Bretta’s Diary - Bab 939 Wajah yang Penuh Rasa Bersalah

Namun tak disangka, Bruce tidak mengangkat teleponnya, setelah mencoba bebebrapa saat, Hayden pun menaruh handphonenya dan menggeleng-gelengkan kepala.

Tidak diangkat, entah karena sedang ada masalah atau sedang sibuk, atau mungkin sedang marah dan tidak ingin bertemu orang-orang ini.

Tapi bukan karena ia juga marah kepada Bretta dan Hayden, tapi ia tak ingin teman-temannya itu membujuknya, rasanya dirinya ingin muntah mendengar bujukan-bujukan mereka.

Saat ini, Bruce sedang minum secangkir teh daun bunga devil's ivy.

Daun teh itu adalah daun dari tumbuhan yang hanya berada di daerah Tibet, khasiatnya untuk meredakan panas dalam.

Beberapa hari belakangan ini, Bruce dari luar terlihat biasas saja, namun sebenarnya ia sedang panas dalam, bibirnya hampir penuh dengan sariawan.

Suasana hatinya juga sangat kesal dan gelisah, itu artinya tubuhnya sedang kepanasan.

Di dalam hatinya ia tahu jelas, ia tahu ia sangat sayang pada Beatrice, namun kali ini ia benar-benar sudah sangat terluka.

Kalau tidak memberinya pelajaran, ia tidak akan rela sudah dibuat Beatrice menderita seperti ini.

Namun tak disangka, sifat Beatrice malah lebih keras kepala dari dirinya.

Ia tak hanya menamparnya di hari itu, bisa-bisanya hari ini ia menyebarkan berita kalau ia akan bertunangan dengan Stephen Zhao.

Kalau hanya berita saja yang memberitakannya, Bruce jelas tidak akan peduli, ia tahu kalau itu hanya jebakan saja.

Namun bisa-bisanya Beatrice memberi like pada Weibo Stephen, benar-benar menjengkelkan.

Ia juga sangat panik...... dadanya terasa sakit.

Apanya yang "Apa itu kau?", "Iya, aku.", apa dua orang ini sedang mengatakan kata sandi antara dua perampok, sok-sok misterius?

Saat Bruce sedang kesal, Hayden tiba-tiba meneleponnya, tentu saja ia tidak mau mengangkatnya.

Dengan menutup mata saja ia sudah tahu apa yang akan ditanyakan Hayden, ia tak tahu bagaimana menjawabnya.

Kalau dijawab sudah tak cinta, berarti berbohong.

Kalau dijawab sudah memaafkannya, juga tidak mungkin.

Jadi biarkan begini sajalah, namun hatinya memang terasa sangat kesal.

Ia pun memutuskan untuk melihat Weibo, lalu melihat foto profil Beatrice.

Bruce melotot ke arahnya, lalu melemparkan handphonenya ke atas meja, ia malas melihat wajahnya.

Namun beberapa detik kemudian, ia mengambilnya lagi.

Semakin dilihat, ia semakin marah, ia menekan-nekan wajah cantik Beatrice itu dengan kedua jarinya.

"Kau selalu bilang aku ini brengsek, siapa yang bisa mengalahkan kebrengsekanmu?" umpatnya pelan.

Jam tujuh malam itu, Brenda datang ke rumah Keluarga Hua, dan membuat Nyonya Hua terkejut.

Ia segera menelepon yang lainnya dan menyuruh mereka pulang, termasuk Habert.

Belinda, Beatrice, Bonnie, Bretta semua ada di sana, namun suami-suami mereka tidak datang, seperti sudah direncanakan terlebih dahulu.

Perut Brenda tidak terlalu kelihatan, ia juga mengenakan pakaian yang sangat sederhana.

Begitu melihat yang lainnya, ia pun tersenyum, "Kakak, dan adik-adik sekalian, hari ini aku pulang untuk meminta maaf pada kalian semua...... Setelah menjadi seorang ibu, aku baru menyadari, dulu aku terlalu kejam, bagaimanapun kurasa kita ini adalah keluarga, sebesar apa kesalahanku, kita juga tidak akan saling membenci dan menjadi musuh, iya kan?"

"Aduh, masih berlagak serigala berbulu domba?" ejek Beatrice.

"Adik Ketiga, aku paham kalau kau marah, aku tidak menyalahkanmu."

"Apa kau punya hak untuk menyalahkanku? Kau sama sekali tidak punya hak untuk menjadi kakak kami bertiga, saat Bonnie terkena masalah, kau sama sekali tidak terlihat, kau malah memilih untuk bersenang-senang dengan pria lain." Beatrice membelalakkan matanya, kalau ia disuruh menghitung semua kesalahan Brenda, ia pasti akan mengatakan semuanya langsung.

Bretta tak berkata apa-apa, ia hanya duduk di pojokan dan melihat dengan tenang.

Brenda melihat pada saudara-saudaranya, lalu melihat pada ayah ibunya.

"Ayah, Ibu, maafkan aku, sudah susah payah kalian membesarkanku, tak seharusnya aku...... Sekarang aku hamil hampir tiga bulan, sangat lelah, selalu mual dan muntah, oleh karena itu aku tahu tidak mudah menjadi seorang ibu, aku juga tahu selama ini ayah sudah mengajariku dengan sepenuh hati, aku sungguh bersalah, aku minta maaf pada kalian."

Lalu, Brenda pun berlutut di atas lantai.

Dan bersujud di hadapan kedua orang tuanya, saudara-saudaranya jgua melihatnya tanpa bersuara.

Perasaan Ayah dan Ibu Hua bercampuraduk, rasa cinta dan rasa benci yang bercampuran, namun sebenci apapun mereka pada Brenda, ia tetap adalah anak kandungnya, apa mungkin mereka akan mencekiknya sampai mati?

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu