Hanya Kamu Hidupku - Bab 380 Aku Tidak Sebanding Dengan Seorang Samsu

"Apa hubungan Samsu merasa nyaman atau tidak, tenang atau tidak denganku, Apakah dia bisa dengan sembarangan menculik orang lain hanya karena dia tidak merasa nyaman ? Saat ini Ellen sedang mengandung! Beraninya dia melakukan ini,untuk itu dia harus membayarnya!" Bentak William.

Dorvo terdiam sesaat, keningnya berkerut, "Jadi apa yang ingin Anda lakukan pada Samsu?"

William dengan dingin mencibir, "Bukankah Samsu sudah tidak memperdulikan semua nya ? Bukankah dia juga tidak peduli jika kehilangan kualifikasi untuk mengambil alih keluarga Ming!"

Dorvo menjadi diam ketika mendengar perkataan itu.

Dorvo tidak bisa sepenuhnya memahami bagaimana William masih begitu marah saat ini.

Seperti yang dia katakan sebelumnya, dia benar-benar tidak dapat memahami orang-orang yang membalas dendam kesumat demi orang yang dicintai.

Karena dalam pandangannya, Samsu melakukannya hanya karena dia tidak puas dengan kondisi yang ada, sehingga dia melakukan hal yang tidak rasional ini.

Dan karena dia mengenal Samsu, Ketika Dorvo mengetahui bahwa Samsu telah membawa Ellen,dia tidak terlalu panik, Alasannya adalah karena Samsu tidak akan menyakiti Ellen.

Tentu saja, jika masalah ini dapat dengan begitu mudah dilepaskan,jika dia bertukar posisi, dia pun tidak akan setuju.

Hanya saja jika menghancurkan masa depan Samsu, Bukankah ini terlalu berat!

Dorvo merasa bahwa hukuman William untuk Samsu terlalu berat.

William sebaliknya merasa hukuman ini cukup ringan.

Dia tidak mencampurkan keluarga Ming ke dalam pusaran ini, sudah merupakan hal yang baik!

Keluarga Ming tentu akan bersyukur kepada dewa dewi!

Setelah itu, William tidak berkomunikasi lagi dengan Dorvo, dan meninggalkan rumah sakit dengan bayangan di punggungnya.

...

Sepulang sekolah pada sore hari, Pak Suno menjemput ketiga anak kecil itu kembali ke villa, ketika mengetahui bahwa Ellen sudah kembali dan sedang beristirahat di kamar. Ketiga anak kecil itu dengan gembira masuk ke dalam kamar Ellen, mereka duduk di sekeliling tempat tidur dan melihat Ellen yang tidur terlelap.

Kondisi Ellen yang sangat tegang dan tidak bisa santai selama dua hari terakhir membuatnya tidak beristirahat sama sekali.

Setelah bisa pulang ke rumah, Ellen pun bisa menjadi lebih tenang dan ketika dia berbaring di tempat tidur dan memejamkan mata terasa tidak ingin membuka mata lagi.

Melihat ekspresi Ellen yang tertidur, Keyhan diam-diam mengambil tangan Ellen di luar selimut dan perlahan-lahan menghela nafas lega.

"Sepertinya mama terlalu senang pergi keluar bersama papa. Sehingga tidak banyak istirahat. Lelah sehingga ketika kembali ke rumah langsung tidur. Kita bertiga sudah memandangnya cukup lama. Tapi dia tidak merasakan apa-apa."

Nino menatap wajah Ellen yang tertidur dan berkata dengan masam.

Tino menganggukkan kepalanya yang kecil, ekspresinya juga nampak sedikit mengeluh.

Keyhan memandang Tino dan Nino dan tidak mengatakan apa-apa.

...

Darmi sudah selesai menyiapkan makan malam dan datang ke atas untuk memanggil Ellen makan malam, dan Ellen pun perlahan terbangun.

Begitu dia membuka matanya, dia melihat ketiga anak kecil yang menatapnya sambil duduk mengelilingi tempat tidurnya.

Ellen tiba-tiba memikirkan perasaannya ketika dia berpikir dia telah membunuh Samsu.

Pada saat itu, dia benar-benar takut bahwa dia akan masuk ke penjara dan dipaksa untuk berpisah dari ketiga anaknya, dan bahkan kemungkinan dia harus melahirkan anak keempatnya di dalam penjara...

Meskipun kemudian mengetahui bahwa Samsu baik-baik saja, perasaan di dalam hatinya itu masih tersisa.

Mata Ellen yang kabur dengan cepat menjadi jelas dan dia pun berusaha duduk dari tempat tidur, meraih ketiga anak kecil itu ke dalam pelukannya.

Mata jernih itu berlinang air mata dan dia tanpa henti menciumi alis dan kepala dari ketiga anak kecil itu, "Nak, Mama sangat mencintai kalian."

Keyhan mengulurkan tangan dan memeluk Ellen, tangannya dengan lembut mengelus punggung Ellen menghiburnya dalam diam.

Tino dan Nino saling melirik, sambil cemberut Nino berkata, "Mama menyebalkan ! Kamu pergi dengan papa tapi tidak mengajak kami."

Ellen mencium hidungnya membelai kepalanya yang kecil dan berkata dengan suara serak, "Bukankah kalian harus pergi ke sekolah? Aku khawatir mengganggu pelajaran kalian sehingga tidak mengajak kalian."

“Alasan.” Nino tidak mempercayainya. dengan manja mengangkat dagunya dan memandang Ellen. “Mama, sejak bertemu papa, posisiku dan kakak di hatimu sudah turun, dan Papa berada di posisi nomor satu di hatimu. Mama sudah tidak sayang aku dan kakak lagi. "

"Omong kosong," Ellen menggaruk hidung kecil Nino, matanya sedikit memerah, sambil memandang Nino berkata, "anak bandel, jadi kamu memandangku seperti itu! Mama yang dengan susah payah melahirkan kalian ke dunia ini tidak aku sebutkan. Kalian dibesarkan hingga sekarang, banyak masalah yang sudah kalian buat, mama pun tidak tega memukul kalian. Perkataan kamu terhadap mama sangat membuat mama sedih. "

"Ma, adik hanya bercanda, tidak serius mengucapkannya. Mama paling sayang kita!" Tino melihat mata merah Ellen dan mengira Ellen menjadi sedih. Dia segera mengambil tangannya dan buru-buru menjelaskan.

"Ya, aku tidak serius," kata Nino menambahkan dengan cepat.

Ellen memandang Tino dan Nino yang menatapnya dengan cemas, matanya merah berair dan dia tidak mengatakan apa-apa, hanya meraih mereka kembali untuk memeluk dalam pelukannya.

...

Permohonan Ellen untuk Samsu, sepertinya membuat marah William.

Sejak dia kembali ke villa, dia tidak pernah menatapnya langsung, setelah makan malam dia langsung naik ke ruang baca.

Ellen merasa tidak nyaman, tetapi tidak segera pergi ke ruang belajar untuk mencarinya.

Dan dia menemani Louis dan Nurima duduk bersama di sofa ruang tamu.

Setelah duduk sebentar, Louis tiba-tiba menatap Ellen dan berkata, "Ellen, sebentar lagi adalah ulang tahun William yang ketiga puluh empat. Apakah kita akan memberinya perayaan ulang tahun?"

Mata Ellen membeku setelah mendengarnya.

Tentu saja

Dalam tiga hari, adalah ulang tahun ke-34 dari seseorang!

“Kapan?” Nurima membeku sejenak, dan sibuk bertanya sambil menatap Ellen.

"Tiga hari lagi adalah hari ulang tahun paman yang ke tiga puluh empat," kata Ellen.

"Tiga hari lagi? Kamu kenapa tidak memberi tahu Nenek lebih awal, Nenek juga bisa menyiapkan hadiah ulang tahun kan !" Nurima menghela nafas.

Ellen mengerutkan bibirnya dan berkata dengan lembut, "Paman adalah orang yang sederhana, bahkan hari ulang tahun tidak berbeda dari hari biasanya."

"Walaupun William memiliki karakter sederhana,tapi kita tidak bisa mengabaikan dan tidak peduli terhadap hari ulang tahunnya karena dia seperti itu kan," kata Nurima.

"... Berbicara tentang ulang tahun William, aku sebagai ibunya pun sudah beberapa tahun tidak pernah memberikan perayaan ulang tahun yang pantas."

Mendengar perkataan Nurima, Timbul rasa bersalah dalam hati Louis, dengan nada penuh permintaan maaf berkata, "Bahkan hal ini baru terpikir ketika saat ini disebutkan."

Nurima memandang Ellen dan kemudian memandang Louis, dan setelah sedikit merenung berkata, "Ayah William baru saja meninggal, waktu saat ini juga tidak baik merayakan dengan berlebihan. Bagaimana jika memanggil teman-teman baik William untuk datang pada hari ulang tahun William. Kita bisa makan bersama dan menemani dia, Bagaimana? "

“Aku juga berpikir seperti itu,” Ellen sambil berbisik melihat sekilas ruang baca di lantai dua.

"Karena akan memberikan perayaan untuk ulang tahun William,biar makan malam hari itu aku yang membuatnya," kata Louis.

Ellen terkejut dan menatap Louis.

Louis tidak bisa menahan senyuman ketika melihat ekspresinya, "Kenapa? Apakah merasa aneh mendengar aku bisa memasak?"

"... Ma, apakah anda bisa memasak?" Kata Ellen.

Dalam ingatan Ellen, Louis adalah orang yang bahkan tidak pernah melewati ambang pintu dapur!

Louis tersenyum lebih dalam, "Tentu saja aku bisa, bahkan masakanku cukup baik!"

“Tapi aku belum pernah melihatmu memasak,” Ellen berbisik.

"..." Ekspresi Louis sedikit berubah.

Ellen termenung sesaat, namun tiba-tiba dia mengerti.

Alasan mengapa dia belum pernah melihat Louis memasak tidak lebih karena Louis memasak ketika dia pergi sehingga dia tidak tahu bahwa Louis bisa memasak.

Ellen yang sudah menyadarinya, menatap wajah Louis yang sedih, dan dia pun tersenyum dengan tulus, "Berkat paman, aku bisa memakan makanan yang enak."

Saat ini

Rasa malu Louis pada William dan Ellen menjadi lebih kuat.

...

Setelah berdiskusi dengan Louis dan Nurima mengenai ulang tahun William di ruang tamu, Ellen pun bangkit dan dengan perlahan berjalan ke ruang baca.

Hanya saja yang tidak disangka oleh Ellen adalah William tidak sedang duduk di meja kerja, namun dia dengan wajah dingin sedang duduk di sofa ruang baca. Seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin.

Ellen tampa sadar bernapas ringan, berdiri terpana di depan pintu, ingin melangkahkan kaki ke arahnya, namun tidak berani mengambil langkah.

William yang melihat Ellen, meletakkan ponselnya di atas meja kopi dengan tenang kemudian memandangnya dan bertanya dengan suara yang dingin, "Ada apa?"

Ellen mendengarkan nada dingin darinya, jantung dalam tubuhnya pun melompat dengan keras. sambil menghela nafas berkata, "Tidak apa-apa. Aku hanya ingin pergi ke ruang baca untuk membaca sejenak sebelum tidur."

"En," kata William menyetujui dengan suara dingin,dia bangkit dari sofa. "Lihatlah."

Setelah selesai berbicara, William memutari sofa dan berjalan menuju pintu.

Ellen termenung, ekspresinya kaku.

William berjalan ke depannya, menatapnya dengan acuh tak acuh, "Bukankah ingin membaca buku ? Masuklah."

“... kamu, bagaimana dengan kamu?” Suara Ellen sangat kecil, yang biasa terjadi ketika dia tidak percaya diri.

"Aku harus melakukan hal yang lain," kata William.

“Hal apa itu ?” Ellen menatapnya dengan hati-hati.

William mengerutkan kening, menatap Ellen tanpa berbicara.

Ellen menundukkan pandangannya, mengulurkan tangannya untuk menarik pakaian William, setelah mengambil napas dalam-dalam berkata. "Paman..."

“Kamu bisa tenang,” William menyela Ellen dengan dingin.

"..." Ellen tertegun menatapnya dengan bingung.

William menutup matanya, dan suaranya dingin, "Kakak sepupu kamu yang baik memiliki perasaan yang sama denganmu, merasa bahwa penculikan yang dilakukan oleh Samsu bukanlah hal yang besar, dan aku tidak perlu memperbesar masalah kecil ini, anggap saja masalah ini tidak pernah terjadi. Jadi, dia diam-diam membawa Samsu kembali ke kota Rong ! "

Mata Ellen membelalak, "Kakakku membawa Samsu kembali ke kota Rong ?"

William tertawa dingin.

Melihat ini, Ellen tidak bisa menghentikan hawa dingin di ulu hatinya. Dia mencengkeram pakaian William dengan jari yang erat. "Paman, kamu salah paham. Aku tidak merasa kamu memperbesar masalah kecil. Aku tahu kamu gugup dan khawatir padaku, sehingga kamu menjadi marah. "

“Kamu tahu?” William memandang Ellen dengan dingin.

"Tentu saja aku tahu," Ellen mendekatinya, wajahnya yang kecil dengan panik menatapnya. "Paman, tolong dengarkan penjelasanku ya ?"

"Hubungan Samsu,keluarga Nie, dan denganmu sangat dekat," kata William.

Ellen tertegun.

Pandangan mata William dingin, dengan pandangan tajam menatap Ellen. "Apakah kamu tahu betapa berbahayanya tempat Samsu membawamu? Apakah kamu tahu kamu sekarang sedang mengandung seorang anak ? Adakah aku, Tino,Nino dan Keyhan di dalam hatimu ? Bagaimana jika aku datang terlambat menemukanmu? Ellen, kamu dengan mudahnya mengatakan supaya aku melupakan masalah yang disebabkan oleh Samsu! "

Jantung Ellen berdenyut kencang, pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan satu persatu olehnya membuatnya tidak bisa menjawab apapun.

"Aku tidak sebanding dengan seorang Samsu!"

William melemparkan kalimat ini dengan dingin dan meninggalkan ruang baca.

Meninggalkan Ellen yang baru menyadari keseriusan masalah ini, dan kali ini dia baru benar-benar panik.

atinya, wajahnya yang kecil dengan panik menatapnya. "Paman, tolong dengarkan penjelasanku ya ?"

"Hubungan Samsu ,keluarga Nie, dan denganmu sangat dekat," kata William.

Ellen tertegun.

Pandangan mata William dingin, dengan pandangan tajam menatap Ellen. "Apakah kamu tahu betapa berbahayanya tempat Samsu membawamu? Apakah kamu tahu kamu sekarang sedang mengandung seorang anak ? Adakah aku, Tino ,Nino dan Keyhan di dalam hatimu ? Bagaimana jika aku datang terlambat menemukanmu? Ellen, kamu dengan mudahnya mengatakan supaya aku melupakan masalah yang disebabkan oleh Samsu! "

Jantung Ellen berdenyut kencang, pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan satu persatu olehnya membuatnya tidak bisa menjawab apapun.

"Aku tidak sebanding dengan seorang Samsu!"

William melemparkan kalimat ini dengan dingin dan meninggalkan ruang baca.

Meninggalkan Ellen yang baru menyadari keseriusan masalah ini, dan kali ini dia baru benar-benar panik.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu