Hanya Kamu Hidupku - Bab 596 Kamu Adalah Wanitaku

Setelah melihatnya, Sumi pun tersenyum, dia juga tidak mengatakan apa pun dan langsung membantu Pani untuk mengenakan pakaian yang diambil oleh dirinya.

Setelah mengenakan pakaian, Pani baru mengangkat kepalanya dan memelototinya, dengan sambil bergumam “Apakah tidak pandai mengatakannya dulu? Langsung melepaskan pakaian orang pula, kamu memang sudah terbiasa……”

Pani masih belum selesai berkata dan mulutnya pun sudah ditutup oleh sesuatu.

Sumi menciumnya dengan serius, lalu dia pun menatap wajah Pani yang memerah dan berkata “Kamu adalah wanitaku, aku melepaskan pakaianmu juga tidak salah, perlu mengatakannya kepada siapa?”

“Dasar.” Pani merasa malu dan dia pun mencubit pinggang Sumi.

Sumi pun meraih Pani ke dalam pelukannya “Aku pergi bersamamu.”

Pani tertegun sejenak dan menatapnya “Pergi ke mana?”

“Ke mana pun kamu pergi, aku akan mengikuti kamu.” Sumi mengankat sudut bibirnya.

Pani mengerucutkan bibirnya, lalu dia pun bersandar di dalam pelukan Sumi “Sumi, mulutmu pasti sudah pernah direndam di dalam wadah madu.”

Sumi pun menarik tangan Pani ke bawah, yang membuat Pani merasa tegang, lalu dia pun menatap Sumi dengan kaget “Kenapa?”

Sumi berkata dengan serius “Um, sudah pernah……direndam di sini.”

Setelah merasakan gerakan ujung jarinya, hati Pani pun berdebar kencang, wajahnya menjadi sangat merah dan dia pun memarahi Sumi.

Pani hanya akan memarahinya ketika dia merasa sangat malu dan masalah ini Sumi pun sudah menyadarinya sejak awal.

Semakin Pani memarahinya, Sumi pun merasa sangat bahagia dan dia pun selalu ingin menganggunya.

Setelah selesai membersihkan diri, Sumi dengan Pani pun berjalan keluar dari kamar mereka, Siera juga sudah menyiapkan sarapan dan sedang menunggu di ruang tamu.

Melihat Sumi merangkul Pani dan mereka berdua turun dari atas dengan begitu mesra, Siera pun merasa sangat senang.

Ruangan makan.

Pani sudah selesai sarapan, dia sedang menghabiskan susu yang tersisa di dalam gelasnya.

Pada saat ini, Mbok Yun pun berjalan ke ruangan makan dengan sambil menarik ujung bajunya.

Siera melihat Mbok Yun seperti ingin mengatakan sesuatu, lalu dia pun bertanya “ Mbok Yun, ada apa?”

Setelah Siera selesai berkata.

Pani dan Sumi pun menatap Mbok Yun.

Mbok Yun sedikit canggung, lalu dia menatap Pani “Aku benar-benar merasa malu untuk mengatakannya.”

Melihat Mbok Yun menatap dirinya, Pani pun menyesap susu yang tersisa di bibirnya dan bertanya “ Mbok Yun, anda langsung katakan saja jika ada sesuatu.”

“Kalau, kalau begitu aku langsung mengatakannya saja.” Mbok Yun menatap Pani mereka, lalu dia pun berkata “Aku mengetahui hari ini Nyonya akan pergi menghadiri sebuah acara pameran lukisan. Anak perempuanku itu sangat tertarik dengan melukis, pameran lukisan yang akan dihadiri Nyonya pada hari ini diadakan oleh seorang pelukis yang sangat disukai oleh anak perempuanku, impiannya adalah menghadiri pameran lukisan pelukis itu……”

Setelah Mbok Yun mengatakan sampai sini, Sumi mereka juga sudah memahaminya.

Pani berkata “ Mbok Yun, apakah anda ingin aku membawa anakmu untuk pergi?”

“……Eh.” Mbok Yun menatap Pani dengan gelisah “Aku mengetahui permintaan ini tidak terlalu cocok……”

“Baiklah, boleh.” Pani berkata.

Mbok Yun “……”

“Nyonya, anda, anda menyetujuinya?” Mbok Yun merasa sangat kaget.

Pani menatap Sumi, kemudian dia pun berkata “Hanya sekalian membawa anak perempuan anda untuk pergi dan juga bukan merupakan sesuatu yang susah, kenapa aku tidak menyetujuinya?”

Setelah memastikan Pani menyetujuinya.

Mbok Yun merasa sangat senang “Terima kasih, terima kasih nyonya, anda adalah orang yang berbaik hati, kalian semua adalah orang yang berbaik hati. Aiya, betapa beruntungnya diriku, dapat bertemu dengan orang baik seperti kalian, aku, aku tidak mengetahui harus mengatakan apa lagi.”

“Kalau begitu tidak perlu mengatakan apa-apa lagi.” Siera berkata dengan tersenyum.

Mbok Yun menarik nafas dan tersenyum, lalu dia menunjuk ke arah depan pintu sambil mengatakan “Anak perempuanku sedang menunggu di luar, dia sudah datang sejak tadi pagi dan dia terus menunggu dari tadi……”

“Menunggu di luar? Kenapa tidak menyuruhnya untuk masuk?” Pani berkata.

“Tidak boleh.” Mbok Yun berkata.

“Tidak masalah, anak perempuanmu juga dan bukan orang asing, kamu segera membawanya untuk masuk. Dapat dipastikan dia masih belum sempat sarapan, segera membawanya untuk sarapan dulu, setelah itu, kami baru bersama-sama menghadiri acara itu.” Siera berkata dengan menatap Mbok Yun.

“Ini……baiklah.” Mungkin Mbok Yun memikirkan anak perempuannya yang juga sudah kelaparan, lalu dia pun berkata setelah memikirkan sejenak.

……

Mbok Yun terlihat anggun, anak perempuannya pun terlihat sangat cantik dan lembut.

Mbok Yun pun membawa anak perempuannya ke hadapan Pani mereka dan memperkenalkannya “Ini adalah anak perempuanku, Snow Fu. Snow, ini adalah Nyonya Siera, Tuan Nulu dan Nyonya Nulu.”

Mbok Yun memperkenalkan satu per satu.

Snow mengenakan pakaian yang sederhana, sweater longgar putih salju ditambah celana jeans cropped dan sepatu kets putih, dengan rambut pendeknya dan juga poni udaranya, yang membuat dia terlihat sangat cantik.

Setelah Mbok Yun selesai berkata, Snow pun perlahan mengangkat kepalanya, wajah putihnya pun terlihat, dia juga dapat dikatakan sebagai seorang gadis cantik di antara sekumpulan gadis kecil.

Siera tersenyum “Benar-benar merupakan anakmu, cantik sekali.”

Mbok Yun pun berkata dengan rendah hati “Tidak. Hanya terlihat biasa-biasa saja. Snow, segera menyapa orang.”

Siera mereka pun menatap Snow.

Beberapa saat kemudian, Snow pun tidak berkata apa pun.

Siera menyipitkan matanya dan berkata “Kenapa? Apakah kami terlihat menakutkan?”

Pani tersenyum dan menatap Snow.

Snow juga menatap Pani, kedua matanya pun terbuka lebar, bibirnya yang ditutup rapat pun sedikit bergemetaran, tampaknya dia benar-benar merasa takut.

Sumi juga tidak mempermasalahkan Snow tidak menyapa mereka, melihat dia tidak berkata, Sumi pun menatap Mbok Yun dengan canggung, sambil mengatakan “ Mbok Yun, waktunya juga sudah mau sampai, kamu segera membawa anakmu pergi sarapan, setelah itu kita langsung pergi.”

Mbok Yun merasa malu, lalu dia pun segera membawa Snow ke dalam dapur.

Dapur terletak tidak jauh dari ruangan makan.

Tidak lama kemudian, suara Mbok Yun yang sedang mengomeli Snow pun terdengar “Kenapa kamu begitu tidak sopan? Apakah penyakitmu datang lagi? Bukannya kamu yang memintaku untuk mengatakannya kepada Nyonya agar dia membawa kamu pergi untuk menghadiri pameran itu? Nyonya pun telah menyetujuinya, kenapa, apakah kamu tidak pandai untuk menyapa orang? Apakah tidak ada gunanya kamu bersekolah selama ini?”

Setelah Pani mereka mendengarnya, mereka pun tersenyum dan sebenarnya mereka juga tidak mempermasalahkannya.

……

Jam Sembilan, sekelompok orang keluar.

Di dalam perjalanan menuju lokasi pameran, Sumi mengendarai mobil, agar dapat menjaga Pani, Siera dan Pani duduk di belakang, jadi Snow pun hanya dapat duduk di kursi depan.

Awalnya, Snow merasa ragu, bagaimanapun dia adalah orang luar.

Snow pun duduk di kursi depan dengan agak tenang, setelah Pani mengatakannya.

Di dalam mobil.

Siera dan Pani pun berkata di dalam mobil, mereka terlihat sangat nyaman, hanya saja ketika Pani melirik ke kaca spion tengah, dia pun menyadari Snow sedang menatapnya dengan diam-diam.

Ini membuat Pani merasa sangat kaget.

Ketika Pani melihat Snow sedang meliriknya, Pani pun berkata dengan penasaran “ Snow, apakah kita pernah bertemu di mana?”

“Tidak, tidak! Tidak pernah! Tidak pernah sama sekali……” Snow segera menegakkan tubuhnya, dia melambaikan kedua tangannya dan berkata dengan cemas.

Reaksi Snow sepertinya tidak mirip dengan “Tidak pernah bertemu”!

Bahkan Sumi pun merasa penasaran dan melirik Snow yang berada di sampingnya.

Snow memejamkan kedua matanya, wajahnya pun terlihat serius dan dia juga mengepalkan kedua tangannya.

Bibir Pani pun berkedut, dia juga tidak berani mengatakan sesuatu lagi, karena dia juga takut gadis ini akan loncat dari mobil!

Hanya saja reaksinya membuat Pani memastikan mereka berdua seharusnya pernah bertemu dan hanya saja dia sudah melupakannya!

Dan juga mungkin, mereka bertemu dalam kondisi yang tidak begitu menyenangkan.

……

Sekitar jam sembilan lewat empat puluh menit, mobil pun sudah tiba di lokasi pameran.

Tanjing lahir di dalam keluarga seni, ditambah dengan Tanjing, dia dan kakeknya adalah pelukis yang terkenal, jadi pameran yang diadakan oleh Tanjing pun dilaksanakan dengan sangat ketat dan hanya orang-orang yang memiliki undangan baru boleh masuk.

Mereka berempat pun masuk ke dalam lokasi pameran, juga tidak diketahui dari mana Tanjing muncul, lalu dia pun berkata dengan kaget “Pani, akhirnya kamu datang.”

Melihat mata Tanjing yang berbinar, Pani tertegun dan dia pun merasa sedikit di aneh di dalam hati, ketika dia ingin berkata.

Pani pun mendengar suara terengah-engah yang datang dari belakangnya.

Pani mengedipkan matanya dan melihat ke belakang.

Pani melihat kedua mata Snow sudah terbuka lebar, dia pun meletakkan satu tangannya di depan dada dan menatap Tanjing dengan terengah-engah.

Pani tersenyum, lalu dia pun meraih tangan Snow dan menatap Tanjing “Dia bernama Snow Fu, penggemarmu.”

Tanjing menatap Snow sejenak, lalu dia pun menatap Pani dan berkata dengan tersenyum “Iya ya?”

“Iya. Aku adalah penggemar anda, aku sangat menyukai lukisan anda yang sangat bagus.” Snow pun segera berjalan mendekati Tanjing, lalu dia pun menatap Tanjing “Apakah boleh meminta tanda tanganmu?”

Pani menaikkan alisnya, lalu dia pun mundur ke belakang dan menunjukkan senyumannya kepada Tanjing, setelah itu dia pun pergi bersama dengan Sumi dan Siera, agar gadis kecil ini dapat berduaan dengan Tanjing.

Melihat Pani pergi, Tanjing pun segera menatap Snow dan mengatakan “Boleh.”

“Terima, terima kasih, aku, aku pasti akan menyimpan tanda tangan anda dengan baik-baik dan menjadikannya sebagai warisan.” Snow berkata dengan sambil membuka tasnya, lalu dia pun mengeluarkan sebuah buku dan memberikannya kepada Tanjing.

Tanjing menerimanya, lalu dia pun melirik Snow, melihat Snow menatap dirinya dengan begitu senang, Tanjing pun mengangkat sudut bibirnya, lalu dia pun menundukkan kepalanya dan bertanda tangan di buku itu.

“Tampaknya hubungan kamu dengan Tanjing juga lumayan bagus.” Sumi tiba-tiba berkata, ketika sedang melihat lukisan yang ada di dinding.

Pani mengangkat kepalanya dan menatap Sumi dengan bingung.

Sumi mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa.

Siera pun tersenyum di samping “Ada yang merasa canggung.”

Sumi mengangkat sudut bibirnya dan melirik Siera.

Siera juga menatap anaknya dengan tersenyum.

Setelah mendengar perkataan Siera dan memikirkannya sejenak, Pani pun mengerecutkan bibirnya “Ternyata seseorang mempermasalahkan telah diperlakukan dengan dingin.”

Tanjing pun bergegas menghampiri mereka, dia pun mengabaikan keberadaan Sumi dan Siera, dia hanya berbicara dengan Pani……

“Jika aku peduli terhadap ini, bukannya aku adalah orang yang berpikiran sempit dan picik……”

“Sumi, Pani, kalian lihat lukisan di sana……”

Siera tiba-tiba menunjuk ke dinding yang berada di depannya dan berkata.

Perkataan Sumi pun terpotong, lalu dia dan Pani pun menatap ke arah dinding itu.

Sumi dan Pani pun dikejutkan oleh lukisan indah yang ada di dinding itu.

Setiap lukisan yang dipajang di dinding sana, melukiskan seorang wanita yang sama……

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu