Hanya Kamu Hidupku - Bab 299 Ternyata Tidak Mati

Venus menatap ke Rosa dengan bibir yang sangat pucat, "Ellen, Nie!"

Mendengar nama Ellen, tatapan Rosa langsung mengerat, kemudian dia menatap ke Venus dengan mata membesar, "Kamu berkata siapa?"

Venus tetap menatap ke Rosa dengan tatapan terkejut yang tidak bersemangat.

Jantung Rosa mengerat.

.........

Di ruang tamu, Rosa meletakkan segelas air hangat di depan Venus dengan alis mengerut, suaranya terdengar sangat tegang, "Hangatkan tanganmu dulu"

Setelah sangat lama, berpikir tentang adegan di elevator tadi, tubuh Venus tetap bergemetaran, dia memegang air panas itu kemudian minum dengan cepat dengan bibir yang sangat pucat.

Rosa menatap ke Venus, "Kamu, tidak merasa panas?"

Yang Rosa tuang adalah air panas yang baru saja mendidih.

"Ah?"

Pada saat itu, Venus sepertinya baru bisa merasakan, dia meletak kembali gelas dengan buru-buru dan menutupi mulutnya.

Kedua bibir Rosa tertutup dengan rapat, dia tidak mempedulikan gelas yang dilempar Vania ke atas karpet, Rosa langsung duduk di seberang Venus dan berkata, "Kamu bilang kamu melihat Ellen tadi? Kamu yakin itu dia?"

Kedua mata Venus memerah, dia menatap ke Rosa tetapi mulut dan tenggorokannya terasa seperti terbakar sehingga dia tidak bisa berbicara.

Karena tahu Venus itu kepanasan, Rosa pun berkata, "Kamu pergi cuci dulu, aku pergi ambil es batu untuk kamu"

Venus mengangguk sebelum berjalan ke arah kamar mandi.

Melihat Venus masuk ke dalam kamar mandi, ekspresi Rosa langsung tenggelam, dia mengeluarkan ponselnya dan menelon kepada seseorang.

Setelah telpon itu terhubung, Rosa langsung berkata dengan dingin, "Segera datang berjumpa dengan aku!"

Setelah berkata, Rosa mematikan telpon dengan kasar dan melempar ponselnya ke sofa sebelum pergi mengambil es batu!

Venus Ronia menyandar di dinding kamar mandi, dia menatap ke cermin dengan air mata yang menggantung di sudut matanya.

Karena minum air panas dengan cepat tadi, bibir Venus sudah membengkak, dia merasa lidah dan tenggorokannya mulai sakit.

Tetapi air panas itu berhasil menyadarkan Venus!

Venus tadi benar-benar... kehilangan kemampuan mengontrol diri!

Venus memejamkan matanya dan membiarkan air matanya mengalir.

.......

Setelah keluar dari kamar mandi, Rosa pun memberikan kantong es batu yang dia telah sediakan kepada Venus.

Venus mengambilnya.

"Letak satu dimulutmu"

Rosa memberikan gelas yang berisi es batu kepada Venus.

Venus meletakkan satu es batu ke dalam mulut.

Hal ini membuat lidah Venus terasa sangat kesakitan, Venus mengerutkan alisnya dan langsung memuntahkan es batunya.

Rosa hanya menatap kepadanya sambil menjilat bibir.

Venus duduk di atas sofa sambil memegang kantong es batu itu dengan kuat, setelah mencoba beberapa kali, Venus baru berhasil bersuara dengan serak, "Aku tidak tahu apakah aku ada salah melihat.... kalau orang itu benar-benar adalah adikku, apakah... apakah dia itu hantu?"

Rosa menyipitkan matanya, "Kamu melihatnya dimana?"

Wajah Venus menjadi semakin pucat, dia menatap ke Rosa dengan ekspresi yang takut, "Hari ini aku pergi wawancara di Yuk Gosip, setelah wawancara berakhir aku naik elevator untuk pergi ke tempat parkir, aku bertemu dengan seorang gadis di dalam elevator. Tetapi gadis itu terus menundukkan kepalanya, aku merasa agak aneh, di tambah di elevator cuman ada kami berdua, jadi aku mencoba untuk berbicara dengannya. Tetapi dia terus mengabaikan aku dan hal ini membuat aku semakin meragu, jadi aku berjalan ke arahnya......"

Berkata sampai sini, Venus langsung memejamkan matanya dengan ekspresi yang tidak berani berpikir kembali.

"...Kemudian?" Kedua tinju Rosa mengerat secara refleks.

"Sebelum aku berjalan ke hadapannya, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya, wajah dia...."

Venus membuka matanya dan menatap ke Rosa dengan mata memerah.

Jantung Rosa mengerat.

"Wajahnya memiliki kemiripan paling tidak 90% dengan adikku Ellen...., waktu itu aku... aku benar-benar....."

Venus menggelengkan kepalanya sambil memeluk dirinya.

Rosa menahan pernapasannya, dia mendekati Venus secara refleks, "Kemudian?"

Pada saat bersuara lagi, suara Venus menjadi semakin serak dan ketakutan, "Aku merasa sangat terkejut, setelah aku sadar diri kembali, dia sudah tidak ada. Jadi, aku juga tidak tahu aku itu penampakan hantu atau... aku benar-benar tidak tahu"

Rosa menundukkan kepalanya, setelah beberapa saat dia baru melihat ke Venus Ronia, "Kamu berkata hari ini kamu pergi wawancara di Yuk Gosip?"

"Iya" Venus menjawab dengan lemah.

Setelah hening beberapa saat, Rosa baru berkata, "Venus, kamu langsung datang mencari aku setelah meninggalkan Yuk Gosip kan?"

"...Iya" Venus terlihat agak bingung, "Kakak adalah teman terbaik aku, jadi aku langsung teringat dengan kakak"

Sudut bibir Rosa terangkat dengan ringan, dia menyandar ke sofa, "Venus, apakah aku benar-benar adalah teman terbaik kamu?"

"Tentu saja" Venus menjilat bibirnya dan menatap ke Rosa dengan bingung, "Mengapa kakak bertanya begitu? Tidak hanya aku adalah teman terbaik kakak, aku percaya kakak juga menganggap aku sebagai teman terbaik"

Sudut bibir Rosa pun terangkat semakin dalam, "4 tahun lalu, Ellen ditangkap di tengah jalan pergi ke vihara bersama kamu dan mamamu... kamu dan mamamu kembali dengan selamat, tetapi Ellen malah mati dengan kejam di peledakan spbu itu. Kalau aku itu kamu, tentu saja aku akan sangat takut seperti kamu sekarang ketika bertemu lagi dengan Ellen"

Wajah Venus sangat pucat, "Kak Rosa, ada satu hal, aku tidak pernah bercerita meskipun telah berlalu banyak tahu..."

Kulit mata Rosa bergetar, "Apa?"

Venus menundukkan kepalanya dengan air mata mengalir, "Kemarin pergi ke vihara, orang yang menangkap kami pernah memberikan aku dua pilihan, yang pertama adalah aku berada di sana menemani mereka.... main, kemudian Ellen pergi. Kedua adalah aku sendiri selamat. Pada akhirnya, aku memilih pilihan kedua dengan serakah, aku meninggalkan Ellen dengan kejam. Aku merasa sangat bersalah kepadanya.

Rosa tidak mengetahui hal detail seperti ini.

Setelah mendengar Venus bercerita, dia baru mengetahui ternyata ada masalah ini.

Pantasan Venus bisa ketakutan seperti begini setelah melihat Ellen!

Melihat Venus yang sedang menangis, keraguan tetap memenuhi tatapan Rosa.

Meskipun cerita Venus termasuk sangat sesuai dengan logika.

Rosa tetap merasa ekspresi Venus pada saat bercerita kepadanya sangat aneh... seolah-olah dia mengetahui sesuatu.

Rosa berdiri dari sofa dan berjalan ke sisi Venus, kemudian dia duduk di sisi Venus dengan satu tangan memegang lengan Venus dan membuat Venus menghadapinya, kemudian dia mulai menyeka air mata Venus dengan tisu, "Masalah ini tidak bisa termasuk kesalahan kamu juga. Di bawah kondisi seperti itu, kamu mengambil keputusan seperti itu untuk melindungi dirimu. Aku percaya kalau posisi kamu dengan Ellen bergantian, Ellen juga akan mengambil keputusan yang sama dengan kamu"

Rosa menghela nafas, "Masalah seperti ini, seharusnya kamu memberi tahu aku dari awal. Kamu tidak perlu menanggung semua rasa kesalahan seperti ini sendiri begitu lama"

Venus menatap ke Rosa dengan ekspresi yang kasihan, "Aku takut kakak Rosa akan memandang rendah aku. Meskipun Ellen bukan adik kandung aku, tetapi aku tetap merasa sangat malu dan bersalah ketika aku teringat aku memilih untuk mengorbankan dia demi diriku. Aku mana berani memberi tahu orang lain"

Rosa menghela nafas lagi dan menatap ke Venus dengan cinta kasih, "Gadis yang kasihan"

......

Pada saat Venus meninggalkan rumah Rosa, waktu sudah berlalu 2 jam.

Rosa mengantar Venus ke mobilnya dan melihat dia meninggalkan tempat sebelum mengubah ekspresinya dan menatap ke mobil hitam yang parkir di seberangan, kemudian dia kembali ke rumahnya.

Dalam waktu kurang dari 3 menit, sebuah bayangan hitam pun memasuki rumah dan mengunci pintu rumah.

Tubuh Rosa dipeluk oleh sepasang tangan yang kuat seperti besi, ciuman yang hangat dan basah memenuhi leher bagian belakangnya, hal ini membuat ekspresi Rosa yang gelap menjadi semakin menakutkan.

Pada saat tangan pria itu memasuki baju Rosa, Rosa tiba-tiba mendorong tangan pria itu dan menoleh kembali ke pria itu.

Pak---

Pria yang ditampar oleh Rosa itu terkejut.

" Eric, kamu mau membohong aku sampai kapan?" Rosa berteriak dengan marah sambil menunjuknya.

Eric memegang pipinya yang di tampar sebelum menoleh ke Rosa dengan ekspresi gelap yang menakutkan sambil tertawa dengan dingi.

Melihat ekspresi Eric, kemarahan Rosa pun meningkat lagi, dia menghampirinya dan menarik kera baju Eric, "Aku begitu percaya kepada kamu, tetapi kamu terus membohongi aku! Eric, kamu benar-benar menganggap aku itu begitu mudah dibohongi ya?"

Eric tertawa dan tatapannya menjadi semakin jahat, " Rosa, kamu adalah orang pertama yang menampar aku! Kamu benar-benar mengira aku tidak tega melakukan apa pun terhadapmu karena aku mencintaimu? Sampai kamu bisa bertindak sesuka hatimu?"

"Aku bertanya untuk terakhir kalinya, Ellen itu mati atau hidup!" Rosa menggertakan giginya.

"Kalau mau tahu pergi cari tahu sendiri!"

Eric memegang tangan Rosa dengan kuat, sampai Rosa melepas tangan karena merasa kesakitan.

Setelah itu, Eric melepaskan tangan Rosa dan memegang dagunya dengan erat, "Hanya kali ini saja. Kalau masih ada lain kali, aku berjanji akan membuat kamu nyesal!"

Setelah berkata Eric pun berjalan ke arah pintu dengan ekspresi tidak senang.

" Eric, hari ini kalau kamu jalan keluar dari pintu ini, maka hubungan kita akan berakhir juga" Rosa melirik kepadanya dengan mata memerah.

Ekspresi Eric yang mengerat pun bergetar, langkah kakinya berhenti dan dia berputar balik badannya, berjalan ke arah Rosa.

Tatapan Rosa dipenuhi oleh sedikit perasaan puas setelah melihat adegan ini.

Eric menghampiri Rosa dan menekan lehernya kemudian mendorong Rosa ke atas sofa.

Menghadapi kelakuan Eric yang kasar ini, Rosa bahkan tidak mengedipkan matanya, dia menatap ke Eric yang berekspresi gelap tanpa rasa takut, "Bukannya kamu mau pergi? Kenapa tidak pergi? Pergi sana! Kalau berani kamu pergi saja!"

Dada Eric bergerak naik turun dengan marah, tatapannya terhadap Rosa dipenuhi oleh pisau yang tajam.

Rosa menatapnya dan berkata, "4 tahun lalu kamu beri tahu aku Ellen mati di peledakan itu, kamu yang meletakkan bom di sana dan kamu melihjat spbu itu meledak dengan matamu sendiri. Kamu memberi tahu aku dengan pasti bahwa Ellen sudah mati dan aku percaya kepada kamu. Kemarin di kota Rong aku juga bertanya kepada kamu dua kali lagi apakah Ellen benar-benar telah mati, kamu menjawab aku iya dan aku juga percaya kepada kamu lagi! Sekarang aku bertanya untuk terakhir kali, Ellen itu mati atau hidup?!"

Tatapan Eric memancarkan cahaya kecil, wajahnya terlihat sangat tegang.

Melihat ekspresi Eric, hati Rosa juga ikut mendingin secara perlahan.

Seolah-olah ketakutan dan kebahayaan yang besar sedang mendekatinya.

Mata Rosa memerah, dia memeluk harapan yang hanya tersisa sedikit dan bertanya, "Tidak mati ya?"

Eric menjilat bibirnya dengan kuat dan berkata, "Aku tidak tahu"

"......"

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu