Hanya Kamu Hidupku - Bab 542 Pulang ke kota Tang, Menikah!

Sumi melihat wajah Pani yang serius dan kuat, seperti tidak tahu apa arti jawabannya.

Jika dia tidak menjawab dari dalam hatinya, berarti dia dengan kematian tidak ada bedanya di dalam hati wanita itu.

Dia menyadari, jawaban dia sangat penting untuk dirinya sendiriQ

Mungkin!

Mungkin ini adalah satu-satunya kesempatan untuknya!

Satu-satunya kesempatan wanita itu berbalik!

Maka dari itu Sumi menjawab, “Aku bisa!”

“Kalau begitu buktikan kepadaku.” Pani membalas.

Sumi dengan yakin melihat Pani, “Kamu mau aku seperti apa membuktikan?”

Pani menarik nafas panjang, menarik diri dari lengannya dan melihatnya, “Tidak ada lagi Sumi, satu bulan, hanya satu bulan. Jika dalam satu bulan kamu bisa tidak memperdulikan Linsan, aku akan berjanji untuk memulai kembali denganmu.”

Tenggorokan Sumi meluncur, menatap Pani.

““Tapi, jika dalam kurun waktu satu bulan kamu tidak bisa melakukan apa yang kamu janjikan, maka mulai dari saat itu, kamu dan aku akan menjadi orang asing! Kamu tidak akan diizinkan untuk berurusan denganku dengan cara apapun. Apakah kamu setuju?” Pungkas Pani.

“……Baik.” Sumi perlahan-lahan memegang tangannya dan menjawabnya.

Pani menganggukkan kepalanya, mata lembabnya menatap Sumi, “Yasudah selesai.”

“Aku juga mempunyai syarat!” Kata Sumi

Pani melipat bibirnya, “Syaratnya apa?”

Sumi berjalan dengan pandangan yang tegas, “Pindah dari rumah Riki! Aku belum cukup berbesar hati untuk terus menerima wanitaku untuk hidup di bawah atap yang sama dengan pria lain!”

“Kamu…..”

“Selain itu, jika aku melakukan hal yang sudah dijanjikan, sebulan kemudian, kamu dengan Riki harus berakhir, denganku ke kota Tang……menikah!” Sumi memotong Pani yang mencoba untuk berdebat,.

Menikah?

Jantung Pani berdegup, memandang Sumi dengan pandangan lurus.

“Apa kamu setuju?” Sumi berbalik menanyakan Pani.

“……” Pani tampaknya terganggu.

Pandangan Sumi bersinar lalu mengambil langkah menuju Pani, perut besar wanita itu mencapai paha pria itu.

Jantung Sumi berdegup dengan sangat cepat, ia memandang Pani menjadi lebih ganas “Jawab aku, setuju atau tidak?”

Pani menarik nafas, menggenggam kedua tangannya dengan erat, “Kita sudah berpisah 4 tahun, kita berdua juga pasti sedikit banyak sudah berubah, anggaplah jika kamu memenuhi apa yang kamu janjikan terhadapku, kita memilih untuk bersama-sama. Tetapi jika ingin menikah, harus saling mengenal lagi satu sama lain kan? Bukankah satu bulan adalah waktu yang terlalu cepat?”

“Cepat? Jika aku bisa, sekarang aku ingin membawamu ke Kantor Urusan Sipil!” Pungkas Sumi.

“……” Pani sedikit kaku.

“Pani, kamu tidak berani berjanji karena tidak ada niatan untuk kembali denganku. Dan ketika kamu tiba-tiba melontarkan syarat ini, apakah kamu hanya ingin mempermainkanku dan menipuku?” Sumi menurunkan pandangannya melihat perut Pani dan setiap keluar dari mulut tipis itu nampaknya berbahaya.

Pani menyuruhnnya untuk memandang perutnya seperti ini, keringat dingin mulai muncul di punggung belakangnya.

Menelan ludah dengan ringan, Pani mengusap perut, berkata, “Apakah aku kurang kerjaan?”

“Kalau begitu kenapa kamu tidak mau berjanji!” Sumi tiba-tiba menatap Pani dengan tajam.

Kelopak mata Pani pun berkedip, “Aku tidak memiliki apapun untuk tidak berani berjanji!”

Mata Sumi pun dalam sekejap berubah menjadi lembut dan teduh, menatap Pani, “Kalau begitu artinya kamu setuju?”

Pani menggigit bibirnya dan dibawah pandangannya dia mengetuk-ngetuk dagunya.

Sumi memandangi Pani, dan terpancar kebahagiaan dari matanya.

Pani bahkan bisa melihat sudut bibir Sumi yang naik.

Tapi Pani malah tidak bahagia, tapi ia merasakan semakin sedih dan depresi.

Dia mengusap-usap kembali perutnya sendiri, bibirnya bergerak lembut, seolah-olah dia sedang berbicara dengan seorang anak yang ada di perutnya.

……

Keluar dari klub, Pani menanyakan Sumi selanjutnya akan pergi kemana.

Sumi pulang membeli rumah!

Pani, “……”

Sumi melihat reaksi Pani yang bingung, “Kamu pindah dari rumah Riki, dan tingallah di hotel. Jadi aku akan membelikanmu apartemen di Kota Yu untuk kamu tinggali.”

Pani menyeritkan alisnya menatap Sumi, “Aku sudah sangat lama tinggal di rumah Riki, tidak bisa jika aku tiba-tiba mengatakan ingin pindah langsung pindah . Ditambah lagi, kamu juga tidak bisa terlalu lama di Kota Yu, tidak perlu buang-buang uang untuk membeli apartemen!”

Sebenarnya.

Pani sudah sejak SMA tinggal bersama-sama dengan Sumi.

Alasannya sangat memalukan, karena dia d kucilkan oleh teman sekamarnya, setelah pertempuran sengit yang menggemparkan para pemimpin sekolah, akhirnya dia tidak bisa lagi tinggal. Maka waktu itu Riki menerimanya!

Alasan mengapa dia baru memberitahu Ellen Nie kalau dia pindah setelah lulus karena dia sangat takut Ellen Nie berpikir macam-macam, dia terlalu malas untuk menjelaskannya, jadi ia menyimpannya!

Sebenarnya alas an mengapa Pani dikucilkan teman sekamarnya, sampai saat ini Pani belum mengetahui alasannya!

Tapi Pani selalu tidak suka mempelajari orang-orang yang tidak penting, jadi dia tidak pernah memikirkannya secara mendalam, dan dari dulu dia juga tidak pernah ingin untuk mencari tahu alasannya.

Bagaimanapun dia jelas tidak disukai, dari kecil sampai besar dia mengalaminya.

Jika tidak terbiasa juga harus terbiasa!

Mendengar Pani berkata dia telah tinggal dengan Riki sudah sangat lama, Sumi tersenyum dingin, tidak ingin memperlambat hubungannya dan jatuh kembali ke bawah lagi.

Sumi menipu dirinya sendiri seolah-olah tidak mendengar apapun tadi, suaranya masih tenang, “Bagaimana bisa membeli rumah sia-sia? Di satu sisi harga rumah terus meningkat ; di sisi lain, nanti kita tinggal di kota Tang, jika tiba-tiba mau tinggal di Kota Yu, bisa tinggal disitu!”

Pani menatap bagian depan mobil, sudut bibirnya hampir tak bergerak, “Uang benar-benar berharga.”

Sumi mengerutkan bibirnya dan menatap Pani dari kaca spion.

Pani menurunkan bulumatanya, ekspresi di wajahnya agak kaku, “Jika kamu cari rumah itu juga membutuhkan waktu, dan aku menjelaskan ke Riki juga butuh waktu……”

“Berapa lama yang kamu butuhkan untuk menjelaskan kepada dia? Satu hari?” Suara Sumi berat.

“Satu minggu……”

“Pani, apa kamu mau membuatku gila?” Pandangan Sumi terhadap Pani benar-benar dingin.

Pani membuka mulutnya.

Setelah beberapa waktu ia berkata, “Berapa lama yang kamu mau?”

“Satu hari, tidak ada penambahan!” Kata Sumi sambil menggenggam setir.

Mata Pani berkilau ia mengambil nafas dalam-dalam, mengangkat matanya dan menatap Sumi, matanya jernih menyembunyikan kemarahan, “Apakah kamu memaksa ku se ketat itu? Riki, dia adalah……”

“Pani, aku tidak ingin bertengkar denganmu.” Sumi melihat Pani, “Lagipula aku tidak tertarik untuk mendengar urusanmu dengan Riki!”

“…….” Pani menatapnya dan menggenggam kedua tangannya.

“Besok pagi aku jemput! Tidak perlu membereskan barang-barangmu, aku akan membelikannya!” Kata Sumi dengan yakin.

“Sumi……”

“Kamu setuju!” Sumi menatap Pani.

Pani mengambil nafas, menekan kemarahannya yang timbul!

Sial!

Otak dia terhanyut air sampai bisa menyetujui pria tua itu!

……

Pani mengira Sumi akan mengantarnya pulang ke Riki, dan memintanya untuk menjelaskan kepada Riki tentang kepindahannya ini.

Tapi kebenarannya.

Dia terlalu naif!

Sumi dari awal tidak berniat untuk mengantar dia untuk kembali, tapi membawanya pergi untuk : melihat, rumah, anak!

Salah!

Bukan menyuruh dia melihat rumah, tapi menyuruh wanita itu untuk tetap di mobil dan ia yang pergi melihat rumah!

Pani sangat tidak mengerti jalan pikir pria tua itu!

Bilang ingin beli rumah harus saat itu jugakah beli rumah? Tidak bisa menunggu beberapa hari kemudiankah?

Apa harus terburu-buru?

Apalagi wanita itu hanya duduk di mobil, juga tidak mengerti apa gunanya, bisakah dia mengantar wanita itu pulang terlebih dahulu, sehabis itu baru pergi melihatnya sendiran?

Sekitar pukul 5 sore.

Sumi selesai melihat rumah dan kembali ke dalam mobil, ia memberitahu Pani kalau rumah itu bagus, besok akan tanda tangan kontrak, sore harinya langsung bisa di tempati!

Pani hanya dia mendengarkan, dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dikatakan.

“Sebentar lagi waktu makan malam, mau makan apa?” Kata Sumi.

Jadi.

Sekarang pun dia belum berniat untuk mengantarnya pulang?

Pani mengernyitkan alisnya menatap Sumi, “Aku tidak ingin makan apa-apa sekarang, tolong antarkan aku pulang!”

Sumi mengabaikan kalimat Pani, lalu berkata, “Kalau sekarang belum mau makan juga tidak apa-apa, aku bawa kamu untuk jalan-jalan dan berbelanja, tunggu kamu lapar baru kita mencari tempat untuk makan.”

Pani mengkerutkan bibirnya dan melihat Sumi dengan diam-diam.

Sumi dengan tenang membuka navigator dan mengemudi ke pusat belanja terdekat.

Mobil mulai jalan.

Pani tersenyum dingin, “Sumi kamu sengaja?”

“Apa” Sumi dengan tenang menatap Pani.

“…… Kamu bilang kamu akan membiarkanku menjelaskan semuanya kepada Riki, tapi sekarang apa yang kamu lakukan?” Pani marah.

Sumi mengangguk, “Kan aku sudah bilang akan memberikanmu waktu untuk menjelaskannya kepada Riki, ada masalah apa?”

“Ada masalah apa? Kamu jelas-jelas mengulur waktu.” Pani kesal.

“Iyakah?” Sumi menatap Pani

“Bukankah begitu?” Pani mengernyit.

“Iya atau tidak dalam hatiku mengerti apa yang kamu katakan.” Sumi langsung frontal.

Pani melotot dan teriak dengan murka, “Sumi, kamu berlebihan!”

Mata Sumi langsung mendingin, bibir tipisnya tertutup tanpa suara.

“Kamu sekarang juga bisa mengantarku pulang! Kalau tidak aku turun dan naik taksi sendiri pulang!” Pani mengatakannya dengan sabra.

Sumi menyipitkan matanya dan berkata, “Sehabis makan malam aku akan mengantarmu pulang.”

“Sumi, jangan membuatku menyesal telah menyetujui perjanjian denganmu!” Pani menutup matanya dan tiba-tiba membukanya, melihat jalan Sumi.

Ketenangan di wajah Sumi akhirnya tenggelam.

Sepasang bibirnya melurus, “Apa yang aku lakukan dengan sengaja? Aku hanya tidak ingin kamu sendirian berhubungan dengan pria lain, aku hanya memikirkanmu dan dia……aku ingin membunuhnya!”

Mata Pani menatap wajah Sumi, mengerucutkan bibirnya yang kering dan bergumam, “Sumi kamu tidak boleh membenci Riki, sebaliknya, Riki adalah orang yang harus kamu syukuri selain orang tuamu!”

Sumi mengerutkan alisnya.

Novel Terkait

Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu