Bretta’s Diary - Bab 381 Percobaan Terakhir Kali

Bretta Hua sangat berterima kasih kepada bantuan Lexy Feng, tetapi dia bukan tipe orang yang pandai berekspresi sehingga dia hanya bisa diam-diam mengingat kebaikan itu di dalam hatinya.

Selanjutnya, Lexy Feng membawa roh Bretta Hua ke dalam kamar tidur utama. Saat itu, Parker Xie telah pergi.

Setelah Parker Xie melihat Bretta Hua dan tanpa suara menemaninya selama beberapa menit, dia pun pergi.

Hayden Jiang masih duduk di tepi tempat tidur dan tidak bergerak, dia menatap Bretta Hua yang tertidur tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Lexy Feng menoleh dan mengangguk kepada Bretta Hua.

Bretta Hua langsung berjalan dan masuk ke dalam tubuh Lexy Feng. Kemudian, dia menghela napas dan menghampiri Hayden Jiang.

Dia menepuk pundak Hayden dari belakang, “Hayden Jiang.”

Hayden Jiang menoleh. Bretta Hua memandanginya dengan tatapan yang penuh dengan cinta yang mendalam.

Dia tahu Hayden Jiang tidak mungkin mengetahui bahwa dia adalah Bretta Hua, sehingga dia hanya hanya bisa menganggap dirinya sebagai Lexy Feng dan berbicara dengannya.

“Ada apa?” Hayden Jiang berbisik.

Bretta Hua sangat tersentuh sehingga dia tidak bisa berbicara. Beberapa detik kemudian, dia baru berkata, "Hayden Jiang, kamu sudah cukup melakukan segalanya. Jika Bretta Hua dapat merasakannya, dia akan mengerti perasaanmu, hanya ... kamu juga harus berpikir dengan logis. Apa yang akan aku katakan mungkin akan sedikit kejam bagimu, tetapi itu juga merupakan fakta. Jika Bretta Hua selamanya tidak akan bangun lagi dan akan koma selamanya, mungkin dia juga tidak ingin berada dalam keadaan itu selamanya meskipun kamu bersedia menjaganya. Jika benar-benar mustahil untuk menyelamatkannya, aku rasa Bretta Hua lebih memilih untuk mendapatkan kebahagiaan darimu.”

Hayden Jiang menyipitkan matanya, dia mengerti maksud perkataan Lexy Feng.

“Siklus hidup dan mati manusia adalah aturan dari Tuhan dan siapapun tidak bisa melanggarnya. Dibandingkan dengan alam semesta, keberadaan kami hanyalah seperti seekor semut kecil. Aku telah mempelajari ajaran Buddha bertahun-tahun dan telah memahami bahwa ada banyak hal yang tidak bisa dipaksa. Hubungan suami istri antara kamu dan Bretta Hua terjadi karena adanya hubungan di antara kalian berdua di kehidupan masa lalu. Tetapi, jika jodoh kalian tidak cukup, mungkin kamu juga harus melepaskannya karena ini semua adalah takdir. Kamu dan aku juga hanyalah manusia biasa, bagaimana mungkin kita bisa melawan aturan Tuhan? Aku merasa arwah Bretta Hua yang telah ke surga juga berharap kamu bisa hidup dengan baik.”

“Membiarkannya mati. Aku tidak sanggup melakukannya, aku lebih memilih untuk menjaga dia yang begini seumur hidupku, mungkin saja suatu hari dia akan bangun. Bahkan jika sudah berumur delapan puluh tahun, itu juga belum terlambat bagiku...... Setidaknya aku masih bisa memegang tangannya dan melihat matahari terbenam untuk terakhir kali......” Hayden Jiang memimpikan sebuah mimpi yang indah.

Bretta Hua menahan air matanya dan melanjutkan perkataannya, “Obsesi yang terlalu mendalam akan menjadi hambatan, untuk apa kamu memaksakan diri? Buddha mengatakan manusia memiliki tujuh penderitaan yaitu lahir, tua, hidup, mati, benci, cinta dan perpisahan, dan kehendak yang tidak terkabulkan. Setiap orang pasti akan menderita, siapapun akan sulit untuk lepas dari perasaan dan hasrat. Kamu masih mempunyai orang tua, keluarga, teman dan pekerjaan. Cinta hanyalah sebuah bagian dari hidupmu. Tidak ada Bretta Hua, kamu masih bisa bertemu dengan orang lain, mungkin dia hanyalah orang yang mampir di dalam hidupmu. Untuk apa kamu begitu menderita demi orang yang memiliki jodoh yang dangkal denganmu?”

"Dia bukan orang yang hanya mampir di dalam hidupku, dia adalah cinta sejatiku, dan aku juga tidak memaksa. Aku hanya tidak ingin melepaskan harapan terakhir. Aku hanya ingin menunggunya perlahan-lahan dalam dunia ini. Jika dunia ini ditutupi es dan salju, aku akan menunggunya di puncak gunung salju. Jika dunia ini dipenuhi dengan kegelapan, aku akan menunggunya dengan cahaya dalam kegelapan tersebut. Jika bunga prem berjatuhan, aku akan menunggunya di bawah pagar. Jika dia terus tidak datang dan aku telah meninggal, maka aku akan menunggunya di akhirat.”

Perkataan Hayden Jiang mengejutkan Bretta Hua lagi sehingga membuatnya tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membujuk Hayden untuk menyerah.

Lima menit berlalu dengan cepat, Bretta Hua keluar dari tubuh Lexy Feng dan dia diam-diam menyeka air matamya dengan lengan bajunya.

“Bretta Hua, aku masih ada sebuah cara ekstrem yang mungkin bisa membantumu, maukah kita mencobanya?” Setelah Lexy Feng pulih dari kejadian tersebut, dia mengutarakan ide yang sudah lama muncul dari dalam benaknya.

Bretta Hua menoleh, matanya masih bekaca-kaca.

“Tetapi sedikit berbahaya. Jika tidak berhasil, kita bertiga akan mati.” Setiap perkataan Lexy Feng diucapkan dengan jelas.

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu