Hanya Kamu Hidupku - Bab 296 Comelkah?

Tetapi ketika melihat wanita yang datang sebelumnya, ujung alis di bawah tudung bunga matahari sedikit terpelintir.

“Rosa.” Hansen tertegun melihat Rosa.

“Aku tahu kamu pasti ada di sini.” Wajah Rosa lembut dan dengan lemah lembut ia menatap Hansen.

Hansen mengedipkan matanya "Apakah kamu khusus datang mencariku?"

“Walaupun Kakek sudah tua tetapi masih kuat.” Rosa mengedipkan mata kepadanya. dan sudut matanya mengarah ke “bunga matahari” yang berada di sebelahnya.

Hansen tersenyum, "Apakah kamu mencariku ada sesuatu?"

“Tidak ada masalah apakah tidak boleh mencarimu?” Rosa pura-pura sedih.

"Jangan bercanda pada kakekmu, aku tau kamu tidak bermaksud begitu," kata Hansen.

Rosa tertawa lagi, "Rosa sudah lama tidak bertemu dengan kakek, sudah merindukanmu."

Sedang berbincang, Rosa memiringkan kepala menatap bunga matahari tersebut lagi.

Kemungkinan ia tidak suka karena ia telah menduduki posisinya.

Hansen duduk di salah satu ujung bangku panjang, dan "bunga matahari" tersebut berada disamping Hansen dan menyebabkan dia tidak memiliki tempat.

Rosa merasa bahwa "bunga matahari" itu benar-benar menjengkelkan, tetapi ia tidak menunjukkannya di hadapan Hansen.

Dan Hansen juga tidak menyuruh Rosa duduk.

Ketika mendengar perkataannya, dia tersenyum dan berkata, "Sangat langka kamu masih bisa mengingat kakek ini."

"Kakek Hansen, kamu mengatakan begini terlalu segan, Dalam hati Rosa, kamu adalah kakek kandungku. Bukankah masuk akal jika cucu merindukan kakek?"

Rosa berdiri tegak di depan Hansen dan kali ini sambil berkata sambil memandangi "bunga matahari" itu, mungkin dia ingin menyuruhnya memberinya tempat duduk.

Tetapi "bunga matahari" itu pandangannya tampaknya benar-benar ditutupi oleh topengnya, seolah-olah tidak bisa melihat pandangan langsung Rosa, duduk dengan tenang di kursi, masih tak bergerak.

Mata Rosa Mata berkedut beberapa kali. Melihat metode ini tidak berhasil, ia harus melihat "bunga matahari" sambil tersenyum dan berkata, "Nona, bisakah kamu memindahkan posisimu?"

"Tidak perlu."

"Bunga Mantahari" belum sempat respon, dan Hansen buru-buru berkata, "Rosa, Disana masih memiliki tempat kosong? Kamu duduk di sana saja."

Hansen menunjuk ke tempat kosong di sebelah "Bunga matahari".

Rosa "..."

“... Kakek Hansen, apakah kamu kenal nona ini?” Rosa menyembunyikan rasa canggungnya dan menatap Hansen sambil tersenyum.

Hansen dengan ramah melirik Bunga Matahari", dan mengangkat balon besar bunga matahari sambil tersenyum, "Gadis ini yang memberi."

Rosa menatap balon besar itu, mulutnya sedikit bergerak.

"Aku baru mengenal hari ini, tapi aku sangat suka gadis ini. Gadis Rosa jangan berdiri, duduk saja," kata Hansen.

Rosa mengerutkan bibirnya dan menatap "bunga matahari" tersebut.

Dia sengaja datang mencarinya hari ini.dan bertemu, tetapi sekarang dia bahkan tidak dapat menyentuh sisinya, dan terdapat orang ditengah mereka.sangat menjengkelkan!.

Didalam hati Rosa berpikir dan berdiri diam tidak bergerak.

Hansen mengerutkan kedua sudut bibirnya, dan sepasang mata yang cerdas sedikit menyipit, tanpa bicara.

Setelah beberapa detik, Rosa menarik napas dalam-dalam di hatinya, dan melangkah untuk duduk di sebelah "bunga matahari".

Dia masih belum sepenuhnya berjalan kesana, tetapi "Bunga Matahari" langsung berdiri dari tempat duduknya saat itu.

Rosa berhenti, menatapnya dengan takjub.

"Bunga Matahari" tersebut berdiri di depan Hansen, menatapnya sebentar, lalu melambaikan tangannya.

Hati Hansen sedih dan berdiri, "Gadis, tidak ingin duduk sebentar lagi?"

"Bunga Matahari" menggelengkan kepalanya.

“Kalau begitu, apakah besok kamu masih datang ?” Hansen menatapnya.

"Bunga matahari" berhenti selama beberapa detik dan mengangguk.

Hansen segera berkata, "Kalau begitu besok aku juga akan datang. Sampai jumpa besok."

"Bunga Matahari" berjalan kedepan Hansen, dengan kedua tangan terangkat, seolah-olah ingin memeluknya.

Tidak tau mengapa, dia akhirnya tidak memeluknya, tetapi mengangkat satu tangan dan melambai padanya, lalu berbalik dan berjalan keluar alun-alun.

Hansen meregangkan lehernya dan memandang punggungnya, "Gadis, sampai jumpa besok."

"Bunga Matahari" berhenti sejenak kemudian terus berjalan.

Rosa menatap wajah enggan Hansen, dan kemudian melirik "bunga matahari" yang berjalan keluar dari alun-alun.

……

Pukul enam sore, William kembali ke rumah. Begitu memasuki ruang tamu, dia melihat topeng bunga matahari kuning keemasan yang berlebihan terletak di atas meja kopi di ruang tamu.

Sebuah tangan yang lemah lembut meraih mama jarinya dari belakang dan memegangnya.

William menoleh ke belakang, menatap gadis kecil yang berdiri di belakangnya,bertanya "Kamu yang membeli ?"

Ellen melirik ke topeng, mengerutkan bibir tertawa, dan mengangguk, "comelkah?

William menatapnya sebentar, lalu berkata, "lain kali jangan membelinya lagi!"

Ellen, "..." sebenarnya tidak perlu langsung menjawabnya !!

William menatap wajah Ellen yang sedih, mengerutkan bibir, langsung berbalik badan, memeluk Ellen berjalan ke ruang makan, kemudian baru menurunkannya, mencium alisnya,Menarik satu tangan kecilnya, menyadarkannya sambil tersenyum dan berjalan menuju ruang makan.

Muka Ellen memerah, dan mengepalkan tangannya menjatuhkan lengannya dengan malu, hatinya penuh dengan kemanisan bagaikan madu,mana mungkin bisa sedih lagi!.

...

Dalam beberapa hari selanjutnya, Ellen mulai melamar pekerjaan di berbagai situs lowongan kerja.

Sudah hampir dua bulan sejak dia pulang, dan menganggur di rumah, sehingga tulangnya sudah longgar.

Jadi sekarang, dia sangat ingin menemukan satu pekerjaan bahkan jika gajinya rendah dan hanya ingin menunjukkan kegunaan dirinya saja.

Di samping mencari pekerjaan, Ellen akan pergi ke taman bunga untuk duduk bersama Hansen setiap hari.

Sore itu, Ellen membawa topeng bunga matahari ke Taman bunga lagi.

Beberapa hari yang lalu, dia tiba di taman bunga ketika Hansen sudah berada disana.

Tetapi hari ini, Ellen duduk di bangku dan menunggu hampir satu jam, tetapi Hansen tidak datang juga.

Ellen mengerutkan kening. Untungnya,sekarang adalah musim semi. Jika merupakan musim panas dan dia memakai topeng yang tebal ini setiap saat kepanasan!.

Kemudian menunggu setengah jam lagi, Ellen mengerutkan alisnya lebih dalam lagi dan memutar kepalanya melihat ke luar alun-alun taman.

Apakah hari ini kakek tidak datang ?

Atau... terjadi apa-apa?

Ellen memasukkan kedua tangannya kedalam saku jas dan satu tangan didalam saku terus memegang ponsel beberapa kali.

kemudian sedikit menyesal karena tidak meminta nomor Hansen...

Deng Deng Deng——

Sepatu hak bergerak dari jauh mendekat, dan akhirnya berhenti tepat di depan Ellen.

Ellen mendongak dan menatap wanita yang berdiri di depannya, bibirnya mengerucut.

Wanita itu mengenakan sweter turtleneck garis-tipis berwarna solid, ditutupi dengan jas hitam,dengan bawahan memakai celana jins lebar berwarna hitam, dan tumit hak sepatunya setidaknya ada tujuh sentimeter.

Wanita itu memakai make-up yang sangat cantik, rambut panjang pirang keemasan, sepasang mata ditutupi oleh kacamata hitam cokelat, tidak bisa melihat warna matanya, tetapi sepasang alis berkerut dan bibir merahnya menunjukkan sedikit agresif.

Segera membuat Ellen merasakan berbahaya!

Ternyata.

“Siapakah kamu?” Rosa menatap Ellen bertanya dengan suara dingin.

Tidak ada orang yang suka ditanya dengan angkuh, dan begitu juga dengan Ellen tidak terkecuali.

Ellen berdiri dari bangku panjang.

Tinggi badan Ellen adalah 166, Rosa empat sentimeter lebih pendek darinya, tetapi Rosa mengenakan sepatu hak tinggi tujuh atau delapan sentimeter, sementara Ellen hari ini mengenakan sepatu flat putih dengan sol sekitar dua sentimeter.

Jika Ellen tidak memakai topeng bunga matahari yang berlebihan itu di kepalanya, mungkin dia akan satu atau dua sentimeter lebih pendek dari Rosa.

Tetapi karena dia mengenakan topeng itu, ketika dia berdiri, Rosa segera merasakan cahayanya seperti terhalang oleh bunga matahari yang ada di kepalanya, dan sebuah rasa yang tak dapat dijelaskan meledak di dalam hatinya, kedua alisnya berkerut lebih kencang. Sekarang, mata di bawah kacamata hitam itu sudah tajam dan tidak sabar, "Apa tujuan niat kamu untuk mendekati Kakek Hansen ?"

Ellen berdiri dengan tenang, kedua tangan dengan santai dimasukkan kedalam saku mantelnya.

Rosa menggigit giginya dengan ringan, "Apakah kamu berpura-pura menjadi bisu?"

Ellen malas untuk mencicit.

"... Aku telah mengamati dalam beberapa hari ini. Kamu akan datang ke sini setiap hari untuk bertemu dengan Kakek Hansen. Dan kemarin itu kamu bersama Kakek Hansen baru mengenal untuk pertama kalinya. Tidak diketahui apakah kesempatan pertemuan ini kebetulan atau disengajakan!"

Rosa berkata dengan dingin, "Meskipun aku tidak bisa melihat wajahmu, tetapi dari perspektif pakaianmu kamu terlihat masih muda. Aku benar-benar tidak mengetahui alasan mengapa kamu seorang gadis muda menghabiskan waktu dengan seorang pria tua seperti Kakek Hansen ini. selain itu, kamu adalah seorang bisu. "

Kamulah yang bisu!

Ellen cemberut.

"Aku menebak." Rosa membawa tasnya, lengannya di perutnya, mencibir memandang Ellen, dengan nada menghina. "Mungkin kamu mengetahui bahwa Kakek Hansen merupakan orang yang berkelas. Aku tidak tahu metode apa yang kamu gunakan untuk mengetahui bahwa Kakek Hansen setiap hari akan duduk di sini, sehingga dengan sengaja merias diri seperti ini untuk menyenangkan hati kakek Hansen, didepan Kakek Dilsen mencari perhatian, untuk memperdalam kesannya kepadamu, dan mendapatkan hati Kakek Dilsen. Kemudian menggunakan kakek Dilsen selangkah demi selangkah untuk mencapai tujuan kamu. "

Berpikir terlalu banyak!

Ellen menggangkat tangannya melihat waktu, kurang dari setengah tiga.

Em, dia harus pergi ke taman kanak-kanak untuk menjemput dua anak kecil pada pukul 4:30.

Rosa menyesap bibirnya dengan erat dan menatap dengan aneh pada Ellen, "aku tidak peduli apa yang ingin kamu lakukan, aku menyarankan kamu untuk membatalkannya! Umur Kakek Dilsen sudah tua sehingga sangat mudah ditipu oleh orang seperti kamu yang menyamar orang baik tetapi Sebenarnya, bagian dalamnya kotor/jahat. tetapi aku tidak akan membiarkannya, dan keturunan Kakek Dilsen juga tidak akan! kamu sengaja mendekati Kakek Dilsen, diketahui oleh aku dan aku tidak bisa melakukan apa-apa terhadapmu, tetapi jika diketahui tuan ketiga Jika kamu ingin tinggal di sini, maka itu hanyalah mimpi! "

Ellen menatapnya dengan malas.

Sebenarnya, dia tidak perlu berada di sini mendengarkan omong kosongnya, tetapi dia benar-benar ingin tahu seberapa besar otaknya dapat terbuka, sehingga dia tidak langsung pergi..

Tetapi setelah mendengar sampai sini, Ellen benar-benar merasakan sangat bosan.

Akhirnya dia mengangkat bahunya, dan kemudian melewati badannya, lalu pergi.

Tetapi tidak terpikir bahwa begitu tubuhnya melewati depannya, satu lengan dari belakang kemudian menghentikannya.

Ellen berhenti dan berbalik menatapnya.

Ketika melihat kemarahan dan kebencian di wajah Rosa, alisnya berkerut.

“Tidak terlihat, kamu juga sangat sombong !” Rosa marah, menggigit giginya memandang Ellen.

Ellen melirik lengan yang dipegangnya, bulu matanya berkedip, dan.ingin melepaskan.

Tetapi di saat itu juga.

Rosa tiba-tiba mengangkat tangannya, dan melambaikan tangannya ke topeng bunga matahari di kepalanya.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu