Hanya Kamu Hidupku - Bab 6 Tidak Ngambek Lagi

Setelah Ellen berganti pakaian ia pun duduk di tempat tidur sebentar, setelah merasa panas wajahnya sudah berkurang, dia baru bangkit dan berjalan dan membuka pintu.

Saat ia berdiri di pintu dan melihat ke sekeliling, ia tidak melihat William lagi..

Ellen pun keluar dari kamar dan berjalan kearah kamar di sisi kiri.

Saat Ellen pergi ke kamar William, dia yang sebelumnya tidak pernah punya kebiasaan mengetuk pintu, Begitupun William yang tidak punya kebiasaan untuk mengetuk pintu saat mau memasuki kamar Ellen.

Tetapi hari ini, Ellen dengan kesopanan yang tidak biasanya, mengangkat tangan kecilnya dan mengetuk pintu kamar.

"Masuk."

Suara berat dari pria terdengar dari dalam ruangan itu.

Ellen pun menelan ludah terlebih dahulu, baru memegang gagang pintu kamar, dan membuka pintu, dan kepala kecil itu juga menyelinap ke dalam. Dengan tersenyum ia memandang pria yang berdiri di depan jendela sambil merokok dan memandang langit-langit, ”Paman William, apa aku boleh masuk? "

Mulut dari William yang tidak terlihat, berkedut, dengan dingin berkata, "Sejak kapan kamu masuk ke kamarku dan harus meminta ijin kepadaku?"

"He he." Ellen sambil menyentuh hidungnya tersenyum malu malu. Tubuh ramping itu pun juga masuk dari pintu dan ia berjalan lebih dekat sambil melompat ke arah William .

William yang melihatnya datang, dalam diam mematikan puntung rokok, dan menatapnya dengan mata dingin.

Ellen mengenakan T-shirt putih longgar, dan T-shirt ini adalah desain tshirt panjang yang bisa menutupi pantatnya.

Dan dia hanya mengenakan sepasang celana super pendek dengan warna yang sama, dengan kedua kakinya yang lurus membuatnya terlihat sangat mempesona.

Ellen terbiasa menghampiri dan menarik lengan William, kepalanya yang kecil bersandar di atas lengannya, dan sepasang mata jernih besar menyipit padanya. Seperti seekor kucing yang ingin menyenangkan pemiliknya..

Bibir yang tipis itu bergerak, dan William pun mengangkat tangannya dan membelai rambut panjang Ellen. Kelembutan Ellen membuat ia pun melunak, ”Tidak ngambek lagi ?"

Ellen pun berpura pura lupa ingatan, sambil memiringkan kepala sepasang mata kucing yang menatap William, "Aku ngambek ? Mengapa aku tidak ingat?"

William dengan tertawa kecil, menyentil kepalanya.

“Aduh.” Ellen pun menutupi dahinya, Sambil menatap mata William, seakan-akan ia telah disalahkan.

William pun tersenyum, dan menatap Ellen dengan tenang.

Mata Ellen terus berkedip, dan butuh waktu kurang dari sepuluh detik untuk menyerah.

Sambil melampiaskan emosi, ia meraih telapak tangan William, dan meletakkan wajahnya di antara telapak tangannya, "Paman William, Kamu adalah orang dewasa, jangan perhitungan dengan seorang gadis kecil seperti aku ya."

Di telapak tangannya, wajah dia yang sedikit lebih lembut daripada tahu itu, terus digesekkan, Hingga hati dingin William pun menghangat

Telapak tangan William menepuk wajah kecilnya, dan William menaikkan wajahnya hingga bisa memandangnya secara langsung.

Selalu dengan jejak mata dingin, dan hanya di depan Ellen ia bisa memancarkan sedikit kehangatan.

Ellen pun memandangi wajahnya yang melunak, sambil memutar matanya dan dan tersenyum padanya dengan wajahnya yang kecil, "Paman William, bisakah aku meminta sesuatu padamu?"

“Tidak boleh !” William dengan tegas memotong.

"..." Pojok mata Ellen pun bergetar, sambil menatapnya dengan kemarahan dan kebencian, "Aku belum mengatakannya."

"Tidak harus dikatakan " William pun menarik tangannya sendiri dan memasukkan tangannya ke dalam celana kain berkualitas tinggi itu..

Wajah Ellen pun semakin berwarna hijau.

Bisa dibayangkan rasanya?

Semuanya ada di bibir, tetapi dia bahkan tidak dibolehkan untuk mengatakannya seperti apa rasanya?

Harapannya hancur berkeping-keping

Itulah suasana hati Ellen saat ini !

......

Sejak penolakan mendalam William terhadap permohonan Ellen, Ellen sengaja atau tidak sengaja berperan seperti tidak ada harapan lagi di dunia, Ia menjadi lemas dan tidak bersemangat.

William pun, tidak tahu apakah ia membaca trik yang digunakan oleh Ellen ini, Yang jelas wajah esnya tidak tertulis ekspresi apapun.

Saat sarapan pada hari berikutnya, Ellen turun dari meja dan pergi membungkuk 90 derajat ke arah William . Dia berkata, "Paman, aku pergi ke sekolah dahulu."

William juga bangkit dari posisinya dan sambil memandang Ellen, ia berkata, "Aku akan mengantarmu."

Ellen pun tertegun, dan sepasang mata kucing yang cantik itu pun mulai menyala secara perlahan.

Lagipula, Terakhir kali ia mengantar ke sekolah secara pribadi, adalah ketika sekolah dimulai semester ini.

Ellen tiba-tiba lupa akan ketidak senangannya, Wajahnya pun lebih mengkilap dan memerah.

William dengan tatapannya yang dingin dan dengan cepat menghilangkan ekspresi gelapnya, tentu saja sambil mengambil tangan kecil Ellen dan berjalan menuju pintu.

Ketika dia sampai di pintu, Darmi memberikan tas sekolah Ellen.

William mengambil tasnya, dan sambil menatap Ellen yang dengan polos menatapnya, berkata, "Ganti sepatu."

"... Oh." Ellen menjulurkan lidahnya dan mengganti sepatunya dengan senang hati.

William melihatnya dan bibirnya tersenyum.

......

Mobil berhenti di pintu masuk SMA Weiran, dan Ellen memandang ke arah William, "Paman William, aku pergi dahulu."

William pun mengambil dan menyerahkan tas kepadanya.

Ellen mengambilnya sambil tersenyum dan berniat mendorong pintu mobil untuk turun.

Tapi lengannya terhenti di belakang.

Ellen tertegun, dan melihat kembali ke arah William dengan keraguan, ”Paman ? "

William menatapnya dengan dalam dan lembut, "Sore ini kamu langsung ke villa lama ya."

“Apa yang akan dilakukan di rumah itu?” Ellen tidak suka untuk pergi ke sana, sambil mengerutkan kedua alisnya yang halus dan berbisik.

“Vania sudah kembali, " katanya.

Tante muda?

Dalam ingatan Ellen pun terlintas wajah Tante muda Vania, kepalanya pun sakit, dengan putus asa berkata kepada William, “ Paman, bolehkan aku tidak ikut sore ini ?’

William memandangnya, dengan telapak tangannya mengelus pipinya dengan halus, menggenggam telapak tangan Ellen dengan ringan.” Nurut ya.”

Ellen ” ….”

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu