Bretta’s Diary - Bab 680 Menyelidiki Kebenaran

“Tak kusangka kau begitu mengenalku.” kata Bretta Hua dengan ringan.

“Hehe, harus mengenal diri sendiri dan mengenal lawan barulah bisa memenangkan seratus pertempuran, dan karena aku sedang berperang denganmu, maka aku mengerti dirimu secara detail.” Rainy Zhuo berbaring di kasur, wajahnya terlihat sedang menyusun rencana.

Amarah Bella Yin dengan cepat memuncak, “Apa tujuanmu, kau ini, kau memiliki kehidupan yang baik, kau ingin uang kami berikan, kau ingin apapun kami berikan, kau masih tidak puas? Begitu ingin menghancurkan hubungan sepasang suami istri, apakah kau tak punya sedikitpun rasa malu? Kau sungguh bermoral rendah, tidak takutkah mempunyai anak tidak...”

Bretta Hua segera mengangkat tangannya untuk menghentikan Bella Yin berbicara. Gadis ini memang seperti ini, dalam keadaan emosi ia mengatakan kata-kata yang kasar.

Namun hal ini disimpannya sendiri, tak bisa dipungkiri, sejak kecil Bretta Hua mendapat pengaruh dari neneknya, sering melafalkan mantra Buddhis, maka secara alami ia menjadi orang yang berbudi.

“Bella Yin, keluarlah dulu, ada suatu hal yang harus kubicarakan pribadi dengannya.”

“Nona...” Bella Yin merasa cemas, takut wanita ini akan melakukan sesuatu.

“Tak apa, percayalah padaku.”

Bretta Hua tersenyum, Bella Yin tak mengatakan apapun padanya, sebenarnya Bretta Hua tidak lemah, namun ia hanya tak ingin menunjukkan kemampuannya di depan orang-orang.

Setelah Bella Yin keluar, Blacky dengan patuh melangkah ke bawah kaki Bretta Hua, terlihat selalu waspada.

Bretta Hua menatap Rainy Zhuo, “Masalah Felice Zhong, apakah kau yang melakukannya?”

“Siapakah Felice Zhong?” Rainy Zhuo balik bertanya.

“Hanya ada kita berdua disini, tak perlu berpura-pura. Sejak kau tiba di kota Jiang, hal-hal aneh bermunculan satu demi satu. Pada awalnya aku tidak curiga, dan memang tidak ada masalah denganmu. Lalu dipikir-pikir, pada saat Parker Xie disengat serangga beracun, juga Felice Zhong kerasukan, dan bahkan, saat hari itu Elly Chun menggertakmu, malamnya ia kerasukan juga. Terlalu banyak kebetulan, maka tak bisa lagi disebut kebetulan, maka tak peduli apakah kau mengakuinya atau tidak, yang kukatakan adalah sebuah kebenaran.”

Pada awalnya Bretta Hua tidak begitu yakin, namun semakin lama ia semakin merasa yakin. Hal-hal yang muncul sejak kedatangan Rainy Zhuo, termasuk peristiwa kerasukan Elly Chun, alur waktunya sungguh cocok.

Bretta Hua percaya, pasti ada suatu sosok di belakang Rainy Zhuo, dan tentu saja bukanlah orang yang baik. Melihat caranya ini, ia tahu mereka adalah pendeta.

Rainy Zhuo menundukkan kepalanya dan tertawa dingin.

Suara tawa ini, Bretta Hua juga baru pertama kali mendengarnya, benar-benar membuat bulu kuduk merinding.

Di dalam tubuh Rainy Zhuo tidak ada roh halus, juga tak ada aliran Yin, dan di sekitarnya juga tidak ada makhluk halus, maka Rainy Zhuo tidak sedang kerasukan.

Namun, di belakangnya, pasti banyak antek-anteknya. Gerombolan orang ini tentu tidak baik jika dibiarkan tinggal berlama-lama di kota Jiang.

Bretta Hua bermaksud menjelaskan, lalu meminta mereka pergi, agar tidak mengganggu orang yang tak berdosa.

Saat Rainy Zhuo tertawa, Blacky meringkuk di kaki Bretta Hua, Bretta Hua menunduk dan melihat semua bulu Blacky berdiri tegak.

Saat Blacky benar-benar sangat ketakutan barulah bisa bereaksi seperti ini. Tak disangkanya, hal yang sangat menakutkan Blacky ini adalah suara tawa Rainy Zhuo.

Setelah selesai tertawa, Rainy Zhuo menatap Bretta Hua, matanya mengeluarkan cahaya yang aneh, “Bretta Hua, aku mulai menyukaimu.”

“Tidak, aku tidak butuh rasa sukamu.”

Perkataan Rainy Zhuo sungguh membuat orang tak nyaman.

“Orang sepertimu, seharusnya tidak suka menjadi seorang ibu rumah tangga, keluargamu begitu terhormat, apakah kau tidak merasa seperti burung di dalam sangkar?”

“Tidak.”

“Laki-laki itu tidak sepadan dengan segala sesuatu yang kau korbankan. Kau menganggap cinta adalah segala-galanya, suatu hari nanti, kau akan kehilangan segalanya. Percayalah padaku... kejatuhanku adalah kejatuhanmu di masa depan.”

“Saat ini, kau mengeluarkan ancaman itu juga tak ada artinya.”

“Ini bukan ancaman, akan kubuktikan padamu ini benar.” Rainy Zhuo bangkit dan menyibakkan rambutnya dengan tangannya, sebuah gerakan yang elegan.

Namun Blacky yang sedari tadi dibawah kaki Bretta Hua, tiba-tiba melompat ke kasur dan mulai mencakar-cakar dengan liar.

Bretta Hua terkejut... tak sempat menghentikannya.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu