Hanya Kamu Hidupku - Bab 374 Tujuanku Adalah Kamu, Dan Hanya Kamu

"Aku mendengar Tino dan Nino memanggilnya Paman Ming. Serta Tino dan Nino dengan Bapak Ming ini sangatlah akrab.Ketika melihatnya, Tino dan Nino langsung memeluknya. Aku berpikir orang yang dapat begitu dekat dengan anak-anak, kemungkinan merupakan anggota keluarga. "

Paman Ming?

Berarti Samsu!

"Ibu Nie, awalnya aku ingin menelepon ke rumahmu, tetapi Tino dan Nino beserta Bapak Ming mengatakan bahwa mereka akan meneleponmu. Tino dan Nino bertindak sangat aktif. Aku berpikir bahwa Bapak Ming tersebut bagi mereka bukanlah orang yang biasa. Itulah sebabnya aku merasa lega membiarkan Tino dan Nino pergi bersama Bapak Ming itu.

Gurunya melihat ketika Ellen mendengar bahwa Samsu yang menjemput Tino dan Nino pergi, Bahkan tidak sedikitpun merasa lega,justru bertambah lebih gugup, dan hatinya juga ikut merasa cemas dan tidak tenang menjelaskan kepada Ellen.

Ellen benar-benar tidak yakin dengan tujuan Samsu tiba-tiba menjemput Tino dan Nino pergi.

Hatinya merasa cemas dan tidak tenang, Suasana hati Ellen tidak enak sehingga tidak juga pergi menenangkan gurunya.

Dia bergegas kembali ke mobil, mengeluarkan ponselnya untuk mencari nomor Samsu.

Ellen tiba-tiba terpikir bahwa setelah mengganti ponselnya, dia bahkan tidak menyimpan nomor Samsu.

Ellen menggigit bibirnya dengan marah, kemudian menemukan nomor Dorvo kemudian meneleponnya.

Dorvo dengan cepat menjawabnya, dan Ellen juga sangat terburu-buru mengatakan, "Abang, apakah kamu memiliki nomor Samsu? Tolong segera kirimkan saya nomor teleponnya.Sangat penting"

"Baik."

Dorvo terdiam seketika kemudian menjawabnya.

Seketika langsung menutup telepon.

Dengan secepatnya, Dorvon Nie mengirim nomor Samsu melalui SMS.

Ellen segera meneleponnya.

Panggilang terhubung.

Tetapi Samsu tidak menjawab telepon dalam waktu yang lama!

Ellen memegang telepon dengan erat, menunggu dengan sabar.

Sampai nada dering akan segera berhenti secara otomatis barulah Samsu menerima panggilan.

"Samsu ..."

"Ellen?"

Nada suara Samsu terdengar cukup tak terduga.

Ellen menutup matanya dan menahan amarahnya, "Samsu, apa maksudmu?"

"hihihi. Mendengar suara kemarahan ini." Samsu tertawa ringan, "Ellen, Kamu jarang mengambil inisiatif meneleponku, berbicara denganku, apakah tidak bisa lebih lembut lagi? kamu begini, benar-benar menyakitkan!"

"Samsu, aku tidak tertarik berkata hal yang tidak berguna ini denganmu! Aku bertanya kepadamu, apakah kamu menjemput Tino dan Nino?" Ellen berkata dengan marah.

Samsu terdiam selama beberapa detik, sedikit tersenyum berkata, "Ellen, apa yang perlu kamu gugupkan? bahkan jika memang aku yang menjemput Tino dan Nino pergi, apakah aku akan melukai mereka? Jangan lupa, aku melihat Tino dan Nino dari kecil tumbuh hingga sekarang. "

"Bahkan jika?" Ellen mengerutkan alisnya, "Bukankah kamu yang menjemput Tino dan Nino?"

"Iya aku," kata Samsu.

"..." Ellen mengencangkan wajahnya, masih menahan amarahnya, "Samsu, kalian sekarang berada dimana, aku pergi mencari kalian!"

"Jangan, jangan."

Samsu tertawa terkekeh, "Ellen, kamu tampaknya sangat emosional sekarang, aku pikir kamu sekarang jangan datang mencari kami. Lebih baik kamu menenangkan suasana hatimu dulu, aku akan membawa Tino dan Nino bermain sebentar, kemudian nanti akan menghubungimu, mengabari kamu keberadaan kami "

"Aku sekarang sangatlah tenang dan tidak perlu menenangkan lagi! Katakan saja di mana keberadaan kalian?!"

Kata Ellen.

“Apakah kamu yakin bahwa kamu sangat tenang sekarang?” Samsu jelas sengaja tidak ingin memberitahu Ellen.

Ellen benar-benar tidak sabar ingin melempar satu ember kotoran ke mulut Samsu!

Mengedipkan matanya, Ellen mencoba meringankan nadanya dan berkata, "Aku sangat tenang."

"Oh. Kami sedang makan di Halberd."

"Aku segera datang!"

Begitu Samsu selesai berbicara, Ellen langsung menjawabnya.

Menutup telepon, Ellen langsung masuk ke mobil, menyuruh supir Suno mengemudi pergi menjemput Keyhan Ersen, dan kemudian langsung pergi ke Halberd.

Dalam perjalanan, Supir Suno bertanya kepada Ellen, "Nona, Apakah perlu memberi tahu Tuan tentang hal ini terlebih dahulu?"

Ellen mengerutkan kening memirikirkan.

Jika masalah ini diberitahukan kepada orang itu, orang itu mungkin akan marah.

Ketika bertemu dengan Samsu, apa yang harus dilakukan jika mereka berkelahi?"

Yang terpenting adalah.

Dia sekarang tidak yakin apa niat dan tujuan dari Samsu.

Jika pria itu hanya membawa Tino dan Nino untuk bermain dan makan malam, maka dia sekarang pergi menjemput Tino dan Nino tidak masalah.

Tetapi jika orang itu pergi, hal ini tidak mungkin berakhir begitu saja.

Meskipun orang itu tidak takut menyinggung orang lain, ia juga tidak takut menjadi musuh orang.

Namun, jika karena hal ini menyebabkan keluarga Dilsen dan Keluarga Ming bermusuhan, dan keluarga Ming juga memiliki hubungan yang baik dengan keluarga Nie, sulit untuk menyelesaikannya.

Pada saat itu, abangnya terjepit di tengah, sangatlah susah.

Berpikir begitu.

Pandangan Ellen menghindar, dan memandang Supir Suno berkata, "Jangan memberitahu dia sekarang. Mungkin, jika kita pergi kesana sudah dapat menjemput Tino dan Nino."

Mendengar Ellen mengatakan hal ini, meskipun Suno ragu-ragu, tetapi dia juga menuruti Ellen.

.......

Mobil tiba di Halberd.

Tepat setelah Ellen keluar dari mobil, dia mendengar klakson mobil datang dari satu sisi.

Ellen melangkah sedikit, memiringkan kepalanya melihat ke arah suara tersebut.

Ketika dia melihat senyuman tipis yang menonjol dari jendela kursi pengemudi sedang menatapnya, wajah Ellen kusam.

Mengecangkan bibirnya, dan berjalan cepat kesana tanpa mengatakan apa pun, kemudian mengulurkan tangan manarik pintu kursi belakang.

Pintu mobil terbuka, tetapi Ellen tidak melihat Tino dan Nino berada di dalam.

Mata Ellen menyipit, menatap sinis Samsu yang sedang menoleh kebelakang melihatnya dari kursi pengemudi, "Dimana Tino dan Nino?"

"Masuk ke mobil!"

Samsu berkata.

"Samsu ..."

“Ellen,kamu jangan terlalu gugup, dengarkan aku selesai bicara dulu.” Samsu menggelengkan kepalanya, seolah-olah sedang menyalahkan Ellen karena tidak sabar.

Ellen sekarang ingin merobek wajahnya!

“Tino dan Nino sekarang berada di tempat yang sangat aman, kamu masuk ke dalam mobil, aku akan membawamu pergi mencari mereka!” Samsu menatap Ellen berkata dengan lembut.

“Samsu, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?” Wajah Ellen merengut.

Samsu menyipitkan mata dan menatap Ellen dengan menyalahkannya, "Apa yang bisa aku lakukan? Aku hanya ingin membawamu pergi mencari Tino dan Nino."

"Tadi kamu mengatakan bahwa kamu bersama Tino dan Nino sedang makan di Halberd, sekarang aku sudah datang di Halberd, kamu justru mengatakan bahwa Tino dan Nino telah dibawa ke tempat lain. Jika aku mengikutimu sampai di sana, Apakah kamu akan mengatakan kepadaku lagi bahwa Tino dan Nino berada ditempat yang lain? Samsu ... "

"Ellen, aku berpikir masih ada sedikit kepercayaan dasar di antara orang-orang! Bagaimana menurutmu?" Samsu tersenyum dan perlahan menyela perkataan Ellen.

Ellen mengepalkan telapak tangannya dan memandang Samsu dengan sabar.

Samsu mengangkat dagunya dan menunjuk ke arah posisi samping kursi pengemudi, dengan nada tak berdaya, "segera naik mobil, ya?"

"Samsu ..."

"Ellen!"

Samsu menghela nafas, "Di tempat itu, hanya ada dua bocah kecil di sana. Aku mengatakan kepada mereka bahwa aku akan kembali secepatnya setelah melakukan sesuatu. Jika aku tidak kembali secepatnya, dua bocah kecil itu akan mengkhawatirkanku dan bagaimana jika mereka pergi mencariku tanpa izin? Jadi berhentilah bicara lagi dan masuk ke dalam mobil, oke? "

Ellen mengepalkan telapak tangannya, dan sudut matanya memerah, "Aku pergi memberi tahu Paman Suno dulu dan menyuruhnya mengantar Keyhan Ersen pulang duluan."

"Pergilah." Samsu mengangguk.

Ellen kembali kedepan mobil dan memandang supir Suno kemudian berkata, "Paman Suno, kamu bawa Keyhan Ersen pulang kerumah dulu, aku akan menjemput Tino dan Nino."

"Nona ..." Supir Suno mengerutkan alisnya dengan khawatir.

"Setelah aku masuk ke dalam mobil, aku akan segera menelepon suami," kata Ellen serius.

"... baiklah!"

Ellen melirik ke belakang melihat Kayhan Ersen dengan khawatir menatapnya, mengertakkan giginya, berjalan ke sisi mobil Samsu, menarik pintu mobil kemudian duduk disampingnya.

Pada saat Ellen duduk didalam mobil, Supir Suno segera mencari nomor William Dilsen.

...

Di dalam mobil.

Ellen menatap dari samping ke muka Samsu yang santai, "Samsu, dimana tempat kamu meletakkan Tino dan Dino ?"

“Dihotel yang aku tinggal.” Kata Samsu terus terang, tidak menyembunyikan dari Ellen.

Hotel?

Kedua tangan Ellen yang berada diatas kaki sedikit melengkung. "Apakah kamu tidak kembali ke Kota Rong bersama abangku?"

Samsu menoleh menatap Ellen, dan berkata dengan santai seperti berbincang dengan teman lama, "Perkataan abangmu benar, Kota Rong menuju Kota Tong sangatlah mudah. Penerbangan hanya memerlukan waktu satu setengah jam."

Jadi, setelah dia kembali ke kota Rong kemudian ia datang lagi!

Ellen mengalihkan pandangannya dan memandang bagian depan mobil, tidak ada apa-apa di hadapannya tetapi dia gelisah. "Seingat aku dulu kamu sangat sibuk, mengapa sekarang kamu tidak sibuk?"

"Luangkan waktu saat sibuk saja," kata Samsu.

Ellen mengatupkan bibirnya dan menoleh ke Samsu lagi, "... Samsu, kamu jangan mengalihkan pertanyaanku lagi, jujur saja, apa yang kamu inginkan?"

Samsu tersenyum, tetapi tidak berbicara.

Ellen menatapnya dengan keras kepala. "Tino dan Nino ku sangat mempercayaimu dan menyukaimu. Aku percaya kamu juga sama, sangat menyukai Tino dan Nino. Jadi, bagaimanapun juga kamu tidak akan menyakiti mereka, benarkan? "

Samsu mengangguk, "Tentu saja."

Ellen akhirnya lega, "Terima kasih."

Mendengar apa yang dikatakan Ellen, mata Samsu berkedip, menyipitkan mata dan melihat Ellen dari kaca spion, "kamu berterima kasih denganku?"

Ellen meliriknya, duduk tegak di kursi, sepasang mata menatap ke depan lagi, "Iya, aku berterima kasih kepadamu. Terima kasih karena kamu mengatakan bahwa kamu tidak akan melukai Tino dan Nino, Terima kasih, karena kamu tidak membuat Tino dan Nino salah mempercayaimu, terima kasih kamu pernah memberikan kenangan hangat kepada Tino dan Dino. "

Bibir tipis Samsu terangkat ringan kemudian perlahan turun, menatap Ellen dari kaca spion selama beberapa detik, kemudian memandang jalan di depan, dan pintu keluar sudah agak gelap. "Ellen, kamu tidak percaya kepadaku sama sekali! Kamu tidak percaya bahwa aku tidak akan menyakiti Tino dan Dino. Sehingga dengan sengaja mengatakan kata-kata ini membuatku merasa kasihan kepada Tino dan Nino.

"Kamu salah. Aku mengatakan hal ini, hanya apa yang aku pikirkan."Ellen menatapnya dengan spontan.

Tetapi jauh di lubuk hati.

Tujuan Ellen memang seperti apa yang dikatakan Samsu.

Hanya saja di hadapan Samsu, dia tidak boleh mengakuinya!

Ellen benar tidak dapat mempercayai Samsu, yang telah membawa Tino dan Dino tanpa izin.

Sebagai seorang ibu.

Dia harus menemukan cara untuk mencegah anak-anaknya dari terluka.

Samsu melirik matanya dan memandang Ellen sekejap kemudian berpikir.

Masih tidak dapat membedakan perkataan Ellen yang mana yang benar dan mana yang bohong.

Mengedipkan matanya, mata Samsu terhuyung-huyung dan berkata, "Tidak peduli apakah didalam hatimu berpikir seperti itu. Ellen, aku Samsu bukan seorang lelaki yang pantas, tetapi kupikir aku masih merupakan orang bisa menepati janji. Jadi, aku telah mengatakan kepadamu tidak akan melukai Tino dan Dino, aku juga tidak akan menyakiti mereka! kamu tidak perlu meragukan ini! "

Ellen mengerutkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa.

Setelah beberapa saat.

Tiba-tiba Samsu berbicara lagi, dan ekspresi di wajahnya sangat dalam "Ellen, tujuanku dari awal hingga akhir itu adalah kamu dan hanya kamu!"

Hati Ellen perlahan terangkat.

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu