Hanya Kamu Hidupku - Bab 373 Tino Dijemput Orang Lain

Bintang yang mengatakan ini, tiba-tiba mengangkat lengannya dan menyentuh wajah Venus, “Ellen……”

Hati Venus sangat sedih, dalam sekejap air mata sudah membasahi matanya.

Dia mengulurkan tangan menyentuh tangan Bintang, berkata dengan pelan, “Kamu salah mengenali orang lagi. Aku bukan Ellen, aku Venus, Venus yang tumbuh besar bersama denganmu……”Venus yang paling mencintaimu.

Bintang menatap Venus, lalu tiba-tiba menarik tangannya, memaksa dirinya untuk duduk di sofa, lalu bangkit dan pergi ke kamar mandi.

Venus memandang Bintang yang tinggi besar terhuyung berlari ke kamar mandi, air mata yang ada di matanya mengalir keluar.

Dia sudah tidak bisa mengingat dengan jelas, ini sudah ke berapa kalinya setelah Bintang mabuk, salah mengenal dirinya sebagai Ellen!

Awalnya dirinya mengira akan terbiasa setelah beberapa kali seperti ini, dan tidak akan memiliki perasaan apapun.

Sayangnya dia salah.

Setiap kali dia salah mengenalinya, rasa sakit yang dideritanya semakin dalam.

Sampai sekarang, dia masih hidup dengan rasa sakit, tetapi tidak berani menunjukkan sedikit pun di depannya.

Suara air di kamar mandi berhenti.

Venus memejamkan matanya, menyeka air matanya, menengadah memandang ke arah kamar mandi.

Bintang keluar dari kamar mandi dengan tetesan air di wajahnya. rambut di dahinya basah kuyup, air menetes dari ujung rambutnya, ke kemeja hitam membuat warna bajunya menjadi lebih gelap.

Venus mengulurkan tangan mengambil sup, bangkit berjalan ke arahnya, “Minumlah.”

Bintang meliriknya, mengambil sup itu, dan meminumnya dengan satu tegukan.

Venus mengambil mangkuk kosong dari tangannya dan tersenyum lembut padanya, “Kamu istirahat di kamar, aku keluar membeli sayur memasakkan makanan untukmu, setelah matang, aku akan memanggilmu.”

Bintang mengangguk, berbalik berjalan ke kamar.

Venus memandangnya berjalan masuk ke kamar, dia mengulurkan tangan menutup kedua matanya, mengambil tas dan meninggalkan apartemen pergi ke supermarket untuk membeli makanan.

……

Pukul tujuh lebih, Venus menghidangkan makanan di meja, meletakkan peralatan makan dan sumpit, melepas celemek, dan pergi ke kamar untuk membangunkan Bintang.

Sudah dua jam sejak Bintang meminum sup, perasaan mabuknya sudah menghilang cukup banyak.

Venus yang membangunkannya tidak menguras banyak tenaga.

Bintang pergi ke kamar mandi dan membasuh air ke wajahnya dua kali, kemudian pergi ke ruang tamu bersama Venus.

Venus yang melihat wajahnya penuh dengan air, tersenyum lembut, mengambil handuk dan menyerahkan kepadanya, “Kamu masih ingat tidak ketika masih kecil kamu juga seperti ini, mencuci wajah dan keluar dengan wajah basah, kamu tidak suka menggunakan handuk menyeka air di wajahmu, kamu malas menyekanya dan memintaku membantumu menyekanya, kalau aku tidak menyekanya, kamu akan memelukku, mengusapkan wajahmu pada bajuku, hingga wajahmu bengkak, setiap kali hampir membuatku marah!”

Setelah mabuk, sensasi mabuk menghilang, dan akal sehatnya sudah sadar kembali.

Mendengar Venus berkata begitu, dia menjawab, “Kejadian umur berapa, kakak sepupu masih mengingatnya dengan jelas?”

Tatapan Venus terkulai, menyerahkan sumpit kepadanya, “Terkadang ingatan yang baik tidak selalu mengalami hal baik.”

Bintang makan perlahan-lahan, tanpa berbicara.

Venus mengambil sumpit, melihat Bintang memakan mie dengan pelan, selang sesaat berkata: “Hari ini kamu mabuk, karena Ellen……”

“Kakak sepupu!”

Tanpa menunggu Venus selesai berbicara, Bintang tiba-tiba berkata dengan dingin.

Venus tidak hanya mengenggam erat sumpit yang ada di tangannya, bahkan menatapnya dengan gemetar.

Bintang mengerutkan kening menengadah, menatap Venus dengan sinis, “Jangan sebuat nama dia di depanku!”

“……”Venus menggigit bibirnya, sibuk berkata, “Ok, aku tidak akan mengungkitnya.”

Bintang mengerutkan kening, dan terus menundukkan kepala lanjut makan, terlihat jelas kecepatannya melambat dari sebelumnya.

Tatapan Venus terkulai, terkait reaksi Bintang, membuat suasana hatinya campur aduk.

Di satu sisi dia senang dengan reaksi Bintang, karena itu menandakan dia sangat jijik dengan wanita yang bernama Ellen, bahkan jika ke depannya mereka berdua menikah, Bintang juga tidak akan menyukainya, dan tidak akan memperlakukannya dengan baik.

Di satu sisi dia cemburu, meskipun Vania tidak bisa mendapatkan hati Bintang, tapi dia mendapatkan gelar sebagai istri Bintang! Tidak seperti dia, hanya bisa menjaganya sebagai kakak sepupu, dan terjebak oleh identitas sepupu, bahkan tidak menggunakan kesempatan untuk menyatakan cinta kepadanya.

Kecintaannya, perhatiannya hanya bisa di lakukan diam-diam, tanpa ada yang tahu!

“Kakak sepupu, aku bukan marah padamu.”

Venus tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam, menengadah menatap Bintang.

Mungkin karena Venus terdiam, membuat Bintang mengira nada bicaranya terlalu kasar, jadi memberikan penjelasan.

Bintang menatap mata Venus yang kemerahan, jakunnya bergerak naik turun, mengerutkan kening dan berkata, “Aku benci diriku yang tidak berguna. Jelas-jelas membenci wanita itu, tapi aku memaksakan diriku menikahinya! Aku benci diriku tidak memiliki keberanian untuk melawan dan menolak!”

Bintang bahkan tidak bersedia menyebut nama “Vania”, dan menggantinya dengan sebutan “Wanita itu”.

Dapat dibayangkan, kebenciannya pada Vania sudah terukir dalam hatinya, hingga tidak bisa diubah!

Ini seperti yang diharapkan Venus.

Bintang seumur hidup ini, juga tidak akan mungkin menyukai Vania!

Mendengar Bintang mengutarakan kata-kata kebenciannya, Venus mengasihaninya, dia mengulurkan tangan dan memegangi tangannya yang memegang sumpit, menatap matanya, “Bintang, kamu sangat baik, lebih baik daripada kebanyakan pria di dunia. Jadi kamu tidak perlu meremehkan diri sendiri dan menginjak-injak dirimu sendiri.”

“Kakak sepupu, kamu tidak perlu menghiburku.”ucap Bintang menertawakan dirinya sendiri.

“Aku tidak menghiburmu. Karena itu yang kupikirkan.”

Bintang menatap Venus sejenak, “Bintang, di hatiku, kamu adalah pria terbaik di dunia! Kamu pantas mendapatkan semua yang baik.”

“Kakak sepupu.”Bintang balik memegangi tangan Venus, sepasang matanya memerah karena menahan kesabaran.

“Bintang, dengarkan aku.”

Venus meletakkan tangannya yang lain di punggung Bintang, dan menatapnya dengan penuh semangat, “Aku berteman dengan Vania, aku mengerti dirinya, kepribadiannya sombong, sangat agresif, sama sekali tidak cocok denganmu. Dia tidak cocok menjadi istrimu!”

Bintang tersenyum pahit, “Bagaimana mungkin aku ingin menikahinya? Aku lebih memilih untuk tidak pernah mengenalnya! Tapi, apa yang bisa aku perbuat? Ayahku sangat ingin aku menikahi Vania, untuk memperkuat latar belakang keluarga kami. Jabatan seorang Walikota sudah tidak bisa memuaskan ambisi ayahku.”

“Bintang, kamu sudah pikun!”

Venus menggeleng, “Apakah kamu mengerti arti seorang istri bagi seorang pria? Wanita seperti apa yang bisa kamu sebut istrimu? Istri adalah wanita yang akan menghabiskan sisa hidupmu bersamamu! Kamu bayangkan saja, kamu menghabiskan seluruh hidupmu dengan seorang wanita yang tidak kamu sukai atau bahkan membencinya? Apakah itu tidak menyedihkan?”

“Kakak sepupu, jangan katakan lagi.”

Bintang menarik tangannya, tatapan matanya yang kesepian, “Sebenarnya bagiku, selama bukan dia, siapa pun yang aku nikahi sama saja. Aku membenci Vania, tapi aku yang tidak menikahinya, juga harus menikahi yang lain. Mungkin cara wanita lain tidak sejijik dan menjengkelkan Vania, tapi aku juga tidak akan menyukainya. Lebih baik mengikuti keinginan ayahku dan menikahi Vania.”

“Bintang……”Venus gelisah hingga meneteskan air mata.

“Kakak sepupu, seperti yang kamu katakan, kamu berteman dengan Vania.”Bintang dengan tenang menatap mata Venus yang bergetar, “Jadi, jangan katakan lagi.”

Mata Venus terkulai, dan terdengar suara terisak, “Aku tidak ingin kamu memaksa dirimu menikahi wanita yang tidak kamu cintai, apakah kamu mengerti?”

Tenggorokan Bintang tersedak, dan menatap Venus, “Aku mengerti kakak sepupu mengatakan ini demi kebaikanku, tapi masalah ini sudah di tetapkan, dan aku juga tidak ingin ambil pusing. Maka biarkanlah begini!”

“Wuhuu.”Venus memegang erat tangan bintang, matanya yang ditutupi oleh bulu mata dipenuhi dengan air mata keputusasaan dan kesedihan.

Bintang yang melihat ini, menghela nafas dalam hatinya, lalu bangkit dan berjalan ke samping Venus, mengulurkan tangan memeluknya dengan lembut.

Venus meletakkan tangannya di punggung Bintang dengan gemetar, dan membenamkan wajahnya di dadanya, Dengan rakusnya dia menyerap napas maskulin yang unik dari tubuhnya dan menikmati pelukannya.

Bintang, aku tidak akan membiarkanmu menikahi perempuan lain! Tidak akan!

Bahkan jika seumur hidup ini aku tidak bisa memilikimu, aku juga tidak akan membiarkan wanita lain memiliki kesempatan mendekatimu, dan menikah denganmu!

Kita menua bersama seperti ini, hingga mati.

Betapa bagusnya itu, iya tidak, iya tidak……

……

Hari-hari bahagia dan damai berlalu begitu cepat, satu minggu berlalu dalam sekejap.

Sekarang hampir bulan Juli.

Dan 8 Juli adalah ulang tahun ke 34 seseorang.

Ellen bersiap-siap memberikan kejutan kepada seseorang.

Pukul 5 sore, Ellen dan pak supir Suno keluar bersama pergi menjemput beberapa anak dari sekolah Chunyi.

Sesampai di Chunyi sudah pukul 17:30, tepat jam pulang sekolah.

Dengan pengalaman kejadian penculikan Ellen, Suno yang duduk di dalam mobil tidak tenang, dia melihat ke kiri dan kanan seperti seorang detektif.

Ada banyak orang tua yang menjemput anak mereka pulang sekolah, semuanya berbaris di luar pintu gerbang sekolah.

Awalnya Ellen ingin turun dari mobil dan berbaris, tapi Suno menghentikannya.

Ellen tidak punya pilihan selain menyerah.

Mereka berencana setelah sebagian orang tua menjemput anak mereka, mereka akan turun dari mobil menjemput Keyhan.

Menunggu di mobil selama dua puluh menit, hampir semua anak dijemput.

Ellen dan Suno turun bersama dari mobil, pergi mencari Tino.

Berjalan di depan gerbang, Ellen melihat lebih dekat dan tidak melihat ada Tino.

Suno melihat ke dalam gerbang, dan tidak melihat Tino.

Ellen berjalan ke hadapan guru TK dengan perasaan terheran, “Bu guru……”

“Bu Ellen, mengapa kamu di sini?”

Ellen baru saja ingin berbicara, guru TK memotongnya dan bertanya dengan heran.

Ellen,“……”

“Aku datang untuk menjemput Tino. Mungkin mereka belum keluar.”ucap Ellen.

“Bu Ellen, Tino sore tadi sudah dijemput pulang.”

Guru TK menatapnya dengan curiga.

Apa?

Ellen terkejut,“Anda bilang Tino tadi sore sudah dijemput? Bagaimana mungkin? Siapa yang menjemputnya? Bukankah di sekolah ada peraturan tidak membiarkan anak dijemput selain orang tua? Dan orang tua yang menjemput harus menunjukkan kartu identitas……”

“Bu Ellen jangan gelisah, Anda tenang dengarkan aku bicara……”

“Bagaimana aku bisa tenang?”Ellen bukan gelisah karena gurunya, tapi dia benar-benar gelisah!

Karena dia tahu, yang menjemput Tino bukan Hansen atau Frans.

Kalau mereka menjemput Tino, pasti akan memberitahunya, dan tidak akan membiarkannya khawatir.

Tapi dalam situasi sekarang, yang menjemput Tino sama sekali bukan orang Hansen!

Dia takut……

Ellen meraih tangan guru TK, “Apakah Anda tahu siapa yang menjemput Tino?”

“Aku mendengar Tino memanggil Paman Ming. Dan ketika Tino melihatnya, dia langsung memeluknya. Aku pikir orang yang bisa begitu dekat dengan anak-anak, seharusnya keluarga.”

“……”

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu