Hanya Kamu Hidupku - Bab 101 Pintu Kamar Ditendang Terbuka Dari Luar

Ujung bibir Ellen naik, kakek buyut, ini sedikitpun tidak menarik!

Ekspresi Bintang jujur, dengan jelas memperlihatkan kegembiraan, matanya bersinar terang menatap Ellen, berkata dengan ringan, “Ellen, aku sangat senang.”

Ellen ingin mengatakan bukan dia yang mengajak, tapi sudah di atur oleh seseorang pria tua nakal.

Melihat wajahnya yang berseri-seri, bagaimana bisa mengatakan yang sebenarnya.

“Ellen, apakah kamu lapar? Bintang menggaruk kepala, bertanya kepada Ellen.

Ellen menekan kebingungan dan tidak cocok dalam matanya, menggelengkan kepala.

“Bagaimana kalau kita pergi nonton film dulu? Lalu pergi makan.”

Walaupun Ellen yang mengajak dia duluan, tapi Bintang juga ada membuat penyelidikan dulu, seperti apa yang di lakukan sewaktu keluar bersama, makan apa, pergi kemana dan lain-lain.

Karena tidak mungkin membuat seorang gadis seperti Ellen melakukan hal seperti itu, dia bisa... tidak tega.

Ellen berpikir sebentar, mengangguk, “Kalau begitu pergi menonton film dulu.”

“Baik.” Mendapat persetujuan Ellen, Wajah Bintang tersenyum.

Keduanya berjalan berdampingan pergi ke arah bioskop terdekat.

……

Sampai di bioskop, Bintang dengan pengertian menanyakan Ellen ingin menonton apa.

Ellen melihat sekeliling, memilih satu dengan durasi terpanjang, apa isinya tidak penting.

Dia hanya ingin mengulur waktu, untuk menghindari kecanggungan berdua saja dengan Bintang.

Dan di bioskop, sangat gelap, dia bisa berpura-pura tidak ada orang di sebelahnya.

Setelah nonton pergi makan, lalu dia akan mencari alasan untuk pergi.

Bintang melihat film yang di pilih Ellen, sedikit kaget.

Karena film yang di pilih Ellen, film Amerika yang baru di luncurkan, episode sebelumnya dia ada menonton, dan sangat suka.

Jadi.... sebelum mengajaknya keluar, dia juga ada dengan serius mempelajari tentangnya, sama seperti dia dengan serius melakukan penyelidikan?

Mata Bintang bersinar , melihat ke Ellen.

Ellen melihat dia melihatnya seperti itu, tertegun, “Ke, Kenapa?”

Ujung bibir Bintang tertarik, “Tidak apa-apa.”

Bintang takut Ellen merasa malu, jadi tidak mengatakan.

Ujung bibir Ellen tertarik sebentar.

Bintang membeli tiket, menyuruh Ellen menunggu di ruang tunggu, dia sendiri pergi ke tempat penjualan bioskop membeli popcorn dan minuman, setelah itu mereka berdua baru masuk ke studio bioskop.

Setelah duduk di studio bioskop, Ellen merasa lega sedikit.

“Ellen, ambil.” Bintang memberikan popcorn di tangannya kepada Ellen.

Ellen melihat dia sekilas, mengambil, “Terima kasih.”

Bintang menutup bibir, matanya melihat Ellen seperti melihat kekasih yang di kasihi, “Tidak perlu sungkan denganku.”

Ellen,“……”

Walaupun satu episode film, tapi setiap episode mempunyai tema masing-masing, jadi walaupun Ellen sebelumnya tidak melihat episode yang lalu, jadi tidak akan tidak mengerti.

Dan juga, sewaktu memilih hanya melihat durasinya, tapi setelah menonton filmnya, Ellen merasa seru juga.

Ketika film sudah di putar dua pertiga bagian, Ellen merasakan punggung tangannya, dengan terkejut membuang ember popcorn di tangannya.

Ellen menarik napas dalam, perhatiannya dari layar beralih ke Bintang yang di sampingnya.

Dengan cahaya redup dari layar, Ellen melihat sudut bibir Bintang, wajah yang tampan bersinar karena gembira, memancarkan kelembutan dan kegembiraan.

Ellen mengernyit, menunduk melihat tangan dia yang kurus dan panjang di atas punggung tangannya, bulu matanya yang tebal bergerak sebentar, Ellen menutup mulut rapat, menarik tangannya keluar dari genggaman dia.

Ketika genggaman tangannya kosong, jari Bintang mengeras, menoleh melihat Ellen, alis matanya sedikit mengernyit.

Ellen tidak melihat dia, matanya menatap lurus layar, hanya saja kelegaannya sewaktu memasuki studio bioskop tadi memudar, tertarik sedikit.

Bintang mencengkeram jarinya, menarik kembali tangannya , matanya yang di bawah kacamata 3D, sedikit sedih.

Tapi dengan cepat.

Mata Bintang bersinar kembali, sekarang mereka berdua belum resmi berhubungan, dia tiba-tiba memegang tangannya, sama saja dengan menunjukkan tidak menghormati dia.

Dan penolakan Ellen juga menjelaskan harga dirinya, dan juga prinsip dirinya sendiri.

Berpikir demikian, Bintang menutup mulut dan merasa gembira lagi.

……

Dua jam film berakhir, Ellen dan Bintang keluar dari bioskop.

Ellen awalnya merasa cemas dengan penolakannya tadi terhadap Bintang di bioskop akan membuat keduanya menjadi canggung.

Tapi tidak di sangka, situasi itu tidak terjadi, kegembiraan dan suasana hati Bintang menjadi lebih tinggi.

Ellen melihat Bintang yang seperti ini, hatinya tidak tahan merasa berat.

“Ellen, kamu ingin makan apa?” suara Bintang terdengar gembira.

“......” karena kejadian yang terjadi di studio bioskop, Ellen berencana setealh keluar akan pamit untuk pergi, tapi sekarang.....

Ellen menghela napas panjang dalam hati, menggerak bibirnya dengan terpaksa berkata pada Bintang, “Aku terserah. Kamu saja yang putuskan.”

“Kalau begitu aku benar-benar mengambil keputusan?” Bintang menaikkan alis, tertawa melihat Ellen.

Ellen mengangguk.

Bintang dari awal sudah ada persiapan, jadi Ellen berkata begitu, dia lalu membawa Ellen ke restoran Jepang yang terkenal di kota Tong.

Restoran jepang ini bisnisnya sangat lancar, karena restoran ini dibuka oleh seorang artis pria.

Dan artis pria ini, kebetulan adalah idola Ellen.

Ellen sudah beberapa kali ingin datang mensupport, tapi setiap kali datang selalu ramai, orang yang menunggu di luar toko sudah hampir memenuhi jalanan.

Ini masih belum apa-apa, Ellen mencoba memesan tempat satu bulan sebelumnya untuk datang makan di sini, dan akhirnya, sudah penuh.

Ellen merasa patah semangat, dan tidak pernah datang lagi.

Ellen melihat orang yang berbaris di luar toko, dengan heran menatap Bintang, “Apakah kita akan makan disini?”

Bintang mengangguk.

“......” Ellen melihat orang yang berbaris diluar untuk makan.

Dan merasa, ingin berbaris seperti ini, ketika sudah sampai giliran mereka, mungkin sudah bisa langsung makan malam.

Bintang melihat wajah kecil Ellen, tersenyum, memegang tangan Ellen, menarik dia langsung ke arah pintu masuk.

Ellen terkejut, melirik sebentar tanganya yang di pegang, berjalan dengan menutup mulut.

Tapi tangannya belum ditarik, mendengar Bintang berbicara, “Aku adalah teman bosmu. Dia seharusnya ada mengatakan kepada kalian, aku hari ini akan datang?”

Hah?

Bintang dan Renji Xina adalah teman?

Oh, lupa memberitahu, Renji Xina adalah idolanya Ellen.

Sebelumnya Ellen terus mengikuti dia saat mengikuti variety show.

“Kamu adalah Tuan Bintang?” Pelayan dengan ramah berkata.

Bintang mengiyakan.

“Bos tadi pagi memesan, untuk menyisakan satu kamar. Tuan bintang mohon ikut denganku, “Pelayan berkata.

Bintang mengangguk.

Pelayan membawa jalan di depan.

Ellen juga terkejut sampai lupa tangannya masih dalam genggaman Bintang, dengan polosnya di tarik Bintang berjalan ke arah dalam.

……

Pelayan pergi setelah membawa Ellen dan Bintang sampai di kamar pesanan, dia pergi belum begitu lama, seorang pria memakai setelan jas masuk, “Tuan Bintang, Halo, aku manager di toko ini, bermarga Liu.”

“Halo.” Bintang tidak terkejut, penampilannya tidak mirip siswa SMA kelas 3, perasaan yang diberikan ke orang, mengontrol diri dengan stabil.

Ekspresi wajah Bintang tersenyum, alis matanya memperlihatkan kepercayaan diri, menghadapi manager Liu yang setidaknya lebih tua darinya 24 tahun, sangat tenang, tidak terlihat seperti tidak nyaman, seperti sudah menjadi kebiasaan.

Harus dikatakan, Bintang yang seperti ini, dengan Bintang yang di kenal Ellen, sedikit berbeda.

“Tuan Bintang adalah teman bos, berarti adalah tamu penting di toko ini. Makanan hari ini, aku akan melayani Tuan Bintang sendiri.” Manager Liu berkata, “Tuan Bintang silakan pesan makanan.”

Bintang menarik bibir, memberikan menu kepada Ellen, “ Suka makan apa, pesan sesukamu.”

“......” Ellen tertawa datar, mengambil menu.

Melihat sekilas, Ellen melihat Bintang berkata, “Hanya kita berdua yang makan, bagaimana kalau memesan menu set berdua? Bagaimana menurutmu?”

“Tidak pesan yang lain?” Bintang melihat Ellen dengan lembut.

“Kamu putuskan saja.” Ellen mendorong buku menu ke depan dia.

Bintang menangguk, membuka buku menu, memesan beberapa makanan, dan juga dessert untuk penutup.

Selesai memesan, Bintang menutup buku menu, memberikan ke manager Liu, “Untuk sementara untuk ini saja, sudah merepotkan.”

“Tuan Bintang terlalu sungkan. Aku akan menyuruh bagian dapur untuk mengantar dengan cepat. Aku di luar pintu, Tuan Bintang jika ada perlu apa segera panggil aku. Semoga kalian makan dengan nikmat. “ Perkataan manager Liu setiap katanya sangat sopan, dan juga sedikit membungkukkan badan.

Dan pada saat meninggalkan ruangan, dengan membungkuk mundur beberapa langkah, baru berbalik, menegakkan badan keluar dari ruangan.

Ellen menutup kedua bibirnya.

Memang toko idolanya, pelayanan terlalu baik.

Hanya saja....

Ellen mendongak melihat Bintang.

Dalam hatinya masih tidak menyangka.

Bintang dan Renji Xina ternyata adalah teman?

Dulu Bintang adalah putra Ahmad Hamid, Ellen merasa dia sangat terhormat.

Sekarang tahu dia adalah teman idolanya, penampilannya di hati Ellen juga menjadi semakin tinggi.

Perasaan Ellen sangat senang, dan situasi sekarang sangat menyebalkan.

Dengan perasaan seperti ini, takutnya hanya fans berat seorang artis saja yang bisa merasakan.

“...... Bintang, kamu dan baby Xina adalah teman?”

Emm, baby Xina adalah panggilan yang diberikan fans untuk Renji Xina.

Alasannya, Renji Xina tidak hanya tampan, juga imut, sangat imut, sangat imut sekali, jadi memanggil dia babyXina.

Bintang,“……”

Walaupun sudah tahu fans Renji Xina memanggil dia baby Xina, tapi beberapa kata ini keluar dari mulut Ellen, dia merasa terkejut.

Berdeham, Bintang berkata, “Em, dia abang sepupuku.”

Hah?

Abang sepupu.....

Tapi kakak sepupu dia adalah Venus Rinoa!

Jadi, kalau Renji Xina adalah abang sepupunya, bukankah seharusnya bermarga Rinoa?

Ellen bingung.

Melihat kebingungan Ellen, Bintang menarik ujung bibir dengan lembut, menjelaskan, “Kamu salah paham, Renji Xina dan Venus Rinoa bukan saudara kandung. Ibuku, dan ayah Venus Rinoa, dan juga ibunya Renji Xina adalah kakak beradik.”

Rupanya begitu.

Tapi, dia ternyata adik sepupu idolanya!

Ellen merasa terbakar lagi, “Bintang......”

BAM---

Ellen baru saja mengeluarkan kata-kata, pintu ruangan tiba-tiba ditendang terbuka dari luar.

“……”

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu