Hanya Kamu Hidupku - Bab 151 Menyambut Kedatangan Ipar Ketiga

Di ruang tunggu, William memejamkan mata, sudut bibirnya terbentuk sebuah senyuman yang susah di tebak.

"Masalah pernikahan memang harus di majukan. " William berkata.

Perasaan Rosa langsung bahagia, dua matanya yang bersinar melihat William.

Dia, sudah setuju?

Hansen dan yang lain memandang William dengan penuh harap, kecuali Dian dan 3 orang lainnya, semuanya salah sangka, tidak menyangka William bisa begitu "Cepat"!

Wajah Louis yang langsung membeku, dan tiba-tiba tertawa, "Kamu harus dari awal sadar. Umurmu tidak muda lagi, saya dan Papamu ketika berumur sepertimu ini, sudah mempunyai kalian bertiga adik beradik. Sejak kecil sudah melihat Rosa sampai besar, sifat yang polos, lembut dan murah hati, sejak kecil tumbuh besar bersamamu. Setelah menikah kelak, pasti bisa hidup dengan harmonis dan bahagia. "

Wajah Rosa yang memerah, kedua mata yang memancarkan sinar lembut memandang William.

Wajah William yang sedikit tersenyum, tetapi senyuman itu tanpa sadar membuat Hansen panik.

Anak ini setuju dengan sangat cepat, pasti ada sesuatu!

Hansen yang mengerutkan kening, menggigit bibir, memicingkan mata melihat William.

"William, Nenek Manda yang sejak kecil sayang padamu, ketika Rosa lahir, saya sudah berencana memutuskan pernikahan ini. Karena Nenek Manda merasa kamu dan Rosa kelak bisa menjadi keluarga. Tetapi sekarang juga tidak telat. Kamu tenang saja, kalau nanti kamu menikah dengan Rosa, seandainya kalau Rosa seenaknya saja, kamu bisa langsung memberitahu Nenek Manda, Nenek Manda akan membelamu. " Dian merasa sangat senang.

Bagaimana tidak senang? Membuat William menjadi cucu mantunya, adalah harapan yang selama ini dia inginkan.

Akhirnya sekarang akan menjadi kenyataan, dia merasa kalau sekarang dia meninggal, juga tidak ada hal yang perlu disayangkan lagi!

"Nenek Manda, kamu sudah banyak pikir. Nona Rosa tidak akan seenaknya, dia yang berpengetahuan luas, berempati, kelak menikah bersama Kakak ketigaku, pasti akan sangat mengerti Kakak ketiga, menjadi asistan yang berbudi. " Vania tertawa dan berkata.

Rosa yang malu melihat William, "Saya tidak sebagus yang kamu katakan. "

"Ada ada ada, tentu saja ada. Kakak ketiga, kamu bilang iya tidak? " Vania mengangkat bahu, melihat ke arah William.

Wajah Rosa yang semakin memalu, melirik ke William, jari yang perlahan meringkuk di atas pahanya, terlihat jelas dia yang menantikan jawaban William.

William tidak melihat Rosa, tatapannya yang lurus memandang Hansen yang terus melihatnya, nada suara yang nyaring, lalu berkata, "Kakek, hari lain saya akan membawanya untuk bersilahturahmi denganmu. "

Kata-kata William yang baru keluar, semua orang langsung terdiam.

Hansen setelah dia berkata, wajah yang menua itu langsung bergetar.

Dengan dua mata yang melotot melihat William.

Dia sudah mengira anak ini tidak akan semudah itu setuju? Ternyata benar!

Wajah Louis dan Gerald yang membeku, langsung melihat William. Tuan dan Nyonya Manda yang tatapannya langsung menegang, bersamaan melihat William.

Dian mengerutkan kening, saat itu perasaan yang bercampur aduk, dengan bingung melihat William yang ada di sampingnya.

Wajah Rosa yang langsung memucat, sekujur tubuh yang langsung menggigil, kedua tangan yang diletakkan di atas lutut langsung mencekram roknya.

Semua orang yang ada disini, hanya Vania yang duluan bereaksi, melotot terkejut melihat William, "Kakak ketiga, apa yang kamu katakan? Apa bawa kembali bersilaturahmi pada Kakek? "

Tatapan William yang kesepian, menyapu Vania sekilas, bibir yang tipis itu bergerak, seperti takut orang yang di tempat kejadian tidak mendengar, dengan perlahan berkata, "Ipar ketigamu. "

Ipar, ketiga!?

Lelucon apa ini!?

Vania yang langsung melihat ke Rosa, lalu melotot melihat William, berkata, "Kakak ketiga, Ipar ketiga apa? Bukankah Ipar ketigaku ada disini? Nona Rosa…"

"Jangan sembarang bicara! Merusak nama baik Nona Rosa! "

Vania yang belum selesai bicara, wajah William yang sudah mendingin, berkatar datar.

Tenggorokkan Vania yang bergetar, diam dan tidak berani melanjutkan kata-katanya, tetapi kedua matanya tetap terkejut memandang William.

Mendengar sampai saat ini, wajah Tuan dan Nyonya Manda sudah tidak kuat lagi, semuanya telah mengkerutkan kening, melihat ke arah Louis.

Wajah Lousi Birming yang tersentak, kedua tangan yang menggenggam, melihat William, "William, Paman dan Bibi Manda dan Nenek Manda semuanya hadir…"

"Juga karena Paman dan Bibi Manda dan Nenek Manda hadir, saya memilih untuk mengatakannya sekarang. Para Senior telah melihatku tumbuh dewasa, juga sangat peduli terhadap pernikahanku. Akhirnya sekarang saya sudah mempunyai pilihan orang yang akan saya nikahi, dalam hati bahagia, apalagi sekaran Paman dan Bibi Manda dan Nenek Manda hadir disini, tak tahan untuk memberitahu. Saya pikir, Paman dan Bibi Manda dan Nenek Manda, mengetahui kabar ini, juga akan ikut senang. Kalau memang bisa membahagiakan semua orang, mana ada logika untuk tidak mengatakannya keluar. " William yang langsung memotong perkataan Louis, dengan senang mengatakan semuanya.

Benar, semua perkataan ini.

Adalah William di depan orang-orang ini, satu kalimat terbanyak yang pernah dia katakan!

Tetapi orang-orang yang ada disana kira-kira berpikir: lebih baik tidak usah katakan keluar!

Hansel Dilsen yang melotot melihat William, sudut matanya karena melotot jadi sangat merah.

Memberikan perasaan senang pada dirinya?

Memberikan perasaan senang ke semua orang?

Juga tidak melihat orang-orang di tempat kejadian kecuali dia sendiri, wajah siapa yang tertulis "Bahagia" satu kata ini?

Wajah Paman dan Bibi Manda yang gemetar, hanya karena identitasnya, tidak bisa melawan!

Hati Louis yang sangat panik!

Ini sangat berbeda dengan apa yang dipikirkannya?

Karena Hansen dan Clover demi kebaikannya, Gerald dan Tuan Manda juga teman baik, dia menikah menjadi menantu Keluarga Dilsen, tentu saja bisa tetap dekat dengan Nyonya Manda.

Dan beberapa anak ini saat kecil juga sangat dekat, William memanggil Tuan dan Nyonya Manda sebagai Paman Bibi, apalagi, Dian terhadap William sangat baik seperti cucunya sendiri.

Awalnya dia pikir memandang hubungan kedua keluarga, meskipun William tidak setuju, juga tidak akan mengatakan di depan kedua keluarga yang membuat para senior tidak bisa berkata-kata lagi.

Yang dia pikirkan, kalau memang dia tidak setuju, dia juga tidak akan langsung mengatakannya, paling-paling, terhadap masalah pernikahan dengan Rosa ini tidak akan setuju.

Tidak menyangka, tidak menyangka dia tidak memikirkan apapun!

Wajah Louis yang tidak enak di pandang, dalam hati kesal dan panik.

Membuat keadaan menjadi seperti ini, harus bagaimana memperbaikinya?

Kelak kedua keluarga masih akan berhubungan tidak?!

Untungnya dia masih Pengurus Perusahaan Dilsen, memiliki kekuasaan, apakah tidak tahu cara menolak dengan baik, memandang kedua keluarga, harus mengatakan begitu apa adanya!

Sebenarnya dia seberapa tidak puas padanya!

Masalah sampai ke tahap ini, Louis juga tidak berpikir banyak, kening yang menegang, wajah yang marah memandang William, "William, apa yang kamu katakan? Kamu ada pasangan, bagaimana bisa kami tidak tahu? "

"Bukankah sekarang sudah mengetahuinya? " William berkata datar.

Louis, "…" satu kata membuat Louis tidak bisa menjawab lagi.

"William, apakah kamu ada bagian yang tidak setuju terhadap Rosa? Atau mungkin Nenek Manda berkata sesuatu yang membuatmu tidak senang? "

Dian sedih melihat William.

Mata William yang lebar langsung menyempit, melihat ke Dian, "Nenek Manda, kamu selalu menjadi senior yang saya hormati. "

"Jadi Rosa. William, kalau kamu ada hal yang tidak setuju terhadap Rosa, kamu bilang pada Nenek Manda, nenek Manda akan menyuruh Rosa merubahnya. " Dian sangat berharap William bisa bersama Rosa.

Pertama karena William sangat sempurna, hubungan antar kedua keluarga sangat baik, Rosa menjadi menantu Keluarga Dilsen, pertengkaran antar mertua dan menantu tidak akan terjadi; kedua, Keluarga Manda sampai di tingkat Rosa ini, hanya Rosa seorang anak, juga seorang anak perempuan, bisnis Keluarga Manda yang sangat besar, dia sendiri yang mengurusnya pasti sangat kewalahan. Dan kalau mencari lelaki dari Keluarga lain, dia juga tidak tenang.

Jadi berpikir, William adalah orang yang paling tepat.

Dia yang telah hidup sampai 80 tahunan lebih, tidak punya keinginan yang lain, hanya ingin William menikah dengan Rosa, ini adalah keinginan terakhirnya.

"Tidak perlu. Keluarga Manda dan Keluarga Dilsen adalah persahabatan dunia, hubungan ini sangat sulit di dapatkan, saya berharap kedua keluarga bisa mempertahankan hubungan yang sangat jarang ada ini. "

Sambil berkata, William mengangkat kepala, melihat ke tatapan yang telah memerah itu, seperti kapanpun bisa membuat tangis Rosa, "Kelak kalau Rosa ada hal yang butuh dibantu, saya tidak akan menolak. Ini adalah janjiku pada Keluarga Manda. "

Tentu saja, janji ini ada syaratnya.

Syaratnya adalah Rosa harus tenang!

Demikian, dia akan memandang Dian dan Tuan dan Nyonya Manda, pada saat yang tepat untuk membantu.

Tetapi kalau Rosa sendiri ingin mati, jangan salahkan dia tidak berperasaan lagi!

Semua orang mendengar perkataan William, hanya meras William dingin dan tidak memperdulikan tiga senior Keluarga Manda, jadi mengatakan kata-kata yang sangat menyakitkan ini, dan sedikit bujukan.

Tetapi dalam pendengaran Rosa, hanya sebuah ancaman dan peringatan.

Meskipun di hadapan William, dia Rosa sudah tidak memiliki martabat lagi.

Tetapi tidak berarti William tidak berperasaan di depan kedua keluarga menolaknya, dan dia tidak merasakan apapun.

Kenyataannya, Rosa merasa di permalukan.

Kehormatannya yang di injak di tanah oleh seseorang sampai hancur, kacau sekali!

Perkataan William yang sudah sampai ke tahap ini, jelas tidak akan mau menikahi Rosa.

Kedua mata Dian yang memerah, tubuhnya yang seperti menerima sebuah tonjokan keras dan jatuh.

Kedua mata Tuan dan Nyonya Manda yang sudah tidak enak di pandang.

Apa bedanya dengan di tampar oleh William?!

Yang awalnya berencana setelah masalah pernikahan William dan Rosa di tentukan, kedua keluarga makan malam bersama.

Makanan ini pasti tidak akan bisa di telan lagi.

Tuan dan Nyonya Manda yang sembarang mencari alasan, dan membawa Rosa dan Dian meninggalkan kediaman.

Dan ketika Louis mengantar mereka pergi, terus berkata pada Nyonya Manda, Nyonya Manda yang tidak menjawabnya, ini membuat Louis merasa sangat tidak enak.

Jadi setelah mengantar Rosa yang lain pergi, Louis dengan kesal langsung berjalan ke ruang tamu, melotot pada William yang dengan santai bersandar di sofa, "William, kamu keterlaluan! "

"Iya Kakak ketiga, bagaimana bisa kamu melakukan ini? Kamu tidak melihat Nenek Manda dan Mbak Rosa yang sedih dan hampir meneteskan air mata? " Vania yang berdiri di tembok yang sama bersama Louis, tidak puas melihat William, berkata pelan.

Meskipun Gerald tidak berbicara, tetapi mata yang memandang William sangat dalam.

"Masih bilang ingin menikahi orang? Kamu pikir saya tidak tahu bahkan satu perempuan di sisimu saja tidak ada, bahkan semua orang di kantor yang bisa mendekatimu semuanya laki-laki. Begitu, kamu masih berani bicara kamu akan menikahi seseorang? Kalau kamu memang mencari alasan, bisakah kamu perhatian sedikit, cari alasan yang masuk akal? " Louis juga sudah sangat emosi!

Masalah hari ini, bukan hanya Keluarga Manda yang kehilangan muka, mukanya juga sudah habis!

Dia juga tidak tahu kelak bagaimana menghadapi Nyonya Manda, masih bisakah dengan senang pergi ke klinik kecantikan bersamanya?!

William menunggu sampai Louis selesai melampiaskan emosinya, lalu mengangkat kepala melihat Louis, "Siapa bilang saya sedang mencari alasan? "

Semua orang, "…"

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu