Hanya Kamu Hidupku - Bab 646 Kamu Mau Memeluk Dia Ya

Frans sangat kesal, dia melangkah ke depan, lalu menjepit kepala Samir dengan kedua lengannya, setelah itu menepuk kepalanya dan berkata, “Kamu mesti memilih waktu seperti ini ya ? Kalau mau mati bilang saja, aku pasti akan mewujudkan permintaanmu!”

Samir sangat tidak berdaya, “Abang, abang, ini kesalahanku, aku yang salah.”

“Asep, nanti kamu ikut aku saja!” Demian sepertinya tidak bisa tenang, sehingga berkata pada Samir.

Samir, “……” Rasanya sangat malu!

Frans melepaskannya, “Bodoh!”

Samir sama sekali tidak berani mengelak, lalu diam-diam mengeluarkan ponsel dan bersiap-siap untuk memadamkannya.

“Sebentar.”

Frans tiba-tiba menangkap lengannya dan berkata.

“…… Kenapa ?” Samir menatapnya.

Tatapan Frans muncul jejak emosi dan ingin memukulnya, namun dia menahannya dan menatap ke arah Sumi, “Telepon dari Paman Nulu.”

Sumi sedikit memejamkan mata dan beranjak ke depan, lalu mengambil ponsel yang berada di tangan Samir, setelah itu menatap sejenak pada layar ponsel dan menerima panggilan teleponnya.

Tidak tahu apa yang dikatakan pada sisi lain dari telepon.

Semua orang hanya mendengar Sumi berkata, “Snow di mana ?”

William dan beberapa orang lainnya sedang berdiri di posisi berbeda dan memperhatikan Sumi.

Bentuk wajah Sumi tidak dapat terlihat jelas, “Iya.”

Setelah itu Sumi mengembalikan ponsel kepada Samir, lalu memegang pundaknya dan tersenyum, “Kali ini, kamu benar-benar berjasa secara kebetulan.”

Samir sangat bingung.

Sumi melirik semua orang dan berkata, “Rusdi sudah mengembalikan Lian.”

William dan beberapa orang lainnya sedikit kaget, setelah itu muncul reaksi menyadari.

Frans mengangkat tangan dan melihat jam, “Sudah lewat jam dua belas malam. Kakekmu itu malahan mengembalikan Lian pada waktu seperti ini, aku tidak percaya kalau dia bukan sengaja.”

“Kelihatannya Rusdi sudah mengetahui bahwa malam ini kita akan beraksi.” William berkata dengan nada dingin.

Dikarenakan Lian telah kembali dengan selamat, sehingga sekumpulan orang yang bersiap-siap beraksi mengalami keheningan sejenak.

Suasana juga menjadi sunyi dalam seketika.

Beberapa saat kemudian.

Demian menatap Sumi dan sambil menganalisa, “Rusdi memang sengaja mengulur waktu pengembalian, sepertinya ingin memperingatkan kita atau sejenis menantang! Dia sedang memberitahukan kita bahwa rencana kita dan aksi kita semua sudah berada di pengendalian dia, dia bukan orang yang dapat diremehkan!”

“Menurutku, meskipun malam ini kita sudah melakukan persiapan penuh, namun apabila masuk ke dalam rumah Keluarga Mu, kita tetap saja akan jatuh di perangkap Rusdi. Kita bukan hanya tidak bisa menyelamatkan Lian, malahan akan terjebak oleh Rusdi!”

Frans mengeluh sinis, “Kakek mu ini sedang buat apa ? Dia ingin kasih tahu kita kalau dia sangat hebat ya ?”

“Aku sudah pernah mendengar tentang kelihaian Rusdi dari ayahku! Bahkan dalam ‘kerajaan’ Rusdi, dia yang menetapkan semua peraturannya, dalam persepsi dirinya, di dunia ini hanya ada hal yang ingin atau tidak ingin dilakukannya, tidak ada yang namanya pantas atau tidak.”

Jelas sekali.

William dan rombongan Sumi masih terikat oleh aturan norma yang berlaku di dunia ini, namun Rusdi tidak demikian.

Rusdi sangat arogan dan angkuh, dia sangat mementingkan dirinya jauh daripada semua peraturan. Di dalam dunia Rusdi, dirinya adalah raja yang menguasai segalanya.

Orang lainnya tentu saja dapat mengabaikan hal ini, namun lebih baik jangan bermusuhan atau menyinggung dirinya, jika tidak, mungkin saja akan musnah langsung di dunia ini.

Pada tiga hari sebelumnya, rombongan Sumi muncul bersamaan di Keluarga Mu untuk menekan Rusdi, jelasnya sudah berhasil memancing amarah Rusdi.

Tindakan yang sengaja mengulur waktu pengembalian Lian, jelasnya adalah peringatan kepada rombongan Sumi.

Sama artinya seperti yang dikatakan Sumi, Rusdi ingin memberitahukan mereka bahwa dirinya tidak dapat diremehkan oleh anak muda yang ‘tidak tahu diri’ seperti mereka.

Sumi selesai berkata, William langsung mengerutkan alis dan berkata, “Seandainya Rusdi bukan ayahnya Thomas, ditambah lagi dalam ratusan tahun ini empat keluarga besar sangat sepakat dan saling membantu, aku malahan ingin mencoba!”

“Seandainya Rusdi sudah mengembalikan Lian, masalah ini berakhir di sini saja.”

Demian menatap William dan Sumi, lalu berkata dengan nada rendah, “Kalian sekarang sudah berkeluarga, tidak dapat dibandingkan dengan Rusdi yang tidak memedulikan apapun. Hanya dengan titik ini saja, bermusuhan langsung dengan Rusdi sudah bukan pilihan terbaik. Kali ini Rusdi menculik Lian juga dikarenakan hasil hasutan dari Linsan, bukan karena tanpa alasan. Menurutku untuk ke depannya, Rusdi tidak akan bertindak sembarangan terhadap kita.”

William mengerut bibir dan tidak berbicara.

“Jadi, apa maksudnya aksi kita ?” Ethan yang berdiam diri sejak barusan tiba-tiba berkata.

“Apa maksudnya ya, maksudnya kita dipermainkan oleh kakekmu.” Frans mengeluh dengan nada sinis.

Samir menatap Frans dan Ethan, tetap saja tidak berani berbicara.

Dikarenakan meskipun tidak jadi beraksi, tetap saja tidak dapat menyembunyikan kenyataan bahwa dirinya telah bertindak bodoh.

Sepertinya dalam waktu singkat ini, dirinya tidak dapat berbicara dengan sikap yang teguh lagi terhadap para abangnya.

“Malam ini kalian sudah bertindak sia-sia, perlu aku meminta maaf kepada kalian ?” Sumi mengangkat alis.

Selain Demian, beberapa orang lainnya sama sekali tidak memedulikan Sumi dan beranjak ke arah mobil.

Sumi menarik sudut bibir dengan tidak berdaya.

Demian diam-diam tersenyum, dia meninju pundak Sumi dengan maksud menghibur, “Sudahlah, apapun yang terjadi, intinya masalah ini sudah berakhir.”

“Kamu sengaja pulang, terlalu merepotkan kamu.” Sumi menatap Demian dan berkata.

“Berdasarkan bantuan kamu terhadap William dan Ellen, semua ini pantas.”

Dikarenakan pengaruh profesi, Demian memiliki perasaan utang terhadap keluarganya.

Sementara pengorbanan Sumi terhadap William dan Ellen membuat dirinya merasa malu. Dibandingkan dengan dirinya, Sumi jauh lebih pantas sebagai abangnya William.

Oleh sebab itu ketika mendengar permasalahan Sumi pada kali ini, dia menunda semua perencanaan dengan tanpa ragu dan pulang membantunya.

“Aku dan William adalah sahabat, juga sangat mengenal Ellen, aku sangat senang apabila dapat membantu mereka.” Sumi berkata.

Demian tersenyum, “William memiliki sahabat seperti kamu, benar-benar beruntung.”

Sumi mengangkat alis.

“Ayo pulang.” Demian menepuk pundaknya dan beranjak ke depan.

Sumi sedikit memejamkan matanya dan menoleh ke arah rumah lama, dia berdiri tetap untuk beberapa detik, setelah itu melangkah ke arah mobil.

Pada sisi lainnya, di dalam kamar yang berada di samping kamar bayi, Lian sudah menangis tragis sejak diletakkan pada sisi Pani, dia sambil menangis sambil memindah ke sisi Pani. Kedua tangannya melekat pada sisi pinggang Pani, wajah kecilnya yang putih dan lembut sudah penuh dengan air mata, kesannya sangat kasihan.

Siera dan Lira yang melihat demikian juga ikut menangis.

Meskipun Pani tidak melontarkan suara tangisan, namun kedua matanya sudah memerah, dia menggenggam tangan kecil Lian dengan berhati-hati, lalu mengecup ringan dan berkata, “Sayang, ibu ada di sini, jangan takut lagi ya....”

“Wuaaaaaa ….”

Satu tangannya Lian mulai menjambak sembarangan pada tubuh Pani, seolah-olah menginginkan pelukan Pani.

Pani memeluk tubuh Lian yang mungil, lalu menempelkan tangan kecilnya pada wajah sendiri, setelah itu berkata dengan suara yang serak, “Ibu sangat merindukanmu, sayang, terima kasih sudah kembali ke sisi ibu. Ibu berjanji padamu, kedepannya pasti tidak akan menghilangkan kamu lagi.”

“Wuaaaa …..”

Lian mencibir bibir dan menangis dengan sedih.

Pani menahan tangisan dan mengecup ringan pada dahi Lian, “Maaf ya sayang, maafkan ibu untuk kali ini, jangan menangis lagi, kalau menangis lagi, ibu juga akan ikut menangis ….”

Namun pada kali ini Lian tidak menurutinya.

Setelah selesai bicara, Lian malahan menangis dengan semakin parah, Pani bahkan merasa cemas dengan suaranya.

“Jangan-jangan dia lapar ya ?”

Pada saat bertemu dengan Lian pertama kalinya, tatapan Riki langsung berkeliaran pada tubuh Lian dan Pani.

Setelah melihat Lian yang enggan menghentikan tangisan, dia menyebutkan sebuah permasalahan dasar.

Setelah Riki melontarkan kata-katanya.

Suasana di dalam kamar malahan hening untuk beberapa detik.

Setelah itu Siera langsung berlari ke arah luar dan bermaksud untuk menyiapkan susu untuk Lian.

Pani mengedipkan matanya dan menatap Lian, lalu bertanya dengan nada bengong, “Iya ya ? Lapar ya ?”

“Wuaaaaa ….”

Suara tangisan Lian langsung melonjak tinggi, seolah-olah sedang menjawab dirinya, “Menurut kamu!”

Pani merasa sangat sedih dan tidak berdaya, setelah itu mengeratkan pelukannya.

……

Pada kenyataannya, Lian memang kelaparan.

Pada saat Siera meletakkan botol susu pada tangan budak kecil, budak kecil langsung memeluk botolnya dan mulai meneguk dengan kuat, kedua matanya masih berlinang-linang karena air mata, setelah itu terus menatap wajah Pani.

Hati Pani terasa lembut, dia mengulurkan tangan dan mengelus kepala anaknya.

Tidak sampai waktu sepuluh menit, Lian telah menghabiskan satu botol susu.

Setelah selesai minum dia mulai menangis lagi.

Siera terbengong sekilas, setelah itu buru-buru menyiapkan susu yang baru.

Lalu Lian juga langsung menghabiskannya.

Pada kali ini, meskipun Lian tidak menangis lagi, namun tetap saja memeluk botol susu tersebut, dia menjilat bibir sendiri dengan tampang belum puas.

Hati Pani sedikit tersentuh, setelah itu mengecup ringan pada pipi anaknya.

Dia merasa sepertinya Rusdi tidak memberikan susu untuk Lian sejak menculik dirinya.

Kalau tidak mengapa Lian bisa menangis tragis ?

Sebenarnya Rusdi juga tidak bakal menganiaya seorang bayi.

Kenyataannya adalah Lian terlalu memilih makan, susu yang dibeli oleh bawahan Rusdi tidak sesuai dengan selera Lian.

Lian sudah terbiasa dengan botol susu yang dibeli oleh Siera, sehingga apabila meminum susu dengan botol yang lain, dia malahan tidak berselera untuk minum.

Oleh sebab itu dia kelaparan hingga kembali ke rumah!

……

Lian telah kembali, hati seluruh anggota Keluarga Nulu juga lega kembali.

Lian menyandar di sisi Pani dan tidur pulas.

Siera dan beberapa orang lainnya takut mengganggu Lian, sehingga langsung keluar dari kamar.

Setelah mereka meninggalkan ruangan, di dalam kamar hanya menyisakan Riki berserta Pani dan anaknya.

Riki menatap wajah kecil Lian yang putih dan mulus, dalam hatinya muncul sejenis perasaan suka dan terharu yang tidak dapat dijelaskan.

Budak kecil ini adalah anak dari wanita tercintanya.

Kali ini melihat anak yang berada di hadapannya, Riki baru menyadari bahwa rupanya memang ada cinta yang menyertai.

Dia ingin sekali memeluk anak tersebut.

“Riki.”

Terdengar suara wanita yang lembut.

Riki sadar kembali dan menatap ke arah Pani.

Wajah Pani yang pucat dan kelelahan telah menghilang seiring dengan pulangnya Lian, saat ini tatapan matanya muncul jejak kelembutan, Riki tidak pernah menyaksikan kelembutan seperti ini pada dulunya.

Aura kelembutan tersebut hanya menebar dari lubuk hati seorang wanita yang telah menjadi ibu.

Riki sedikit menahan nafas dan diam-diam menatap Pani.

“Kamu mau memeluk dia ya ?” Pani bertanya dengan nada ringan.

“…….” Mata Riki muncul tatapan kaget.

Pani yang melihatnya langsung tersenyum dan berkata, “Peluk saja.”

Riki bernafas kembali, namun malah menggeleng kepalanya.

Pani sedikit terbengong dan menatapnya dengan tatapan bingung.

Reaksi Riki pada barusan jelasnya ingin memeluk Lian.

Riki mengerut bibir, tatapannya beralih ke tubuh Lian, setelah itu bertanya dengan nada yang lembut, “Gerakanku sangat kaku, bagaimana kalau membangunkan dia ?”

“……”

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu