Hanya Kamu Hidupku - Bab 633 Aku Ingin Makan Itu

Villa Shenglin.

Sekitar jam sebelas siang.

Linsan turun dari lantai atas dengan menggunakan gaun sutra yang dirancang secara khusus. Dia mengusap dahinya dengan tangannya, seperti merasa sedikit kelelahan.

“Nyonya, apakah anda ingin makan sekarang? ” Pelayan menyampirinya dengan sopan sambil menatapya.

Linsan melambaikan tangannya dan berkata : "Tidak perlu, aku mau keluar. ”

Pelayan tidak berkata apa-apa dan melangkah mundur.

Linsan mengerutkan keningnya dan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di pelipisnya.

Sejak semalam hingga saat ini, dia belum memejamkan matanya dan pikirannya terus berputar.

Linsan berjalan keluar villa dan supirnya sudah menunggu di samping mobil. Melihatnya keluar, supirnya pun membuka pintu mobil untuknya.

Linsan berjalan masuk dan duduk di dalam mobil.

Ketika supir hendak menutup pintu, dia berkata : “Apakah kamu tahu sebuah toko barang antik yang bernama Old Amsterdam ? ”

"Aku tahu. ” Jawab supir.

"Pergi ke sana. ” Kata Linsan.

"Baik nyonya. ”

Pada saat supir menaiki mobil, dia melirik Linsan dari kaca spion.

Linsan memejamkan matanya dan bersandar di sandaran kursi. Wajahnya terlihat sangat lelah. Bahkan jika dia merias wajahnya, lingkaran hitam di matanya akan tetap terlihat.

Supir menarik kembali pandangannya, lalu menyalakan mesin mobil dan berkata : “Butuh waktu sekitar setengah jam untuk tiba di Old Amsterdam . Nyonya, anda dapat beristirahat sebentar. Aku akan memanggil anda ketika kita tiba di sana. ”

"Baik. ” Jawab Linsan.

Supir menyipirkan matanya dan mobil pun melaju.

Setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan toko barang antik Old Amsterdam .

Supir melihat Linsan dari kaca spion dan dengan suara rendah berkata : "Nyonya, sudah sampai. ”

Linsan sepertinya belum tidur sama sekali. Begitu mendengar ucapannya, dia langsung membuka matanya sambil mengerutkan keningnya dan melihat ke pintu toko barang antik melalui jendela.

Supir melepaskan sabuk pengamannya, lalu turun dan berjalan ke belakang mobil untuk membuka pintu untuknya, "Nyonya. ”

Linsan turun dari mobil dan ketika dia berjalan ke arah toko, dia berkata : "Aku akan berada di sini untuk waktu yang sedikit lama, jadi kamu tidak perlu menunggu disini. Ketika aku selesai, aku akan menghubungimu untuk datang menjemputku. ”

"Baik Nyonya. ” Jawab supir.

Linsan berjalan masuk.

Pada saat Linsan memasuki toko barang antik tersebut, supir pun baru mengangkat kepalanya dan menatap toko antik itu sambil menyipitkan matanya.

Setelah itu, supir mengambil ponselnya sambil menghadap ke dalam mobil.

"Tuan. . . ”

Begitu ponsel itu tersambung, supir tiba-tiba merasa kesakitan pada bagian tangannya.

Kemudian, dia merasakan pukulan berat di belakang kepalanya dan detik berikutnya, supir pun terjatuh di samping mobil dan ponselnya jatuh ke tanah.

. . . . .

Ruangan gelap di toko antik, Linsan berlutut di lantai sambil memegang urat di kakinya. Cahaya redup menyinari sisi wajahnya dan dia terlihat seputih kertas.

"Lima tahun, setelah lima tahun kamu baru baru memberitahuku bahwa kamu hamil. ”

Seorang pria seperti baru muncul dari lubang yang gelap.

Punggung Linsan gemetaran dan merasa ada tetesan keringat, kemudian dia pun bergumam : "Aku telah melakukan kesalahan, jadi tidak peduli bagaimana anda menghukumku, aku tidak akan mengeluh. . . ”

"Mengeluh? Huh, tentu saja kamu tidak berhak untuk mengeluh! ” Suara raungan pria tersebut seperti raja sihir yang membuat orang gemetaran dan berdebar-debar.

Linsan membungkuk, dahinya menempel ke lantai dan seluruh tubuhnya gemetaran.

"Ketika kamu hamil, kamu tidak memberitahuku, dan ketika kamu aborsi juga tidak memberitahuku. Linsan, apakah aku terlalu baik padamu? ”

Langkah kakinya sepertinya menginjak jantung Linsan dan berjalan perlahan ke arahnya.

Mata Linsan memerah, "Aku tidak berani. ”

Satu kaki berada di punggung Linsan dan perlahan berguling.

Linsan menggigit bibirnya dan tidak berani bersuara.

"Lalu kenapa sekarang kamu tiba-tiba kepikiran untuk memberitahuku? ”

Suara dari atas kepala terdengar sangat licik dan seperti melahap hati Linsan yang rapuh.

Linsan menggigit bibir bawahnya sampai berdarah dan berkata : "Aku khawatir cepat atau lambat berita ini akan tersebar sampai telinga Thomas, aku takut Thomas mengetahuinya. ”

Pria itu tidak bersuara dan kaki di punggung Linsan masih berguling.

Seluruh tubuh Linsan gemetaran, "Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan kehamilanku, tetapi sebelum aku sempat memberitahumu, secara tidak sengaja aku tiba-tiba mengalami keguguran. Sekarang aku tahu bahwa aku pernah hamil beberapa anak. Selain dua anak itu, aku yakin bahwa anak yang aku kandung adalah anak Thomas . Dan juga selain mereka, aku khawatir tidak akan ada kesempatan untuk bertemu dengan Thomas, oleh karena itu aku tidak mengkhawatirkan mereka. Aku hanya khawatir akan dua orang ini. Jika mereka memberitahu Thomas tentang kehamilanku, maka semuanya akan kacau. ”

"Keguguran yang tidak disengajai? Kenapa aku merasa bahwa kamu sengaja menggugurkannya? ” Ketika pria itu berbicara, dia mengangkat kakinya dan kemudian menginjakknya dengan keras.

"Ah. . . ”

Kali ini, Linsan tidak menahannya dan langsung menjerit kesakitan. Air matanya mengalir dan terus berkeringat, "Percayalah padaku, memang keguguran yang tidak disengaja. Itu juga merupakan anakku, bagaimana pun aku bisa menyakiti anakku sendiri! ”

Pria itu membungkuk dan menghela nafas dingin di samping telinga Linsan, lalu berkata : "Jika aku tahu bahwa kamu sengaja menggugurkan anak itu, maka aku akan menghajarmu! ”

Linsan gemetaran.

"Katakan. ” Pria itu mengangkat kakinya dan satu tangannya memutar cincin pada jari telunjuk tangan lainnya sambil berkata : "Nama orang yang menyebabkanmu keguguran dan nama dua orang yang kemungkinan mengancammu. ”

Mata Linsan berkedip, lalu membangkitkan tubuhnya yang lemah dan berkata : "Pani, Snow Fu. Dan yang menyebabkanku keguguran adalah Pani Wilman! ”

Pria itu diam.

Linsan berlutut di tanah sambil gemetaran.

"Masalah perceraian, jangan diundur lagi! ” Pria itu berkata dengan dingin, tetapi tidak marah.

Wajah Linsan menjadi lebih pucat daripada sebelumnya, "Baik. . . ”

. . . . .

Rumah Sakit Yihe.

Sumi keluar untuk membeli makanan. Dan setelah lebih dari satu jam, dia pun akhirnya kembali.

Pada saat ini, Snow Fu telah pergi.

Sumi mengangkat sedikit tempat tidurnya, lalu meletakkan meja kecil di atas ranjang dan menyusun makanannya. Dia duduk di samping tempat tidur dan membawakan bubur untuk Pani .

Pani belum makan apapun sejak kecelakaan itu.

Meskipun hanya bubur, tetapi terasa enak.

"Di mana kamu membelinya, kenapa sangat lama? ” Tanya Pani .

Sumi memandangnya dan berkata : "Apakah rasanya enak? ”

Pani tidak menjawabnya.

Sumi Nulu juga tidak berbicara dan hanya fokus menyuapnya makan.

Setelah makan setengah mangkuk bubur, Pani tiba-tiba berkata : "Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu. ”

"Baik. ” Sumi mengambil sayur dan menyuapinya ke mulut Pani .

Pani memandangi sayur itu dan kemudian berkata : "Aku tahu bahwa kalian sebagai pengacara pasti melakukan segala hal setelah adanya bukti. Untuk hal yang ingin aku katakan, awalnya aku juga ingin membuat kesimpulan setelah memiliki dasar yang kuat. Terlebih lagi, aku sudah ada bukti, tetapi sayangnya sudah hilang. Jadi, jangan meminta bukti dariku, karena aku tidak memilikinya sekarang. Buktinya telah hilang. ”

Dari perubahan sikap Tanjing terhadapnya sehingga membuat Pani mulai curiga bahwa keguguran Linsan bukan disebabkan oleh kesalahannya.

Tetapi dia hanya curiga!

Itulah alasan kenapa dia begitu keras kepala sehingga dia memberitahu Sumi tentang hal ini setelah adanya bukti.

Di satu sisi, itu karena profesionalismenya, di sisi lain, dia tidak ingin mengatakan bahwa hal ini tidak ada kaitannya dengannya tanpa adanya bukti.

Bagaimana pun, tidak adanya lagi anak Linsan adalah suatu fakta dan tidak dapat hamil lagi juga merupakan kenyataan.

Kedua hal ini jika terjadi pada wanita manapun, pasti akan merasa sangat sakit hati seumur hidup mereka.

Jadi, dia harus yakin 100% sebelum dia membuat kesimpulan terakhir! Kalau tidak, dia tidak akan menerimanya juga!

Dan sekarang.

Dia telah memastikan bahwa keguguran Linsan tidak ada hubungannya dengannya.

Jadi ketika dia memberitahu Sumi tentang hal ini, dia merasa sangat tenang!

"Tidak perlu bukti, aku percaya apapun yang kamu katakan. ” Kata Sumi.

Pani mengatupkan bibirnya dan mengabaikan makanan itu. Dan kemudian, dia mengangkat matanya untuk menatap Sumi.

Melihatnya tidak makan, Sumi menarik kembali tangannya dan menatapnya dengan tenang, lalu bertanya: "Kenapa, kamu tidak mempercayaiku? ”

"Aku berharap kamu akan berkata seperti itu setelah mendengarkan apa yang aku katakan. ” Pani menaikan sudut mulunya.

Sumi menatapnya dengan dukungan dari matanya.

Pani menarik nafas, lalu berkata : "Keguguran Linsan tidak ada hubungannya denganku! ”

Garis mata Sumi hanya sedikit menyipit tetapi ekspresi wajahnya tidak berubah.

Pani menatapnya dengan heran, dia mengira bahwa dia tidak mendengar apa yang dia katakan. Jadi dia pun berkata sekali lagi : "Keguguran Linsan tidak ada hubungannya denganku, aku tidak mendorongnya! ”

"Aku sudah tahu. Makanlah. ” Sumi menyuapkan makanan ke mulut Pani lagi.

". . . ” Pani mengerutkan kening sambil menatap Sumi dan berkata : "Jadi, apakah kamu mempercayaiku? ”

"Aku percaya. ” Kata Sumi.

"Jadi menurutmu, tidak masalah jika Linsan memfitnahku? ” Pani mengerutkan keningnya.

Sumi menyipitkan matanya dan berkata : "Bukan. ”

"Jadi apa maksud dari sikapmu saat ini? ” Pani bingung dengan Sumi dan dia tidak memahaminya!

Sumi menurunkan pandangannya dan berkata : "Aku hanya peduli padamu! ”

Pani berpikir sejenak dan kemudian menatap Sumi, lalu berkata : "Kamu benar-benar percaya padaku? ”

Sumi mengangkat matanya, lalu dengan lembut berkata : "Kamu adalah istriku, jika aku tidak mempercayaimu, siapa yang harus kupercayai? ”

"Benarkah? ” Tanya Pani .

Sumi menciumnya dan berkata : "Atau kamu ingin menggali hatiku untuk menunjukkannya padamu agar kamu dapat melihat apakah itu benar atau tidak? ”

"Hei, siapa yang ingin menggali hatimu? ”

Pani memandangnya sambil mengerutkan bibirnya dan berkata : "Karena kamu sudah mempercayaiku, jadi kamu tidak perlu merasa bersalah lagi pada Linsan. ”

Sumi merasa sumpit di tangannya sedikit berat dan wajahnya yang tampan pun menegang.

Pani tidak menyadarinya dan berkata : "Aku ingin makan itu, suapi aku. ”

"Baik. ” Sumi mengaitkan bibirnya dan menyuapinya.

Pani sedang dalam suasana hati yang baik, bukan karena hal lain, tetapi karena Sumi percaya padanya!

Cukup baginya untuk Sumi percaya padanya!

Sumi melihat Pani yang sangat cerah, jantungnya pun berdegup kencang.

Gadis konyol!

. . . . .

Sekitar jam enam sore, Ellen Nie datang lagi.

Pani memandangnya dengan heran dan bertanya : "Ellen, kenapa kamu tidak menjaga Si Ndut di rumah dan malah datang ke sini? ”

"Kenapa kedengarannya kamu seperti sangat tidak menyambutku? ” Ellen Nie bersenandung.

Pani menjulurkan lidahnya.

"Aku yang meminta Ellen untuk datang. ” Kata Sumi.

". . . ” Pani menatap Sumi dengan terkejut.

Sumi meraih tangan Pani dan tidak memperdulikan Ellen Nie, lalu menundukkan kepalanya untuk mencium Pani . Dia menatapnya dengan penuh kelembutan dan berkata : "Ada yang harus kuurus nanti. Aku tidak tega membiarkanmu sendirian, jadi aku meminta Ellen untuk datang menemanimu. ”

Pani mengelus telinganya dan menyipitkan matanya ke arah Ellen Nie.

Melihat Ellen Nie yang menatap dirinya yang penuh minat, telinga Pani pun memerah dan berpura-pura tidak menyukai Sumi, "Kamu, jangan omong kosong, cepat pergi. ”

Sumi memegang tangan Pani dan menciumnya, lalu tersenyum pada Ellen Nie dan kemudian pergi meninggalkan ruang pasien.

Begitu Sumi pergi, Ellen Nie langsung menutupi wajahnya dan berkata : "Oh tuhan, gelombang cinta ini membuat mataku terasa sakit. ”

"Diam. ”

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu