Hanya Kamu Hidupku - Bab 562 Paman Nulu, Apakah Aku Dapat Mempercayaimu Lagi

"Tetapi Sumi, masalah ini jangan memberitahu Thomas. Kamu juga mengetahuinya dia selalu tabu dengan masalah ini!" Frans berkata.

Wajah Sumi terlihat berat, “Aku mengerti.”

“Tetapi sedikit aneh juga, Pani sudah bersama dengan Riki, berdasarkan kemampuan Riki, tidak mungkin Pani akan memilih kamu dan meninggalkan pria itu. Apalagi, Riki mungkin adalah ayah dari anak di dalam perut Pani.” Frans berkata dengan sama sekali tidak mempedulikan perasaan Sumi.

Sumi mengernyit, “Anak itu bukan milik Riki!”

“Kamu mengatakan apa?” Frans terkejut.

“Pani memberitahu kepadaku bahwa, anak itu bukan anak dari Riki, aku mempercayainya!” Sumi berkata denagn tenang.

“Bukan punya Riki?” Frans merasa curiga.

Sumi memegang ponselnya dengan erat, “Kamu……apakah berhasil menemukan informasi percintaan Pani di Kota Yu selama beberapa tahun ini?”

Frans terdiam, lalu dia berkata, “Pani tidak mempunyai teman di Kota Yu, selain Riki, mana ada informasi mengenai percintaannya? Jadi aku baru mengatakan hubungan Pani dengan Riki tidak biasa! Tetapi saat ini kamu mengatakan, anak di dalam perut Pani bukan milik Riki!”

“……Kamu mengatakan, selama beberapa tahun ini Pani tidak pernah berpacaran dengan pria lain?” Sumi berkata dengan serius.

“Setelah mendengar perkataanmu, membuatku merasa tidak pasti. Seperti ini dulu, aku akan menyelidikinya lagi.” Frans berkata.

Sumi menarik nafas dengan pelan, “Baik.”

Setelah selesai bertelepon dengan Frans.

Sumi tidak segera kembali ke dalam rumah, dia melihat ponselnya dan menelepon ke seseorang lagi.

“Sumi.” Suara dingin seorang pria pun terdengar.

“……” Sumi terdiam sejenak dan dia pun berkata, “Ellen masih sedang tidur?”

Um, Sumi menelepon Ellen, tetapi yang mengangkatnya adalah William.

Selain Ellen masih sedang tidur, Sumi tidak dapat memikirkan alasan lain.

“Um, Ellen menjadi lebih lesu setelah hamil,” Mengatakan Ellen, suara William terdengar sangat lembut.

“Aku lupa bahwa pada waktu seperti ini Ellen seharusnya masih sedang beristirahat. Kalau begitu aku akan menelepon Ellen setelah dia bangun.” Sumi berkata.

“Ada sesuatu?” William bertanya.

Sumi berkata, “……Um.”

“Hanya dapat dikatakan kepada Ellen?” Suara William terdengar agak tinggi.

Bibir Sumi berkedut, “Um.”

William bersenandung dan dia pun mengakhiri panggilannya!

Sumi, “……”

……

Ruang makan, Pani sedang meminum jus, dia pun menatap Sumi yang sedang bertelepon sejak tadi dan akhirnya dia sudah berjalan masuk dari balkon.

Pani mengedipkan matanya, lalu dia pun mengalihkan tatapannya.

Sumi langsung berjalan menuju ke ruang makan, dia berdiri di belakang Pani, lalu dia mengulurkan tangannya untuk memegang bahu Pani, sambil menatap piring Pani dan berkata, “Apakah cukup?”

Pani mengangkat bahunya, “Aku sudah kenyang! Kamu sudah bertelepon sejak tadi, kamu makan juga!”

Kamu sudah bertelepon sejak tadi?

Sumi mengerucutkan bibirnya, dia pun membungkuk dan menatap Pani dari sampingnya, sambil berkata, “Bukan orang lain, Frans.”

Pani menatapnya, “Kamu tidak perlu memberitahuku, siapa orang yang kamu hubungi.”

Sumi tiba-tiba merangkul bahu Pani dari belakang, wajahnya ditempelkan pada rambut Pani dan hidung mancungnya pun mengusap telinga Pani, “Saat ini aku menyadari bahwa, betapa bodohnya diriku!”

Pani menegakkan pinggangnya, dengan wajahnya yang terlihat sedikit kaku, lalu dia pun berkata, “Kamu, kenapa lagi?”

“Pani, aku berjanji, aku tidak akan membiarkan kamu diperlakukan dengan tidak adil!” Sumi berkata dengan suara yang serak.

Pani mengernyit dan menatap Sumi, “Apakah akhir-akhir ini janjimu kepadaku sudah terlalu banyak?”

“Tidak banyak! Kurang!” Sumi memeluk Pani dengan erat, “Pani, aku mengira melepaskanmu untuk sementara, merupakan hal yang baik bagimu, karena dengan begitu kamu akan merasa senang, kamu akan merasakan aku sangat menghargaimu! Kamu adalah orang yang bersifat ambisius dan sangat kuat, kamu tidak menyukai kehidupan yang dikendalikan oleh orang lain, bahkan dipaksa oleh orang lain! Jadi empat tahun yang lalu kamu memintaku untuk melepaskan kamu dan aku pun menyetujuinya! Tetapi sampai saat ini, itu adalah kesalahan yang dilakukan oleh aku dan merupakan sebuah keputusan yang membuatku merasa paling kesal! Aku tidak boleh melepaskan kamu, karena pada saat itu, selain aku kamu tidak mempunyai apa pun.”

Karena pada saat itu, selain aku, kamu tidak mempunyai apa pun……

Mata Pani sedikit sakit dan tubuhnya pun bergemetar ringan dengan tak terkendali.

“Aku mengira beberapa tahun ini hanya aku yang mengalami penderitaan seperti ini, hanya aku sendiri yang menderita semua ini! Bahkan aku sedikit membencimu, membenci kenapa kamu begitu keras kepala dan hatimu yang begitu kejam! Aku menyalahkan kamu dan juga mulai merasa curiga, mungkin saja kamu tidak mencintaiku! Jadi selama bertahun-tahun ini, kamu tidak ingin kembali ke Kota Tong! Aku pun terus menunggu kamu, jadi aku sangat membencimu!” Sumi berkata dengan suara serak.

Pani berusaha membuka kedua matanya, agar air matanya tidak menetes.

“Pani, aku sudah mengetahui kesalahanku, kesalahan yang sangat fatal dan merupakan sebuah kesalahan yang tidak dapat dimaafkan! Saat ini aku sudah mengetahui, kamu membenciku dan alasan kenapa kamu tidak ingin kembali ke sampingku! Semua ini karena diriku yang terlalu egois dan tidak memikirkan bagaimana perasaanmu. Pada saat itu, nenek meninggal, kamu sangat sedih, teman satu-satunya kamu juga tidak berada di sampingmu, ditambah lagi dengan keluargamu yang tidak dapat diandalkan, melainkan aku, yang mengatakan mencintaimu dan ingin menikahimu, telah melakukan apa? Aku menemani wanita lain, aku telah melakukan kesalahan yang sangat fatal untuk menemani wanita lain……”

“Jangan katakan lagi!”

Pani bergemetaran dan berkata dengan penuh kesakitan, “Jangan katakan lagi! Aku tidak ingin mengingat masalah itu, sama sekali tidak ingin!”

“Pani, kamu jangan memaafkanku, kamu harus membuatku menderita, karena semua ini tidak cukup untuk menebus kesalahanku kepadamu!” Kedua mata Sumi memerah dan dia berkata dengan suraa yang serak.

Sudut mata Pani berair dan dia mengenggam kedua tangannya dengan erat, “Sumi, kenapa kamu mengatakan semua ini? Apakah kamu mengetahui bahwa aku sudah sangat berusaha untuk melupakan semua ini? Aku tidak mengerti dan tidak peduli dengan alasan kenapa pada saat itu kamu menyetujui untuk melepaskanku, bagaimanapun kamu sudah menyetujuinya dan aku hanya mengetahui bahwa kamu sudah menyetujuinya! Kamu sudah menyetujuinya, kenapa empat tahun sudah berlalu dan saat ini kamu tiba-tiba menyesal? Kenapa ketika kamu ingin aku bersama denganmu dan kita harus bersama? Kenapa? Apakah kamu ingin mengendalikanku?”

“Semua ini adalah kesalahan aku! Aku tidak pantas!” Hati Sumi seperti ditusuk oleh pisau dan merasa sangat sakit.

Sumi tidak mengetahui, atau dapat dikatakan bahwa dia tidak ingin mengetahui kabar mengenai Pani!

Jadi Sumi tidak mengetahui bahwa selama beberapa tahun ini, Pani hidup di dalam penderitaan dan diperlakukan dengan tidak adil!

Bahkan Sumi juga tidak pernah merasa khawatir, pada saat itu Pani meninggalkan Kota Tong sendirian dengan patah hati dan pergi ke kota yang asing baginya, apa yang harus dilakukan oleh Pani? Bagaimana Pani dapat berjalan keluar dari kesedihan?

Tetapi luka di dalam hati Pani masih belum pulih dan dia harus menghadapi beberapa hal yang sengaja dilakukan terhadap dirinya!

Ketika Sumi memikirkan semua ini, dia merasakan hatinya seperti ditusuk dengan pisau!

“Orang seperti kalian yang berbeda sejak lahir, sudah ditakdirkan untuk menjadi seseorang yang harus dihormati oleh orang lain, kalian tidak akan mengetahui bahwa, di dunia ini akan terdapat orang sepertiku yang hanya ingin hidup dengan sederhana, tetapi harus berupaya keras. Kehidupan yang tidak pernah kamu pikirkan, aku sudah mengalaminya dan merasakannya. Kejahatan dari orang lain yang tidak pernah dipikirkan olehmu, aku juga sudah merasakannya. Kekejaman yang tidak pernah kamu pikirkan mengenai dunia ini, aku juga sudah merasakannya!”

Tenggorokan Pani sangat perih, kedua matanya memerah hingga seperti darah yang akan meluap, “Saat ini kamu melihatku sudah membaik, bukan berarti aku sudah melewatinya dan merasa semua ini sudah berlalu, melainkan aku hanya menyembunyikannya saja! Jika tidak percaya, kamu dapat membuka hatiku untuk melihatnya, di sana, penuh dengan bekas-bekas luka. Setelah pulih, juga akan kembali terluka, secara terus menerus……”

“Pani……”

Sumi tidak pernah membenci dirinya sendiri hingga seperti ini!

Kenapa, telah membuat orang yang dicintai oleh dirinya, merasa menderita dan bersedih hati!

Pani menjilat bibirnya yang kering, lalu dia berkata dengan suaranya yang terdengar serak dan rendah, “Jika bukan karena Riki, jika bukan karena Riki, apa yang harus dilakukan olehku?”

Sekujur tubuh Sumi bergemetaran, dia merasa sangat panik dan tidak dapat mengendalikannya.

“Sumi, ketika bersamamu, rasa sakit yang biasa, dapat menjadi rasa yang sangat sakit. Sukacita yang biasa, pun dapat membuat orang merasa sangat sedih.”

Pani akan memikirkan kehilangan ketika dia sedang merasa gembira, dia juga akan mengingat dirinya bukan orang yang dicintai oleh pria itu dan mengingat bagaimana dirinya mencintai pria itu dengan tergila-gila!

Pani merasa sukacita seperti ini, sudah dicampur dengan kesedihan, yang sulit untuk dipisahkan!

“Tidak akan lagi! Ke depannya aku hanya akan melakukan sesuatu yang kamu inginkan, aku tidak akan membuatmu merasa sakit hati lagi! Pani, aku tidak akan lagi.” Sumi meraih wajah Pani, lalu dia menundukkan kepalanya dan mencium bibir dingin Pani, “Pani, berikan satu kesempatan kepadaku lagi, satu kali saja!”

Pani menatap pria yang menciumnya, bibir pria itu juga terasa dingin dan dia juga merasakan setiap getaran di bibir pria itu.

Tangan Pani yang dikepalkan perlahan dilepaskan, lalu dia pun mengulurkan tangannya, untuk menarik ujung pakaian Sumi dengan pelan, kemudian, dia pun perlahan menariknya dengan agak kuat.

Paman Nulu, apakah aku dapat mempercayaimu lagi? Apakah aku berani untuk mempercayaimu?

……

Pani menangis dan matanya pun membengkak.

Sumi sebagai pelakunya, tentu saja dia harus bertanggung jawab, jadi dia pun pergi mengambil kain untuk mengompres mata Pani.

Pani merasa sangat malu dan juga sangat marah, ketika Sumi sedang mengompres matanya, dia pun berkata dengan cemberut, “Sumi, apakah kamu mengetahui bagaimana perasaan ketika naik roller-coaster?”

Sumi menurunkan matanya dan melihat bibir Pani yang sedikit cemberut, dia sangat ingin menciumnya.

Tetapi, Sumi menahan dirinya!

Tadi dirinya sudah menciumnya, tidak baik juga jika menciumnya lagi!

Sumi berusaha untuk mengalihkan tatapannya dan berkata dengan suara yang serak, “Bagaimana perasaannya?”

“Seperti perasaanku saat ini! Selama dua puluhan hari ini bersamamu, perasaannya seperti sedang naik roller-coaster, yang terasa naik turun!” Pani mengernyit dan berkata.

Sumi tertegun, “Maaf!”

“……” Pani mengangkat sudut bibirnya dan berkata, “Kamu, kamu kendalikan emosimu saja dan sudah cukup jika tidak mengungkit hal-hal yang dapat menyakitiku!”

“Um.” Sumi berkata.

Pani mengerucutkan bibirnya dan menurunkan bulu mata panjangnya.

“Apakah sudah membaik?” Sumi bertanya kepada Pani.

Pani mengedipkan matanya dan mengangguk, “Sudah agak baik.”

Sumi pun mengambil kain hangat itu, lalu dia bangkit dan berjalan menuju ke dalam kamar mandi, setelah keluar, dia kembali duduk di samping Pani, sambil menatap matanya.

Pani sangat tidak terbiasa untuk menatap tatapan matanya dan dia terus mengedipkan matanya.

Sumi menatapnya, bibirnya pun terlihat pucat, lalu dia pun meraih tangan Pani dan berkata dnegan lembut “Apakah sudah memikirkan di mana nanti kamu akan melaporkan pekerjaanmu kepada atasanmu pada sore nanti?”

“……Bukannya kamu mengatakan tidak perlu?” Pani berkata.

“Aku sudah berubah pikiran.” Sumi menatap mata Pani dan berkata, “Aku pergi bersamamu!”

“……”

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu