Hanya Kamu Hidupku - Bab 447 Memperbolehkanmu Setia Hanya Takut Kamu Marah Padaku

Sudah hampir seminggu hujan terus turun, di hari ini akhirnya sudah cerah.

Cahaya matahari menembus jendela putih masuk ke kantor yang setiap pria wanita di dalamnya sedang menundukkan kepala dan sibuk bekerja, seperti fajar harii.

Pani menaikkan kacamata bundarnya yang sudah jatuh ke hidungnya mengangkat kepalanya, menarik nafas, mengambil gelas dimejanya dan berdiri menuju dapur mengambil air.

"Alisa." Asisten departemen translate, Jine Tang saat ini berjalan keluar dari kantor ketua departemen, langsung berjalan ke arah Pani.

Pani terhenti, melihat ke arah Jine , "Asisten Tang ......."

"Hei." Tangan Jine diletakkan dipapan diantara rak, mengangkat alis dengan tak berdaya melihat Pani, "Kamu lupa kalau kepala Jia pernah bilang kalau kita harus saling memanggil nama Francis kita di kantor. Begitu lebih internasional."

Uh.......

Pani melejitkan bahunya, tersenyum, "Miya, benarkan?"

Jine juga tersenyum ke arah Pani, "Pertama-tama selamat kamu sudah lulus dari periode magang, sudah resmi menjadi karyawan perusahaan Black Tang ."

"Benar-benar tidak mudah." Pani menarik nafas dan tersenyum.

Jine melihat perut Pani, membuka tangannya, "Kasus pertama."

Pani membuka mulutnya, hanya bisa tersenyum.

"ketua mencarimu." Jine melihat ke arah kantor pak kepala, lalu suaranya dia rendahkan.

Pani menggigit bibirnya, melihat Jine .

Jine juga memajukan bibir bawahnya, memberikan tatapan "banyak berdoa" kepada Pani, lalu membalikkan badannya pergi.

Pani menggenggam gelas yang ada di tangannya, melihat ke kantor pak kepala, setelah beberapa detik, pandangan Pani kebawah, melihat perutnya sendiri, menarik nafas, lalu berjalan ke arah kantor pak kepala.

.....

Di kantor pak kepala.

Pani berdiri didepan mejanya, melihat pak kepala Rasput Jia yang duduk di kursi kebesarannya dengan santai menyesap teh.

Rasput sudah 40an tahun, orangnya tampak rapi dan berpakaian rapi, tapi karakter orang ini, Pani hanya bisa terkekeh.

"Ailsa, sejak kamu magang di Black Tang , aku sangat memperhatikanmu. Kamu lihat, karyawan magang yang masuk barengan denganmu ada 20 orang, tapi setelah magang berakhir, yang berhasil tinggal di Black Tang hanya kamu seorang. Ini tandanya, aku masih pintar melihat orang."

Rasput meletakkan gelasnya di mejanya, mengangkat kelopak matanya melihat Pani.

Pani menggunakan dress longgar dan panjang, model roknya sedikit mirip dengan rok zaman dinasty, garis pinggang roknya ada di atas, sampai dibawah bagian dada, bentuk pinggiran roknya tidak teratur, juga berlapis, juga tidak memberi orang perasaan tak formal.

Dan juga tinggi Pani kira-kira 167 atau 168cm, lengan dan kakinya panjang dan kurus, membuatnya tampak sangat tinggi, kalau bilang dia 170cm, orang juga percaya.

Jadi Pani memakai rok selalu memberi orang perasaan cerdas dan menyenangkan yang elegan dan santai.

Sederhananya, layaknya seorang dewi,

Rasput menyipitkan matanya, lalu bersandar pada kursi kebesarannya, kesepuluh jarinya bersatu diletakkan di atas kakinya, dengan santai melihat Pani, "Ailsa, aku sangat kagum padamu. Bagus-bagus kerja, ah."

Pani melihat wajah Rasput yang ingin membuatnya muntah, di dalam hati memutar kedua bola matanya, wajahnya malah tersenyum, "Pak kepala, tenang saja, aku akan berusaha."

"Aiya."

Rasput tiba-tiba menghela nafas, dengan cepat melihat perutnya, melepaskan kedua tangannya yang berstau tadi, berdiri dari kursi.

Pani menyipitkan matanya, tersenyum melihat Rasput , melihat dia sudah memutari meja kerja berjalan kearahnya, lalu berkata, "Tidak hanya anda yang baik, istri anda juga sangat ramah, dan juga anak perempuan anda, lucu sekali."

Rasput dengan cepat menghentikan langkahnya, dengan terkejut melihat Pani.

Pani tersenyum, mengangkat lengannya melihat jam tangan, "Sudah mau pulang kerja. Istri anda mengajakku setelah pulang kerja menemaninya pergi menjemput anak kalian, lalu mau makan bersama."

Sambil berkata, Pani mengedipkan mata kepada Rasput , "Apakah istri anda tidak memberitahu anda?"

"......Bagaimana kamu bisa kenal dengan istriku?" Rasput menyipitkan matanya, dengan waspada melihat Pani.

"Detailnya, kalau anda tertarik, pulang nanti tanya saja kepada istri anda." Ucap Pani.

Rasput mengerutkan keningnya, menatap Pani lekat.

"Pak kepala, aku juga menyiapkan hadiah untuk anak perempuanmu, juga tidak tau dia akan suka tidak." Kedua mata Pani dengan tenang melihat Rasput , intonasinya kebetulan terdapat sedikit khawatir dan malu yang menguntungkan.

Wajah Rasput suram sekali, menggertakkan giginya mengangkat tangan dengan kuat menunjuk Pani.

Pani terkejut sampai menarik nafas, dengan tak bersalah melihat Rasput , "Pak kepala, apakah aku salah berbicara?"

"Kamu......" Wajah Rasput bergetar, "Kamu, kamu benar-benar menyia-nyiakan didikanku kepadamu!"

"Pak kepala, apa maksud perkataan anda?" Wajah Pani bingung.

Nafas Rasput tersenggal, melototi Pani, "Kamu masih berani bertanya padaku apa maksudku? Keluar, keluar!"

Pani tersenyum dingin, "Meksipun aku tidak tau aku melakukan apa sampai membuatmu marah, tapi jangan marah pak kepala, jangan sampai merusakkan kesehatanmu. Kalau begitu aku keluar dulu."

Selesai Pani berkata, dia langsung memutar badannya dan pergi.

Rasput melihat Pani yang dengan cepat keluar dari kantornya, lebih marah lagi, mengambil sebuah dokumen di mejanya dan dilempar ke atas tanah, "Dasar wanita tak tau diri! Begitu cepat berubah licik, tunggu saja, aku pasti akan menidurimu!"

........

Pani keluar dari kantor Rasput , langsung pergi ke kamar mandi.

Saat dia duduk di toilet di kamar mandi, Pani memejamkan matanya, menjulurkan tangannya menutupi perut sendiri, bibirnya sedang bercicit berkata sesuatu.

Setelah 10 menit, Pani baru membaik dan membuka matanya, menundukkan kepala melihat perutnya, matanya membawa kelembutan.

......

Pani kembali ke kantornya, teman kerjanya sudah hampir pergi semua.

Pani juga dengan cepat menyimpan barangnya, meggantungkan tali tas di bahunya, dan pulang.

Baru keluar dari bangunan perusahaan Black Tang , terdengar suara klakson mobil.

Alis Pani bergerak, dia bahkan tidak perlu melihat, langsung tau siapa yang sedang mengklaksonnya.

Pani menghela nafas, mendongak melihat kesana.

Saat melihat mobil Aston Martin edisi terbatas diparkir di tepi jalan, dia mengangkat alisnya dan berjalan kesana.

Pani berjalan ke sebelah mobil, melihat pria tampan yang duduk di kursi pengemudi dari jendela penumpang, "Bukankah bilang mau menyelesaikan essay tidak bisa datang jemput? Apa essaymu sudah selesai?"

Riki tersenyum, menatap Pani, "Aku bilang tidak bisa datang kamu langsung percaya?"

"Riki, kamu datang melawak ya? Kamu sendiri yang datang bilang tidak bisa datang jemput, apakah aku bisa tidak percaya? Kalau aku tidak percaya dengan perkataanmu, jadi aku percaya siapa?" Pani berbicara sambil menarik pintu mobil, tapi sudah tarik beberapa kali tak juga kunjung terbuka.

Pani terhenti, menahan untuk tidak memutar bola matanya, tanpa berkata melihat pria yang bercanda di dalam mobil itu, "Riki, sering sekali aku curiga kamu bukan berumur 30 tahun, tapi 3 atau 4 tahun! Kekanak-kanakan sekali!"

Riki sedikitpun tidak peduli Pani mengatakannya kanak-kanak, dia kanak-kanak atau tidak dia sendiri masih bisa tau.

"Panggil kakak." Riki menaikkan alisnya, matanya yang cemerlang melihat Pani, ketika kata "kakak" itu keluar dari mulutnya, sudah cukup hangat.

Pani menggosok lengannya sendiri, mengerutkan alisnya berkata, "Riki, kamu menjijikkan sekali!"

"Cepat panggil." Kuku Riki yang panjang dan bersih mengetuk setirnya, tersenyum anggun melihat Pani.

Pani menyesap bibirnya, melihat Riki.

Riki sungguh ganteng, dia adalah pria paling ganteng yang pernah Pani temui, satu-satunya yang bisa menyamai keindahan Frans di kota Tong.

Tapi keindahan Riki tidak sama dengan Frans.

Frans lebih feminim, lebih mempesona dari wanita.

Riki kekaguman milik langit, kecantikan yang tidak main-main.

Saat dia tersenyum padamu, benar-benar ada rasa hati berbunga-bunga.

Jujur saja, orang seindah itu setiap hari berkeluyuran didepan matanya, sulit merasa tidak bahagia,

Tadi setelah masalah Rasput , saat ini Pani merasa perasaannya sedikit rumit.

Jadi saat melihat Riki sebenarnya hanya sedang menggodanya saja, emosi Pani sedikit tidak terkontrol, matanya yang melihat Riki sedikit dingin, dengan tidak tersenyum berkata, "Tidak apa-apa, kamu pulang saja, aku naik kereta bawah tanah."

Setelahnya, Pani tidak melihat Riki dan ekspresi wajahnya berubah, membalikkan badan berjalan ke arah kereta bawah tanah.

Riki mengerutkan keningnya, dengan cepat melepaskan sabuk pengamannya, "Aku benar-benar takut padamu tuan putri."

Setelah mengatakannya, kedua kaki panjang Riki turun dari mobil, langsung berhenti di depan Pani, wajah tampannya menunduk melihat wajah Pani yang tenang, "Apa tidak tau kalau aku sedang bercanda denganmu?"

Pani menundukkan kelopak matanya beberapa detik, lalu mendongak melihat Riki, tiba-tiba berkata, "Kamu menutupi matahariku."

Riki, "......"

Pani terhenti beberapa detik lagi, lalu berputar dan berjalan ke sebelah mobil, menarik pintu mobil dan berhenti, memiringkan kepalanya melihat Riki yang sedang menatapnya, "Apa hanya kamu yang boleh menggangguku, memangnya aku tidak boleh?"

Wajah Riki tertarik, dengan pelan menggigit giginya, tangannya membelai rambut panjang Pani, "Kamu membuatku terkejut!"

Hati Pani seperti dihantam suatu benda dengan keras, menundukkan matanya, mengangkat tangannya mendorong tangan Riki yang ada diatas kepalanya, "Riki, jangan mengacak rambutku."

"Aku hanya takut kamu marah denganku." Riki melihat Pani, terdiam beberapa detik, lalu menyesap bibirnya sambil membantu Pani merapikan rambutnya, sambil berkata.

Pani masih menundukkan matanya, "Kamu ini tidak apapun, hanya takut ini?"

Riki tersenyum, menjulurkan tangan memeluk kepala Pani, pada saat Pani bereaksi langsung dia lepaskan, berjalan ke arah kursi pengemudi.

Jarak bernafas seperti meninggalkan aroma badan Riki, Pani hanya merasa hatinya sedikit sesak, dia tidak mengangkat kepala melihat Riki, membungkukkan badannya masuk ke kursi penumpang.

Baru saja Pani masuk kedalam, pintu mobil masih belum tertutup, Riki langsung mencondongkan badannya, dengan cepat dan ringan mengelus perutnya, lalu memakaikan sabuk pengaman, dan menutupkan pintu.

Pani menarik nafas, tatapannya berputar keluar jendela,

Saat pandangannya berpindah keluar jendela mobil, di depan pintu gedung perusahaan Black Tang ada seseorang yang tinggi yang sangat familiar tertangkap oleh pupilnya.

Dalam sekejap badan Pani menegak, membesarkan kedua matanya yang jernih, menatap bayangan itu dengan lekat.

Bagaimana dia bisa.....…

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu