Hanya Kamu Hidupku - Bab 452 Pasti Mau Bersama Dengan Anak Gadisnya Ini

"Pergi saja" Sumi akhirnya melepaskan tangan Pani Wilman, tangannya yang memegang tangan Pani tadi membentuk sebuah tinju dan dimasukkan ke dalam saku celana. Wajah tampan Sumi yang menggantung sebuah senyuman beralih ke mata Pani Wilman.

Pani tidak bisa menahan diri dan menarik nafas, dia segera meletakkan tangannya ke belakang kemudian mengedipkan matanya. Pani menganggap Sumi sebagai orang tua dan membungkuk kepadanya dengan penuh hormat, "Sampai jumpa"

Sumi menerima dengan tenang dan menatap kepada Pani dengan senyuman, "Iya, sampai jumpa"

Pani melirik kepada Sumi sebelum mengambil tasnya dan berputar balik badan, kemudian berjalan ke arah gerbang pintu dengan langkah besar.

Menyandar di tubuh mobilnya, Sumi mengeluarkan rokok dan mancis dari saku celananya.

Pada saat itu juga.

Sebuah mobil berhenti di belakang mobil Sumi.

Sumi menundukkan kepalanya dengan sudut mulut sedikit terangkat.

"Tuan Nulu"

Sandy turun dari mobilnya dan menghampiri Sumi dengan senyuman.

Tangan Sumi yang memegang kotak rokok bergetar sejenak, dia menyerahkan rokok kepada Sandy dan melirik kepadanya, "Paman tidak perlu bersikap begitu asing, panggil saya dengan nama saja"

Sandy tertawa dengan senang dan mengambil rokok yang ditawarkan Sumi.

Sumi menyalakan mancisnya dan mendekatkan api ke Sandy.

Sandy melamun sejenak sebelum tertawa dan menyalakan rokoknya dengan mancis Sumi.

Sandy merokok sejenak sebelum menatap ke Sumi dengan wajah gembira, "Sumi, Pani bersikap keras kepala sejak kecil, kalau kamu mau bersama dengannya... kamu harus bersabar dengannya"

Sumi menatap ke Sandy dengan senyuman yang 'ramah', "Kekurangan terbesar saya adalah tidak sabar. Kalau Pani tetap bersikap begitu, saya mungkin tidak bisa menahan lama"

Tangan Sandy tegang di tengah udara begitu saja dan menatap kepada Sumi dengan wajah melamun.

Melihat Sumi telah memanggil dia 'paman' dan bersikap begitu sopan kepadanya, Sandy mengira Sumi telah bersikap keras kepala mau bersama dengan anaknya...

Mendengar kata-kata Sumi sekarang, Sandy merasa agak bingung.

Sumi berdiri dengan perlahan sambil melirik ke arah mansion sebelum menjilat bibirnya dan berkata, "Tetapi makan bersama hari ini sangat asyik!"

Sandy hanya bisa tersenyum kepada Sumi.

"Kalau begitu, paman, saya pamit dulu" Sumi berkata.

Sandy menyipitkan matanya dan menarik nafas, kemudian mundur ke samping, "Baik"

Sumi berjalan melewati bagian depan mobil dan masuk ke dalam tempat pengemudi.

Setelah mengenakan sabuk pengaman, Sumi menoleh ke Sandy lagi sebelum menyalakan mobil.

Sandy yang terkejut sibuk tersenyum kepada Sumi, "Hati-hati di jalan, Tuan Nulu"

Sumi tersenyum dengan sopan, mengangguk dan mengemudi mobil meninggalkan tempat.

Sandy yang berdiri di tempat melihat mobil Sumi menghilang dari sudut pandangnya, setelah itu dia menyipitkan matanya dan berjalan kembali ke mansion secara cepat.

.....................

Waktu Sandy memasuki mansion, Reta, Suli Wilman dan Troy Wilman sedang duduk di atas sofa menonton reality show.

Melihat kepulangan Sandy, Reta pun sibuk berdiri dan berjalan menghampirinya.

Tidak menyangka, Sandy langsung berjalan ke arah kamar Pani setelah mengganti sepatu.

Desain mansion adalah 2 lantai. Kamar utama Sandy dan Reta, beserta kamar Suli Wilman dan Troy Wilman semuanya berada di lantai dua. Sementara Pani Wilman tinggal di lantai satu bersama pembantu Yumari.

Yumari adalah pembantu yang dibawa ibu kandung Pani yang bernama Tinaya dari keluarganya. Yumari adalah pembantu yang bertanggung jawab ibu Tinaya dari dulu. Ibu Tinaya meninggal sangat awal, dia menyerahkan Tinaya kepada Yumari sebelum meninggal.

Tinaya sangat mempercayai Yumari, waktu menikahi Sandy dia pun membawa Yumari kemari.

Siapa tahu, Tinaya pendek umur seperti ibunya.

Akhirnya Tinaya pun menyerahkan Pani kepada Yumari.

Yumari sudah berusia 60 tahun lebih, orang tuanya sudah meninggal dan dia tidak kontak lagi bersama saudara kandungnya. Ditambah dia sendiri tidak menikah, jadi sampai sekarang dia masi sendirian.

Pani juga sedang berpikir alasan mengapa Yumari tidak menikah, menurut Pani, alasannya mencakup neneknya, ibunya dan dia sendiri.

Melihat Sandy berjalan ke arah kamar Pani tanpa menoleh ke belakang, ekspresi Reta langsung berubah, dia berseru dengan dingin dan duduk kembali ke atas sofa.

Berhenti di depan kamar Pani beberapa saat, Sandy akhirnya mengetuk pintu.

Tidak menyangka, setelah mengetuk pintu beberapa kali pun dari dalam kamar tidak ada reaksi.

Sandy mengerutkan alisnya sebelum berjalan kembali ke ruang tamu.

Reta menyipitkan matanya dan berkata, "Kenapa langsung ke kamar dia setelah pulang? Jangan-jangan gadis itu membuat masalah lagi?"

Kalau dulu, Sandy hanya akan diam saja.

Tetapi kondisi sekarang sudah berbeda.

Sandy melirik ke Reta dan berkata, "Apakah kamu tidak bisa berpikir ke sisi baik? Kenapa setiap hari berharap dia membuat masalah?"

Reta melamun sejenak dan menatap ke Sandy dengan mata membesar, tidak bisa berbicara untuk beberapa detik.

Sandy menoleh ke kamar Pani lagi sebelum berjalan ke lantai 2.

"Sandy, kamu kenapa hari ini?"

Reta mengejar Sandy dengan alis mengerut, suaranya terdengar sedih, "Aku bersalah di mana? Kenapa kamu bersikap begitu kepada aku?"

Melihat Sandy dan Reta berjalan masuk ke dalam ruang baca, Suli Wilman dan Troy Wilman yang berada di atas sofa saling menatap kepada sesama.

Suli Wilman menggembangkan bibirnya dan turun dari sofa, berlari ke kulkas dan membukanya, kemudian menggerakkan jarinya ke buah tiga lapis.

"Kamu sedang buat apa? Mau memberi kasih sayang lagi kepada Pani Wilman yang aneh itu?" Troy Wilman berdiri dan menghampiri Suli Wilman, kemudian dia meletakkan kembali buah yang Suli mengambil dengan kesusahan ke dalam kulkas.

"Kakak tidak aneh" Suli Wilman berkata dengan alis mengerut.

"Bukan bukan bukan" Troy Wilman memasang wajah tidak senang dan mendorong buah ke bagian paling dalam, kemudian dia menutup pintu kulkas dan menunjuk kepada Suli, "Aku beri tahu kamu, tidak boleh mendekati dia! Pani Wilman bukan orang yang sejalan dengan kita, mengerti?"

"Dia adalah kakak" Suli mendorong Troy dengan marah.

"Kamu ini...." Troy mengertakan giginya dan menjepit Suli di bawah lengannya sambil berjalan ke lantai 2, "Suli Wilman, kalau kamu bukan adikku, aku pasti akan membunuh kamu. Kamu berani mendorong aku, sudah bosan hidup ya?"

"Ah... ibu... ibu tolongi aku...."

"Troy, kamu kenapa?"

Reta bergegas keluar dari ruang baca dan menyelamati Suli dari Teroy, kemudian mengendongnya berjalan ke arah ruang baca.

Pintu ruang baca pun tertutup lagi.

Troy melihat pintu ruang baca dengan wajah tidak senang dan kembali ke kamarnya sendiri.

Di lantai bawah, terdengar suara menutup pintu dari kamar yang terletak di paling ujung.

Di dalam kamar.

Melihat tangan Yumari yang memegang tangannya, Pani tertawa dengan sakit hati, "Nenek, anda kurang sehat, cepat istirahat saja. Saya mau kembali kamar untuk tulis pr"

Yumari memegang tangan Pani dengan erat, matanya terlihat memerah, "Hais"

Pani memeluk Yumari sebelum keluar dari kamar.

Berdiri di depan pintu, Yumari melihat Pani berjalan keluar dari kamarnya, dia menghela nafas panjang sebelum menutupi pintu kamar secara perlahan.

.......

Besok pagi, Pani bangun pada jam 6.

Setelah keramas, Pani pun bermaksud untuk berolahraga di taman bunga sambil menghafal cerita inggris.

Pani sudah menghabiskan lumayan banyak waktu untuk bekerja, dia sudah mau menjalani ujian kedua, kalau masih tidak menghabiskan sedikit waktu untuk mempersiapkannya, hasil ujian kali ini akan sangat buruk.

Hanya saja.

Tidak lama setelah Pani tiba di taman bunga, Sandy yang memakai baju olahraga berwarna hitam pun berlari menghampirinya.

Melirik ke ayahnya, Pani pun berputar balik badan dan berjalan dengan cepat.

"Pani"

Sandy memanggilnya.

Pani tidak berhenti berjalan, seolah-olah tidak mendengar panggilan ayahnya.

Karena biasanya jarang olahraga, setelah berlari sejenak Sandy pun sudah terasa sesak.

"Pani, ayah sedang memanggil kamu, kenapa tidak menjawab ayah?"

Karena langkah kaki Pani tidak berhenti, Sandy harus mempertahankan kondisi berlari santai untuk berbicara dengannya.

Pani melirik kepada Sandy, "Kamu memanggil aku? Aku tidak mendengarnya"

Sandy tidak memarahinya, dia bertanya, "Kamu sedang buat apa?"

Pani mengabaikannya.

Apakah dia tidak bisa melihat apa yang dipegang Pani di tangannya?"

Ekspresi Sandy pun tenggelam, tetapi nada suaranya masih mempertahankan keramahan, "Pani, ayah selalu sibuk dengan bisnis perusahaan setiap hari, sementara kamu yang berada di kelas 12 sedang mempersiapkan untuk ujian nasional. Kita berdua sudah tidak berbicara dengan baik untuk waktu yang lama"

"Oh" Pani berkata.

"........." Wajah Sandy bergemetaran sejenak, "Jarang-jarang kita bisa bertatap muka pagi ini, ayah ingin berbicara dengan kamu"

Pani berhenti berjalan dan duduk di atas padang rumput, kemudian mulai membaca buku inggrisnya.

Ekspresi Sandy menggelap, tetapi akhirnya dia tetap duduk di sampign Pani.

"Si........."

Sandy berseru waktu dia duduk, ekspresinya terlihat sangat lucu.

Pani yang melihat adegan ini pun mengangkat sudut bibirnya dengan dingin.

Duduk di atas padang rumput pada pagi musim dingin ini, mana mungkin tidak dingin?

Sebenarnya Pani juga... dingin.

Jadi dia pun berderi dan berjalan kembali ke rumah.

Sandy melamun sejenak, emosinya memuncak dan dia pun berteriak, "Pani Wilman!"

Ekspresi Pani mendingin, tetapi dia berhenti bergerak.

Melihat Pani berhenti berjalan, tatapan Sandy muncul sedikit kekagetan, dia pun berdiri dan berjalan ke depan Pani.

Pani menutupi kedinginan di wajahnya dan melihat Sandy dengan senyuman ringan, "Sandy, buat apa kamu mengejar aku pagi-pagi?"

Kata-kata Pani sepertinya mengingat Sandy sesuatu, setelah mendengar kata-kata Pani dia langsung tertawa dengan ramah, "Kamu ini, kenapa selalu tidak tahu bersikap sopan?"

Pani tertawa, "Aku tidak tahu apa itu sopan, karena tidak ada yang pernah mengajari aku"

Sandy menyipitkan matanya, kemudian dia mengulurkan tangannya, bermaksud untuk memegang bahu Pani.

Pani menghindarinya dan menatap kepada Sandy dengan tatapan tajam, "Sandy, keinginan kamu untuk akting hari ini sangat kuat, aku telah merasakannya. Tetapi aku sangat malas sekarang, jadi jangan berakting sebagai ayah pengasih lagi di depanku. Karena aku benar-benar malas mau bekerja sama dengan kamu"

Melihat ekspresi Sandy yang menjadi tegang, Pani pun menambah lagi dengan alis terangkat, "Daripada membuang waktu melihat kamu akting, aku lebih memilih untuk menghafal beberapa kosa kata inggris"

"........."

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu