Hanya Kamu Hidupku - Bab 167 Aku Menunggumu, Paman Ketiga

Jika dia tidak segera keluar dari mobil, Gavin benar-benar tidak dapat menjamin apakah dia akan membawanya pergi!

Ellen menggigit bibirnya, membuka sabuk pengamannya, membuka pintu dan keluar dari mobil.

Begitu kakinya menyentuh tanah, mobil itu melintas pergi dari belakangnya.

Kaki Ellen gemetar dan hampir tidak bisa berdiri.

William telah menyetir pergi dari rumah.

Ellen mendengarkan suara ban mobil yang pergi semakin jauh, air matanya tidak tertahan lagi dan jatuh.

Paman ketiga, aku akan menunggumu.

...

Setelah Gerald dan Vania meninggalkan rumah sakit tadi malam, mereka tidak kembali lagi ke rumah sakit.

Tetapi sebelum pulang, Louis telah menelepon memberitahu Gerald bahwa mereka akan pulang dari rumah sakit.

Jadi---

Ketika Ellen menggandeng Hansen melangkah ke pintu rumah dengan Louis, mereka sudah berdiri di tangga di luar aula, menunggu mereka.

Sudut-sudut mata Ellen masih merah. Dia melihat mata dingin Vania dan terkejut.

Tangan Hansen dengan lembut menepuk telapak tangannya

Kelopak mata Ellen berkedip, dan dia menatap Hansen.

Hansen mengangguk padanya, "Jangan takut, ada kakek buyut di sini, tidak ada yang berani memperlakukanmu."

Air mata yang baru saja ditahan Ellen menetes lagi, "Kakek buyut, "

"Tidak boleh selalu menangis," Hansen melototinya dengan marah.

Ellen segera mengangkat tangannya, menghapus air matanya dan menggelengkan kepalanya, "Aku tidak menangis."

Hansen tertawa, tetapi hatinya terasa sedikit pahit.

"Ellen, mengapa kamu masih memiliki wajah untuk kembali?"

Sebelum mereka bertiga masuk ke dalam, Vania memeluk dadanya dan menatap jijik pada Ellen.

Ellen menggigit bibirnya, hanya melirik Vania, dan tidak berdebat dengannya.

"Ini rumah Ellen. kapan pun dia mau dia bisa kembali!"

Kata Hansen dengan tegas.

"Oh ..." Vania menahan amarahnya dan memandangi Hansen dan berkata. "Kakek , aku benar-benar tidak mengerti kamu sekarang.Kamu mengabaikan cucu-cucu kandungmu ,menyayangi orang luar yang tidak mempunyai hubungan darah denganmu."

“Aku mau menyayanginya, kenapa denganmu?” kata Hansen mengerutkan kening.

"Aku hanya tidak tahan ..."

" Tidak tahan juga harus ditahan, jika tidak bisa maka kamu pindah keluar dari rumah ini!" Hansen berteriak keras, menatap Vania dengan marah.

"Kakek!"

Vania sangat marah, "Apakah aku ini cucumu atau bukan? Mengapa dari kecil sampai sekarang kamu selalu membantu Ellen dan tidak membantuku?Apa yang telah kulakukan sehingga kamu tmbegitu tidak menyukaiku? "

Hansen berkata "Daripada menuduhku, lebih baik kamu merefleksikan dirimu, apa yang telah kamu buat !selau mendesak orang lain untuk memanjakanmu, dan jika ada yang tidak menurutmu maka kamu akan berisik,selain itu kamu juga sangat egois. Siapa pun tidak akan menyukai orang sepertimu"

"Kakek ..."

Tiba-tiba Vania menangis, "Apakah aku begitu buruk di dalam hatimu?"

Dia menunjuk Ellen dengan marah, "Apakah dia baik-baik saja?dia menggoda abang ketigaku dan jika hal ini di publikasikan akan merusak nama baik keluarga kita. Apakah kakek tidak takut? "

"Sampai sekarang kamu masih ngomong sembarangan!" Hansen marah. "Hal ini, Ellen adalah korban! Dia dianiayai oleh abang ketigamu! Jika kamu masih tidak bisa membedakan apa yang benar maka keluarlah dari rumah ini. Jangan membuatku kesal. "

"Kamu tidak perlu mengusirku sejak kamu bersikeras membawa Ellen pulang, sudah tidak ada tempat bagiku di rumah ini! Karena kamu tahu, selama Ellen di sini, aku pasti tidak akan tinggal di rumah. Aku juga melihat satu hal dengan jelas dalam dua hari ini. Aku ini berlebihan di rumah ini. Kecuali Ayah, kalian semua membenciku. Daripada menjengkelkan kalian di sini lebih baik aku pergi dari rumah ini! "

Vania menangis dan bergegas kembali ke kamar.

Setelah beberapa saat, terdengar suara naik tangga.

Gerald menatap Ellen dengan dingin, dan dia berbalik masuk ke rumah.

Bibir Ellen berubah pucat, karena tatapan Gerald sebelum pergi.

Tatapan itu penuh dengan kedinginan dan kebencian.

Gerald mengepalkan tangannya, menatapnya dengan marah dan berkata dengan terengah-engah, "Anak durhaka!"

Louis melihat ke arah rumah penuh dengan kesedihan.

...

Ellen dan Louis menggandeng Hansen masuk ke dalam rumah, dan sebelum ketiganya tiba di ruang tamu.

Vania turun dengan membawa koper.

Melihat ini, Louis segera melepaskan tangan Hansen dan bergegas maju, "Vania, mengapa kamu menganggapnya serius?"

Vania memandangnya dengan ejekan di mulutnya.

Louis merasakan sakit di hatinya.

"Mulai hari ini dan seterusnya, ada Ellen di rumah ini, maka tidak ada aku! Selama Ellen di sini, aku tidak akan pernah kembali!"

Vania menatap Ellen dengan jijik, mengatakannya kata demi kata.

Tangan Ellen di lengan Hansen mengepal, dan bibirnya menjadi lebih putih.

Hansen hanya menatap Vania tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Ayo pergi."

Kata Gerald mengambil koper Vania, "Ayah akan membawamu ke vilamu."

Mata Louis merah, dia menatap Gerald.

Gerald menyipitkan mata, meliriknya, memegang koper di satu tangan, menggandeng tangannya di tangan lain, dan berjalan menuju pintu aula tanpa ragu-ragu.

"Gerald!"

Louis menatapnya dari samping.

Gerald berhenti, memandang kembali ke Louis dan berkata, "Aku tidak peduli apa yang kamu pikirkan, aku hanya tahu Vania adalah putriku adalah orang yang harus ku pentingkan dan hargai tetapi bukan orang lain! "

Karena menahan air mata sehingga seluruh tubuhnya bergetar.

Kesedihan memenuhi hatinya sehingga dia tidak berbicara sepatah kata pun.

Gerald berpaling tanpa kasih membawa Vania Diksen keluar dari rumah.

Louis menyaksikan keduanya menghilang dari pandangannya, perlahan menutup matanya, dan wajahnya memucat

"Nenek ..." Ellen menatapnya dengan cemas.

Louis hanya berkata, "Aku lelah."

Setelah itu, dia berjalan ke atas.

Hansen hanya memandang punggungnya.

...

Louis jatuh sakit pada hari yang sama, tiba-tiba, rumah itu memiliki dua pasien dan satu orang cedera.

Gerald kembali setelah mengantar Vania ke villa yang diberikan William kepadanya pada ulang tahunnya yang ke delapan belas.

Ketika Gerald kembali, Jine baru saja memberikan infus kepada Louis dan pergi.

Setelah minum obat, Louis sangat mengantuk.

Jadi ketika Gerald pergi ke atas dan berjalan ke kamar tidur. Louis hanya meliriknya dan menutup matanya lagi untuk beristirahat.

Namun, Gerald tidak berniat membiarkan dia beristirahat dengan baik.

Dia berjalan ke tempat tidur, berdiri di sisi tempat tidur, dan menatap Louis.

Louis sudah berumur lebih dari enam puluh tahun hampir menuju tujuh puluh tahun.

Wajahnya tidak lagi cantik seperti ketika dia masih muda, dan dia terlihat seperti berusia empat puluh biasanya karena dia berdandan.

Tapi sekarang dia sakit, dan apa yang terjadi dalam beberapa hari ini telah menghantamnya secara fisik dan mental, dia tidak punya niat untuk berdandan dan jejak waktu yang terukir di wajahnya terungkap satu per satu.

Saat ini dia terlihat begitu tua dan lemah.

Gerald mengerutkan kening, tidak tahu apakah itu karena menyadari bahwa Louis sudah tua, atau yang lainnya.

Dia duduk di tepi tempat tidur dengan tangan di atas kakinya. Dia menoleh melihat Louis di tempat tidur dan berkata, "Vania sangat sedih."

Mata tertutup Louis bergerak, tetapi tidak terbuka.

“Dulu kamu begitu menyayanginya, kenapa tiba-tiba berubah sekarang?” tanya Gerald.

Tiba-tiba berubah?

Dia sekarang membenci dirinya sendiri karena tidak berubah lebih awal!

Matanya dipenuhi dengan air.

Tidak pernah ada saat ketika dia menyadari betapa gagalnya dia sendiri.

Tidak bisa mengendalikan suaminya ketika dia masih muda, biarkan suaminya ...

Sekarang, dia tidak bisa mengurus anak-anaknya.

Adakah orang di dunia ini yang lebih sedih dan konyol darinya?

Gerald menatap air di bulu matanya, dan berkata, "Apa pendapatmu soal William dan Ellen? "

Mendengar pertanyaan ini, dia perlahan membuka matanya dan memandangnya "William sudah menjelaskan semalam, bukan Ellen yang menggodanya, tetapi dia yang memaksanya . Gerald, tanyakan pada dirimu sendiri, Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa ini adalah salah Ellen? Bukankah dia adalah korban? "

Mata Gerald sedikit dingin, "Korban? Keluarga Dilsen mengadopsinya selama dua belas tahun. Jika William tidak mengadopsinya dari kantor polisi, tidak akan diketahui apakah dia masih hidup sekarang!"

"Keluarga Dilsen mengadopsinya, tetapi tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa dia adalah korban! Ini dua hal yang berbeda" Suaranya bergetar karena marah.

"Bagaimana kamu bisa yakin bahwa dia tidak dengan sengaja menggoda William? Mengapa William memiliki kasih sayang yang begitu besar terhadap Ellen, apakah Ellen tidak perlu bertanggung jawab? Aku biasanya melihatnya sangat melengket padanya. Jika dia memperhatikan, mungkin ini semua tidak akan terjadi ! "

"Gerald, apakah kamu berpikir bahwa semua wanita di dunia ini suka memainkan trik untuk menggoda pria seperti Dora?"

katanya dengan marah.

"Masih berani kamu menyebut nama Dora?"

Gerald marah ketika mendengar dia menyebut nama Dora.

Dora?

Louis berkata "Gerald, apakah kamu masih merasa bahwa kamu tidak salah ? Bagaimana kalau aku menyebutkannya? Betapa tak tahu malu nama itu, Dora, kamu tidak membiarkanku menyebutkannya? Dora Linston adalah seorang pelacur yang mencoba menghancurkan keluarga orang,dia tidak tahu malu, um ... "

Sebelum kata-kata Louis selesai, telapak tangan Gerald menekan lehernya dengan kekuatan yang amat besar sehingga dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.

Air matanya mengalir dari sudut matanya, matanya melebar dan merah, dia menatap wajah Gerald yang dipenuhi amarah, dan jantungnya yang bergetar perlahan-lahan seperti terbungkus es hingga mati rasa. Dan akhirnya tidak merasakan sakit.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu