Hanya Kamu Hidupku - Bab 423 Pria Yang Aku Cintai Tidak Mencintaiku

Venus menatap Vima dengan dingin, dan tidak berkata apa pun.

Vima tidak mampu mengendalikan kedinginannya, mengingat adegan Venus membunuh Mumu pada kemarin, dan mengingat Venus bertanya padanya “Apakah sakit”.

Vima dengan rasa takut, “……Ve, Venus, apakah kamu sudah makan siang? Jika belum sekarang aku akan pergi memasaknya.”

Venus tidak berkata apa-apa, dan hanya berjalan ke samping dengan diam.

Melihat Venus menyamping, Vima merasakan bulu matanya seperti membeku.

Vima berjalan untuk masuk ke dalam dengan lambat.

Ketika dirinya sedang mengganti sepatu, Venus berdiri di belakangnya sambil menatapnya.

Tatapan itu, seperti jarum yang menusuk ke punggungnya.

Kaki Vima bergemetaran, lalu dia berkata, “Venus, kamu mau makan apa……”

“Aku belum pernah makan daging anjing, tidak mengetahui bagaimana rasanya. Kalau begitu kamu memasak itu untukku saja.” Venus berkata.

“……”Sandal yang dikenakan Vima hampir saja terjatuh di atas lantai.

Vima menelan air liurnya dengan kuat, apa pun tidak dia katakan, setelah selesai mengenakan sandal, dia segera bergegas menuju ke dalam dapur.

Tidak disangka ketika Vima baru masuk ke dalam dapur, dia mendengar suara menutup pintu yang keras dari ruang tamu.

Vima menarik jari tangannya dengan erat, bahkan dia tidak berani untuk membalikkan kepalanya, kemudian dia berjalan ke depan kulkas, dalam kepanikan dia mengeluarkan seikat sayuran dari kulkas, dan meletakkannya di atas meja.

Pikiran Vima sangat kacau, dia juga merasa sangat panik, yang membuatnya tidak tahu harus memasak apa.

Saat ini.

Suara Venus terdengar, “Perlu bantuanku?”

Vima membalikkan kepalanya ke arah sumber suara itu, kemudian dia melihat Venus berdiri di pintu dapur.

Vima mencubit tangannya, dengan wajah bergetarnya yang tidak dapat dia kendalikan, “Tidak perlu, kamu duduk di ruang tamu sambil menonton TV saja, setelah selesai aku akan memanggilmu.”

Selesai berkata, Vima segera membalikkan kepalanya, lalu dia mengambil sebatang timun dan mencucinya di bawah keran air.

Venus tidak pergi ke ruang tamu, melainkan perlahan berjalan ke dalam dapur, menuju ke arah Vima.

Tampaknya, seperti mayat yang sedang berjalan.

Kedua tangan Vima yang memegang timun bergemetaran, Vima mengambil nafas yang dalam, dia menutup keran air, kemudian dia mengeluarkan talenan, dan meletakkan timun itu di atas talenan.

Venus sudah berdiri di belakangnya, “Kamu pergi ke mana?”

Wajah Vima memucat, dia berbalik untuk menatap Venus, dan berkata, “Tidak ke mana-mana, hanya menginap di rumah bibi keduamu sehari.”

Bibi kedua?

Venus berdiri di belakang Vima dengan diam.

Vima menggigil, hatinya sangat panik, tetapi dia harus tetap tenang di hadapannya.

Vima merasakan, Venus pada hari ini, jika dibandingkan dengan Venus yang membunuh Mumu pada kemarin, terlihat lebih mengerikan, dan menakutkan.

Vima tiba-tiba merasa menyesal, menyesal untuk pulang pada saat ini!

Saat ini Venus, terlihat sangat bahaya, seperti bom waktu, yang tidak tahu kapan akan meledak.

Tiba-tiba.

Kedua tangan Venus yang dingin diletakkan di atas pundak Vima.

Vima sangat terkejut, hingga wajahnya menegang.

“Bohong!”

Venus perlahan-lahan mendekati samping telinga Vima, katakana saja.

Detak jantung Vima semakin kencang, “Aku, aku benar-benar pergi ke rumah bibi keduamu. Jika kamu tidak percaya, kamu dapat meneleponnya.”

“Kamu mengetahui saat ini aku tidak akan meneleponnya.”

Venus memiringkan kepalanya, dan melihat wajah Vima yang memucat dari samping.

Vima tidak berani untuk menatap Venus, dan berusaha untuk menutupi rasa ketakutan di dalam hatinya.

“Kenapa kamu begitu gelisah?” Tangan Venus yang diletakkan di atas pundak Vima sedikit dieratkan, “Pundakmu seperti batu yang keras.”

“……”Vima menarik nafas dalam, kelopak matanya berkedip karena panik, “Venus, kamu pasti sudah kelaparan, aku sudah mau mulai memasaknya, dan akan segera siap.”

“Aku mengira setelah kejadian kemarin, kamu tidak akan pulang lagi.”

Venus berkata.

Vima membeku, dan mengalihkan tatapannya ke arah Venus.

Venus melepaskan tangannya, lalu dia berjalan ke hadapannya, dan bersandar di kabinet dapur, sambil menatap Vima, “Sebenarnya kejadian kemarin, setelah aku memikirkannya, aku merasa sangat menyesal. Aku terburu keinginan.”

Mata Vima menjadi berkilau.

Venus menatap matanya, “Mumu sudah menemanimu selama empat tahun, di dalam hatimu, Mumu tidak hanya merupakan seekor anjing, dia selalu menemanimu ketika kamu merasa bosan, dan bahkan selalu menenangkanmu ketika kamu merasa kesepian.”

Ternyata Venus masih mengetahuinya!

Vima mengerutkan bibirnya, dia menahan kesedihan di dalam hatinya, dan berkata kepada Venus, “Aku mengetahui semua ini bukan yang kamu inginkan, kamu hanya kehilangan dua orang yang dekat, dan merasa tertekan di dalam hatimu. Jadi kamu baru akan kehilangan akal sehatmu.”

“He.”

Mendengar perkataan Vima, Venus tertawa.

Tawaannya itu terlihat seperti ejekan, menghina, dan karena konyol.

Vima menatap Venus.

“Hehehe……”

Venus melihat Vima tampak bingung, dia kembali tertawa dengan aneh.

Vima mengepalkan jari-jarinya, “Venus, kamu, kamu sedang menertawakan apa?”

“Aku tertawa Karena kamu terlalu konyol.” Venus berkata.

Vima mengernyit.

“Mungkin aku, dapat menceritakan sesuatu padamu.”

Venus berdiri tegak, dan berjalan mendekati Vima, hingga jarak mereka berdua tidak sampai satu jari.

Vima menatap Venus yang perlahan mendekatinya, dan sekujur tubuhnya bergemetaran.

Venus menatap Vima yang tampak sedih dan sengsara, “Kamu tidak ingin mendengarnya, juga harus mendengarnya.”

Vima menarik nafas, wajahnya jelas terlihat bergetar.

Venus melihatnya, dan tersenyum dengan puas, lalu dia berkata, “Penculikan kali itu yang tidak dapat kamu lupakan dalam beberapa tahun ini……um, waktu ketika anak kandungmu diculik. Sebenarnya sejak awal aku sudah mengetahui apa yang akan terjadi ketika kita membawa Ellen Nie pergi ke kuil Kwan Im.”

Vima sedikit kaget, dan menatap Venus dengan tak percaya, “Kamu, kamu mengatakan apa?”

“Pergi ke kuil Kwan Im, sebenarnya, itu adalah usulanku.”

Venus berkata.

Mata Vima berkedip, “Apakah kamu ingin mengatakan, sebenarnya adalah kamu yang menyuruh orang lain untuk menculik Ellen?”

“Tentu saja bukan aku!” Venus berkata dengan wajahnya yang tampak “Tidak bersalah”, “Bagaimana mungkin aku akan melakukan hal seperti itu? Apakah aku begitu bodoh? Orang yang menculik Ellen Nie adalah Rosa dan pacarnya, hehe, aku hanya memberitahu kepada Rosa dengan tidak sengaja, mengenai kita akan membawa Ellen untuk pergi ke kuil Kwan Im.”

Vima menatap Venus, yang tampak seperti seseorang yang tidak dia kenali, dengan tatapan yang kaget.

Venus menatap Vima sambil menggelengkan kepalanya, “Ngomong-ngomong, kamu benar-benar telah mengejutkan aku. Aku sangat mengagumi.”

Vima menatap Venus dengan sedih.

“Aku berpikir pada saat seperti itu, bahkan meninggal kamu juga akan menemani Ellen Nie. Bagaimanapun, kamu telah berpura-pura mencintainya. Siapa yang akan menyangka bahwa, demi nyawamu sendiri, kamu akan meninggalkan anak kandungmu sendiri.”

Venus tersenyum, “Seumur hidup ini aku tidak pernah merasa kasihan kepada siapa pun, Ellen Nie adalah satu-satunya. Wanita itu sangat kasihan.”

“Kenapa kamu melakukan ini?”

Vima merasa sedih dan geram, dengan tatapan yang tajam.

“Apakah sampai saat ini kamu masih tidak mengerti?”

Venus menatap Vima, dan tersenyum dingin, “Pria yang aku cintai tidak mencintai aku, semuanya karena Ellen Nie, dia patut untuk mati!”

“Tetapi apa hubungannya dengan Ellen? Bintang menyukai Ellen, itu masalah pria itu, apa hubungannya dengan Ellen? Apakah kamu tidak merasa, kamu telah memperlakukan Ellen dengan terlalu kejam?” Perkataan Vima terdengar keras, karena amarahnya.

Venus tidak tersenyum lagi, dia mengernyit, dan menggelengkan kepalanya sambil menatap Vima, “Kamu tidak akan mengetahuinya. Karena dalam kehidupan ini kamu tidak pernah mencintai seseorang dari pada mencintai dirimu sendiri! Kamu begitu egois, bagaimana kamu dapat mengerti perasaanku.”

Vima menundukkan kepalanya, ekspresi di wajahnya terlihat sangat menderita, “Aku tidak pernah menyangka semua ini……aku mengira kamu hanya terlihat keras, tetapi hatimu itu baik. Tetapi kenapa kamu dapat, kenapa kamu dapat melakukan hal seperti ini?!”

“Seseorang yang meninggalkan anak kandungnya yang sedang hamil pada kondisi bahaya, tidak berhak untuk mengatakanku!” Venus berkata.

Hati Vima seperti ditumbuk oleh seseorang, sangat sakit, “Seumur hidup ini aku merasa bersalah kepada Ellen, aku berhutang padanya!”

“Kamu tidak merasa bersalah kepada siapa pun, kamu hanya merasa tidak tenang. Kamu juga tidak perlu dimaafkan oleh siapa pun, yang kamu perlukan, hanya dirimu sendiri.” Venus berkata, “Sebenarnya aku melakukan semua ini terhadap Ellen Nie karena Bintang, tetapi juga karena kamu. Kamu dan Ellen Nie bereuni di hadapanku. Hubungan kalian begitu baik, hingga aku merasa iri.”

Setelah berkata sampai sini, Venus tertegun, dan menatap Vima, “Sejujurnya, dulu aku benar-benar menganggapmu adalah ibu kandungku. Jadi ketika aku melihat kamu bersama dengan Ellen Nie, aku akan merasa iri, dan berharap wanita itu hilang dari dunia ini. Tetapi semenjak Ellen Nie diculik, dan kamu meninggalkannya, aku sudah mulai tidak berharapan padamu lagi. Kamu dapat meninggalkan anak kandungmu sendiri, apalagi terhadap anak tiri sepertiku yang tidak memiliki hubungan darah denganmu?”

Hati Vima seperti ditusuk dengan pisau, dia menatap Venus, “Aku memperlakukanmu dengan tulus. Aku benar-benar, menganggapmu sebagai anak kandungku. Venus, aku tidak pernah melakukan sesuatu yang dapat menyakitimu, untuk apa kamu menyakitiku seperti ini?”

“Menyakiti? Aku merasa aku tidak sedang menyakitimu, aku hanya mengatakan apa yang terjadi.” Venus memundurkan langkah kakinya ke belakang, dan bersandar di tepi kabinet, sambil menatap Vima, “Aku takut jika tidak mengungkapkannya, maka di dunia ini tidak ada yang akan mengetahui masalah ini lagi. Aku tidak mengetahui apakah kamu memahami kesepianku ini atau tidak.”

Bagaimana mungkin wanita itu dapat memahaminya?

Vima menatap Venus dengan tatapan yang tajam, “Hal seperti ini? Selain menculik, kamu masih pernah melakukan apa?”

Venus tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, hingga air matanya menetes.

Venus mengulurkan tangannya untuk menyeka air matanya, dan menatap Vima, “Tenang saja, aku akan mengungkapkannya kepadamu.”

Vima memegang tangannya dengan erat.

“Sebelum Rosa meninggal, aku memanfaatkan Vania Dilsen, dan membiarkan Rosa menjadi kambing hitam, untuk merancang sebuah kecelakaan, dan mencoba untuk membunuh Ellen.” Venus menatap Vima, dengan wajah yang terlihat tenang, dan seperti tidak terjadi apa-apa, “Sejauh ini, aku sungguh terharu, nyawa Ellen sangat beruntung, bahkan terdapat orang yang menggantikannya untuk meninggal!”

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu