Hanya Kamu Hidupku - Bab 383 Ternyata Dia Bukan Diadopsi oleh Paman Ketiga

Ellen melihat tangan yang begitu ramping dan bersih itu, tanpa sadar dia pun menghela nafas panjang.

Lalu keluar dari belakang panggung, Samoa dan Siera di depan, Ellen merangkul lengan Sumi dan mengikutinya dari belakang. Melewati koridor yang termasuk tidak begitu panjang, mereka pun masuk ke dalam ruang acara.

Begitu menginjakkan kaki ke ruang acara itu, di bawah kakinya ada karpet merah, karpet merah ini terpasang sampai ke atas panggung.

Hati Ellen jadi semakin deg-degan.

Bukan karena karpet merah di bawah kakinya yang seperti acara yang khidmat, tapi karena di bawah panggung, penuh sekali wartawan media yang memadati seluruh sudut di ruangan ini.

“.....Paman Sumi.” Ellen gerogi lalu menatap Sumi.

Sumi tersenyum lembut ke Ellen, “ Bagaimana pun kan kamu dibesarkan oleh William, di berbagai acara atau panggung manapun, kamu tidak seharusnya demam panggung kan? Atau pun tidak melakukan yang terbaik, nanti yang ada malah mempermalukan paman ketigamu.”

Ellen melirik dan mencoba mendengar orang-orang media itu, lalu merendahkan suaranya dan berkata, “Aku bukan demam panggung, tapi aku merasa aneh.”

“Keanehanmu ini, bukannya sebentar lagi akan terselesaikan.” Sumi menggandeng tangan Ellen, lalu melepaskan tangan Ellen dari lengannya untuk menarikkan bangku untuk Ellen.

Ellen melihat Siera dan Samoa yang sudah duduk di bangkunya masing-masing, bibirnya merapat dan dia menghela napas berat lalu duduk.

Setelah melihatnya duduk, Sumi berjalan dan duduk di bangku samping Ellen.

Keempat bangku di atas panggung sudah diduduki semua, orang-orang di bawah panggung pun langsung diam.

Samoa mengulurkan tangan memegang mikrofon di depan mejanya, lalu berkata di mikrofon, “Orang yang mengenaliku pasti sudah tahu kalau aku di pengadilan tidak suka bicara omong kosong, jadi aku tidak akan berbasa-basi lagi dan langsung mengatakan tujuanku menggundang media kesini.”

Samoa memandang lembut Ellen yang ada di sampingnya lalu tersenyum dan berkata, “Orang yang duduk di sampingku ini, adalah putri yang aku adopsi tujuh belas tahun lalu.”

Ellen membelalakkan mata besarnya, lalu dengan segera menatap Samoa, tatapannya itu tampak begitu terkejut.

Dan di bawah panggung langsung jadi berisik.

keluarga Nulu adalah keluarga berlatar belakang hukum dan politik yang paling terkenal di kota Tong, posisinya tidak rendah dari empat keluarga terpandang.

di kota Tong, juga hanya keluarga Nulu satu-satunya yang disebut dengan keberadaan dunia hitam putih politik dan hukum.

Di dunia ini, keluarga Nulu punya jaring-jaring relasi yang sangat besar sekali.

Jadi, keluarga Nulu sama saja dengan empat keluarga terpandang lainnya. Tidak akan ada yang berani dengan begitu mudahnya mencari masalah dan juga tidak ada yang berani dengan mudahnya tidak menghargai keluarga Nulu !

Juga karena inilah.

Konferensi pers yang dibuka oleh keluarga Nulu, berbagai media dan orang berita tidak akan berani tidak hadir.

Sehingga inilah yang menyebabkan, konferensi pers hari ini tempatnya jadi begitu sesak karena dipenuhi banyak orang.

“Aku percaya, nama dari putriku ini tidak sedikit orang di kota Tong telah mendengarnya, tapi yang bertemu langsung dan melihat sosok putriku ini mungkin tidak begitu banyak.” Samoa memandang ke bawah panggung, dan suaranya meningkat dan mengeras beberapa lipat, “Putriku ini bernama Ellen!”

“What?”

“Apa?”

“Ya Tuhan.”

“Aku tidak salah dengar kan!”

“Ellen?”

Mendengar ini, semua para media yang ada di bawah panggung, tidak berani percaya apa yang didengarnya!

Jika bukan karena Samoa yang selama ini tidak suka bercanda, mungkin para media itu mengira Samoa sedang bercanda!

Tidak hanya para media itu, bahkan Ellen pun juga bingung dan sangat terkejut.

“Kalian semua tidak salah dengar, Ellen memang putri yang keluarga Nulu adopsi. Semua ini adalah bukti terkait waktu kami mengadopsi Ellen tahun itu.”

Siera sering sekali terlibat dengan urusan hukum dan politik, aura dan bakatnya sudah tidak bisa dipungkiri lagi.

Ketika bicara, dia juga sudah mempersiapkan dokumen untuk diberikan ke orang di sampingnya.

Orang itu membuka dokumen tersebut lalu turun ke bawah panggung dan memperlihatkannya memutar ke semua orang, membuat semua orang-orang yang bekerja di media itu terkejut dan tercengang.

Begitu juga Ellen, dia membuka mulutnya terkejut lalu menoleh ke Sumi, wajah Ellen saat itu tampak begitu tolol.

Sumi pun tidak bisa merapatkan bibirnya, dia mengulurkan tangan dan mengelus kepala Ellen.

Kemudian.

Terdengar suara merana yang kuat.

Ellen menatap Sumi, dia sangat sedih dan rasanya ingin menangis.

“Bos Nulu, maafkan aku karena lancang, Bukannya nona Ellen empat tahun yang lalu mengalami kecelakaan, bukannya sudah...” tanya salah satu wartawan yang tidak bisa menahan kepenasarannya.

Panggilan Bos Nulu untuk Samoa ini seperti sebuah perjanjian yang tidak tertulis atau panggilan hormat untuknya.

Ellen pun tersadar ketika mendengar orang memanggil Samoa dengan sebutan ini.

Mendengar ini,

Samoa dan keempat orang lainnya melihat ke wartawan itu.

“Kecelakaan yang dialami Ellen empat tahun lalu memang benar, kami yang mengira Ellen bertemu kesulitan juga bukan tidak benar. Kami dan Ellen bisa bersama dan bertemu lagi juga baru empat bulan yang lalu, kami baru tahu, Ellen bernasib baik sehingga bisa keluar dan selamat dari kecelakaan itu. Karena beberapa alasan yang tidak enak untuk dikatakan, jadi beberapa tahun ini masih belum menarik lagi hubungan di antara kami.” Kata Samoa .

Karena alasan yang tidak bisa diutarakan, wartawan itu pun secara naluriah tahu diri dan tidak lanjut bertanya.

“Bos Nulu, tujuh belas tahun lalu yang mengadopsi nona Ellen adalah anda, lalu bagaimana bisa nona Ellen malah dibesarkan oleh presdir William?”

“Iya benar sekali. apalagi beberapa tahun ini, dunia luar selalu mengira kalau Nona Ellen diadopsi oleh Presdir William. Tapi ternyata bukan, lalu kenapa selama bertahun-tahun ini tidak mengklarifikasikan kenyataan ini ke dunia luar? Apa karena merasa tidak harus atau ada alasan lain?”

“Nona Ellen selama ini tinggal di vila Coral Pavilion presdir William. Aku ingat, setiap nona Ellen merayakan ulang tahunnya selalu saja pesta perayaannya dilaksanakan atas nama keluarga Dilsen. Kenapa bukan atas nama anda Bos Nulu?”

“Bos Nulu....”

“Kalian sekejap langsung bertanya begitu banyak pertanyaan kepadaku, aku sampai tidak tahu harus menjawab mana dulu. Begini, aku akan menjawab satu persatu dulu. Hari ini sampai membuat konfrensi pers ini selain untuk mengungkapkan kepada semua orang mengenai hubungan Ellen dan kami, juga untuk menjawab pertanyaan kalian ini.” kata Samoa .

Para wartawan penuh dengan pertanyaan, mendengar Samoa berkata begitu, merekapun menahan diri dan mulai tenang mendengarkan Samoa bicara.

Samoa menatap Ellen dengan penuh kasih sayang, lalu berkata dengan logisnya, “Tahun itu, kasus kematian ayah ibu Ellen karena kecelakaan, kebetulan istriku yang bertanggung jawab mengurus kasusnya. Aku dan istriku awalnya selain Sumi, kita juga punya satu anak lagi, seorang anak perempuan. Tapi sayangnya, anak itu tidak ditakdirkan untuk kami, anak itu meninggal di perut istriku ketika masih berumur lima bulan. Ini adalah penyesalan terbesar aku dan istriku selama ini.”

“Jadi ketika istriku di kantor polisi melihat Ellen yang masih kecil, dia langsung merasa kasian. Ayah dan ibu Ellen meninggal karena kecelakaan, lalu kerabatnya sudah punya beban sendiri-sendiri jadi tidak bisa menanggung tanggung jawab mengasuh Ellen untuk menjaga dan merawatnya. Tidak ada yang menjaga Ellen, tinggal menunggu dia dikirim ke panti asuhan, dan tinggal menunggu ada keluarga yang mau mengadopsinya.”

“Istriku merasa ditakdirkan dengan Ellen, jadi saat itu ada pikiran untuk mengadopsi Ellen. Kemudian setelah ragu beberapa kali, istriku baru memberitahuku niatnya ini, dan mendiskusikannya denganku.”

“Aku sangat tahu jelas, seberapa sedihnya istriku kehilangan putri di kandungannya. Jadi aku pun tidak ragu sedikitpun dan langsung setuju dengan ide istriku mengadopsi Ellen. Akhirnya kami pun mengadopsi Ellen. Hanya saja setelah berhasil mengadopsinya, masalah berikutnya pun muncul, dan semakin detail. Aku dan istriku sama-sama sibuk, dan kami juga tidak tenang jika harus menyerahkan Ellen untuk dijaga seorang pengasuh. Akhirnya anakku punya ide.

Samoa membuat cerita ini sungguh sangat mengharukan saja, benar-benar terlihat seperti kenyataan!

Bicara sampai sini, lalu alisnya terangkat bangga lalu melihat ke Sumi.

Sumi mengangguk mengisyaratkan 'bukan apa-apa' ke Samoa .

Ellen, “....”

“Anakku punya sahabat-sahabat yang sangat dekat bagaikan saudara kandung, aku percaya kalian yang duduk di sini juga tahu hal ini.” kata Samoa tersenyum.

Setelah melihat para wartawan satu persatu mengangguk setuju, dia pun melanjutkan lagi, “Saat itu para anak muda itu sedang menikmati hidup dengan hari-hari menyenangkan yang sangat nyaman dan santai. Setiap harinya menganggur dan tidak mengkhawatirkan apa-apa. Putraku pun memberikan saran, menyuruh sahabat-sahabatnya itu bersama-sama menjaga Ellen.”

Ellen membatin, saran aneh apa itu?

“Walaupun terdengar konyol, tapi juga bisa dibilang bukan tidak baikkan?” kata Samoa .

Para wartawan membatin, kamu bilang apa ya sudah itulah pokoknya!

“Pada saat itu hanya pemuda yang bernama William yang punya vila sendiri, jadi agar lebih enak gantian menjaga Ellen, beberapa orang berkumpulnya nanti di satu tempat itu. Jadi mereka pun sepakat ntuk menaruh Ellen tinggal di vila William. Dengan begini, ada mereka yang secara bergantian menemani Ellen, maka Ellen tidak akan merasa sendiri dan kesepian.” Kata Samoa sambil mengangguk, yang mengisyaratkan kalau apa yang diputuskan dan dilakukannya ini tepat sekali.

Ellen rasanya ingin sekali meminta Samoa untuk tidak melanjutkan membuat-buat cerita ini, ini agak sedikit canggung jadinya!

Keputusan seperti ini apa layak dilakukan oleh ‘Bos Nulu’ yang besar ini?

Ekspresi Samoa, Siera, dan Sumi benar-benar terlihat alami dan baik sekali, walaupun tidak sedikit dari kata-kata ini adalah omong kosong, tapi melihat wajah serius mereka itu, para wartawan di bawah panggung sulit untuk tidak percaya.

Jadi, tidak takut malu, cukup apa yang kamu ucapkan kelihatan benar, itu sudah cukup!

“Mengenai kenapa tidak klarifikasi mengenai status identitas Ellen, benar-benar seperti apa yang baru saja dikatakan wartawan itu, tidak ada keharusan. Di hatiku dan di hati Bos Nulu, Ellen adalah anak kami, itu sudah cukup.” Kata Siera .

“Ucapan ini benar-benar, diklarifikasi atau tidak, apa ada hubungannya dengan yang lain?

Tentu saja, jika mereka dari awal tahu, kalau William dan Ellen kemudian menikah, mungkin dari awal mereka akan klarifikasi tentang mengadopsi ellen di depan umum ketika mereka menikah.

Masalahnya tidak ada yang mempunyai kemampuan untuk tau apa yang terjadi di masa depan.

“Ada satu lagi yang ingin aku tambahkan.” Sumi berkata dengan pelan, “Pesta ulang tahun Ellen setiap tahunnya, bukan atas nama siapapun, itu adalah kita kakak-kakaknya Ellen yang menyiapkannya khusus untuknya. Hanya saja bagaimana dunia luar mengabarkan, kita tidak perlu banyak menjelaskan.”

“Kalau begitu kenapa sekarang mengklarifikasi ini?” tanya salah satu wartawan dengan keras.

Sumi tersenyum, pandangan matanya terkunci di wartawan itu, lalu perlahan dia berkata, “Tepat di Hotel British ini, di malam ini, ada pesta malam, kalau ingin tahu kenapa tiba-tiba memilih mengklarifikasi dan membuka ini semua ke teman-teman media, silahkan hadiri acara itu.”

“Pesta malam? Pesta malam apa?” tanya wartawan itu.

Sumi melirik ke dia, lalu berdiri dari bangkunya dan mengancingkan jasnya, lalu berkata ke orang-orang di bawah panggung, “Terima kasih para wartawan yang hadir di sini, terima kasih sekali.”

Selesai bicara, Sumi memutar dan keluar dari bangkunya, melihat Samoa dan Siera sudah berdiri, dia pun menadahkan tangannya ke Ellen.

Ellen tercengang, lalu dia pun meletakkan tangannya ke telapak tangan Sumi.

Sumi merasakan telapak tangan Ellen yang basah, alisnya terangkat lalu menarik Ellen dari bangkunya, sambil menggandengnya turun dari panggung kemudian berkata, “Kamu dasar ya, jelek sekali penampilanmu.”

Ellen memelototinya, lalu berkata dengan marahnya, ‘Aku ini karena sangat terkejut, oke? Paman Sumi, kamu ini sebenarnya bagaimana sih?”

Sumi memicingkan matanya, menggandeng Ellen keluar dari ruang acara, lalu pergi ke koridor belakang panggung, baru dia berkata, “Saat itu paman ketigamu itu masih berumur tujuh belas tahun, sama sekali tidak punya hak untuk mengadopsi. Apalagi ketika paman ketigamu memutuskan mengadopsimu, kakek dan yang lainnya juga tidak tahu. Akhirnya dia pun menemui ibu dan ayahku, memohon mereka untuk mengadopsimu atas nama mereka.”

Ellen tertegun.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu