Bretta’s Diary - Bab 881 Didesak untuk Hamil

Parker tersenyum dengan santai.

"Aku bahagia, sangat bahagia."

Sorotan mata Jilian terlihat bingung, ia tampak seperti tidak mengerti mengapa adiknya itu bisa bahagia.

"Apa kau tahu kenapa? Karena aku hanya menyukainya diam-diam, aku sama sekali tidak merusak rumah tangganya, kebahagiaannya...... Dulu aku merasa, menyukai berarti harus memiliki, harus merebut segalanya, harus menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, namun sekarang setelah dipikir-pikir, aku yang dulu itu sungguh kekanak-kanakkan."

"Bagaimana perasaanmu?" Jilian memandangi adiknya, ia merasa adiknya itu sungguh sudah dewasa.

Sifat nakal dan mudah marahnya lama-kelamaan sudah menghilang.

Saat ini, aura yang terpancar dari tubuhnya adalah aura yang snagat tenang, dan ketenangan seperti itu dulu pernah ada di dalam dirinya, ketenangan itu pula yang paling dicintai oleh Yuna.

"Iya, menyukai seseorang adalah suatu hal yang sangat membahagiakan, apalagi kalau kedua orang itu bisa saling mencintai, tentu saja, kalau tidak bisa...... hanya bisa menyukai orang itu seumur hidup, sekarang kalau dipikir-pikir, kenapa aku bisa menyukai Bretta? Mungkin karena setiap kali aku merasa sangat terpukul dan pasrah, dengan membayangkan wajahnya saja semua kekuatan dan keberanianku pun langsung bangkit kembali...... Ia memberiku sebuah kepercayaan yang tinggi, aku sangat menghormatinya, mencintainya, mengaguminya, merindukannya, peduli padanya, bahkan aku ingin terus membahagiakannya kapanpun di mana pun. Namun semua ini hanya kebahagiaanku saja, aku sama sekali tidak lelah, dua juga tidak menderita karenaku."

"Aku mengerti."

Jilian mengerti apa yang hendak dikatakan adiknya, intinya, saat ini dirinya yang berselingkuh walau sudah punya istri, sampai-sampai rumah tangganya hancur berantakan.

Namun adiknya itu hanya menyukai Bretta diam-diam dan sama sekali tidak mempengaruhi kehidupannya. Sangat berbeda dengan dirinya.

Lalu, kedua kakak beradik itu pun terdiam......

Parker tidak ingin membujuk agar kakak dan kakak iparnya itu baikan, karena ia tahu, dalam situasi seperti ini, sepatah dua patah kata saja tidak mungkin membuat mereka kembali damai.

Di dalam hati mereka ada sebuah ganjalan yang besar, hati kakak iparnya juga sudah terluka, ia tak bisa membawa-bawa nama Keluarga Xie dan anak mereka untuk melawan kakak iparnya.

Oleh karena itu, Parker tidak membujuk mereka untuk bersatu kembali, sepertinya kakaknya itu juga bisa mengerti.

Di sisi seberang sana, Beatrice dan Bruce sedang dalam perjalanan pulang ke apartemen mereka.

Mereka baru saja pergi makan malam bersama dengan Keluarga Wang.

Namun tak seperti sebelumnya, selain orang tua Bruce, orang tua Beatrice juga datang.

Ini pertama kalinya ibu dan ayah Beatrice bertemu dengan anggota Keluarga Wang dengan status besan.

Karena hubungan antara keluarga tersohor itu lumayan baik, percakapan di malam itu juga berlangsung dengan sangat baik.

Kedua belah pihak menyetujui pernikahan mereka berdua, termasuk Nyonya Besar Wang yang dulu sangat tidak setuju pada hubungan mereka berdua.

Sekarang ini, tak ada satu orang pun yang berani melawan Beatrice, atau bisa dibilang mereka semua sangat terkesan pada Beatrice.

Bagaimanapun, kalau Beatrice tidak angkat bicara, Nyonya Besar itu mungkin saat ini masih berada di panti jompo tengah gunung itu.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Beatrice menoleh ke arah Bruce.

"Aku sedang berpikir, sudah saatnya aku membuatmu hamil."

Beatrice, "......"

"Aduh...... Bruce Wang, kau sudah gila ya......"

"Tidak, tadi ayah dan ibu sudah membicarakan tentang hal ini, apa kau tidak mendengarnya?"

Bruce memegangi setir mobilnya dengan wajah tenang.

"Aku mendengarnya, tapi kan kita belum menikah?"

"Kalau begitu ayo menikah."

"Enak saja, memangnya bisa langsung menikah begitu saja, kau masih belum melamarku...... Aku tidak mau menikah denganmu." Wajah Beatrice sedikit memerah, suaranya itu terdengar sedikit centil.

"Kalau begitu aku akan melamarmu, semua permintaanmu akan kupenuhi."

"Sebaik itukah kau padaku?" Beatrice tersenyum gembira.

Bruce menghentikan mobilnya di bawah gedung apartemen, setelah mobil itu berhenti, ia pun membalikkan kepalanya dan memegang kedua tangan Beatrice.

"Beatrice, beri aku anak, anak yang banyak."

Perkataan seperti ini sepertinya hanya orang dengan sifat seperti Bruce ini saja yang bisa mengatakannya.

Sampai-sampai Beatrice pun tak tahu bagaimana membalasnya.

"Kau pikir aku ini babi, bisa melahirkan anak yang banyak?" ia memutar matanya.

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu