Hanya Kamu Hidupku - Bab 521 Pani, Jangan Menakutkan Aku Seperti Ini

Punggung Pani terasa gemetar, dia menatap ke pria yang muncul di depan pintu tanpa mengedipkan matanya, dia membuka bibirnya yang kering, tetapi dia tidak bertanya, dia takut mendengar jawaban yang membuatnya pasrah.

Sumi berdiri di pintu dan melihat Pani dari kejauhan.

Kecemasan dan ketakutan di wajahnya jatuh ke hatinya dan terasa sakit.

Sumi melihat Ethan yang berdiri di sudut, Ethan mengangguk kepadaya.

Pani menutupi kegelapan di matanya dan melangkah ke dalam ruangan.

Pani berdiri dan mengepalkan tangannya, melihat ke Pani dengan cemas.

Sumi berjalan kemari dan berdiri di jarak 1 tempat tidur dari Pani, "Rumah sakit Yihe adalah rumah sakit terbagus di kota Tong, tim yang diudang Ethan dari luar negeri adalah tim medis terbaik sedunia. Aku percaya mereka pasti bisa bekerja sama dan menciptakan keajaiban"

"........" Pani melihat ke Sumi dengan bingung, tidak begitu mengerti kata-katanya.

Jadi Yumari itu bisa tertolong atau tidak?

"Pani, mau bagaimana hasilnya, aku tetap akan menemani di sisimu" Sumi berkata.

Wajah Pani terlihat kagu, dia menatap ke Sumi dengan tatapan yang bingung.

Apa maksud kata-katanya?

..........

Besok harinya, Pani menyadari dokter tidak hanya menggantikan peralatan medis baru untuk Yumari, bahkan obat yang dia minum juga ikut mengganti.

Melihat adegan ini, hati Pani yang penuh kebingungan menyala sedikit harapan.

Mungkin semalam mereka telah berhasil mendiskusikan recana perawatan untuk Yumari, jadi sekarang mereka mengganti peralatan medis dan obat baru itu sedang menjalankan rencana.

Setelah pemikiran ini muncul, Pani berpikir kembali ke kata-kata yang dikatakan Sumi pada tadi, semuanya tiba-tiba menjadi masuk akal.

Setelah menggabungkan semua 'pemikiran', Pani mendapat sebuah kesimpulan, yaitu: Yumari bisa tertolong!

Kecapekan dan ketakutan yang telah berlangsung banyak hari membuat mata Pani yang besar selalu membawa kesedihan dan kegelapan yang tidak bisa dihapuskan.

Sementara pada detik ini, semua kegelapan dan kesedihan menghilang dari matanya, kedua matanya kembali diisi dengan cahaya dan harapan.

Beban hati dia pun bisa disampingkan sementara.

Pani meninggalkan rumah sakit untuk pulang ke rumah Wilman, hari ini adalah hari terakhir untuk mengisi formulir sukarela pendaftaran kampus.

Pada saat Pani tiba di rumah, Reta sedang mendiskusikan masalah liburan keluar negeri bersama kedua anaknya sebelum Troy naik SMA.

Melihat Pani pulang, Reta meliriknya dan sengaja meninggikan suaranya, "Berkata tentang liburan, biasanya waktu kita pergi liburan masih ada tante Yumari menjaga rumah, kita keluar pun tidak perlu khawatir tentang rumah. Tetapi tahun ini tante Yumari masuk rumah sakit, rumah kita sudah tidak memiliki orang untuk jaga rumah. Aku merasa lumayan khawatir mau keluar"

Troy melirik ke Pani dan tertawa, "Bu, buat apa anda khawatir tentang ini? Bukannya Pani masih berada di rumah? Suruh dia yang jaga rumah!"

Suli melihat ke Reta dan Troy dengan wajah melamun.

Pani tidak berhenti di ruang tamu, dia langsung berjalan ke arah kamar tidur tanpa melihat ke Reta mereka.

Reta menyipitkan matanya dan semakin meninggikan suaranya, "Troy, kamu benar-benar masih belum dewasa! Pani bulan depan sudah mau tunangan bersama tuan kedua keluarga Nulu, setelah tunangan, bisa jadi dia akan pindah keluar dari sini dan tinggal bersama tuan kedua keluarga Nulu. Kita mana boleh menyuruh calon nyonya Nulu kedua menjaga rumah!"

"Benar juga! Sebelum tunangan saja sudah tinggal bersama, bahkan tante Yumari yang biasanya dia anggap sebagai keluarga pun dia tidak menjaganya. Apalai setelah tunangan, mana mungkin masih tinggal di rumah kita dan membantu kita jaga rumah! Kita jangan memaksa dia saja, biarkan dia menjalani hidup mewahnya!"

Suara Troy yang keras berdering dan masuk ke gendang telinga Pani.

Pani berdiri di depan pintu kamar dengan pupil mata yang merah seperti darah!

Rumah yang seperti ini, lingkuangan yang menyeramkan seperti ini, wajah yang jijik seperti itu!

Bagaimana orang bisa menjadi baik? Bagaimana bisa?

Semua itu karena mereka, karena Pani, karena Reta.... orang yang Pani paling peduli dan orang yang paling peduli kepada Pani baru bisa jatuh ke dalam siatusi dimana dia disiksa oleh penyakit!

Pani sangat membenci, sangat!

Membenci sampai Pani ingin mereka semua mati!

Dia tidak boleh, tidak boleh membiarkan orang yang paling dia cintai terus berada di neraka seperti ini. Dia mau membawa orang itu meninggalkan sini dan tidak kembali lagi selamanya!

Vena biru Pani menonjol keluar satu per satu, sangat menakutkan, seolah-olah vena itu akan menembus kulit dan mengalirkan darah!

Toleransi Pani saat ini sama sekali tidak berhubungan dengan Reta, Troy ataupun Sandy!

Dia memilih untuk toleransi itu karena dia tidak ingin membuang waktu dan energi lagi pada mereka, karena Pani memiliki orang yang penting untuk jaga dan peduli, dia harus mengumpulkan semua kekuatan fisik dan energinya dan tidak menggunakannya dengan sia-sia.

Pani menarik nafas dalam.

Kemudian berjalan ke meja belajarnya dan mengeluarkan panduan pengisian formulir sukarela pendaftaran kampus dan membukanya.

Pani melewatkan semua universitas tingkat kelas pertama di kota Tong, dalam waktu kurang dari 10 menit, Pani sudah menetapkan nama kampus yang ingin dia isi.

Karena letak lokasi kampus ini adalah kota yang memiliki pemandangan paling terkenal di seluruh negeri, udara di sana sangat segar, keempat seminya terasa seperti musim semi dan sangat cocok untuk menjadi tempat tinggal orang tua.

Setelah menetapkan kampus yang ingin diisi, Pani pun membuka laptop dan menggunakan waktu beberapa menit untuk mengisi formulir. Setelah itu dia mematikan laptop dan pergi mandi, mengganti bahu dan meninggalkan rumah untuk berangkat ke rumah sakit lagi.

Pani bersikap sangat yakin, dia sama sekali tidak meragu. Bahkan dia hanya mengisi pilihan kampus pertama, pilhan kedua dan ketiga itu kosong.

..........

Pani naik taksi ke rumah sakit, dan begitu keluar dari taksi, dia dihentikan oleh suara yang memanggilnya, "Pani"

Pani berhenti berjalan dan menoleh ke samping.

Melihat wanita yang turun dari mobil dan berjalan menghampirinya dengan cemas, ekspresi Pani sama sekali tidak mengalami perubahan.

"Pani" Yuki menghampiri Pani dan memeluknya, "Aku sudah mendengar semuanya, aku sangat sedih"

Pani mengerutkan alisnya dan mendorong Yuki tanpa ekspresi, kemudian menatapnya dengan dingin.

Yuki melihatnya dengan khawtir, "Pani, beberapa hari ini kamu pasti merasa sangat sedih kan, kamu terlihat kurusan"

"Apakah tidak ada hal lain?" Pani bertanya.

Yuki menghela nafas dengan lembut dan melihat Pani dengan sedih, "Pani, aku tahu kamu sangat kuat. Tetapi bagaimanapun kamu adalah seorang gadis, kamu bisa seberapa kuat? Aku saja sudah bisa membayangkan penampilan kamu yang ketakutan. Betapa baiknya kalau abang Nulu bisa menemani kamu disisimu pada saat itu"

Ekspresi Pani sama sekali tidak mengalami perubahan, tetap terlihat dingin dan asing.

Pani tidak pernah membahas masalah keluarganya ataupun masalah Yumari bersama Yuki.

Melihat tingkah laku Yuki, seharusnya dia tahu seberapa pentingnya Yumari bagi Pani.

Berarti dia juga mengetahui semua hal yang dialami Yumari setelah menderita sakit berat.

Jadi.

Kalau bukan ada yang memberi tahu dia, berarti wanita ini mencari tahu tentang dia!

"Tetapi Pani, kali ini aku mau membantu abang Nulu menjelaskan kepadamu, abang Nulu tidak menemani disisimu itu karena dia bertemu dengan kondisi yang dia tidak bisa mengeluarkan diri"

Yuki melihat ke Pani dengan pandangan tulus ingin membantu Sumi menjelaskan, "Pani, kamu tidak tahu seberapa daruratnya kondisi waktu itu. San San sendiri tiba-tiba pingsan di tempat asing yang dia tidak kenal, tidak ada satu orang dekat pun di sisinya, kebetulan ada orang baik yang mengantar dia ke rumah sakit"

"Demi menghubungi keluarga San San, pihak rumah sakit menggunakan telpon San San utnuk menghubungi nomor pertama yang berada di daftar panggilan dan kebetulan orang itu adalah abang Nulu. Setelah menerima telpon abang Nulu pun bergegas ke rumah sakit, berpikir kembali tentang adegan San San pingsan di jalan asing sendirian saja membuat aku berkeringat dingin"

Pani berkata, "Apa yang kamu katakan itu semuanya tidak berhubungan dengan aku"

"Pani, kamu pasti sedang marah kepada abang Nulu, makanya kamu mengatakan kata-kata emosional seperti ini!"

Yuki berpura-pura baik hati, "Sebenarnya Pani, kalau kamu sudah memutuskan mau bersama dengan abang Nulu, kamu harus menerima masa lalu abang Nulu beserta fakta San San selalu merupakan keberadaan yang spesial bagi abang Nulu"

"Aku tahu kamu mungkin akan marah setelah mendengar kata-kataku. Tetapi aku ini benar-benar menganggap kamu sebbagai teman, makanya aku harus mengingatkan kamu. Kalau kamu menyukai abang Nulu dan ingin bersama dengannya, jangan membanding dirimu dengan San San"

"Abang Nulu mencintai San San selama belasan tahun. Di dalam hatinya, San San adalah keberadaan yang tidak bsia dihilangkan, tidak ada yang bisa membanding dengannya. Kalau kamu berbanding dengannya, kamu akan merasa sakit hati"

"Pani, aku bisa melihat bahwa abang Nulu itu menyukai kamu. Hanya saja seberapa menyukai kamu, orang yang dia cintai secara dalam ujung-ujungnya tetap hanya satu yaitu San San. Dengarkan saranku, jangan berbanding dirimu dengan San San. Kamu tidak bisa berbanding dengan dia. Kalau tidak ingin kehilangan abang Nulu, kamu harus menerima fakta ini secepat mungkin!"

..................

Pani naik elevator ke lantai VIP yang Yumari berada, setelah Pani keluar dari elevator, sebuah bayangan hitam tiba0tiba menghampirinya.

Tubuh Pani dipeluk dengan kuat, seolah-olah tulang rusuknya mau patah: "Kamu mau pergi kemana? Kenapa tidak mengangkat telponku? Apakah kamu tahu seberapa khawatir aku kepadamu!?"

Tatapan Pani membasah, dipeluk begitu kuat, Pani juga tidak merasa kesakitan. Dia berkata dengan tenang, "Aku pulang ke rumah tadi, maaf tidak memberi tahu kamu, membuat kamu khawatir"

Sumi memeluk Pani dengan kuat dan mencium rambutnya, kemudian berkata dengan nada suara serak: "Pani, jangan menakutkan aku seperti itu!"

"Maaf" Pani berkata.

Sumi memejamkan matanya, "Jangan meminta maaf kepadaku!"

"Baik"

Sumi mengelus punggung Pani dengan kuat: Pani, kamu begitu menuruti aku, begitu sabar, tetapi mengapa aku merasa begitu takut...

....

Malam jam 8.

Sumi menyandar di pintu ruangan dan mengangkat telpon.

"Sumi, besok aku dan ayahmu ingin pergi ke rumah sakit menjenguk nenek Pani. Boleh?" Suara Siera berdering.

Sumi melirik ke Pani yang duduk di samping tempat tidur, "Tunggu kondisi nenek agak membaik saja"

Setelah diam beberapa saat, Siera berkata, "Sumi, acara tunangan kamu dan Pani pada bulan depan..."

"Diadakan sesuai jadwal!"

Tatapan Sumi mengerat.

".... Sumi, aku dan ayahmu merasa lebih baik menunggu kondisi nenek Pani agak membaik baru mengadakan acara tunangan kamu dan Pani saja. Mau bagaimanapun Pani sekarang juga tidak ada suasana hati mau bertunangan" Siera berkata.

"Pada hari acara, dia hanya perlu muncul beberapa menit saja!" Sumi menyipitkan matanya dan berkata dengan nada suara pasti.

Siera diam sejenak, meskipun dia tidak tahu alasan mengapa Sumi bersikap keras kepala mau mengadakan acara tunagan pada kondisi seperti ini, dia tetap menurutinya, "Aku dan ayahmu akan mengatur semuanya"

"Baik!"

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu