Hanya Kamu Hidupku - Bab 246 Ayolah Ke Sini, Jangan Memaksaku Melakukannya

Kapan dia menjadi begitu penuh perhatian?”

“Aku menutup telepon dulu.”

Lumayan lama tidak mendengar suara Ellen, William tersenyum berkata.

Wajah Ellen terasa hangat, dan berbisik, “Kamu sudah sarapan? Kalau belum, nanti kubawakan sedikit untukmu.”

“Tidak ada kebiasaan ini.” William berkata, suaranya menjadi lebih lembut.

Ellen juga tahu dia tidak ada kebiasaan makan sarapan, jadi dia tidak banyak berkata, mumpung nanti setelah dia bawa, bilang saja dari Tino dan Nino untuknya, lihat saja nanti dia makan atau tidak?

“....... Sekarang kamu benar-benar tidak ingin masuk?”

Sebelum menutup telepon, Ellen bertanya.

“Ya.”

“...... Baiklah.” Selesai berkata, Ellen menutup telepon.

Segera memasukkan ponsel ke dalam tas, dia mengambil mantel dan tas keluar dari kamar.

Ellen hendak berjalan menuju kamar anak-anak, tiba-tiba mendengar suara pria yang kasar dari bawah.

“Nyonya tua, mengapa kamu masih begitu waspada seperti beberapa tahun yang lalu ketika melihatku. Tidak peduli bagaimanapun, sekarang Eldora sudah mengikutiku, kita adalah sekeluarga. Kamu tidak harus begitu takut padaku, bagaimana menurutmu?”

Eldora mengikutiku......

Ellen membuka lebar matanya, itu...... Boromir!

Ellen segera melihat ke bawah, adegan yang muncul di mata Ellen, membuatnya terkejut.

Di sekitar sofa ruang tamu yang luas, berdiri tujuh atau delapan pria besar yang memiliki tato di bawah wajah kiri hingga lehernya.

Dan ada beberapa baris pria mengenakan seragam hitam berlutut di depan sofa.

Pria-pria ini adalah pengawal yang bertanggung jawab untuk menjaga Villa sebelumnya.

Ellen menarik napas dalam-dalam, dia memegang erat tasnya, mengarahkan pandangannya menatap Boromir yang menempati sofa utama.

Boromir berusia sekitar 40-an tahun, rambut pendek dan wajah persegi.

Bentuk wajahnya seperti kapak, tangguh dan kaku, dan fitur wajahnya benar-benar seperti hyena. Setiap ekspresinya dipenuhi rasa ingin membunuh dan haus darah.

Dia duduk di sofa seolah-olah dialah sebagai kepala keluarga Nie.

Boromir meenyipitkan matanya yang kejam ketika Nurima sedang berbicara, sepertinya dia sama sekali tidak mempedulikan Nurima.

Eldora duduk di samping Boromir, satu tangan dipegang erat oleh Boromir.

Ellen melihat tangan Eldora yang dipegang Boromir, meskipun Eldora tersenyum pada Boromir, namun dia merasa, senyuman itu lebih jelek daripada menangis, dan tangan Boromir bukanlah tangan, itu adalah belenggu besi!

Mengunci Eldora, dan juga mengunci seluruh keluarga Nie!

Tadi malam, Dorvo tidak kembali ke villa, jadi hanya Nurima sendirian menghadapi Boromir yang sombong di ruang tamu.

Sepasang mata Ellen yang jernih memancarkan api, dan bibirnya sangat tegang dan pucat.

Ellen menundukkan matanya, dia memutarkan bola matanya, kemudian dia segera membuka tas, mengambil ponselnya, mencari nomor Dorvo, dan segera mengirimkan sebuah pesan padanya.

Setelah memastikan pesan itu berhasil terkirim, Ellen memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas, menarik napas dalam-dalam, menegakkan punggungnya berjalan lurus ke arah tangga, "Nenek."

Tidak peduli apa yang dikatakan Boromir, Nurima selalu diam, ketika mendengar suara Ellen yang lembut, wajahnya tiba-tiba berubah, dia mengepalkan tangannya, dan menatap Ellen dengan gelisah.

Pada saat yang sama, Boromir dan Eldora juga memandang ke arah Ellen.

Menatap pada Ellen, wajah Eldora yang cantik menjadi tegang, mata yang menatap juga menjadi tegang dan rumit.

Boromir menatap Ellen, matanya seperti harimau dan serigala, penuh dengan serangan.

Sudut bibirnya terangkat, mengamati Ellen dari kepala hingga ujung kaki.

Ellen baru berusia dua puluh dua tahun, pas di usia wanita yang paling menarik, matanya yang hitam, bersinar memancarkan cahaya terang.

Ellen baru saja keluar dari kamar tanpa mengenakan mantel, dia hanya mengenakan sweter tipis putih dan celana ketat, berpakaian santai, tetapi kebetulan menunjukkan bentuk tubuhnya yang indah...... dan muda.

Boromir menyipitkan matanya, menatap Ellen tanpa bersembunyi.

Dalam keluarga Nie, dia sama sekali tidak pernah menyembunyikan perasaan di dalam hatinya, atau mengatakan yang lebih tepatnya, dia tidak perlu menyembunyikannya, “Nyonya tua, gadis kecil yang lebih lembut daripada bunga mawar ini, adalah putri dari anakmu yang tidak berguna dan diusir keluar olehku, kan?” Benar-benar keturunan dari keluarga Nie, semuanya adalah wanita cantik.”

Boromir berkata, tiba-tiba mengangkat tangannya, menyentuh wajah Eldora.

Nurima memejamkan matanya, tubuhnya bergetar tak terkendali.

Eldora mengepalkan jarinya, dan tersenyum lembut pada Boromir, “Jahat.”

Boromir menunjukkan senyuman nakal, dan mengejeknya dengan menepuk kuat pada wajah Eldora, “Aku paling suka penampilanmu yang tidak tahu malu.”

Eldora seolah-olah tidak peduli sama sekali, mengangkat tangannya dan memukul dada Boromir dengan lembut.

Boromir tertawa senang, namun kedua matanya menatap ke arah Ellen.

Ellen melewati mereka-mereka yang berlutut di lantai, berjalan ke arah Nurima dan duduk di sampingnya, meletakkan mantel dan tas di sofa, lalu merangkul lengan Nurima dengan lembut.

Sudut mata Eldora melihat ini, matanya berlinang, namun langsung menghilang dalam sekejap mata.

Nurima perlahan-lahan memejamkan matanya, dia meletakkan tangannya yang tidak berhenti bergetar, menepuk tangan Ellen yang merangkul lengannya.

Boromir melihat tangan mereka berdua, dia menyipitkan matanya yang kejam, melepaskan tangan Eldora, “Kamu duduk ke sana.”

Sosok punggung Eldora menjadi kaku, “……”

Mungkin karena Eldora tidak bergerak, wajah Boromir tiba-tiba menjadi hitam, dan menatapnya dengan suram.

Eldora menarik nafas dalam-dalam, dan mencibir berkata, “Aku ingin duduk denganmu.”

Sudut mulut Boromir terangkat sebuah senyuman nakal, nada suaranya lumayan lembut, “Ayolah, duduk ke sana.”

Eldora menarik nafas lagi, dan memaksa dirinya tersenyum padanya, berdiri dan duduk ke sofa sebelah.

Nurima menatap Eldora dengan matanya yang merah, hatinya terasa sakit yang terkatakan!

Saat ini Eldora tidak berani menunjukkan kesedihan, dia tersenyum manis menatap Boromir.

Boromir tersenyum, mengangkat matanya, perlahan-lahan menatap ke arah Ellen, “Siapa namamu?”

Ellen menatap Boromir dengan tatapan tegas, tidak takut sama sekali, “Sebelum menanyakan nama gadis, bukankah seharusnya kamu memperkenalkan dirimu dulu?”

“Ha.” Boromir sedikit menundukkan kepalanya, menatap Ellen, “Menarik, sangat menarik!”

Ellen menyipitkan matanya.

“Ke sini!”

Boromir menepuk tempat duduk di sebelahnya, yaitu tempat duduk Eldora sebelumnya.

Senyuman di sudut mulut Eldora semakin mendalam, dan matanya semakin memerah.

Nurima memelototi Boromir dengan marah, dia tidak dapat menahannya, “Boromir, sini adalah keluarga Nie, jangan bersikap sesuka hati di sini!”

“Hahaha.......”

Begitu Nurima selesai berkata, Boromir langsung mengangkat kepala tertawa, merentangkan jari tangannya, menunjuk pada Nurima, “Nyonya tua ohh Nyonya tua, anak muda tidak mengerti tidak apa-apa, mengapa kamu juga tidak mengerti?”

Membicarakan ini, senyuman di wajah Boromir tiba-tiba menghilang, tiba-tiba berubah menjadi kejam, menggertakan giginya berkata, “Jangan sok tahu! Alasan mengapa Kota Rong masih ada keluarga Nie, itu karena aku menunjukkan belas kasihan! Kalau kamu menyinggungku, aku akan langsung menghancurkan keluarga Nie dalam hitungan menit! Kamu masih bisa hidup sampai hari ini, itu juga karena cucumu mengambil inisiatif naik ke ranjangku dan memohon padaku untuk menidurinya, kalau tidak kamu sudah mati sejak lama. Jangan bersikap sombong di depanku! Benda tua!”

“Kamu, kamu......”

“Nenek.”

Ellen memegang erat tangan Nurima, tangannya yang satu lagi segera memegang di jantungnya yang berdebar kencang, “Nenek, sabar... sabar......”

Sudut mulut Eldora tersenyum kaku, jarinya mengepal erat.

Wajah Nurima berubah dari biru menjadi pucat, seluruh tubuhnya bergetar.

“Kamu!”

“Boromir menunjuk pada Ellen dengan dingin, “Ayolah ke sini, jangan memaksaku melakukannya.”

“Agnes.”

Nurima menarik tangannya, lengannya menghalang di depan Ellen, dia memelototi Boromir dengan matanya yang memerah, “Boromir, jangan keterlaluan!”

Boromir tertawa dan berteriak marah, “Keterlaluan? Aku membully keluargamu, apa yang bisa kamu lakukan padaku? Kalian tidak dapat melakukan apapun, selain dibully olehku.”

“Kamu akan masuk neraka! Boromir, kamu melakukan begitu banyak hal buruk, kamu akan mati tragis!” Nurima berteriak.

Wajah Boromir menjadi suram, perlahan-lahan memutar lehernya, penampilannya itu bagaikan seekor hyena sebelum merobek mangsanya.

Wajah Nurima menjadi pucat, dia berusaha mendorong Ellen ke belakangnya.

Eldora menarik nafas, matanya segera berputar, tiba-tiba mengangkat sudut mulutnya, menatap Boromir, “Kakak Boromir, bukankah tadi kamu bilang buru-buru datang untuk sarapan pagi? Sarapan seharusnya sudah siap, mari kita pergi makan bersama?”

Boromir tidak melihat Eldora, dia memutar lehernya seperti binatang buas melompat dari sofa, dan bergegas menuju ke arah Ellen.

“Boromir......”

“Kakak Boromir!”

Eldora kaget, dia segera bangkit dan berbalik ke depan sofa tempat Nurima dan Ellen duduk, mengulurkan tangan menghalang di depan mereka, dan menatap Boromir dengan tatapan memohon, “Kakak Boromir.”

Boromir mendengus, memegang lengan Eldora, dan dengan mudah menyeretnya ke samping.

Ketika Eldora jatuh ke lantai dan ingin bangkit untuk menghentikanya lagi, bahunya ditahan oleh dua pria kuat, dia ditekan duduk dilantai, tidak bisa bergerak.

"Kakak Boromir, aku mohon padamu!"

Eldora tiba-tiba mengangkat kepalanya, memohon pada Boromir dengan matanya yang merah, “Kakak Boromir, jangan menyakiti mereka! Eldora rela mengikutimu selamanya! Aku hanya memohon Kakak Boromir jangan menyakiti keluargaku!”

Boromir memutar kepala menatap Eldora, dan tersenyum, “Siapa bilang aku akan menyakiti keluargamu? Aku melihat sepupumu bagaikan bunga yang lembut dan ingin mencoba bergaul dengannya.”

“Kakak Boromir, tidak peduli bagaimanapun kamu ingin bermain, aku akan menemanimu! Kumohon biarkan adikku pergi!” Eldora tidak bisa menahan tangisnya, dia berlutut dengan kepala terkena lantai, dan membunyikan suara “tok” yang keras.

Hati Ellen bergetar, sepasang matanya yang jernih memerah.

Meskipun mereka adik sepupu, tetapi sebenarnya, ini adalah pertama kalinya mereka benar-benar bertemu, tetapi dia malah melindunginya seperti begini, bagaimana mungkin persahabatan seperti ini tidak membuatnya tersentuh dan terharu!

Ellen memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam, dan menatap Boromir.

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu