Hanya Kamu Hidupku - Bab 87 Hanya Menyukai Kamu Seorang

Memikirkan hal ini, hati Bintang terasa tertekan dan menyakitkan, begitu perasaan ini muncul, Bintang tidak peduli hal lain, dia langsung mengulurkan tangan dan menggenggam erat tangan Ellen.

Ellen terkejut, tangan yang digenggam olehnya bergetar, dia segera menarik kembali tangannya.

Namun genggamannya terlalu erat, Ellen mencobanya beberapa kali dan gagal.

Wajah Ellen memerah karena segan, bukan karena perasaan lainnya.

“Bintang, jangan seperti begini.” Suara Ellen bergetar, segera melirik ke arah Hansen.

Siapa sangka Hansen berbalik dan pura-pura tidak melihatnya.

Ellen kesal dan mengerutkan kening.

Bintang melihat Ellen mengerutkan kening, barulah dia menyadari apa yang telah dia lakukan.

Wajahnya yang tampan langsung memerah, segera melepaskan tangan Ellen.

Melihat Ellen langsung menyembunyikan tangannya ke belakang, Bintang sangat menyesal dan menggaruk kepalanya sendiri, lalu menatap Ellen dengan tatapan cemas, tidak tahu apa yang seharusnya dia katakan.

Ellen melihat Bintang seperti begini, dia tahu tadi seharusnya dia bukan sengaja, menggerakkan bibirnya dan berkata, “Duduklah.”

Orangnya sudah datang, tidak mungkin mengusirnya pergi?

“....... Ya.” Bintang menarik nafas, telinganya memerah, berdiri tegak berjalan ke arah sofa dan duduk, dia menatap Ellen dengan tatapan tegang, mungkin karena takut tindakan tadi akan membuat Ellen kesal padanya, menganggap dia sebagai seorang pria yang tidak menghargai wanita.

Ellen melirik ke arah pintu vila, dia menggigit bibirnya, dan berkata pada Hansen dan Bintang yang duduk di sofa, “Aku pergi melihat apakah makan malam sudah disiapkan.”

Selesai berkata, Ellen tidak memberi Hansen dan Bintang kesempatan untuk berbicara, dia berbalik dan segera berjalan menuju ke dapur.

“Gadis ini malah merasa malu.”

Terdengar suara tawaan Hansen dari belakang.

Ellen, “.....” Dia bukan malu tapi segan, oke?

Lagipula, kalau dia terus tinggal di ruang tamu, seseorang kembali dan melihatnya bersama Bintang, pasti akan terjadi sesuatu?

........

Begitu Ellen memasuki dapur, dia langsung ditarik ke samping oleh Darmi, dan berbisik, “Nona, siapa pemuda yang datang bersama kakek?

Ellen merasa kesal dan mengerutkan kening, “Teman sekolahku.” Serta, pacar palsu!

“Teman sekolah?” Darmi tertegun, “Lalu mengapa dia datang bersama kakek? Dan, tadi aku melihatnya menarik tanganmu.”

“......” Ellen menutup rapat bibirnya dan menghela nafas, "Bibi Darmj, aku tidak bisa menjelaskannya padamu untuk sementara waktu, sekarang aku sangat khawatir pamanku akan kembali dan melihatnya, sampai saat itu aku akan menderita.”

“Mana mungkin begitu parah?”

Darmi tidak tahu apa yang terjadi pada pesta ulang tahun Ellen, jadi tidak jelas tentang Ellen membawa Bintang ke pesta ulang tahun dan memperkenalkannya sebagai pacarnya, lalu menyebabkan Ellen di “makan habis” oleh seseorang.

Ellen mengatakannya begitu serius, namun Darmi tetap tidak terlalu percaya.

Di mata Darmi, meskipun Ellen melakukan kesalahan sebesar apapun, asalkan dia tidak melukai dirinya sendiri, William akan tetap melindunginya, dan tidak akan rela menyakitinya.

Ellen melihat Darmi tidak percaya, dia juga tidak menjelaskannya.

Dia benar-benar tidak bersuasana hati untuk menjelaskannya.

……

Ellen membantu Darmi mengeluarkan hidangan ke meja satu per satu, namun William masih belum kembali.

Darmi menyuruh Ellen menelepon dan bertanya, namun Ellen tidak berani pergi.

Darmi menggelengkan kepalanya dan pergi sendiri.

Ellen bersandar di pintu ruang makan, membuka telinga mendengar Darmi bertelepon.

“Tidak perlu menunggumu makan malam? Oke, oke, aku akan memberitahu Nona, ya, selamat tinggal Tuan.”

Mata Ellen bersinar.

Jadi, seseorang tidak akan kembali untuk makan malam hari ini?

Bagus sekali!

Ellen merasa senang sekali!

Sekarang asalkan Bintang segera pergi setelah makan malam dan tidak bertemu seseorang, maka seseorang tidak akan tahu tentang Bintang, dan sampai saat itu tidak ada yang mengetahuinya....... betapa sempurna!

Berpikir seperti ini, suasana hati Ellen tiba-tiba menjadi ceria, bergegas keluar dari ruang makan, memanggil Hansen dan Bintang untuk makan malam.

Di meja makan, Hansen duduk di kursi utama.

Karena William tidak berada di sini, jadi Ellen dan Bintang duduk di sisi kiri dan kanan Hansen.

Dapat dilihat bahwa Hansen benar-benar menganggap Bintang sebagai cucu menantu, ketika melihat Bintang, matanya bersinar.

Melihat ini, hati Ellen terasa keberatan.

Hansen sangat senang melihat dia bersama Bintang, namun dia dan pamannya......

Kalau suatu hari nanti, hubungan antara dia dan paman ketiga terbongkar, bagaimana dia harus menghadapinya?

Ellen tidak bisa memikirkan hal-hal ini, ketika dia memikirkannya, dia merasa seolah-olah ditekan oleh sebuah batu besar, membuatnya sesak nafas.

Pada saat makan, Ellen bisa merasakan tatapan hangat dari hadapannya.

Dia berpura-pura tidak menyadarinya.

Selesai makan, mereka bertiga keluar dari ruang makan dan pergi ke ruang tamu.

Darmi mencuci buah dan mengantar ke ruang tamu, lalu langsung pergi ke dalam dapur.

Ellen duduk di sofa, membuka lebar matanya menatap ke jam dinding.

Hansen menatap Ellen dan Bintang, dia mengangkat matanya berkata, “Aku terlalu kenyang, ingin berjalan-jalan sebentar di taman.”

“Aku menemanimu.” Ellen berkata.

“Tidak perlu, aku ingin jalan sendirian.” Hansen tersenyum melambaikan tangannya, menatap Bintang dengan penuh makna, lalu meninggalkan ruang tamu dan pergi ke taman bunga.

Wajah Ellen penuh garis hitam, sebelum pergi Hansen menatap Bintang dengan penuh makna, maksudnya sangat jelas.

Dia sedang menciptakan waktu untuk mereka berdua!

Ellen menyadari bahwa "batu" yang dia angkat kemarin telah membanting ke kakinya sendiri dengan kuat.

Dan sekarang, Hansen berusaha mencocokkan dia dan Bintang, membuatnya bahkan tidak tahu bagaimana menjelaskan kepadanya bahwa Bintang adalah pacar palsunya.

Sampai saat itu, kalau dia bertanya, mengapa dia meminta Bintang untuk berpura-pura menjadi pacarnya, bagaimana dia menjelaskannya? Tidak mungkin dia terus terang mengatakan bahwa karena dia ingin melarikan diri dari rumah paman ketiga? Sampai saat itu seluruh keluarga Dilsen pasti menjadi kacau!

Ellen merasa kepalanya menjadi besar!

Kalau tahu masalahnya akan menjadi begini, dia tidak akan meminta Bintang membantunya.

“Beberapa hari ini kamu tidak pergi ke sekolah, aku sangat mengkhawatirkanmu.” Bintang menatap Ellen dan berkata dengan suara lembut.

Ellen mengangkat kepala menatapnya.

“Ternyata kamu benar-benar terluka.” Bintang mengerutkan kening, nada suaranya terdengar sedih.

“......” Ellen menggenggam erat tangannya sendiri, “Bintang, aku, aku sangat berterima kasih kamu datang melihatku, dan juga, bantuanmu di pesta ulang tahunku. Benar-benar sangat terima kasih.”

Ellen mengatakan ini karena benar merasa terima kasih padanya; dan juga bermaksud mengingatkan Bintang bahwa itu hanyalah sebagai bantuan, tidak ada makna lainnya, dia berharap Bintang tidak akan salah paham.

Betapa cerdiknya Bintang, bagaimana mungkin dia tidak mengerti maksud dari perkataan Ellen.

Tatapannya menjadi suram, wajah Bintang dipenuhi kekecewaan, dia menatap Ellen, “Ellen, aku tidak salah paham, aku tahu kamu belum dapat berjanji menjadi pacarku, tetapi kamu harus tahu, aku tidak akan menyerah mengejarmu. Jadi sekarang, kamu boleh tetap tidak berjanji menjadi pacarku, namun kamu tidak boleh menghentikan aku menyukaimu dan mengejarmu.”

“Bintang, kamu sangat baik dan hebat, suatu hari nanti kamu juga akan bertemu gadis yang sangat baik, jadi kamu tidak perlu membuang waktumu padaku.” Ellen berkata.

Setelah mendengar kata-kata ini, Bintang terdiam, dia menatap fokus pada Ellen, dan berkata dengan tegas, “Belum sampai akhir, bagaimana kamu tahu aku membuang waktu? Lagipula, aku tidak merasa mengejarmu adalah hal yang membuang waktu.”

Ellen melihat Bintang seperti begini, dia benar-benar tidak tahu apa yang seharusnya dia katakan, lalu dia menunjuk wajahnya dan berkata, “Kamu melihat wajahku, ini sangat mungkin akan meninggalkan bekas luka.”

Namun Bintang malah tersenyum, “Ellen, kamu tidak mengerti tentang daya tarikmu sendiri, atau terlalu meremehkan diriku? Apakah kamu pikir aku mengejarmu hanya karena penampilanmu? Ellen, aku menyukaimu, tidak hanya kecantikanmu, tapi aku menyukai segala sesuatu darimu.”

Segala sesuatu?

Ellen tersenyum tak berdaya, “Bintang, apakah kamu mengerti diriku?”

Bintang menggerakkan bibirnya, "Aku sedang berusaha."

“Kamu belum mengerti, kan? Kalau tidak mengerti, bagaimana kamu menyukai segala sesuatu dariku?” Ellen berkata.

Setelah mendengar Ellen mengatakan ini, Bintang cemas, “Aku akan menunjukkannya padamu, aku hanya akan menyukai kamu seorang dalam hidupku!”

Ellen terkejut, melihat wajah Bintang memerah, dia berkata, “Usia kita baru delapan belas tahun, masa depan kita masih panjang, siapa yang dapat menjamin, hanya akan menyukai satu orang dalam hidupnya.”

“Aku bisa menjamin!” Bintang berkata dengan percaya diri.

Ellen menatapnya dengan tenang.

Pemuda remaja yang tampan, namun tatapannya sangat tegas.

Seolah-olah segala masalah akan terselesaikan dengan berusaha keras.

Beberapa tahun kemudian, Ellen mengingat kembali kata-kata yang dikatakan Bintang padanya malam ini, dia akan selalu ingat penampilannya saat ini.

Bersih dan indah, semangat dan penuh ambisi, seolah-olah dunia ini penuh cinta dan gairah.

Namun beberapa tahun kemudian penampilan Bintang tidak lagi seperti dalam ingatannya.

……

Hansen berjalan-jalan di taman selama satu jam.

Ketika dia kembali ke ruang tamu, Ellen melihat wajahnya membeku kedinginan.

Ellen mengerutkan kening, segera bergegas ke lantai atas, mengambil syal merah muda di kamarnya, dan melilitkannya di leher Hansen. Dan pada saat yang sama, dia menarik syal ke atas dan menutupi setengah wajahnya.

Hansen tersenyum, wajahnya penuh kebahagiaan, namun mulutnya mengeluh, “Aku sudah tua, kamu melilitkan syal untukku, apakah kamu sengaja membuat kakek ditertawain?”

Ellen memelototi Hansen, “Ya, ya, aku ingin kamu keluar dan ditertawain, aku sangat senang kalau kamu ditertawain.”

“Haha.” Hansen sangat senang melihat kecanggungan Ellen, menunjuk hidungnya dengan penuh kasih sayang, “Sudah lumayan malam, Kakek akan membawa pacarmu kembali.”

Sudut mata Ellen melirik ke arah Bintang, lalu mengangguk pada Hansen, “Hati-hati di jalan.”

Kemudian, Ellen mengantar Hansen dan Bintang keluar.

Berjalan ke samping mobil, Ellen memapah Hansen masuk ke dalam mobil, dan kemudian berbalik melihat Bintang yang berdiri beberapa langkah di belakangnya, matanya berkedip ragu.

Dan pada saat ini, Bintang tiba-tiba melangkah maju dan memeluk Ellen.

Tubuh Ellen menjadi tegang, kemudian segera mendorongnya menjauh.

Tetapi pada saat ini, terdengar suara mesin mobil mendekat dari kejauhan.

Ellen menarik napas dingin, dan berpikir dalam hati, semuanya hancur.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu