Hanya Kamu Hidupku - Bab 28 Sakit, Sakit Setengah Mati

Rumah sakit Yihe。

Setelah diperiksa, Ellen didiagnosa mengalami radang usus buntu, rumah sakit langsung mengaturnya untuk di operasi saat itu juga.

Setelah selesai operasi, karena efek obat bius belum hilang, Ellen masih belum siuman.

“Tuan Keluarga, penyakit usus buntu Ellen masih tergolong standar, satu minggu setelah operasi dia sudah boleh membuka benang dan pulang.”

Kepala rumah sakit Yihe Dr. Jery Lin yang melakukan operasi langsung.

Melihat wajah William yang terlihat seram sejak datang rumah sakit sampai sekarang, Jery merasa agak ketakutan.

Rumah sakit Yihe merupakan rumah sakit di bawah naungan Hunt Group, dan Ethan Hunt merupakan presdir Hunt Group, Jery hanya mengemban nama sebagai kepala rumah sakit, namun semua kuasa masih berada di tangan Ethan.

Keluarga Hunt dan keluarga Dilsen yang tergabung dalam Empat Keluarga Besar memiliki hubungan yang sangat baik.

Ditambah lagi dengan hubungan generasi William dan Ethan yang begitu baik, membuat hubungan Empat Keluarga Besar semakin erat.

Mengabaikan kedudukan William di kota Tong ini, hanya hubungan dia dan Ethan yang dekat saja sudah cukup membuat Jery berhati-hati melayaninya.

Alis William mengkerut erat, wajahnya datar tidak ada ekspresi.

Jery menatapnya dengan hati-hati, lalu berkata, “Kalau begitu aku tidak akan mengganggu Nona Ellen beristirahat. Ada perlu apa silahkan hubungi saya, saya akan segera tiba.”

“Em.”

Mendapat ijin, Jery bagai pejabat kekaisaran yang diijinkan untuk keluar dari ruang rawat, ia segera keluar dari ruang rawat yang dingin sampai hampir membekukannya.

Lalu Jery melapor pada Ethan, lalu Ethan menyampaikan hal ini pada Samir dan Sumi .

Tidak lama setelah Jery meninggalkan ruang rawat, mereka bertiga langsung muncul di rumah sakit.

Agar tidak mengganggu Ellen .

Mereka bertiga tidak masuk ke dalam ruang rawat, melainkan menunggu di luar ruang rawat.

William berjalan keluar, mereka berbicara di luar.

Ketika mengetahui kondisi Ellen sudah tidak berbahaya, mereka bertiga juga tidak tinggal lama di rumah sakit, bagaimanapun mereka bertiga bukan orang yang tidak punya kesibukan.

Setelah mereka bertiga pergi sekitar setengah jam, efek obat bius Ellen juga sudah hilang, perut kanannya mulai terasa sakit.

Ellen terbangun karena rasa sakit.

Ketika terbangun, Ellen melihat kearah William yang duduk di samping ranjangnya, seketika rasa sakitnya lansgung merasa membaik.

“Bagaimana rasanya?” William melihatnya sudah sadar, langsung bangkit dan duduk di dekatnya, tangan besarnya yang hangat menggenggam tangan kecilnya yang sedang diinfus, berkata sambil mengkerutkan alis.

Tadinya Ellen ingin bilang sakit, namun melihat alisnya yang mengkerut tegang, ucapan yang ia keluarkan langsung berubah, “Tidak sakit.” Yanting melihat wajahnya yang pucat pasi, terdiam sejenak, lalu berkata dengan hangat, “Dokter sudah memberikan obat penahan sakit. Kalau kamu bilang tidak sakit, tidak perlu diminum.”

“Jangan.” Tangan kecilnya yang lain langsung menarik tangan William , “Sakit, aku sakit, sakit setengah mati.”

Suaranya yang serak terdengar begitu memelas, terlihat begitu kasihan.

William melihat ekspresi Ellen yang begitu panik, seketika merasa kasihan juga lucu.

Ia menundukkan badannya, bibirnya yang lembut dan tipis mengecup mata Ellen yang merah dan bulat.

Ketika bibirnya menyentuh matanya, bulu mata Ellen langsung bergetar, jantungnya juga ikut berdegup kencang.

Bibir pucatnya mengetat, menatap bibir William yang merona menjauh dari hadapannya perlahan.

William menatap wajahnya yang tercengang itu dengan terheran, jarinya menggores hidung kecilnya, lalu pergi mengambilkan obat penghilang rasa sakit sambil tersenyum.

Ketika William membawakan air hangat dan obat, Ellen masih saja tercengang seperti angsa yang bodoh.

Matanya William yang dingin tersenyum tipis sambil menyelipkan obat penghilang rasa sakit di mulut Ellen .

Mulut kecil Ellen reflek terbuka, William agak mengangkat alisnya, ia langsung memasukkan obat kedalam mulutnya lalu menyodorkan sedotan ke sudut bibirnya.

Setelah tercampur dengan air hangat, obatnya pahit sekali!

Ahirnya Ellen tersadar, ia kepahitan sampai mendorong obat itu dengan lidahnya.

William mengangkat alis lalu menutup mulutnya dengan tangannya.

Obat pahit yang ia keluarkan jatuh di telapak tangan William , dan obat itu sudah tercampur dengan… air liur!

ketika Ellen melihatnya, ia langsung menutup mulutnya dengan tangannya sendiri, pipinya langsung terasa panas, matanya yang bulat membelalak melihat kearah William .

William mengambil tisu dan mengambil obat itu dengan tisu lalu mengelapnya dengan wajah tanpa ekspresi, lalu mengambilkan sebutir obat yang baru dan memasukkannya ke mulut Ellen lagi.

Wajah Ellen memerah, ia mengambil air dan segera meminum obatnya, kali ini ia tidak minum air sampai lupa menelan obatnya.

Melihatnya sudah meminum obatnya, William berkata dengan lembut, “Tidurlah sejenak.”

“Bagaimana denganmu?” Ellen bertanya dengan lirih.

“Menemanimu.” Bibir William agak terangkat, kedua mata yang menatapanya dengan lembut bagai air mancur yang hangat, membuat Ellen yang melihatnya merasa begitu terbuai.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu