Hanya Kamu Hidupku - Bab 14 Cinta Yang Berbunga

"Aduh, ini adalah cinta yang berbunga ." Samir merebahkan dirinya di jendela kursi belakang mobil dan menatap Ellen . Dia tidak menyadari bahwa wajah seseorang tiba-tiba jadi gelap.

Sumi yang duduk di kursi samping pengemudi, dengan tangannya yang sedang memegang rokok terulur keluar jendela, dan jari telunjuknya menjentikkan abu rokok. "Anak itu adalah satu-satunya putra dari Ahmad , yang dilatih menjadi penerus keluarga Dilsen dalam bidang politik dan melanjutkan kejayaan keluarga Dilsen dalam bidang politik selama beberapa generasi kedepan."

"Kalau itu adalah putra Ahmad , baguslah. Dia memiliki latar belakang keluarga yang baik dan juga tampan, Meskipun Ellen tidak begitu cantik, tapi masih bolehlah, termasuk lumayan." Samir mencoba menganalisa.

Sumi melihat wajah seseorang yang semakin suram di sekitar matanya, dan alisnya sedikit bergetar, dan dia tidak mengatakan apa-apa lagi.

Orang lain mungkin tidak tahu perasaan William terhadap Ellen , tetapi dia tahu.

Cinta William untuk Ellen sudah tidak bisa dikendalikan lagi.

"Aduh, lihatlah ekspresi Ellen yang sedang mabuk cinta, bahasa tubuhnya, menggeliat malu-malu kucing, musim semi telah tiba, aduh ..."

Samir belum selesai mengatakan itu semua, mobil sudah melaju pergi.

Dagunya Samir sempat terbentur jendela, yang membuatnya berteriak kesakitan.

Terburu-buru untuk meraih pegangan, Samir perlahan-lahan menstabilkan tubuhnya yang masih berguncang dan menatap orang di kursi pengemudi yang masih menginjak pedal gas.

Setelah waktu yang lama, Samir yang sudah bisa beradaptasi dengan kecepatan dan berbalik untuk melihat Sumi yang di kursi samping pengemudi, "ada apa?"

Sumi memberinya tatapan simpatik dan mengangkat bahu.

Samir , "…………..."

...................

Pada pukul lima sore, semua orang naik bus sekolah untuk kembali ke sekolah terlebih dahulu, lalu pulang rumah secara terpisah.

Pani tidak naik bus sekolah, Dia pulang duluan dengan motor listriknya.

Tentu saja Ellen akan pulang bersama Bintang .

Turun dari bus sekolah.

Bintang memandang Ellen seolah-olah dia takut ditolak, Dia menatap Ellen dengan hati-hati, "Aku, bisakah aku mengantarmu pulang?"

Antar aku pulang?

Mata Ellen sedikit melebar. "Tidak usah."

Kalau dia mengantarnya pulang, bukankah jadi ketahuan?

Tapi Ellen sebenarnya juga tidak ingin menolaknya, wajah tampan Bintang tiba-tiba memerah karena malu.

Ellen melihat sikap Bintang yang canggung, lalu menggigit bibir bawahnya dengan sedikit kecewa dan berkata kepadanya, "jangan salah paham, aku tidak punya maksud lain, sebaliknya, nanti ada orang akan menjemputku di sekolah nanti, jadi ..."

“Aku mengerti.”

Mendengar penjelasan Ellen , Bintang merasa lega. "Kalau begitu aku akan berada di sini bersamamu dan menunggu sampai orang datang menjemputmu."

".........." Ellen ingin mengatakan tidak, tapi barusan dia sudah menolaknya satu kali, Jika dia menolak lagi, sepertinya itu tidak baik.

Jadi Ellen hanya mengangguk ringan, pertanda setuju.

………....

Meskipun Ellen dan Bintang biasanya jarang berbicara satu sama lain.

Tapi entah kenapa, Ellen merasa sangat nyaman dengannya dan tidak merasa tertekan.

Sekitar dua puluh menit kemudian, mobil yang datang menjemputnya berhenti tidak jauh dari keduanya.

Ellen menatap mobil itu, lalu memandang Bintang dan berkata, "orang yang datang menjemputku telah tiba, Terima kasih telah menunggu bersamaku."

“…… Kamu tidak harus bersikap sungkan begitu, aku sudah senang karena kamu membiarkan aku menemanimu. "Mata Bintang yang jernih memandang

Ellen dan berkata perlahan.

Wajah Ellen jelas memerah, Dia mengangkat tangannya dan berkata, "Kalau begitu aku pergi dulu."

Setelah itu, dia berlari ke arah mobil itu tanpa menunggu Bintang menjawab.

Bintang tidak bisa menahan senyum melihat punggung ramping Ellen .

Ellen berlari ke kursi belakang mobil, meraih pegangan pintu dan berhenti sejenak, Dia menatap Bintang dan melihat bahwa dia masih berdiri di tempatnya, Ketika Bintang melihat dia, Bintang mengangkat tangannya dan melambai ke arahnya.

Lingkaran merah di wajah Ellen tiba-tiba menjadi semakin dalam, dia menggigit bibir bawahnya dengan ringan, membuka pintu dan masuk.

Ellen baru saja duduk ke kursi empuk, suara rendah dan dingin seorang lelaki datang dari samping, "teman sekolahmu?”

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu