Hanya Kamu Hidupku - Bab 379 Lelaki Yang Murah Hati Lebih Disukai Oleh Wanita

Tanpa diduga, Ellen mengangkat kepalanya dari bahunya, matanya yang bengkak dengan air mata menatap William, "Aku telah membunuh Samsu!"

Samir yang tidak menduganya dengan keras terbatuk, untungnya tidak tertawa.

Orang- orang lain di sekitarnya hanya membungkukkan kepala dalam diam.

William hanya merasakan sakit di hatinya, melepaskan salah satu tangannya untuk menyeka air mata di sudut matanya dengan lembut.

"Ah..."

Yang dirasakan oleh Ellen hanyalah perasaan takut. Ketakutan ini telah memenuhi semua sel otaknya.

"Aku sudah membunuh orang, aku membunuh,..." Ellen meremas baju William, tangisannya begitu hebat dan memekakan hati.

William mengerutkan alisnya,matanya yang gelap seperti dasar laut, memandang wajah Ellen yang kecil dan berlinang air mata dengan suara rendah berkata, "Samsu tidak mati."

Tidak tahan mengganggunya, tidak tahan melihatnya menangis, melihatnya yang tak berdaya, melihatnya yang ketakutan...

"... ah?"

Ellen membeku, air mata menempel di sudut matanya, setelah beberapa lama pun tidak mengalir turun, menatap wajah William yang dalam untuk sementara waktu, dan kemudian tertegun.

William memeluknya dengan erat, menundukkan kepalanya, hidungnya yang mancung menyentuhnya, matanya yang gelap menatap Ellen dengan serius, "Samsu tidak mati, jadi kamu bukan pembunuh."

"Ah?" Air mata Ellen mengalir turun, dia memandang William lagi. "Ah? "

William dengan lembut membelai rambutnya yang berantakan, "En."

"Yah..."

Ellen berjinjit, mengaitkan tangannya di leher William dengan erat dan berteriak, "Paman sudah membuat aku takut, membuatku takut..."

William mengangkatnya, mencium telinganya dua kali, melirik sekilas ke arah Sumi dan yang lain kemudian berjalan kembali.

...

William dan rombongannya langsung meninggalkan desa dan mereka membawa perempuan yang baru saja dijual atau berniat melarikan diri dari desa.

Tentu saja, Janji William untuk memberi Kepala Desa 2 miliar dia tepati.

Mengenai sisanya, sudah bukan hal yang dia pedulikan lagi.

Perjalanan yang jauh membuat mereka baru sampai ke kota Tong ketika langit sudah subuh.

Samsu pun dibawa untuk dirawat di rumah sakit.

William yang khawatir dengan tubuh Ellen juga membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa dan menemukan selain menerima shock yang cukup besar tidak ada masalah lain.

William pun segera membawa Ellen meninggalkan rumah sakit dan berencana untuk membawanya pulang.

Ellen khawatir ketika Nurima dan Louis melihatnya ketika dia kembali dengan wajah seperti ini akan membuat mereka khawatir, sehingga dia memohon William untuk membawanya ke hotel terlebih dahulu, setelah dia membersihkan dirinya baru kembali ke rumah.

Maka William pun membawanya ke hotel.

Kecuali Samir yang masih harus bekerja keras pergi ke mal dan membeli baju baru untuk Ellen, Frans dan yang lainnya kembali pulang ke rumah mereka masing-masing.

Hotel British.

Ellen keluar dari kamar mandi setelah mandi menggunakan jubah mandi dari hotel dan William duduk di sofa tunggal di kamar.Kedua tangannya bertumpu pada pegangan sofa di kedua sisi dan matanya memandangnya dengan dalam.

Ellen sedikit menggerakkan bibirnya dan berjalan menghampirinya, dia duduk di pangkuannya, bersandar dengan lembut di dadanya, dan air mata perlahan-lahan kembali mengalir dari matanya.

William mengangkat tangannya untuk memeluk pinggangnya, mengerutkan alis sambil menatap air mata jernih di bulu mata panjang Ellen,dia meletakkan dagunya di atas dahinya dan berbisik, "Tampaknya lain kali, aku benar-benar harus membawamu setiap saat di sampingku, dengan begitu aku baru bisa tenang. "

Ellen menggosokkan wajahnya di depan dadanya, dan berkata dengan suara serak, "Paman, maafkan aku yang selalu membuatmu khawatir."

William memandangnya dengan tenang, matanya yang hitam bergerak memaafkan, dengan suara yang hangat berkata, "Beberapa orang memiliki terlalu banyak rencana licik sehingga tidak bisa ditangani sepenuhnya."

"Apakah aku dilahirkan untuk menerima semua masalah ini? Aku benar-benar... lelah," kata Ellen merasa sedih.

"Orang baik selalu memandang dunia dan orang di sekitar dengan kebaikan. Sehingga mereka tidak bisa membayangkan ketika orang jahat mulai melakukan tindakan jahat mereka bisa menjadi orang yang gila." William meletakkan satu tangannya dan dengan lembut menyentuh wajah Ellen.

Ellen membeku.

Beberapa detik kemudian, Ellen menarik diri dari pelukan William, duduk sedikit tegak di atas kakinya, menatap William dengan mata merah, "Paman, bagaimana rencana Anda mengenai urusan Samsu?"

Mata William tiba-tiba berubah menjadi dalam dan dia menatap Ellen dengan diam, "Bagaimana menurutmu?"

"Aku..." Ellen memegangi telapak tangannya dengan ringan, sedikit takut untuk melihat matanya yang tidak bisa diduga, "Meskipun kali ini Samsu menipuku ke tempat yang begitu terpencil, namun aku juga hampir membunuhnya. Dan sekarang dia masih terbaring koma di rumah sakit dan tidak tahu kapan dia bisa bangun. Aku pikir masalah ini, mari kita lupakan saja. "

“Lupakan?” Mata dan wajah William tidak berubah.

Ellen menekan kuku tangannya di dalam telapak tangannya, bulu matanya yang panjang berkedip sambil sedikit mengangguk berkata, "Boleh kan?"

Tangan William yang dia letakkan di wajah Ellen pun terhenti dan dengan segera dia merarik tangannya.

Dua bibir tipis dingin itu saling dikemut, menggendong Ellen, bangkit dan berjalan ke arah tempat tidur, ketika meletakkannya di tempat tidur, tatapan matanya yang menatapnya sedikit dingin, "Pakaian yang dibeli kakak kelimamu berada di tempat tidur. Gantilah baju itu, aku akan membawamu kembali ke villa. "

Setelah William selesai berbicara, tanpa memberi Ellen kesempatan untuk berbicara, dia berbalik dan dalam beberapa langkah berjalan keluar dari kamar tidur.

Ellen mengerutkan kening sambil melihat punggung William yang kaku, bibirnya berkedut beberapa kali, namun tidak mengatakan apa-apa.

Sebenarnya.

Alasan mengapa dia memohon untuk melepaskan Samsu selain karena hubungan persahabatan antara Tino,Nino,keluarga nie dan keluarga ming, namun terdapat poin yang lebih penting.

Kemarin pagi di gua itu, karena dia terlalu gugup sehingga melakukan pertahanan yang berlebihan terhadap Samsu...

Samsu sebenarnya tidak melakukan apa pun di luar batas, tampaknya hanya ingin mendapatkan sesuatu.

Tetapi ketika dia bergerak, dia menjadi panik.

Dia pun memukulnya menggunakan batu yang sudah ada di tangannya.

Dia takut... jika dipukul dengan pelan,akan membuat kondisi dirinya lebih buruk dan membuat Samsu semakin marah.

Jadi... dia pun memukulkan dengan keras.

Sebenarnya dia hanya berniat untuk memukul orang itu hingga pingsan,Sehingga dia bisa melarikan diri dan mencari pertolongan dan bertemu kembali dengannya kemudian.

Siapa yang menyangka, dia memukul dengan terlalu kencang.

Samsu langsung pingsan dibuatnya dan darah segar terus mengalir keluar.

Ellen yang takut setengah mati, terpana sejenak baru dengan panik memanjat keluar dari gua, dan berencana untuk kembali ke rumah petani untuk meminta pertolongan.

Sayangnya dia tersesat.

Dia juga takut bertemu orang lain di desa itu, yang kemungkinan akan menangkapnya dan menguncinya kembali... Sehinga dia bersembunyi di tengah malam itu dengan dipenuhi dengan ketakutan dan kepanikan yang luar biasa bahwa dia akan ditemukan oleh seseorang.

Pada saat itu, Ellen seakan telah hidup selama puluhan dekade.

Sesudahnya.

Ellen berpikir, Samsu yang dipukul olehnya sehingga darahnya mengalir deras,dan sudah melewati waktu yang cukup lama,kemungkinan dia tidak bisa lagi diselamatkan.

Sehingga dia menyangka bahwa dirinya telah membunuh Samsu...

Ellen menutup matanya dengan lembut menghembuskan napas untuk waktu yang lama.

...

Seperti Ellen, William juga tidak kembali selama dua hari dua malam.

William sebelumnya telah berkata kepada Nurima dan Louis bahwa Ellen ada bersamanya, sehingga Nurima dan Louis tidak tahu bahwa Ellen sudah "diculik" oleh Samsu.

Tidak hanya itu, bahkan Tino dan Nino berpikir Ellen sudah meninggalkan mereka dan pergi "bermain " dengan papa kandung mereka, sehingga dua hari ini mereka frustrasi.

Keyhan tahu sedikit banyak mengenai perihal ini, tetapi William telah mengatakan kepadanya bahwa dia tidak bisa memberi tahu Tino dan Nino sehingga Keyhan pun tidak berkata apa-apa.

Sebagai satu-satunya orang yang mengetahui perihal ini, Keyhan juga melewati dua hari dalam perjuangan dan kekhawatiran.

Di bawah kondisi seperti ini, William membawa Ellen kembali ke vila, Nurima dan Louis tertawa dan bercanda terhadap kepulangan Ellen dan William.

Setelah dua hari tanpa istirahat, Setelah beberapa saat kembali ke dalam villa,Ellen kembali ke kamar tidur untuk beristirahat.

William menunggu Ellen tertidur sebelum pergi keluar.

William tidak pergi ke perusahaan, tetapi pergi ke rumah sakit.

Ketika William tiba di rumah sakit, Dorvo juga ada di sana.

William menyipitkan matanya memandang Dorvo, matanya bersinar gelap.

"Supaya tidak membuat nenek curiga, kedatangan aku kali ini, aku tidak pergi ke villa, aku berencana melihat kondisi disini terlebih dahulu baru kembali ke kota Rong," kata Dorvo.

William menatap Dorvo tanpa bicara.

Dorvo menatap ke arah tempat tidur, Samsu dengan dahi yang dibungkus perban dalam beberapa putaran dan terbaring dalam koma, dia berkata dengan lembut, "Ketika Agnes datang ke kota Rong bertemu Samsu pertama kalinya, Samsu mengatakannya padaku dan memintaku untuk membiarkannya menikahi sepupuku. "

"Kamu tidak perlu mengatakan ini padaku, aku tidak ingin tahu bagaimana orang lain mengingini istriku!" Kata William dingin.

Dorvo mengangkat alisnya dan memalingkan matanya untuk melihat wajah William yang marah.Dengan tidak panik dan takut berkata. "Pada saat itu, Agnes berada dalam keadaan yang buruk, depresi, dan ekspresinya selalu termenung dan dia masih mengandung anakmu. Aku Pun mengatakan kepada Samsu, Agnes pasti akan melahirkan anak itu. Lihatlah kondisi dia sekarang. Di masa depan pun tidak pasti akan menjadi lebih baik. Apakah kamu yakin aku ingin memberikannya kepadamu untuk menikahinya? "

Wajah William dingin.

"Coba tebak bagaimana Samsu menjawabku? Dia mengatakan bahwa dia tidak menyukai Agnes. Alasan mengapa dia ingin aku membiarkannya untuk menikahi Agnes adalah karena dia ingin mengandalkan latar belakang keluarga Nie dan mengambil posisi sebagai pemimpin keluarga Ming. Terus terang, itu membuat aku tidak suka dan tidak nyaman. Tetapi pada saat yang sama, aku juga tahu bahwa jika dia memberitahuku bahwa dia mencintai Agnes pada pandangan pertama, aku akan menjadi semakin jijik dan benci! "

Dorvo mengulum bibirnya, "Sejujurnya, Agnes di saat itu tidak memiliki potensi untuk membuat orang jatuh cinta pada pandangan pertama."

William memasang wajah yang cukup dingin untuk membekukan orang ke arah Dorvo.

"Samsu telah melihat penampilan Agnes dari yang paling jelek hingga berubah menjadi saat ini yang muda, yang cantik dan mempesona orang lain. Perasaan hatinya terhadap Agnes mungkin perlahan berubah karena ini. Walaupun dia sejak awal tidak menyukai Agnes, Namun di dalam hatinya, Samsu benar benar sudah menganggap Agnes sebagai wanitanya, sebagai wanita yang akan dinikahinya dimasa depan! "

Dorvo tidak peduli tentang ketidaksabaran dan ketidaksenangan William, dan melanjutkan, "Tapi siapa yang menyangka tiba-tiba di tengah jalan kamu datang..."

"Di tengah jalan?"

William menatap Dorvo dengan dingin, suaranya bergetar, "Ellen sudah bersamaku sejak dia berusia lima tahun. Jadi, siapa yang sebenarnya datang tiba-tiba di pertengahan jalan?"

"Kenapa kakak ipar sangat perhitungan. Lelaki yang murah hati lebih disukai oleh wanita," Dorvo menggelengkan kepalanya.

"Apakah kamu pikir aku membutuhkan wanita lain menyukai diriku?"

William memandang Dorvo dengan dingin, "Kita sudah berbicara terlalu banyak lebih baik sampaikan intinya, sampaikan maksud dan keinginanmu sekarang !"

"Sepertinya Samsu adalah orang yang paling menyedihkan hingga sekarang. Aku pikir lebih baik lepaskan saja." Dorvo benar-benar menyampaikan secara langsung

"Oh," William mencibir, "Mustahil!"

Dorvo mengerucutkan bibir dan memandang William, mata hitamnya terpancar keseriusan, "Jika Samsu benar-benar ingin menyakiti Agnes, aku adalah orang pertama yang tidak akan melepaskannya!"

“Dia bahkan sudah berani melakukan penculikan, Aku tidak berpikir dia tidak memiliki niat untuk melukainya !” William mencibir tanpa ampun.

Dorvo sedikit mengernyit dan menoleh untuk melihat Samsu di ranjang rumah sakit, "Kamu dan Agnes bertemu lagi dengan terlalu tiba-tiba, dan kamu mengambil Agnes terlalu tiba-tiba. Dalam beberapa bulan lagi, akan ada berita anakmu yang tersebar dengan cepat. Berita satu demi persatu ini siapa yang bisa menjadi tenang ? "

"Apa hubungan Samsu merasa nyaman atau tidak, tenang atau tidak denganku, Apakah dia bisa dengan sembarangan menculik orang lain hanya karena dia tidak merasa nyaman ? Saat ini Ellen sedang mengandung! Beraninya dia melakukan ini,untuk itu dia harus membayarnya!" Bentak William.

"..."

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu