Hanya Kamu Hidupku - Bab 408 Pria Yang Bisa Aku Percaya Seumur Hidup

Ucapan Venus selanjutnya malah membuat Zaenab semakin hancur dan bingung, tak tahu harus berbuat apa.

“William awalnya sudah curiga kalau hilangnya Vania ada hubungannya denganku. Jika dia tahu kalau kita ada hubungan dengan ayah. Maka William tidak mungkin tidak menyelidiki ayah. Terlebih lagi, dia pasti dengan mudah menyelidiki keberadaan ayah. Begitu ayah jatuh di tangan William, itu sama saja dengan tidak ada orang itu lagi di dunia ini!” Venus tersenyum ssedih dengan suara yang gemetaran.

“Venus....”

Zaenab memegang erat tangan Venus lalu sambil masil terisak dia berkata, “Mereka tidak akan tahu kalau kita berhubungan dengan ayah, iya kan?”

Venus menatap Zaenab dengan tatapan yang dingin, “Kakak, apa kamu lupa? Keluarga Nie yang ada di Kota Rong sekarang adalah Keluarga dari ibu Ellen! Keluarga Nie selalu menyayangi Ellen. William dan Ellen adalah suami istri. Jika Keluarga Nie tahu, William sedang menyelidiki aku, mana mungkin mereka hanya melihat saja dan tidak membantunya, iya kan? Dengan posisi dan status khusus Keluarga Nie di Kota Rong, dan jika mereka menyelidiki dengan cermat dan seksama, mana mungkin tidak menemukan hubungan ayah dengan kita yang mana adalah hubungan anak dan ayah”

“Kalau begitu bagaimana ini? Venus, bagaimana ini?” Zaenab tak berdaya, menatap Venus, “Kita harus cari cara untuk membawa ayah pergi meninggalkan kota Tong ini....”

“Pergi?”

Venus melepaskan tangan Zaenab yang menggenggamnya, kedua matanya begitu suram dan dingin, “Sekarang di setiap jalan masuk dan keluar di kota Tong ini di jaga oleh polisi. Jika muncul orang yang mencurigakan di pengawasan William, pasti dia saat itu juga akan menginterogasi sampai sejelas-jelasnya. Apa bisa kita membawanya keluar hah?”

Tangan Zaenab yang dilepas oleh Venus pun mati rasa, bahkan air matanya saja sampai lupa menetes. Dia

Tatapan mata Venus menjadi tajam, “Aku hanya memintanya untuk mengawasi Vania lalu setelah tanggal 10 agustus baru melepaskan Vania. Jika saat itu Vania kembali dengan aman dan sehat, keluarga Dilsen dan Keluarga Hamid mungkin tidak akan sampai menyelidiki ini. Lalu, tinggal tunggu suasana puncaknya berlalu, baru semuanya akan kembali normal lagi.”

“Tapi, apa yang dia lakukan coba? Dia bukan hanya memperkosa Vania, dia juga menggunakan cara yang kejam dalam memperlakukan Vania. Walupun William sudah tidak peduli lagi dengan cucu dari Keluarga Dilsen itu, tapi dengan bencana seburuk ini, mana mungkin William tidak menghiraukannya dan bisa membiarkannya begitu saja hah?”

“Lihatlah sekarang! Tidak hanya Keluarga Dilsen, bahkan Keluarga Hamid sudah bertekad tidak akan membiarkan begitu saja orang yang telah melukai Vania. Jadi kali ini, aku bisa memberitahumu sejelas-jelasnya, dia kalau tidak masuk penjara seumur hidupnya, ya berarti langsung mati! Selain dua pilihan itu, tidak ada jalan lain untuknya!”

“Venus, tapi dia adalah ayah kandung kita...” Wajah Zaenab memucat menatap wajah dingin Venus. Suaranya jadi serak karena terisak-isak.

Venus memejamkan mata lalu tersenyum dingin, “Kakak, apa yang kau khawatirkan? Mungkin saja tidak lama kemudian, aku juga pergi menemaninya."

Punggung Zaenab bergidik karena terkejut. Dia membelalakkan matanya menatap Venus penuh ketakutan.

Air mata Venus terus saja menetes dan mengalir dari sudut matanya, “Jika William berhasil menangkap ayah, maka setelah itu, aku pun ikut terekspos. Aku yang menyembuyikan Vania karena sangat mencintai Bintang dan tidak ingin Bintang menikahi Vania. Maka dengan begitu alasan ini akan masuk akal. Begitu masalah ini sudah jelas semuanya, maka setiap hal buruk yang aku lakukan dulu pun juga ikut terungkap. “

“Empat tahun lalu aku yang sengaja memberitahu Rosa tentang kita yang mau membawa Ellen ke Kuil Kwam In untuk berdoa. Sehingga ini membuat Rosa punya kesempatan untuk menculik Ellen. Empat tahun kemudian, aku menyuruh orang untuk membunuh Ellen tapi malah membunuh Yuhan. Aku memposting rumor dan gosip mengenai Ellen di internet. Aku juga telah membunuh Rosa dan kejadian-kejadian yang lainnya. Semua itu akan terungkap. Tidak perlu semua kriminalitas itu terungkap, bahkan dengan satu kasus kriminalitas saja, William bisa punya jutaan alasan untuk membunuhku.”

Venus yang masih menangis menatap Zaenab, “Jadi kakakku. Aku sendiri saja tidak bisa melindungi diriku, mana mungkin aku bisa membantu ayah? Ayah telah membuat semua rencanaku rusak, dia juga telah merusak diriku!”

Zaenab menggelengkan kepala sekuat tenaga, air matanya terus menetes kemana-mana, “Venus, kamu terlalu negatif memikirkannya! Pertama William masih belum tahu hubungan kita dan ayah. Kedua, Walaupun William tahu, mereka juga mungkin tidak bisa menangkap ayah. Jika pun mereka bisa benar-benar menangkap ayah, ayah juga tidak akan melemparkan tanggung jawab ke kita. Dia tidak akan mau membebanimu. Venus, kita sekarang tidak boleh pasif dan diam saja, kita harus berjuang.

“Aku punya firasat! Ini semua sudah terlambat. Semua hal ini sudah terlambat.” Kata Venus tersenyum dingin lalu dia meletakkan tangannya di depan matanya.

“Tidak terlambat. Sekarang juga kita rencanakan, kita sekarang....”

Zaenab bicara bicara sampai sini, tiba-tiba dia berhenti bicara beberapa detik.

Dia langsung menggenggam tangan Venus, dan berkata, “Venus, belum terlambat. Kita mencari ayah sekarang juga. Kita pergi Sekarang juga !”

Venus mengerutkan keningnya lalu dengan mata bengkak penuh air mata menatap Zaenab.

Zaenab mengangguk, “Venus, Percayalah padaku. Percayalah padaku...”

Venus menatap kedua mata Zaenab lalu perlahan diam.

.....

Malam hari itu, Venus seperti biasa pulang ke vila keluarga Rinoa.

Pluto akhir-akhir ini tidak sering ada di rumah. Yang ada di dalam rumah hanya Vima, Mumu dan 刘妈.

Sebelum pulang, Venus sudah menenangkan suasana hatinya.

Karena itulah, ketika Vima melihat Venus, dia tidak melihat sesuatu yang aneh di diri Venus.

Ketika selesai makan, Venus tiba-tiba merangkul lengan Vima keluar dari ruang makan lalu berjalan ke sofa di ruang tamu, dan berkata, “Ibu, aku beberapa hari ini pergi ke Paris untuk pertunjukan. Pacarku juga akan pergi bersamaku, apa kamu juga mau ikut pergi?”

Vima terkejut dan merasa heran, dia menatap Venus dengan ekspresi tidak berani percaya.

Venus mengedipkan mata padanya, “Apa kamu tidak penasaran bagaimana rupa pacarku? Aku mau menggunakan kesempatan ini untuk memintamu membantuku menilainya. Dan lihatlah apakah dia adalah pria yang bisa aku percaya seumur hidupku.”

“Venus, apa kamu ini serius?” Vima menatap Venus dengan sangat bersemangat.

“Ibu.”

Sudut bibir Venus terangkat, lalu menarik Vima duduk di sofa, “Kenapa ekspresi wajah ibu begitu terkejut? Aku kira sebagai orang tua suka membantu anaknya untuk mengawasi dan menilai pasangannya.”

“Aku hanya terkejut saja. Kamu memintaku unuk pergi ke Paris bersamamu.” kata Vima dengan suara serak dan tatapan masam.

“Ini kenapa memangnya. Selama kamu bersedia, kedepannya kemana pun aku pergi, aku akan membawamu pergi bersamaku!” kata Venus lalu bersandar di tubuh Vima dengan intinmya.

Vima menundukkan kepala menatap Venus, “Sejak empat tahun lalu setelah kamu tahu aku punya anak perempuan.Kamu seolah sedang memberi dinding di antara kita berdua.”

“Kamu sudah salam paham denganku.” Venus melepaskan diri dari tubuh Vima lalu mengangkat kepala dan menatap Vima, “Waktu awal-awal ketika tiba-tiba tahu kamu punya anak perempuan, aku memang cukup terkejut dan tertekan. Aku terkejut dan tertekan bukan karena apa-apa, tapi aku merasa diriku sudah ditipu. Tapi kemudian, aku mengatakan waktu awal dulu, aku menerima Ellen, saat itu aku benar-benar berusaha menerimanya, tidak ada sedikitpun keengganan dariku. Sebenarnya aku kira, aku sudah menunjukkan dengan jelas penerimaanku kepada Ellen itu. Apa kamu benar-benar tidak bisa melihatnya, kalau aku benar-benar menerima kenyataan aku punya adik perempuan?”

Vima menepuk tangan Venus, “Aku tahu waktu itu kamu benar-benar menerima Ellen. Aju juga tahu akhir-akhir tahun ini, kenapa aku selalu merasakana kalau kamu menjauhiku. Mungkin, itu hanya pikiranku saja.”

“.....ibu, sebenarnya selama ini aku merasa bersalah kepada Ellen. Juga mungkin karena ketidakenakanku kepada Ellen itu sehingga membuatku tidak berani menghadap langsung kepadamu. Aku takut ketika teringat Ellen, teringat juga aku yang dulu hanya untuk menjamin diriku aman-aman saja, aku tega membuangnya.”

Bicara mengenai ini, suara Venus terdengar serak.

Dia melihat ke kedua mata Vima yang penuh dengan rasa bersalah, penyesalan dan benci.

Mendengar Venus mengatakan ini.

Vima tiba-tiba dalam sekejap sudah bisa memahami.

Vima menarik napas dalam lalu tatapan matanya berbinar, “Aku juga pernah merasakannya. Aku sebagai seorang ibu bisa-bisanya tega membuang anak perempuanku sendiri hanya demi keamanan dan keselamatan diriku. Aku lebih bersalah kepada Ellen dari pada kamu. Aku juga semakin tidak berani menghadapinya! Aku benar-benar bukan wanita yang pantas untuk jadi ibu!”

“Ibu, bukan kamu yang membuang Ellen. Tapi aku yang menarikmu turun dari mobil. Jadi yang bertanggung jawab atas semua adalah aku. Dalam hatiku, kamu adalah ibu terbaik. Tidak ada siapapun yang bisa menggantikan posisimu.” Venus menatap erat ke Vima, “Perasaan asli pasti akan terlihat sendirinya.” Katanya.

“Venus, kamu adalah anak baik. Ibu selalu tahu itu.”

Vima mengelus dengan lembut wajah Venus, lalu berkata, “Kamu tidak perlu cari alasan untuk melepaskan tanggung jawab itu dariku. Tidak peduli bagaimana pun, aku memang sudah melakukan hal yang tidak bisa dimaafkan kepada Ellen. Dia membenciku ataupun tidak mengakuiku sebagai ibu, itu adalah akibat perbuatanku sendiri.”

“Ibu, aku percaya suatu hari cepat atau lambat, Ellen bisa memaafkanmu.” Kata Venus menggenggam tangan Vima.

Vima tersenyum, “Aku harap begitu.”

Venus memeluk Vima, lalu berkata dengan manjanya, “Tidak peduli bagaimana pun, kamu masih punya aku sebagai anakmu. Aku selamanya tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku selamanya akan menyayangimu!”

Vima balik memeluk Venus lalu mengelus punggungnya, “Anak bodoh. Setengah tahun lagi kamu akan menikah. Kalau menikah ya berarti ikut suami. Nanti, kamu akan pindah tinggal bersama dengan suamimu. Mana mungkin bisa menemaniku selamanya. Tapi selama kamu punya niat baik ini, ibu sudh puas kok.”

“Siapa yang bilang setelah menikah aku pindah dari sini? aku mengiyakannya menikah dengannya karena sebelum menikah aku sudah mengusulkan permintaanku kalau setelah nikah, dia harus pindah tinggal bersamaku. Jika dia tidak mengiyakan, aku tidak akan setuju menikah dengannya.” Kata Venus.

Vima terkejut, lalu beberapa detik dia pun tertawa, “Kelihatannya menantuku ini benar-benar peduli padamu ya. Kalau tidak, mana mungkin dia mau mengiyakan permintaanmu itu. Bagaimana pun, kalau dia benar-benar pindah ke sini, dia di pandangan orang-orang akan menjadi beban untuk keluarga kita.”

“Jika dia tidak peduli padaku, aku juga tidak akan mungkin setuju menikah dengannya.”

“Lihat anakku ini, sombongnya.”

“Kamu sendiri juga bilang kan aku ini anakmu. Jadi tentu saja harus sombong sedikit. Mana mungkin dengan mudahnya mau menikah dengan orang lain.”

“Haahhahaha.” Vima tertawa terbahak-bahak. Dari tawanya ini, bisa terlihat satu persatu kasih sayang dan kebaikan di sudut matanya.

Hanya saja tidak ada yang tahu. Jika Ellen melihat Vima yang seperti ini, apa yang akan dipikirkannya.

Venus menundukkan pandangan matanya. Di bawah bulu matanya, kedua matanya seperti hantu yang kejam, dingin dan menakutkan.

....

Venus dan Vima mengobrol sampai lewat jam sepuluh malam. Vima pun kembali ke kamarnya untuk istirahat, masih dengan tawanya.

Wajah Venus pun jadi muram, dia berbalik dan kembali ke kamarnya.

Tapi dia tidak istirahat.

Dia tahu, Pluto baru pulang ke rumah jam dua pagi lalu jam setengah tiga pagi baru naik dan masuk ke kamarnya.

Dia tahu, Bibi Liu mulai bersih-bersih jam enam pagi, lalu jam tujuh pagi menyiapkan sarapan.

Sedangkan tidak sampai jam setengah delapan, terdengar suara mesin mobil di luar vila, serta suara roda melengking dengan cepat bergesekan dengan tanah.

Venus berdiri di depan ambang jendela, dia pun mengulurkan tangannya lalu melengkungkan jarinya memberi isyarat.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu