehingga harus disebutkan lagi. Bab ciuman pertama Panpan ada di bab 123!)

......

Beberapa hari setelah memastikan bahwa Ellen hamil, Liaoran tiba-tiba meneleponnya, mengatakan ingin mentraktirnya makan.

Alasannya adalah sangat berterima kasih padanya karena telah menjaga Pataya di sekolah, dan membantu Pataya menebus pelajaran yang terlewatkan setelah pulang sekolah.

Pani sungguh tidak menyadari bagaimana dirinya menjaga Pataya, dan membantunya menebus pelajaran yang terlewatkan.

Sejujurnya, sekarang dia sedang sibuk mempersiapkan ujian, sudah kewalahan, mana ada waktu luang untuk membantunya!

Jadi Pani langsung menolak.

Tetapi yang Pani sama sekali tidak terpikirkan adalah, Liaoran dengan gigih menahannya dari pintu masuk sekolah.

Seorang wanita tua yang hampir berusia 70 tahun, hanya demi mentraktirnya makan, sengaja datang ke sekolah...

Apa yang bisa dilakukan Pani?

Restoran tempat Liaoran mengatur untuk makan ada di Paviliun Mingyue, level ini cukup membuktikan "ketulusan" dia mentraktirnya makan.

Bagaimanapun, makanan ini, juga sekitar jutaan!

Vimaya dan suaminya, Remon juga akan hadir, Pani baru mengetahuinya saat tiba di ruangan pribadi Paviliun Mingyue dan melihat kedua orang itu.

Pani melirik Vimaya, Remon, dan Pataya, dalam hati berpikir, rasa terima kasih ini bukankah sedikit terlalu resmi?

......

Setelah memesan makanan, saat menunggu makanan, Liaoran menarik tangan Pataya dan berkata, "Pataya, meskipun sepupumu tidak berbicara denganmu, tetapi kamu harus ingat dengan baik kebaikan sepupumu, kelak kamu harus membalas budi!"

Balas budi?

Pani mengerucutkan bibir.

"Aku tahu, Nek. Kelak setelah aku memiliki prospek yang baik, aku akan membalas budi." Pataya melihat Pani, tersenyum dengan tulus.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu