Hanya Kamu Hidupku - Bab 657 Pani, Malam Ini Kamu Habislah !

Dua orang yang berencana berbelanja hingga sore hari malahan sudah kembali ke rumah masing-masing ketika masih belum jam dua siang

Awalnya Pani mengira bahwa Siera sedang istirahat di waktu seperti ini, sehingga sedikit kaget ketika melihat Siera dan Samoa yang sedang duduk di ruang tamu.

Siera dan Samoa juga merasa kaget ketika melihat Pani, mereka tidak menyangka kalau Pani akan pulang dengan secepat ini.

Pani mengganti sendal dan berjalan menghampiri kedua mertuanya dengan tatapan bingung “Ayah ibu, kalian tidak istirahat ya ?”

Siera melirik sekilas pada wajah Samoa, kemudian tersenyum kepada Pani “Sudah, barusan bangun.”

Pani mengangguk dengan tanpa curiga.

“Duduk di sini.” Siera menepuk tempat duduk di sampingnya.

Pani duduk di sampingnya dan menoleh ke arah Siera dan Samoa.

Sedangkan Siera dan Samoa juga sedang menatap dirinya, tatapan matanya seolah-olah sedang menyembunyikan sesuatu.

Pani mengedipkan matanya dan berkata “Ayah ibu, aku masakan teh untuk kalian.”

“Tidak perlu lagi Pani, kamu baru saja pulang, istirahat dulu sebentar.” Siera menepuk tangan Pani yang berada di atas paha, kemudian berkata dengan nada lembut.

Pani sedikit menunduk dan tersenyum “Aku tidak lelah.”

“Kalau tidak lelah, mengobrol sebentar dengan ayah dan ibu.” Siera menatap Pani dengan tatapan kasih sayang.

“…… Baik.” Pani tersenyum kepada kedua mertuanya.

Bahasa Siera adalah agar Pani dapat mengobrol dengan mereka berdua, namun beberapa saat kemudian, Siera dan Samoa menatapnya dengan tampang ingin mengatakan sesuatu, namun tidak ada yang berbicara.

Pani mengeluh di dalam hati, lalu berkata “Ayah ibu, kalian ada sesuatu yang mau sampaikan kepadaku ya ?”

Siera mengerut alis, lalu bertatapan dengan Samoa.

Samoa mengedipkan matanya dan tersenyum lembut “Pani, ayah dan ibu tahu kalau kamu ada prinsip sendiri, jadi ayah dan ibu merasa, lebih baik kamu sendiri yang mengambil keputusan saja.”

“Iya, ayah bilang saja.” Pani menatap Samoa dengan tatapan tenang.

Kedua tangan Samoa yang terletak di atas paha sedikit mengepal “Pada saat kamu keluar, nyonya Wilman ada menelepon ke rumah.”

Reta ?

Tatapan mata Pani menjadi suram, nada bicaranya juga dingin “Ada keperluan apa ya ?”

Samoa menyadari perubahan reaksi wajah Pani, sehingga melirik ke arah Siera.

Siera menggenggam tangan Pani dan menyambung pembicaraan Samoa “Katanya ayahmu masuk rumah sakit.”

Wajah Pani tidak ada reaksi apapun, nada bicaranya lebih dingin daripada barusan “Oh, terus ?”

Siera menatap reaksi wajah Pani yang begitu dingin, dalam hatinya tidak menyalahkan Pani, malahan hanya kasihan kepadanya “Nyonya Wilman sambil berbicara sambil menangis, katanya kondisi ayahmu pada kali ini benar-benar tidak baik, dokter memberitahunya bahwa kemungkinan besarnya adalah kanker.”

“Hanya kemungkinan saja, belum pasti lagi, dia masih sempat menangis lagi kalau sudah pasti !” Sikap Pani hampir saja dapat dikatakan sebagai tidak berperasaan.

Siera dan Samoa tidak dapat mengatakan apapun lagi.

Pani menatap Siera dan Samoa, lalu berkata “Ayah ibu, aku ke atas lihat Lian sudah bangun belum.”

“…… Iya.” Siera mengangguk.

Pani berdiri dan berjalan ke arah tangga dengan wajah tanpa ekspresi.

Siera dan Samoa menatap Pani yang telah tiba di lantai dua dan masuk ke kamar bayi, kemudian mereka menyimpan perhatian dan saling bertatapan.

Sejenak kemudian mereka sama-sama mengeluh nafas.

……

Setelah selesai makan malam, Sumi dan Samoa pergi ke ruang baca dan sepertinya sedang membahas sebuah kasus yang susah.

Sedangkan Siera dan Pani sedang berada di dalam kamar bayi untuk bermain dengan Lian.

Setelah lewat jam sembilan dan Lian juga telah lelah bermain, sehingga ketiduran di dalam kamar bayi.

Siera dan Samoa tidur di waktu yang lebih cepat, apabila tidak ada kondisi spesial, mereka akan tidur pada setiap jam sepuluh malam.

Pada saat melihat Lian yang telah tertidur pulas, Siera ingin memeluk Lian ke kamar dirinya dan Samoa.

“Ibu, sekarang lukaku sudah sembuh, demi menjaga Lian, ibu tidak pernah tidur dengan nyenyak pada beberapa waktu ini. Jadi mulai malam ini, biarkan aku saja yang menjaga Lian.” Pani berkata.

Siera kaku terbengong, dia menyimpan lengannya dan menatap Pani “Mana boleh ? Tubuhmu masih …..”

“Lukaku sudah sembuh total, hari ini sudah mendapatkan kepastian dari dokter. Ibu, ibu jangan hanya mengkhawatirkan kesehatanku, ibu juga harus memperhatikan kesehatan sendiri. Meskipun Lian jarang menangis dan ribut, tetapi tetap saja ada saatnya dia ribut di tengah malam, dalam setengah tahun ini ibu yang menjaga Lian dari siang hingga malam, aku mengerti kesusahannya. Jadi, ibu turuti saja permintaanku, biarkan aku yang menjaga Lian, ibu istirahat saja dengan baik.”

Pani menatap Siera dan berkata dengan lembut.

Nada bicara Pani sangat datar dan lembut, namun Siera dapat merasakan kenekatan dirinya.

Siera menatap Pani dan tersenyum “Ibu sudah terbiasa menjaga Lian, sama sekali tidak merasa susah.”

“Beberapa bulan lagi aku sudah harus bekerja di luar, sampai saat itu juga mesti meminta tolong kepada ibu yang menjaga Lian. Sekarang selagi aku masih di rumah dan ada waktu untuk menjaga Lian, ibu istirahat saja dengan santai, kalau aku sudah bekerja, ibu dan ayah akan kehilangan waktu santainya.” Pani memeluk lengan Siera, lalu tersenyum dan berkata.

Siera menggenggam tangan Pani dengan tidak berdaya “Kalau kamu sudah begitu nekat, ibu juga tidak enak bertahan lagi. Baiklah kalau begitu, selagi kamu belum bekerja di luar, kamu yang menjaga Lian. Tetapi kalau merasa lelah atau tidak sanggup, jangan menahan lagi ya, masih ada ibu. Mengerti ?”

Hati Pani merasa hangat, dia mengangguk dengan ringan dan berkata “Terima kasih ibu.”

……

Pada saat Pani dan Siera memindahkan ranjang bayi ke kamarnya, Sumi sudah membuka pintu kamar dan masuk ke dalam.

Setelah melihat ranjang bayi yang berada di samping kasur, mata Sumi muncul tatapan kaget, sehingga mengerut bibir dan menatap Pani dengan tatapan bingung.

Pani mengangkat alis “Mulai malam ini, Lian akan tidur bersama kita.”

Sumi “……”

Siera tersenyum sendiri ketika melihat lengkungan di sudut bibir Sumi, namun tidak mengatakan apapun dan hanya meninggalkan kamar.

Setelah melihat Siera yang telah meninggalkan kamar, Sumi langsung menutup pintu dan beranjak ke hadapan Pani, kemudian memeluk pinggang kecilnya dan terus mengerut alis, akhirnya berkata dengan nada tidak senang “Pani, kamu sedang bercanda denganku ? !”

Pani memutarkan bola mata sendiri dan menjawab “Tidak ada. Kamu lihat sendiri, Lian sedang tidur nyenyak di dalam ranjangnya.”

Sumi melirik anaknya yang sedang tidur nyenyak, jantungnya sedikit sesak, dia mengerut bibir dan terus menatap Pani “Tidak boleh, Lian tidak boleh tidur satu kamar dengan kita !”

“Kenapa tidak boleh ?” Pani melepaskan tangan Sumi yang sedang memeluk pinggangnya, setelah itu berjongkok di samping ranjang bayi dan mencubit tangan Lian, dia menatap wajah kecil anaknya dengan tatapan lembut, kemudian berkata dengan nada manja “Paman Nulu, kamu lihat Lian, nyenyak sekali tidurnya, tidak menangis atau ribut, manis sekali.”

Sumi terus mengerut alis dan berjalan menghampiri, kemudian menangkap lengan Pani dan menarik Pani ke dalam pelukan sendiri, akhirnya berkata dengan tampang emosi “Meskipun tidak menangis atau ribut, dia tetap saja tidak boleh tidur bersama kita, kita biarkan dia tidur di kamar kakek neneknya saja …”

“Tidak mau.”

Sumi masih belum selesai berbicara, Pani sudah menolak dengan nekat “Kalau kamu tidak mengizinkan Lian tidur bersama kita, aku bawa dia tidur di kamar tamu saja !”

“….. Pani !”Sumi menggigit gigi dengan tampang geram, api amarah menyelinap di seluruh tubuhnya, namun akhirnya hanya bisa membujuknya “Lian tidak cocok tidur di satu kamar dengan kita.”

Pani langsung membantah dengan tanpa ragu “Aku tidak merasa tidak cocok. Bagus juga kalau Lian bisa tidur di kamar kita. Lagi pula sejak Lian lahir di dunia ini, kita yang sebagai orang tuanya masih belum pernah menjaga Lian hingga malam harinya. Jadi mulai malam ini, kita harus menggantikan semua kasih sayang ini untuk Lian !”

“Tidak boleh ! Lian mesti tidur di kamar kakek neneknya !” Sumi berkata dengan tegas, setelah itu dia melepaskan Pani dan bersiap-siap untuk memeluk Lian.

Pani juga tidak menghalanginya, malahan diam-diam menatap gerakan Sumi dan berkata “Baiklah, kalau kamu membawa Lian ke kamar kakek neneknya, aku akan tidur di kamar tamu. Aku pasti akan menepati kata-kata sendiri !”

Tangan Sumi kaku seketika, wajahnya juga semakin kejang, saat ini dia sedang menatap wajah Pani dengan reaksi seram.

Hati Pani sedikit merinding ketika melihat kesabaran dan amarah di dalam tatapan matanya, sehingga mengerut bibir dan berkata “Aku pergi mandi.”

Setelah selesai bicara, Pani langsung beranjak ke kamar mandi dan tidak mempedulikan Sumi.

Sumi menatap bayangan punggung Pani yang begitu nekat, kepalanya terasa pusing.

Gadis ini beranggapan bahwa dirinya tidak tega bertindak apapun terhadap dia, sehingga sama sekali tidak merasa takut ya ?!

…..

Di dalam kamar mandi terdengar suara pintu terbuka yang berasal dari belakang tubuh, Pani sedikit kaget, namun tetap saja tidak membalikkan badannya.

Tubuh yang hangat melekat dari belakang punggung Pani, pada saat kulitnya saling bersentuhan, pundak Pani terasa kaku, bibirnya juga terus mengerut. Telapak tangan yang besar menyelip lewat bawah lengannya dan melingkari tubuhnya. Akhirnya Pani hanya mengeluh nafas panjang.

“Kalau kamu tidak mau mengantar Lian ke kamar kakek neneknya, kita hanya bisa di sini saja.” Bibir Sumi melekat pada telinga Pani dan berkata dengan lembut.

Jantung Pani berdetak dengan kencang, namun dia tidak berbicara.

Sumi seolah-olah juga tidak ingin menghabiskan waktunya untuk berbicara, sehingga langsung menuju ke tujuannya.

Pani yang tidak sanggup bertahan hanya mengerut alis, kemudian menoleh kepala dan melototinya dengan tatapan emosi, namun ketika masih belum sempat melihat lihat wajahnya dengan jelas, bibirnya langsung diserbu oleh Sumi dengan gerakan yang sangat ganas, suaranya juga semakin serak dan tegas “Pani, malam ini kamu habislah, jangan berharap bisa keluar dari tempat ini !”

Dalam seketika itu seluruh bulu kuduk Pani l merinding.

Pada kenyataannya, hanya dua hingga tiga jam kemudian, Sumi sudah keluar dari kamar mandi dengan memeluk Pani.

Sumi baru saja meletakkan Pani ke atas kasur yang lembut, ketika menoleh kepalanya, dia langsung melihat Lian yang sedang berbaring di dalam ranjang bayi, kedua mata Lian yang bulat dan jernih terus menatap dirinya.

Dalam menghadapi tatapan mata anaknya yang polos, Sumi bahkan merasa bersalah.

Dia batuk sekilas dan mengerut bibir, kemudian berjongkok di samping ranjang bayi.

Lian menatap Sumi hingga lima detik, setelah itu langsung mengulurkan tangan kecilnya kepada Sumi.

Sumi tersenyum, lalu meletakkan jari telunjuk ke tangan Lian.

Pada detik selanjutnya, Lian bahkan memasukkan jari telunjuk Sumi ke dalam mulut sendiri dengan tanpa ragu.

Sumi sangat terkejut dan menarik jari tangannya.

Pada saat jari telunjuk Sumi meninggalkan tangan Lian, Lian langsung membuka mulutnya dan menangis tragis.

Setelah mendengar suara tangisan Lian, Pani yang sedang istirahat di atas kasur langsung terduduk dalam seketika dan beranjak dari kasur.

Namun ketika kedua kakinya baru saja melekat pada lantai, pahanya langsung terasa lemah, sehingga seluruh tubuhnya jatuh terduduk di lantai.

Sumi mengambil nafas dan memeluk Pani, kemudian meletakkan Pani ke atas kasur dan menilai keadaannya dengan panik “Ada terluka ? Sakit ?”

Pani mengelus lutut sendiri dan berkata “Bagian lutut sedikit sakit.”

“Lebih baik ….”

“Kamu jangan mempedulikan aku lagi, Lian seharusnya sudah lapar, kamu cepat menyiapkan susunya.” Pani berkata dengan buru-buru.

Sumi terbengong sejenak dan berkata “… Baik, aku siapkan sekarang.”

Susu bubuk dan botolnya hanya terletak di meja samping kasur.”

Sumi berdiri di hadapannya dan memegang botol susu, tatapannya terus melekat pada botol susu bubuk, namun seluruh tubuhnya malahan kaku terbengong dan tidak bergerak ….

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu