Hanya Kamu Hidupku - Bab 538 Pani, Apakah Kamu Masih Mau Aku

Setelah saling menatap lama, Sumi tiba - tiba mencekik dagu pucat dan kecil Pani, dan tertawa dingin, " Pani, kamu sungguh berani. "

Pani mengencangkan wajahnya, " Sumi, kamu berdasarkan apa boleh melakukan apapun yang ingin kamu lakukan terhadap aku ? Tolong kamu segera minggir dari tubuh ku, aku juga tidak ingin melihat kamu lagi ! "

" Tidak ingin melihat aku ? "

Sumi mencekik dagu Pani, menatap Pani dengan dengan pandangan dingin, dan tertawa menakutkan, " Hal - hal di dunia, mana mungkin bisa seperti yang kamu harapkan ? Dan satu - satunya tujuan sisa hidup aku adalah ingin kamu tidak bisa mencapai apa yang kamu harapkan ! "

Pani juga tertawa, " Setelah beberapa tahun berlalu, kamu tidak jadi pengacara, malah berubah menjadi tukang cabul ? "

" Aku memang tukang cabul, tukang cabul yang bisa dengan mudah mengontrol dirimu ! Pani, aku beritahu kamu, sisa hidup mu kedepannya akan tamat, selesai total ! " Sumi setelah mengatakan perkataan ini, lalu bangun dari tubuh Pani, ujung lidahnya menyentuh - nyentuh wajah yang di tampar oleh Pani tadi, menyipitkan mata menatap Pani dengan wajah suram.

Jantung Pani yang hampir terloncat keluar, perlahan - lahan kembali seperti semula.

Pani mengusap perutnya dengan diam, dan duduk disofa, lalu menatap Sumi dengan acuh, " Sumi, kamu sekarang lebih naif daripada siswa sekolah dasar ! Apakah kamu mengira dengan datang menakuti aku dengan beberapa perkataan kamu itu, hidup aku kedepannya akan menderita ? "

Sumi menatap Pani, ada rasa dingin yang luar biasa di mata, " Hingga detik sekarang kamu masih merasa bahwa aku hanya menakuti kamu saja ? Kamu itu bodoh, atau terlalu yakin bahwa aku tidak akan kejam terhadap kamu ? "

Pani tertawa dingin, " Sumi, apa gunanya kamu melakukan ini ? Apakah kamu merasa senang dengan melihat aku menderita ? Pengejaran tujuan hidup kamu sungguh ' Sesuatu yang baru ' ! "

Sumi Nuli menatap Pani, rasa sakit yang bergolak di dalam hatinya memicu akal sehatnya yang lemah.

Setiap perkataan Pani, ekspresi mengejek dan keacuhannya sekarang, semuanya membuat Sumi sangat membencinya, Sumi ingin merobek wajah mengejek dan acuh itu dengan tangannya sendiri, bahkan ingin membuat Pani menanggis keras !

Pani berdasarkan apa berani begitu sombong didepannya, begitu yakin !

Mata Sumi terlihat seperti ombak yang pasang surut, menatap Pani tanpa berkedip, ekspresi wajah seiring dengan waktu berubah menjadi semakin dingin, semakin dingin .....

" Aku terus menunggu kamu, seperti orang bodoh terus menunggu kamu ! " Sumi menatap Pani dengan mata merah, suaranya penuh akan rasa sakit dan penyesalan.

Pani melihat ke Sumi, sikapnya sangat dingin seolah Sumi tidak penting, sehingga tidak cukup membuatnya tertarik merubah suasana hatinya.

Melihat wajah dingin tegas Pani, hati Sumi sangat sakit seperti di tikam oleh puluhan ribu pisau.

Sumi tidak lanjut berkata lagi.

Karena dia tahu, tidak peduli berapa banyak yang dia katakan, hanya menjadi tumpukan omong kosong yang menjengkelkan bagi seorang wanita yang sudah berubah sejak lama.

Sumi menunduk perlahan, berkata dengan suara serak, " Kamu tidak akan begitu cepat, lupakan kontrak yang baru saja kamu tanda tangani, kan ? "

Pani tercenggang.

Sumi mengepalkan kedua tangannya, menatap ke perut Pani dengan mata merah, " Mulai dari detik sekarang, kamu adalah penerjemah private aku ! Kontrak ini, tidak akan pernah berakhir tanpa perkataan selesai dari aku ! "

Pani sangat terkejut, hatinya menjadi kacau, " Apa maksud kamu ? "

Bulu mata hitam Sumi samar - samar terpancar kilauan air, dia menundukkan kepala, didalam suara tersirat kelemahan dan kelelahannya yang tidak terlihat, " Maksudnya adalah kedepannya aku ada dimana, maka kamu akan berada dimana. Seumur hidup, selama aku tidak melepaskan, maka kamu hanya boleh berada di samping aku, tidak boleh pergi kemana pun. "

" Tidak mungkin ! Tidak akan mungkin ! "

Sikap Pani tidak hanya sangat tegas saat mengatakan kata " Tidak mungkin ", bahkan menambahkan kata " Tidak akan mungkin " untuk menambahkan ketegasannya.

Sumi mengulurkan tangan menutupi matanya, tiba - tiba berbalik, berjalan menuju pintu kantor, " Kamu tidak punya pilihan lain selain menerimanya ! Mulai besok, selama aku membutuhkan kamu, kamu harus segera muncul didepan aku, jika tidak, tanggung sendiri akibatnya ! "

" Sumi ! "

Pani segera berdiri dari sofa, menatap punggung yang berjalan keluar dengan cepat dengan mata merah, dalam hati dipenuhi dengan rasa tidak berdaya dan kegelisahan, " Sumi, Sumi ..... Apakah tujuan kamu adalah membuat aku terus sengsara ? "

Pani bergumam dengan tercekat kalimat terakhir.

Pani mengulurkan tangan ke dahi, air matanya mengalir kebawah, " Sumi, kamu bajingan ! Bukankah kamu sudah bersama dengan wanita tercinta yang kamu inginkan ? Mengapa, mengapa masih datang mengganggu aku ? Apakah aku begitu mudah untuk di tindas ! ? "

.....

Pani menenangkan suasana hati, dan terus berada dalam kantor presiden menunggu Untar Yoto.

Dia tidak akan menerima tugas ini, bagaimana bisa dia menerimanya ?

Dia tidak bisa membayangkan, akan jadi seperti apa jika terus bersama dengan Sumi.

Dia tidak mau, tidak akan mau !

Tetapi saat Pani sudah menunggu susah payah Untar Yoto kembali ke kantor dari rapat.

Masih belum menunggu dirinya buka mulut, Untar Yoto menjadi diam saat melihat dirinya masih berada dalam kantornya, lalu memarahinya dengan ganas, dengan alasan dirinya tidak bekerja dengan serius dan tidak bertanggung jawab !

Sehingga pada akhirnya, Pani tidak mempunyai kesempatan berbicara, dan di usir keluar dari kantor presiden oleh Untar Yoto.

Pani kembali ke ruang kerja departemen editorial, matanya masih tetap merah.

Sebenarnya empat tahun ini Pani sangat gigih, tidak pernah menanggis selain beberapa kali menanggis di depan Riki, bahkan saat kartu bank berisi empat ratus juta yang diberikan Reta Manis dan Sandy Wilman kepadanya hilang, diapun tidak pernah menanggis !

Sejujurnya, Pani beberapa tahun ini juga tidak perlu begitu menderita,jika bukan karena kartu bank itu hilang, dan pengajuan permohonan kembali butuh surat keterangan Sandy Wilman.

Tetapi sekarang ini, dia merasa tidak berdaya, sangat ingin menanggis !

Dia terlalu polos !

Sekarang kontrak sudah tertanda tangani, tidak bisa di ganti lagi, dia sama sekali tidak punya jalan mundur selain menerima !

Pergi mencari Untar Yoto ?

Untar Yoto pasti sudah membicarakan sebelumnya dengan Sumi.

Bagaimana mungkin membiarkan dia mundur dengan mudah ?

Pani mengambil tisu menyeka mata, " Hina ! "

" Alisa, kenapa kamu menanggis ? "

Jino Gugun tidak tahu sejak kapan datang kemari, menopang di atas papan penyekat menatap prihatin ke Pani dan berkata.

Pani sedikit tercenggang, mendongak melihat Jino Gugun.

Ujung matanya tanpa sengaja melihat sekilas ke rekan lain dalam ruang kerja, dan baru menyadari semuanya sedang melihat dirinya.

Wajah Pani panas, menunduk malu, dan berkata, " Akhir - akhir ini tidak tahu apa yang salah dengan mata ku, sangat kering, sekali tertiup angin langsung merah. "

" Di tiup angin ? " Jino Gugun mengangkat alis.

Pani menganggukkan kepala.

Jino Gugun setelah menatap beberapa lama Pani, juga tidak berkata lagi, lalu kembali ke tempatnya.

.....

Sore hari pulang kerja, Riki datang menjemput Pani.

Juga tidak tahu Riki punya ahli pandang apa, dalam satu kali pandangan langsung mengetahui ada yang tidak benar, membuka pintu mobil dengan wajah diam, berjalan ke depan Pani, memegang kedua lengannya bertanya, " Apa yang terjadi ? "

Pani masih tercenggang sebentar, menatap lebar dengan mata sedikit kemerahan ke Riki, dan berkata, " Tidak apa - apa. "

" Tidak apa - apa lalu kenapa kamu menanggis ? " Wajah Riki suram, menatap tajam Pani, " Katakan ! "

" Aku sungguh tidak apa - apa ! " Pani tersenyum, " Apakah kamu karena melihat mata aku merah, hidung aku juga merah ? Sebenarnya saat pagi tadi mata aku tidak terlalu nyaman, seperti ada sesuatu yang tersangkut didalam, sangat kering, dan juga sedikit sakit. Tetapi saat jam istirahat siang aku sudah pergi ke toko obat membeli obat, obat itu sedikit mengiritasi hidung, oleh karena itu hidung aku begini. Aku perlihatkan obat aku jika kamu tidak percaya ! "

Pani sambil berkata dan ingin mengambil keluar obat dari dalam tasnya !

Riki menahan tangannya, mengernyitkan alis berkata, " Sudah jangan keluarkan lagi, aku percaya kamu ! "

Pani mendesah, " Curigaan saja. "

" Bagaimana keadaan sekarang ? Masih sakit ? " Riki membelai ujung mata Pani dengan jari, bertanya dengan lembut.

" Sejak awal tadi sudah tidak sakit lagi. " Kata Pani.

Riki mengerutkan bibir, tidak tenang dan melihat sebentar lagi ke mata Pani, baru mengambil napas dalam, berkata ke Pani, " Lain kali jika ada yang tidak nyaman telepon aku. Kamu seorang wanita hamil berlari sana sini dengan perut yang besar, sangat beresiko tinggi. "

Pani ingin segera menyudahi topik percakapan ini, lalu berkata nurut, " Baik. "

Melihat Pani begitu nurut, Riki membelai kepala Pani dengan lega, " Pulang. "

" Ng. " Jawab Pani.

.....

Setelah menyadari Sumi " Hilang ", dan tidak bisa dihubungi, Samir Moral dan Ethan dengan anaknya segera datang ke Kota Yu saat tiba di hotel bintang lima kamar tempat Sumi tinggal, Sumi sudah membuat dirinya mabuk lagi dalam tumpukkan botol anggur.

Seluruh kamar penuh oleh bau alkohol !

Ethan dan Bobo Hunt ekspresi kedua ayah anak secara bersamaan menunjukkan wajah tidak senang, berdiri di pintu tidak bergerak.

Samir Moral berjalan masuk, membungkukkan badan menopang tegap laki - laki yang berada dalam tumpukkan botol anggur, " Pak Nulu, sialan apakah kamu sedang menghancurkan diri sendiri ? Astaga, sudah berapa lama hotel tidak di bersihkan ? Bau sekali ! "

Bukan hotel tidak dibersihkan, melainkan Sumi sudah berpesan secara khusus, tidak perlu dibersihkan !

" kakak ketiga ( Nama panggilan ), ayo cepat segera bantu ! "

Teriak Samir Moral.

Ethan mengambil napas dalam - dalam, melepaskan tangan Bobo Hunt, berkata, " Tunggu ayah di pintu. "

Bobo Hunt melihat sebentar ke dia, lalu menganggukkan kepala.

Ethan melangkah masuk dengan cepat.

Tidak peduli seberapa penting kebersihan, juga tidak sepenting persaudaraan bukan ?

Ethan sambil berjalan mendekat Sumi, sambil self-hypnosis dalam hati.

Setelah memikul Sumi ke atas ranjang hotel dalam kamar dengan susah payah bersama Samir Moral, Ethan segera melepaskan tangannya lalu ingin ke kamar mandi untuk " Membasmi kuman " .

Tidak disangka sebelum keburu Ethan melangkah pergi.

Tangannya ditahan.

Ethan, " ..... "

Mata Samir Moral melotot.

Kedua orang bersamaan melihat ke laki - laki di atas ranjang yang hampir membuat dirinya sendiri mati mabuk.

" Pani, Pani ..... "

Ethan yang terpanggil menjadi " Pani ", wajahnya menjadi aneh.

Apakah tangannya sangat mirip dengan tangan wanita ?

Sumi menarik tangannya dan memanggil nama seorang wanita, apakah tidak lucu ?

Samir Moral menatap Ethan, diam - diam tertawa, tapi sebaliknya berkata dengan serius, " Pengertian sebentar, Pak Nulu juga karena terjebak cinta, kamu bersusah sebentar jadi 'Pani', ya ? "

" Ya apa mu ! " Jawab Ethan ke Samir Moral, dan menarik tangannya, lalu berbalik menuju kamar mandi dengan cepat.

Samir Moral tersedak dalam diam, menatap punggung Ethan dan mendengus, " kakak ketiga ( Nama panggilan ), menurut kamu didunia ini apakah masih bisa menemukan orang yang bertemperamen buruk yang lebih susah ditebak dibanding kamu ? "

Samir Moral tidak mendengar suara Ethan.

Sebaliknya Sumi yang di atas ranjang berbicara omong kosong, " Pani, jika aku tidak keberatan, apakah kamu masih mau aku ? "

Rasa sakit dan kesedihan yang tersirat dalam suara Sumi, membuat Samir Moral yang mendengarnya merasa sangat sedih.

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu