Hanya Kamu Hidupku - Bab 12 Sup Tonik Untuknya

Ellen menyaksikan Darmi buru-buru pergi untuk mengambil kotak obat, Dia melihat sekilas wajah samping seseorang yang suram dari sudut matanya dan menelan ludah di tenggorokannya diam-diam.

Sesudah minta Ellen duduk di sofa, William melihat kembali ke arah Darmi .

Darmi buru-buru datang dengan kotak obat.

Lalu buka kotak obat dan berikan kepada William .

William lalu mengeluarkan batang kapas dari sana dan menekan bola kapas lembut itu di telapak tangan Ellen yang terluka itu.

Ellen menatap Darmi , dan Darmi juga menatapnya, Keduanya tidak berani mengeluarkan suara.

Meskipun itu hanya luka kecil.

Namun, William dengan cermat merawatnya, dibersihkan dan didesinfeksi, dioleskan dengan salep, dan kemudian ditempelkan dengan pembalut luka.

Ketika semuanya sudah siap, Darmi meletakkan kembali sisa kapas yang dia ambil dari kotak obat, dan meninggalkan ruang tamu dengan kotak obat tersebut.

Ketika Darmi pergi, Ellen menggerakkan bibirnya dan memandang wajah William yang masih muram dan tampan itu, lalu berbisik, "Paman ketiga, aku baik-baik saja."

William menatapnya dengan serius tapi dingin.

"........." sudut bibir Ellen terlihat bergerak ," Aku masih mau membuatkan sup untukmu.”

"Sup dengan campuran darahmu?" William mengeluh.

Ini memalukan!

Suara Ellen menjadi semakin kecil. "Aku melakukannya untuk pertama kalinya, kalau aku lakukan beberapa kali lagi, nanti juga akan terbiasa."

William mengerutkan kening, dan bibirnya yang tipis dan dingin tertutup dengan rapat, Dia hanya menatap Ellen dalam-dalam.

Ellen merasa bulu kuduk di belakang lehernya berdiri karena ditatap dengan dingin begitu dan berkata, "Aku tidak pergi ke dapur sekarang, gimana?"

Ellen paling takut kalau William menatapnya dengan dingin dan tidak berbicara.

Kalau William menanggapinya dan menatapnya, Ellen mungkin masih bisa menerimanya.

Mendengar Ellen mengatakan ini, wajah William yang tegang sedikit rileks, bibirnya yang rapat menjadi sedikit longgar, dan melihat tangan Ellen yang terbungkus perban. "Apakah sakit?"

Ellen menggelengkan kepalanya dengan cepat, tidak sakit!

William memandangnya dalam-dalam dan merapatkan bibirnya.

................

Di ruang makan, Darmi membawa sup yang awalnya dimasak oleh Ellen ke William .

William mengamati sup itu, dan wajahnya yang tampan sedikit berkedut.

Apa yang akan dimasak gadis kecil ini untuknya adalah sup teripang abalone tiram?

Bukankah ini masakan khas orang Timur Laut?

Terlebih lagi, super tonik!

Ellen masih muda dan tidak mengerti, Alasan mengapa dia masak begitu karena dia pikir ini semuanya mahal, kaya akan gizi, dan dia dapat melihat ketulusan gadis itu.

Ellen tidak mengerti tentang itu, tapi Darmi dan William mengerti.

Ketika Darmi meletakkan sup di atas meja, dia melihat kearah William .

Namun, wajah William terlihat tanpa ekspresi, jadi Darmi tidak bisa melihat ada perbedaan ekspresinya, Dia mengaitkan bibirnya dan berbalik untuk meninggalkan ruang makan.

Setelah Darmi pergi.

Ellen bergegas dengan sopannya bangkit dan mengambil mangkuk kecil dan mengambilkan semangkuk sup untuk William . "Paman, meskipun supnya tidak dimasak olehku, aku yang mencuci ramuan di dalamnya, Aku memberimu sup yang aku rebus untuk pertama kalinya, jadi kamu harus minum lebih banyak."

Ekspresi William sangat tidak jelas, dan sangat tenang ketika meraih mangkuk sup yang diserahkan oleh Ellen .

Ellen mengawasinya mengambil alih, tersenyum dan duduk di kursinya, dengan sepasang mata jernih menantikan tindakan William selanjutnya.

William mengangkat bahu dan mulai minum.

Ketika hendak meletakkan mangkuk sup, dia melihat Ellen masih menatapnya.

Alis William terangkat, karena tidak ingin mengecewakannya, Dia mendongak dan minum sup itu sampai habis.

Setelah Ellen melihat itu lalu dengan hati puas mengambil sumpit dan mulai makan.

Bibir tipis William terangkat ringan, dan napasnya sedikit lega.

Sudah larut malam.

"Paman, paman ketiga ..."

Suara lembut itu bergetar masuk ke telinga William , seperti api, merambat masuk ke dalam hatinya.

William mencoba yang terbaik untuk menutup mulut kecil wanita yang sedang berbaring di bawahnya.

"Hmm ..."

William meraih pinggangnya yang lembut dan berkata, " Ellen , berikan aku ..."

"Paman ketiga, ah ..."

Sebelum Ellen selesai mengatakan itu, William meraih pinggang kecilnya dari belakang dan mulai menindihnya.

Sepanjang malam yang tak terkendali itu dilalui dengan menyenangkan.

Di pagi hari, sinar matahari masuk melalui jendela, William tiba-tiba membuka matanya, Dia tanpa sadar melihat tempat tidur di sampingnya yang kosong.

Ini berarti bahwa tadi malam hanya mimpi.

Dia mengencangkan alisnya, William membuka selimut dan duduk di ranjang.

Mata tajamnya menunduk dan melihat ada lendir di piyamanya.

.........

William pergi ke kamar mandi untuk mandi dan kemudian pergi ke ruang ganti untuk berganti pakaian.

Ketika keluar dari ruang ganti sambil mengancingkan baju, William melihat Ellen duduk di tempat tidurnya dengan seragam sekolah putih bersih.

Mata dingin William hanya menatapnya sekilas dengan lembut.

"Paman ketiga." Ellen menatap William dan tersenyum.

William melambaikan tangannya ke Ellen .

Ellen bangkit dan berjalan ke arahnya, memegang tangannya dengan kedua tangan.

William menyentuh kepalanya. "Bukannya kamu tidak perlu pergi ke sekolah hari ini? Kenapa mengenakan seragam sekolah?"

Hari ini adalah hari dimana kelas Ellen akan pergi mengikuti tur musim gugur, Jika Ellen tidak ikut tur musim gugur, maka dia tidak perlu pergi ke sekolah.

Bulu mata panjang Ellen tiba-tiba bergerak, Setelah sedikit tenang, dia

menatapnya dan berkata dengan cepat, "kepala sekolah berkata bahwa siswa yang tidak ikut tur musim gugur harus pergi ke sekolah untuk belajar sendiri."

“Em." William mengangguk.

Hanya "Em?" ?

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu