Hanya Kamu Hidupku - Bab 650 Hatiku Sangat Sakit

Samoa secara alami dapat melihat bahwa Siera benar-benar merasa kasihan pada Pani dan juga merasa marah untuk Pani.

Melihat wajah marah Siera, Samoa merenung sejenak dan mengulurkan tangan untuk memegang tangan Siera yang terletak di kakinya.

Siera mengerutkan kening dan menatap Samoa dengan sedikit merajuk "Pada saat seperti ini, lebih baik kamu tidak mencoba mengatakan hal-hal baik untuk bocah Sumi itu, jika tidak kamu akan tidur di lantai atau sofa malam ini!"

Samoa tersenyum pahit, menggenggam tangan Siera dengan erat di telapak tangannya dan menatapnya "Aku tidak akan berbicara untuk Sumi, tetapi ada sesuatu yang aku pikir sudah waktunya untuk memberitahumu."

“…… Ada apa?” Siera ragu-ragu.

Samoa menghela napas "Tentang perjalanan bisnis Sumi."

Siera semakin tidak bisa paham "Ada apa dengan perjalanan bisnis Sumi?"

“Sebenarnya, Sumi tidak melakukan perjalanan bisnis, dia masih ada di kota Tong!” Samoa berkata dengan berat.

Siera sepertinya tidak mengerti dan menatap Samoa dengan bingung.

Wajah Samoa menegang "Sumi terluka!"

" …… "! ! !

Mata Siera membelalak "Apa katamu?"

Samoa menatap wajah Siera yang memucat sedikit demi sedikit dan berkata dengan suara rendah "Sumi sekarang sedang dirawat di Rumah Sakit Yihe, dia takut Pani khawatir, jadi dia tidak memberitahunya, dia juga takut kamu dan Lira akan keceplosan di depan Pani jika kalian mengetahuinya, jadi dia meminta aku dan Sumail untuk merahasiakannya dari kalian. "

Detak jantung Siera semakin cepat, lubuk hatinaya terasa sakit dan berkata dengan gemetar "Kamu, apa kamu serius? Sumi benar-benar terluka?"

"Aku tidak akan mengambil putra kita untuk bercanda" Kata Samoa dengan sungguh-sungguh.

Mata Siera tiba-tiba memerah "Kok bisa? Kenapa bisa terluka? Hah?"

Mata Samoa berkilat-kilat "Sumi dan William pergi ke Rumah Mu untuk menyelamatkan Lian satu bulan yang lalu, pada malam itu Sumi terluka."

“Tetapi sebelum mereka beraksi, bukankah kamu sudah menghubungi Samir dan memberitahunya bahwa Lian telah kembali? Lalu mengapa mereka masih bertarung dengan orang Rusdi?” Alis Siera berkerut erat, dia mengulurkan tangan dan memegang tangan Samoa di punggung, tangannya gemetar tak terkendali.

"Lian memang sudah dibawa kembali, tapi Snow masih di tangan Rusdi" Kata Samoa.

“Apa yang kamu bicarakan? Snow juga diculik oleh Rusdi?” Siera terkejut.

Samoa mengangguk “Meskipun aku tidak tahu kenapa Rusdi ingin menculik Snow, tetapi Snow memang ada di tangan Rusdi saat itu. Jadi malam itu, Sumi tidak langsung kembali saat mendengar kabar Lian, bukan karena pergi untuk merayakan bersama William mereka, tetapi kembali ke Rumah Mu sendirian di tengah jalan dan pergi untuk menyelamatkan Snow ! "

Jantung Siera tersentak, menggengam erat tangan Samoa "Dia masuk ke Rumah Mu sendirian untuk menyelamatkan Snow ? Apakah dia ingin mati?"

Meskipun Sumi tidak dalam bahaya saat ini, tetapi ketika mendengar Samoa berkata demikian, suara Siera segera menjadi berat dan dia tercekat pada akhirnya.

Samoa tidak tega melihat wajah sedih Siera dan urat biru di dahinya, suaranya melembut "Mereka pergi ke Rumah Mu untuk menyelamatkan orang pasti sudah sesuai dengan prediksi Rusdi, Rusdi pasti sudah membuat persiapan agar mereka bisa masuk ke Rumah Mu. Dalam situasi itu, mereka semua jatuh ke dalam perangkap Rusdi dan Sumi pergi sendiri, yang membuat Rusdi tidak terduga."

Hati Siera begitu sakit hingga wajahnya memerah sampai ungu dan berkata dengan suara parau "Meskipun begitu dia juga tidak boleh pergi sendiri! Dia bisa kembali dulu dan kita membahas rencana bersama!"

"Dia takut terlambat" Kata Samoa.

Mata Siera terbengong dan menatap Samoa dengan mata berkaca-kaca.

Samoa memegang tangannya dan perlahan-lahan menganalisis " Snow menghilang pada hari yang sama dengan Lian dan dibawa pergi oleh Rusdi. Malam itu Rusdi membawa Lian kembali kepada kami, jadi dia pasti tidak akan menyimpan Snow lagi, dia pasti sudah berencana untuk menghabiskan Snow dan cara dia menanganinya adalah dengan melepaskan Snow dan Lian kembali bersama atau ... "

Samoa tidak melanjutkan, tapi Siera mengerti.

Siera tersedak diam-diam, alisnya mengencang kesakitan "Sumi terluka sangat parah, kan?"

"Sumi memprediksikannya dengan bagus, Rusdi memang berencana untuk menghabiskan Snow malam itu …… Gatut yang menangani semua itu." Nada bicara Samoa yang sederhana terdengar dingin saat ini "Sumi ingin menyelamatkan Snow, jadi dia mau tidak mau harus melawan Gatut, kamu sendiri juga tahu seperti apa kekuatan Gatut, mungkin sulit untuk menemukan seseorang yang bisa menandinginya di dunia ini. Pada akhirnya, meskipun Sumi berhasil menyelamatkan Snow, tetapi dia dan Snow sama-sama terluka."

“ …… Snow juga terluka?” Siera kaget.

Samoa mengerutkan alisnya dan mengangguk "Tetapi luka Snow jauh lebih ringan daripada Sumi. Sumi menderita banyak patah tulang di tubuhnya dan ditembak di pahanya ketika dia melarikan diri dengan Snow!"

Wajah Siera menjadi pucat "Sumi, sumi ditembak?"

Samoa memandang Siera dalam-dalam "Ya."

“Aku ingin membunuh Gatut si brengsek itu!” Siera sangat marah sampai air mata menetes dari sudut matanya.

“Aku lebih ingin membunuhnya darimu!” Samoa berkata dengan sungguh.

"Sekelompok setan!"

Siera mengertakkan gigi!

Tatapan Samoa memudar dari sudut matanya "Hari masih panjang, kita perlahan-lahan menagihkan tanggung jawab ini pada mereka!"

……

Keesokan harinya.

Bangsal VIP Rumah Sakit Yihe.

Sumi sedang duduk di samping tempat tidur dalam balutan baju rumah sakit dengan rokok yang tidak menyala di mulutnya dan Xuyan sedang menganalisis kasus tersebut.

Siera baru saja masuk.

Sudut mata Sumi menyapu ke arah Siera, rokok di mulutnya hampir tidak stabil, matanya sedikit melebar dan menatap Siera.

Wajah Siera dingin, membawa sekotak sup ayam di tangannya atau sesuatu, dia berjalan dan membanting kotak sup itu ke atas kertas yang sedang diletakkan Xuyan di meja samping tempat tidur.

Xuyan masih memegang sudut dokumen dengan jarinya.

Tindakan Siera membuatnya sangat takut, jadi dia segera melepaskannya, bangkit dari kursinya dan mundur ke samping.

Reaksi Xuyan membuat mata Sumi berkedut ringan dan bibir pucatnya mengerucut, memandang Siera seolah-olah dia baik-baik saja "Bu …… "

"Bu apa bu? Aku bukan ibumu! Kamu adalah leluhurku! Aku berhutang budi padamu sepanjang hidup ini!"

Siera meraung.

Sumi " …… "

Meskipun Siera meraung, tetapi dia tidak lupa untuk mengawasi Sumi.

Tidak tahu apakah karena perawatan dan penyembuhan satu bulan ini, Sumi yang pada saat ini tidak berbeda dari sebelumnya.

Tubuhnya tidak dibalut seperti mumi seperti yang dia pikirkan atau perban di kakinya atau yang lainnya.

Siera mengerutkan kening, mencondongkan badan dengan gelisah, meraih pakaian Sumi dan menariknya ke kiri dan ke kanan.

Xuyan " …… "

"Ahem …… Bu, Bu, tenanglah, tenanglah …… "

Setelah Sumi terkejut, dia merasa tidak berdaya dan lucu, memegang kedua pergelangan tangan Siera.

Siera menghela napas dan menatapnya "Lepaskan tanganku!"

“ …… Bu, duduk dulu.” Sumi merasa malu.

Wajah Siera tegang, tapi dia masih duduk di samping ranjang rumah sakit dan tatapannya mengunci erat pada Sumi.

Sumi mendesah pelan di dalam hatinya dan berkata dengan lembut "Putramu sekarang sudah aman dan dia bisa keluar dari rumah sakit sebentar lagi, anda jangan cemas."

“Kalau semuanya sudah aman, kenapa perlu beberapa saat lagi untuk bisa keluar?” Kata Siera.

" …… " Sumi tersenyum canggung "Pokoknya, aku baik-baik saja."

Siera menghela napas, tidak bisa menahan air matanya, mengerutkan kening dan berkata dengan suara rendah "Aku lihat lukamu …… "

"Sudah sembuh." Kata Sumi dengan lembut dan memegang tangan Siera.

Siera tiba-tiba tersedak, menatap wajah Sumi dan merasa tidak nyaman "Sembuh apa? Ayahmu bilang kamu mengalami patah tulang di tubuhmu dan juga ditembak, luka yang begitu parah, bagaimana bisa sembuh dalam sebulan?"

Sumi mengulurkan tangannya dan mengusap air mata di sudut mata Siera "Ayah hanya membuatmu takut, kamu lihat aku sekarang, apakah menurutmu aku seperti pasien yang ditembak dan patah tulang?"

Siera membungkuk, menempelkan dahinya ke lengan Sumi "Hati ibu sangat sakit. Kamu …… kamu terus merahasiakan semua maslaah dariku, kamu telah menderita luka yang begitu serius dan membutuhkan seseorang untuk merawatnya, tapi kamu tidak memberitahuku, tahukah kamu kalau aku merasa sangat tidak nyaman? "

Sumi memeluk Siera "Ada perawat di rumah sakit, William dan ASep mereka juga sering datang menjenguk aku, aku seorang pria, tidak terlalu manja, selain itu, kamu harus membantu aku merawat Pani dan Lian. "

"Pani dan Lian adalah menantu dan cucuku, itu memang kewajibanku untuk menjaga mereka dan kamu adalah putraku, juga merupakan kewajiban bagiku untuk merawat kamu! Mengetahui bahwa kamu terluka, aku merasa seperti diriku sendiri yang terluka, sakit di mana-mana. ” Siera duduk tegak, memandang Sumi dengan mata berkaca-kaca dan berkata dengan suara tertekan.

Sumi menatap Siera dengan lembut "Aku tahu."

Siera mengulurkan tangannya, meletakkan tangannya di punggung tangan Sumi, menepuknya dengan lembut dan berkata dengan mata merah "Kamu terluka parah, tetapi kamu masih menahan diri untuk bertemu dengan Pani, takut dia akan khawatir dan kamu berbohong padanya bahwa kamu melakukan perjalanan bisnis, mengapa kamu begitu bodoh? Berapa banyak rasa sakit yang kamu alami? "

“Selama bisa bertemu dengan Pani, sakit ini tidak ada apa-apanya.” Sumi menarik bibirnya, nadanya tenang dan lembut.

Siera tidak tahan air mata dan menepuk punggung tangannya lagi, terisak "Bagaimana aku bisa melahirkan anak bodoh seperti kamu?!"

Sumi mengangkat alisnya "Pani sudah bisa bangun dari tempat tidur dan berjalan-jalan, kan?"

Siera meliriknya, mengangguk ringan "Pani sudah pulih, jangan khawatir."

“Ada ibu yang merawat Pani, mengapa aku harus khawatir?” Sumi tersenyum.

Ketika Siera melihat Sumi tersenyum sekarang, hatinya merasa tidak nyaman.

Meskipun lukanya sudah sembuh saat ini, dia tidak sesakit dan menyakitkan seperti di awal.

Tapi di waktu satu bulan ini, dia sendirian menahan rasa sakit dan kesulitan serta kepahitan itu tanpa mengeluh apa-pun.

Siera datang menemuinya hari ini, tetapi dia terlihat tenang dan ceria dari awal hingga akhir.

Siera mengerutkan bibirnya dengan sedih dan air matanya menetes lagi.

Ketika Sumi melihatnya, dia menghela nafas dalam hatinya.

Dia berpikir, jika Pani tahu bahwa dirinya terluka, dia mungkin akan menangis lebih parah dari ibunya.

Untungnya, dia merahasiakan darinya!

……

Siera pulang dari Rumah Sakit Yihe dan kembali ke rumah, Pani berjalan mondar-mandir di lantai dengan tangan menopang di pinggangnya, sementara Lian duduk di kereta dorong, mengoceh dan melihat Pani mondar-mandir.

Melihat Siera muncul di depan pintu, Pani meringkuk mulutnya "Bu, kamu sudah kembali."

Siera menarik napas dalam-dalam dan berjalan masuk dengan normal, memegang lengan Pani dan berkata dengan lembut "Dokter berkata, kamu tidak bisa bergerak di lantai terlalu lama karena lukamu, ibu membantumu pergi berbaring sebentar."

“Ya.” Pani mengangguk.

Siera membantu Pani berbaring di tempat tidur dan duduk di tepi tempat tidur, memegang tangan Pani dan meletakkannya di pangkuannya.

Pani melirik tangannya yang gemetar, mengangkat matanya dan menatap Siera dengan heran.

Tanpa diduga begitu melihat Siera, dia kaget saat melihat mata merah Siera.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu