Hanya Kamu Hidupku - Bab 532 Empat Tahun Kemudian

“Pani, aku tidak mungkin akan melepaskan kamu, apalagi menerima kamu meninggalkan aku, kamu adalah milikku, hanya dapat dimiliki oleh aku!”

“Paman Nulu, kamu berikan sebuah jalan kepadaku. Jika kamu tidak ingin melepaskanku, kamu hanya memaksakan aku untuk pergi mati! Saat ini aku berdiri di tepi jurang, perkataanmu, dapat memutuskan aku untuk tetap hidup, dan juga dapat membuatku pergi mati!”

“Tidak, tidak, Pani, aku mencintai kamu, aku tidak akan membiarkan kamu pergi mati! Kita akan bersama selamanya!”

“Paman Nulu, aku pernah mencintaimu dengan tulus, dan memberikan diriku kepadamu dengan ikhlas, mohon kamu untuk melepaskan aku. Aku sangat menderita, sangat menderita. Aku akan mati, aku benar-benar akan mati!”

“Pani, aku tidak mau, aku tidak dapat menerimanya, kamu mencintai aku, dan aku juga mencintai kamu, kenapa kita berdua harus berpisah?”

“Jika tidak berpisah aku akan mati! Apakah kamu ingin hidup bersama dengan mayat? Paman Nulu, lepaskan aku! Aku sungguh, sungguh membenci semua yang terjadi pada saat ini! Mohon kepadamu untuk tidak menghancurkan tekadku untuk tetap hidup di dunia ini!”

“Aku tidak dapat melakukannya! Pani, jangan memperlakukan aku dengan begitu kejam, jangan meninggalkan aku……”

“Pani……”

Setelah pulang dari Kota Yu, Sumi terbangun dari mimpi seperti itu.

Di dalam rumahnya penuh dengan bau anggur, Sumi memegang dahinya yang sakit, kemudian dia perlahan bangkit dan duduk di atas sofa.

Saat ini sudah siang, sinar matahari pun masuk melalui jendela, dan menyinari kekacauan di dalam rumahnya.

Sumi mengedipkan bulu mata panjangya, kemudian dia melihat botol anggur yang berantakan di atas lantai.

Perutnya perlahan mulai sakit.

Sumi mengulurkan tangannya untuk mengucek matanya, kemudian dia pun bangkit dengan menopang di atas sofa, dan berjalan menuju ke kamar mandi.

Ding——

Bel berbunyi.

Sumi menatap arah kamar mandi dengan matanya yang penuh dengan garis-garis merah, dia pun tidak mempedulikan suara bel yang berbunyi, dan tetap berjalan menuju ke dalam kamar mandi.

Hampir dua puluh menit.

Sumi pun keluar dari kamar mandi dengan tanpa busana, rambut hitam pendeknya pun menjadi lembut dan menempel di kepalanya setelah tersiram air, tetesan air yang besar juga mulai menetes dari ujung rambutnya.

Ding, Ding Ding——

Bel pintu pun terus berbunyi.

Wajah Sumi tampak dingin, dan berjalan menuju ke tangga.

“Sumi, Sumi, apakah kamu mendengarnya? Jika mendengarnya maka segera membuka pintu, kami sangat khawatir terhadap kamu!”

Samir berkata dengan nada yang tidak sabar.

Sumi seolah-olah tidak mendengarnya, dan terus berjalan menuju tangga.

“Sumi, kami sudah berada di sini sangat lama, jika kamu tidak ingin membuka pintu juga boleh, setidaknya kamu mengeluarkan suara, agar kami mengetahui kamu baik-baik saja.” Ethan berkata.

“Sumi, kamu benar-benar membuat kami merasa khawatir!” Frans berkata.

“Sumi, Sumi, apakah kamu mendengarnya? Kak, aku memanggilmu dengan kakak, mohon kamu untuk menjawabnya……” Samir hampir gila.

Sumi tidak mengedipkan matanya sama sekali.

“Sumi……”

“Awas!” Suara yang terdengar sangat tegas!

Bang——

Suara yang sangat keras!

Pintu pun berhasil terbuka setelah ditendang dari luar.

Setelah pintu menabrak dinding, suara bang…bang…pun terdengar.

Di luar pintu.

Samir, Frans, dan Ethan menatap William: Luar biasa!

Dalam kondisi yang seperti ini, William pun menendang pintu itu, dan langsung berjalan menuju ke dalam.

Baru saja masuk ke dalam, William sudah mulai menyesal!

Karena dirinya samar-samar melihat sepotong daging putih di hadapannya.

Daging putih itu, tampaknya adalah…… sesuatu yang seperti pantat!

William mengangkat sudut bibirnya, dan memundurkan langkahnya, dia berbalik dan memejamkan matanya!

Samir mereka menatap William dengan aneh: Apa yang terjadi?

“……William, kamu kenapa?” Samir berjalan ke samping William, dan menatap William dengan bingung, “Untuk apa kamu memejamkan mata?”

“……Sesuatu yang tidak enak dilihat!” William berkata.

“Ada apa yang tidak enak dilihat?”

Samir mengernyit, dia membalikkan kepalanya untuk melihat Frans dan Ethan.

Frans dan Ethan saling memandang, mereka pun masuk ke dalam dengan mengerutkan bibir mereka.

Setelah melihat ke sekeliling, mereka berdua tidak melihat sesuatu yang dikatakan oleh William, kemudian mereka berbalik untuk menatap Samir, dan mengangkat bahu mereka.

“Aku pergi mencari Sumi!” Frans berkata.

Ethan mengangguk.

“William, aku masuk untuk pergi melihat Sumi?” Samir menatap William dengan aneh dan berkata.

William memejamkan kedua matanya, “Pergilah, aku menenangkan diri sejenak.”

Samir, “……” Menenangkan apa?!

……

“Kalian lihat, jika seperti ini terus dengan menganggap anggur sebagai makanan, bagaimana tidak mungkin akan mengalami perforasi lambung?”

Setelah memastikan Sumi berada di lantai atas, mereka pun berjalan ke ruang tamu.

Melihat botol anggur di atas lantai, Samir sedikit emosi, dan menendang botol kosong itu, dan berkata.

Frans menyipitkan matanya, dan menatap William, “Apa yang terjadi dengan Sumi pada kali ini setelah pulang dari Kota Yu, setelah pulang dari sana karakternya pun berubah besar, yang lebih memburuk jika dibandingkan dengan empat tahun lalu ketika Pani baru meninggalkannya!”

“Tidak hanya memburuk!” Ethan melihat noda-noda di atas lantai dengan jijik, dan berkata, “Temperamennya juga berubah menjadi tidak pasti, dan seluruh orangnya juga terdapat sebuah rasa tidak puas yang tidak dapat dihilangkan! Aku selalu merasa, akan terjadi sesuatu!”

“Pei!”

Samir membalikkan kepalanya dan menatap Ethan, “Apakah boleh mengatakan sesuatu yang lebih baik? Dasar!”

Ethan mengernyit, dia pun mengeluarkan satu tangannya dari saku, dan menunjuk botol anggur yang ada di atas lantai, kemudian dia berkata dengan tidak dapat bersabar lagi, “ASep, bersihkan dulu.”

“……” Samir marah, dan menatap Ethan, “Kenapa kamu tidak memanggil Frans atau William saja?”

Ethan mengerutkan bibirnya, dia menatap Frans, dan William, setelah terdiam beberapa detik, dia berkata, “Boleh?”

“Bagaimana menurutmu?”

Frans tersenyum dingin.

William langsung memberikan tatapan dingin yang menunjukkan “Bermimpi” kepada Ethan.

Mata Ethan berkedut, dan dia menatap Samir lagi.

Samir memelototinya.

Samir sudah sadar.

Beberapa orang kaya di depannya yang dekat dengan dirinya, tampaknya ingin mencari pembantu yang gratis!

Um, Samir masih mengingat kejadian kemarin ketika Sumi memintanya untuk membongkar sampah!

Beberapa pria ini, Samir sudah mengetahui bagaimana karakter mereka!

“Untuk apa menatapku? Aku bertanya kenapa menatapku?” Samir berkata dengan emosi dan memelototi Ethan.

Frans dan William melihat Samir yang tampak marah, mereka pun mengernyit, dan berkata, “Bersihkan!”

“Kalian……” Samir menatap mereka dengan sakit hati, “Orang kaya seperti kalian, hanya mengetahui menindas orang seperti aku, hari ini aku tidak akan menuruti kalian!”

“Sudah yakin tidak ingin membersihkannya?” Frans berjalan mendekati Samir.

Tiba-tiba Samir pun mulai berakting, dia mengulurkan satu tangannya ke depan, dengan tampak seperti sedang melawan orang jahat, dan berkata, “Bunuh aku saja jika kamu berkemampuan!”

“Baik, hari ini aku pasti akan melakukannya!” Frans menyeringai, dan mendekati Samir.

Sebelum Samir kabur, Frans mencekik lehernya, dan berkata, “Heh, katakanlah, mau membersihkannya atau tidak?”

“Aku……tidak akan mengalah kepada orang jahat seperti kalian! Jika matipun aku tidak akan membersihkannya!” Samir berkata dengan penuh semangat.

Frans menyipitkan matanya, dan menatap Ethan, “Ethan, kita lepaskan celananya!”

“Kotor sekali!” Ethan langsung menolaknya!

“……” Samir masih belum sempat untuk menenangkan dirinya, dan dia pun menatap Ethan dengan sakit hati, mana yang kotor?

Frans tersenyum jahat, “Bukannya terlalu menguntungkanmu jika membunuhmu dengan seperti ini saja, jadi aku memutuskan sebelum membunuhmu, aku akan menghancurkan benda di bawahmu dulu!”

“Ide yang begitu kejam kamu pun dapat memikirkannya?” Samir merinding, dan berkata dengan menatap Frans.

“Jangan begitu banyak berkata, jadi kamu mau membersihkannya atau tidak?” Frans melirik ke bagian bawah Samir, dan berkata.

Samir sangat marah, “Aku lebih memilih untuk mati dari pada dihina, jika kamu ingin menghinaku seperti ini, kalau begitu aku……akan membersihkannya!”

Frans dan Ethan menunjukkan senyuman yang puas.

William menatap Frans dan Samir saling bercanda dengan diam, dan terkadang dia melirik ke lantai dua.

Sebenarnya.

Ethan dan Frans juga tidak bermaksud untuk membiarkan Samir membersihkannya, bagaimanapun nanti akan ada pembantu yang datang untuk membersihkannya.

Hanya saja sambil menunggu Sumi, mereka saling bercanda saja.

Jadi.

Ketika Sumi turun dari lantai dua, Samir juga tidak sedang membersihkan lantai, dan dia pun sedang memainkan kaleng bir.

Sumi mengenakan jas dengan terlihat semangat, yang terlihat sangat rapi dari rambutnya sampai sepatu kulit yang dikenakan olehnya.

William dan yang lain melihat Sumi yang seperti ini, mereka pun menghela nafas.

Sumi selalu begitu, jika terdapat masalah yang besar dia akan menyelesaikannya sendiri, meskipun tidak dapat bertahan lagi, dia juga tidak akan meminta bantuan kepada orang lain.

Selain beberapa botol anggur yang di atas lantai dapat membuktikannya, Sumi yang berada di depan orang lain, selalu tampak tak terkalahkan, yang seperti di dalam novel, seorang pengacara yang sempurna!

Sumi mengangkat tangannya untuk mengancing kemejanya, dia menatap mereka berempat, dan berkata seperti biasa dengan lembut, “Hari ini kalian tidak ada kerjaan?”

Samir menatap Sumi, dengan sedikit ragu, dan berkata, “Sumi, kita sudah bertemanan sejak dulu, kamu jangan berpura-pura kuat di depan kami. Jika kamu menghadapi sesuatu, kamu katakan kepada kami saja, mungkin saja kami dapat membantu kamu untuk menyelesaikannya.”

William dan yang lain menatap Sumi dengan tatapan yang menyetujui perkataan Samir.

Sumi tersenyum sejenak, “Tenang saja, jika aku menghadapi sesuatu yang tidak dapat diselasaikan, kalian pasti tidak akan dapat melarikan diri.”

William menatap Sumi, “Jangan menutupinya.”

Sumi mengulurkan tangannya dan memegang lengan William, “Saat ini Ellen sedang hamil……”

Ketika mengatakan hamil, Sumi tertegun.

Wajahnya yang lembut seketika menjadi agak serius.

William, Frans, dan yang lain saling memandang, lalu mereka pun menatap Sumi.

Tangan Sumi yang diletakkan di lengan William pun perlahan dilepaskan, dia pun melihat ke bawah, agar William dan yang lain tidak melihat matanya yang memerah, lalu Sumi berkata, “Kamu seharusnya lebih sering menemani Ellen dan anak-anak di dalam rumah.”

Sumi tertegun lagi.

William menyipitkan matanya.

“Masalah aku, tidak perlu dikhawatirkan. Aku dapat mengurusnya.”

Setelah Sumi selesai berkata, dia pun berjalan dengan cepat menuju pintu.

Apakah dapat mengurusnya dengan baik? Bagaimana cara mengurusnya?

William dan yang lain pun menatap Sumi yang berjalan pergi, tatapan mereka terlihat khawatir terhadap Sumi.

“Sumi, kamu mau pergi ke mana?” Samir menatap Sumi dari belakang, dan bertanya.

“Ke mana lagi, kantor!”

Suara ringan Sumi terdengar.

Samir menarik nafas, dia menatap William dan yang lain, lalu dia berkata, “Kenapa aku merasakan ada sesuatu yang aneh? Sumi, terlalu tidak normal!”

William menyipitkan matanya.

Sejak tadi daging seperti pantat yang dilihat oleh dirinya ketika masuk, dirinya sudah merasa tidak normal!

“Kalian rasa, apakah Sumi benar-benar pergi ke kantornya?” Frans berkata.

William bertiga, “……”

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu